Upaya kudeta gagal, Presiden Erdogan bersihkan tubuh militer

spirit

Mod
160715231236_turkey_tanks_640x360_getty.jpg

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kudeta tidak akan berhasil dan dia sudah memegang kendali.
  • Pasukan militer yang loyal kepada Presiden Erdogan menyatakan telah berhasil menggagalkan upaya kudeta.
  • Sebelumnya, sebuah kelompok militer Turki mengumumkan bahwa mereka telah mengambil alih kekuasaan.
  • Presiden Erdogan menuding ada "sebuah faksi di tubuh militer melancarkan gerakan pengkhianatan.
  • Sejumlah tentara dilaporkan sudah menyerah dan ditangkap.
  • Sedikitnya 60 orang tewas dan sebanyak 336 orang ditahan terkait upaya kudeta.
  • Selamat datang dalam laporan langsung terkait kelompok militer yang mengatakan telah mengambil alih kekuasaan di Turki. Jerome Wirawan, Endang Nurdin, dan Mohamad Susilo akan memandu laporan ini.

Peristiwa-peristiwa penting dalam upaya kudeta di Turki

Upaya kudeta terlihat pada pukul 19.30 waktu setempat atau pukul 23.30 WIB pada Jumat (15/07) , ketika sejumlah tank ditempatkan di beberapa jembatan penting di Istanbul.

Sesaat kemudian pasukan militer tampak di ibu kota Ankara dan sejumlah pesawat tempur militer mulai melintas di sekitar Istanbul.

Sebuah kelompok militer, yang merupakan bagian dari Angkatan Bersenjata Turki, menyatakan bahwa ‘Dewan Perdamaian’ kini menduduki negara. Jam malam dan status darurat pun diberlakukan.

Serangkaian ledakan terdengar dekat Lapangan Taksim di Istanbul. Ledakan serupa juga terjadi di gedung parlemen Turki di Ankara.

Stasiun televisi CNN Turk diduduki sejumlah serdadu dan tayangan diputus secara paksa.
Kepada stasiun televisi nasional Turki, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan pernyataan menggunakan telepon selulernya. Dia menyeru kepada rakyat Turki untuk turun ke jalan dan menentang kudeta.

Massa dalam jumlah besar menghadapi para serdadu pro-kudeta. Tak lama kemudian suara tembakan dan ledakan terdengar. Sedikitnya 60 orang tewas dalam insiden ini.
Beberapa jam kemudian, Presiden Erdogan kembali dari liburannya. Dia tiba di Bandara Ataturk, Istanbul, dengan disambut para pendukungnya. Dia menuding upaya kudeta adalah gerakan pengkhiatan dan harus ada pembersihan di tubuh militer. Dia mengklaim bahwa dirinya memegang kendali kekuasaan.

Perdana Menteri Binali Yildirim memerintahkan militer untuk menembak jatuh pesawat udara yang digunakan para pengudeta.

Setidaknya 60 orang tewas dan lebih dari 700 personel Angkatan Bersenjata Turki ditahan.


~BBC.com
 
12:09
Tank-tank ditelantarkan

Ketika pagi tiba di Kota Istanbul, warga menyaksikan sejumlah tank ditelantarkan di pinggir jalan. Beberapa polisi tampak berjaga-jaga di sekitar tank dan warga bebas mengabadikan momen tersebut.

160716044716_turki_kudeta_tank_640x360_epa.jpg


160716045910_turki_kudeta_polisi_624x700_getty.jpg


12:06
Ratusan serdadu ditahan

Kantor berita AFP melaporkan sebanyak 754 personel Angkatan Bersenjata Turki ditahan terkait keterlibatan upaya kudeta.

Kantor berita Anadolu mengutip keterangan seorang pejabat Turki yang mengatakan 29 perwira berpangkat kolonel dan lima berpangkat jenderal telah dipindahkan dari jabatan mereka.

