Anak Memasuki Usia Sekolah? Begini Cara Menghadapinya

tukangkayu69

New member
3 Cara Menghadapi Tantangan Saat Anak Memasuki Usia Sekolah

kids-at-school1.jpg

img src: moaablogs.org

Apa kabar semua, kali ini kita akan membahas Cara Menghadapi Tantangan Saat Anak Memasuki Usia Sekolah. Perlu diketahui bahwa sebentar lagi semester baru akan tiba, dan tentu saja bagi anak yang sedang ada pada masa transisi menuju jenjang sekolah yang lebih tinggi perlu adanya perhatian khusus dari orang tua. Bagaimana tipsnya, mari kita lihat di bawah ini.

Saat anak memasuki usia sekolah, maka ini merupakan saat dimana ia harus menyadari bahwa ia bukan anak-anak lagi. Seringnya, anak merasa terlalu takut untuk meninggalkan zona nyaman yang akhirnya membuat sikapnya cenderung manja dan cengeng. Pada dasarnya, ini adalah sikap yang wajar, mengingat mereka sedang memasuki masa transisi dari usia balita menginjak usia sekolah. Disinilah peran orangtua menjadi sangat krusial. Ada tips yang bisa anda coba untuk mengatasi keadaan ini.

Saat anak menginjak usia 6 atau 7 tahun, sebenarnya ia mengalami peningkatan kapasaitas diri seperti kekuatan konsentrasi, pergerakan fisik, dan kematangan kognitif. Seiring dengan mulainya rutinitas baru, anak akan belajar untuk mengontrol diri terutama saat bersekolah, berteman, dan mempelajari tanggung jawab barunya. Anak yang cenderung ekspresif, biasanya akan menunjukan luapan emosi saat menjalani hari-harinya, walaupun hal ini sangat mungkin terjadi bagi anak-anak pada umumnya. Luapan emosi ini adalah bentuk dari rasa frustasi, tertekan, atau takut. Anda bisa membantunya dengan mengeksplorasi perkembangan anak melalui cara-cara dibawah ini.

1. Komunikasi

Komunikasi adalah harga mati bagi orangtua dan anak-anak. Ini sangat penting untuk mengatasi berbagai macam masalah dan bagaimana pencegahannya. Anak-anak yang cenderung terbuka dan nyaman untuk berbagi cerita atau masalah dengan orangtuanya akan merasa lebih tenang, aman, dan mampu untuk mengatasi masalahnya. Tantangannya adalah ketika anak kurang mampu untuk mengekspresikan perasaannya sehingga orangtua harus menerka-nerka bentuk emosi yang sedang dihadapi. Pada momen ini, anda harus lebih proaktif didalam membangun komunikasi dengan anak. Anda bisa coba dengan bertanya tentang harinya disekolah, atau adakah pekerjaan rumah yang bisa dibantu, dan hal-hal sejenis. Biarkan ia merasa bahwa anda akan selalu ada untuk membantunya. Dengan demikian, ia akan lebih terbuka dengan anda.

2. Ekspektasi

Biarkan anak mengerti tentang perjuangan dan kerja keras saat disekolah, karena begitulah ia akan menemukan cara untuk dapat mengenali dirinya sendiri dan membangun impian masa depan. Pada situasi ini, biasanya anak akan banyak bereksplorasi. Ia akan meminati satu hal dan bosan dan mencari hal lain. Dukung keinginannya selama itu positif. Bangun ekspektasi yang logis dengan melihat kapasitas dan kepribadian anak. Ajarkan ia untuk mengerti tentang pentinya arti suatu proses dan kegagalan, sehingga ketika mengalaminya, ia tahu bagaimana harus menghadapinya. Ini akan menghindarkan anak dari kebiasaan cengeng, mudah menyerah, mudah putus asa, dan terlalu takut untuk mencoba.

3. Optimis dan Positif

Tanamkan nilai-nilai ini ke dalam pola pikir anak selagi dini. Jika anda menginginkan anak untuk menjadi lebih sopan, anda harus memberikan contoh terlebih dahulu. Ini adalah poin yang sering sekali dilupakan oleh orangtua. Daripada mengkritik kesalahan anak, anda bisa memberikan pendekatan yang lebih hangat dengan menjelaskan padanya bahwa yang ia lakukan kurang baik, tanyakan mengapa ia bersikap demikian. Bisa jadi, anak hanya mencari perhatian anda, atau bisa jadi ia sedang mengalami suatu bentuk emosi. Anak anda adalah anak yang pintar, optimislah akan hal itu. Tuntun ia untuk mengatasi gejolak emosinya.

Seiring dengan berkembangnya anak, maka pendekatan yang harus dilakukan orangtua pun juga akan berubah. Namun, tiga hal diatas juga sangat ampuh untuk menghadapi anak di masa-masa transisinya yang lain, seperti saat akan memasuki SMP, SMA atau perguruan tinggi. Alangkah lebih baiknya jika kita sebagai orangtua tetap open-minded terhadap hal-hal baru yang mungkin sedikit banyak memperngaruhi anak-anak kita, sehingga kita pun tidak akan kehabisan akal untuk mengimbanginya. Semangat, Parents!

Taukah anda? saat ini ada 4 tipe sistem pendidikan yang sudah diterapkan di Indonesia. Namun manakah yang cocok untuk anak anda?

Nah itulah beberapa tips yang bisa membantu para orangtua untuk menghadapi anak yang sedang berada di masa transisi masuk sekolah. Bila ada tips yang lain jangan ragu untuk berbagi ya!
 
Last edited by a moderator:
Seharunya sekolah itu gak perlu pakai seragam yang formal, yang penting pakaiannya sopan dan ada tanda pengenal yang selalu dipakai ketika disekolah.
 
Seharunya sekolah itu gak perlu pakai seragam yang formal, yang penting pakaiannya sopan dan ada tanda pengenal yang selalu dipakai ketika disekolah.

Semacam anak" pesantren atau Anak Kuliahan ya non ?
Kan mereka pakai baju bebas tuh yang terpenting rapih aja
Sekarang banyak anak sekolah pakai baju seragam namun tidak rapihm (bahkan tidak serapi saat bertemu seseorang ang disukai) hehe
 
Ortu jangan biasakan nungguin anak di sekolah. Karena hal tsb bisa menghambat kemampuan anak untuk mandiri.
 
Back
Top