11:50
'60 orang tewas dan 336 orang ditahan'

Kantor berita Reuters mengutip keterangan seorang pejabat Turki yang mengatakan sedikitnya 60 orang tewas. Sementara itu, Kementerian Kehakiman menyatakan sebanyak 336 orang ditahan terkait upaya kudeta.

11:16
Beberapa pesawat F-16 serang tank pro-kudeta

Seorang pejabat kepresidenan Turki mengatakan beberapa pesawat F-16 telah melancarkan serangan udara terhadap sejumlah tank yang ditempatkan oleh para pendukung kudeta di luar istana presiden di Ankara.
 
10:56
Siapa Fethullah Gullen?

Beberapa jam lalu, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa upaya kudeta dilakukan oleh 'struktur paralel'. Pada masa lalu, istilah 'struktur paralel' ia gunakan untuk mengacu kepada Fethullah Gullen.

Lalu siapa Fethullah Gullen? Gullen, seorang ulama berusia 70-an tahun, sejatinya pernah menjadi teman dekat Erdogan. Namun, belakangan Erdogan menuding Gullen mencoba menggulingkannya. Gullen pindah ke Amerika Serikat sejak tahun 1997 dan tinggal di Negara Bagian Pennsylvania.

Ajaran Gulen berkembang menjadi Gerakan Hizmet, aliran Islam yang toleran, dan diyakini memiliki jutaan pengikut di sekitar 150 negara.

Banyak di antara pengikut Gerakan Hizmet berasal dari kalangan kepolisian dan kehakiman yang berpengaruh di Turki

110527125637_gullen.jpg


~BBC.com
 
Pasukan Pro-Kudeta Turut Serang Markas Intelijen Turki

pasukan-pro-kudeta-turut-serang-markas-intelijen-turki-fKr.JPG

Menurut salah seorang sumber di tubuh intelijen Turki, markas besar intelijen dibombardir oleh helikopter militer saat upaya kudeta itu berlangsung. (Reuters)​

ANKARA - Bukan hanya Gedung Parlemen, Istana Kepresidenan dan pangkalan militer yang menjadi sasaran serangan pasukan pro-kudeta, markas besar intelijen Turki turut menjadi sasaran pasukan pro-kudeta yang dipimpin oleh Kolonel Muharrem Kose.

Menurut salah seorang sumber di tubuh intelijen Turki, markas besar intelijen dibombardir oleh helikopter militer saat upaya kudeta itu berlangsung. Bukan hanya itu, pasukan pro-kudeta juga menembaki markas intelijen dari darat.

"Markas badan intelijen Turki diserang oleh helikopter militer dan ditembaki selama kudeta militer, semalam. Serangan ini melukai sedikitnya tiga orang," kata sumber tersebut, seperti dilansir Reuters pada Jumat (16/7).

"Kepala intelijen, Hakan Fidan, berada di lokasi yang aman saat serangan itu terjadi dan terus-menerus melakukan kontak dengan Presiden Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Binali Yildirim," sambungnya.

Sumber itu menambahkan, Badan Intelijen masih bekerja dengan Angkatan Bersenjata, polisi dan pemerintah untuk melawan pasukan pro-kudeta, yang saat ini masih beroperasi di Istanbul dan juga Ankara.

~sindonews.com
 
Ini Dia Sosok Dibalik Kudeta Turki

kolonel-muharrem-kose_20160716_155708.jpg

Kolonel Muharrem Kose, sosok ini disebut-sebut sebagai sosok dibalik upaya kudeta yang berlangsung di Turki. (Istimewa)

Kolonel Muharrem Kose, sosok ini disebut-sebut sebagai sosok dibalik upaya kudeta yang berlangsung di Turki. Upaya kudeta di Turki berlangsung pada Jumat malam waktu setempat, atau Sabtu (16/7) dinihari waktu Indonesia barat.

Kose, seperti diberitakan kantor berita Turki, Anadolu News Agency bukanlah anggota militer aktif. Dia diketahui telah dipecat secara tidak hormat dari militer Turki pada bulan Maret lalu.

Anadolu melaporkan, Kose dipecat karena dituding memiliki hubungan dengan tokoh anti-pemerintah yang saat ini berada di Amerika Serikat (AS), Fethullah Gulen.

Tidak lama setelah dipecat, Kose mengumumkan pembentukan Dewan Perdamaian, yakni pemerintah sementara untuk memulihkan demokrasi dan hak asasi manusia di Turki yang disebut-sebut mulai dilucuti oleh pemerintah Turki dibawah pimpinan Tayyip Erdogan.

Dengan bantuan personil yang setia kepada dirinya, Kose melancarkan aksi kudeta semalam. Dia berhasil merebut stasiun televisi TRT, menduduki jembatan, dan Bandara Internasional Ataturk.

Namun, aksi Kose dan pasukannya tidak bertahan lama. Mereka berhasil dipukul mundur oleh pasukan Turki yang setia kepada Erdogan, setelah sebelumnya sempat terjadi pertempuran antara dua kubu tersebut di Ankara.

~sindonews.com
 
Erdogan: Mereka yang Terlibat Upaya Kudeta Akan Membayar Mahal

erdogan-mereka-yang-terlibat-upaya-kudeta-akan-membayar-mahal-xcS.jpg

Presiden Turki Tayyip Erdogan memastikan bagi siapapun yang terlibat dalam upaya kudeta akan membayar dengan harga yang sangat mahal. (Reuters)

Presiden Turki Tayyip Erdogan memastikan bagi siapapun yang terlibat dalam upaya kudeta akan membayar dengan harga yang sangat mahal. Hukuman yang sangat berat akan menanti bagi mereka yang terlibat dalam upaya tersebut.

"Mereka yang bertanggung jawab akan membayar harga tertinggi dan menjawab pengkhianatan ini," ucap Erdogan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Sabtu (16/7).

Dia mengatakan upaya kudeta ini memiliki dampak positif, yakni dia dapat mengetahui mana anggota militer yang tidak setia kepada negara, dan mana yang setia. "Upaya ini adalah berkah dari Allah, karena akan memungkinkan kita untuk membersihkan militer dari pemberontak," ucapnya.

Erdogan berjanji akan terus mendukung rakyatnya dan mengatakan kudeta akan sepenuhnya ditekan. Dia juga menekankan bahwa Perdana Menteri Turki telah memberikan perintah untuk membasmi setiap aksi dari udara. Jet tempur sudah melakukan manuver untuk menghancurkan setiap helikopter militer yang beroperasi.

Sementara itu, dikesempatan yang sama, Erdogan mengatakan sangat kagum dengan apa yang ditampilkan oleh warganya. Hampir seluruh warga Turki turun kejalan untuk melakukan perlawanan terhadap pasukan yang melakukan upaya kudeta.

"Mereka yang berkeliling dengan menggunakan tank akan harus kembali ke tempat mereka berasal. Satu hal yang paling penting sekarang adalah bahwa jutaan warga Turki berada di jalan-jalan. Saya tidak pernah percaya pada kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatan rakyat," katanya.

~sindonews.com
 
Pemimpin Kudeta Turki Tewas Dikeroyok Pendukung Pemerintahan Erdogan

00118034.jpg

Upaya kudeta untuk menggulingkan pemerintahan Erdogan di Turki dilakukan salah satu faksi militer pada Jumat (15/7) malam. Tak berlangsung lama, Pemerintah turki mengklaim telah menggagalkan kudeta ini pada Sabtu (16/7) dini hari waktu setempat.

Dilansir melalui Dailymail, pemimpin kudeta yakni Kolonel Muharrem Kose tewas dalam kudeta itu. Muharrem dikabarkan tewas dikeroyok oleh pendukung Presiden Erdogan.

Muharrem sendiri dulunya menjabat di Departemen Penasehat Hukum Militer sebelum dipecat pada Maret 2016. Pemecatan itu lantaran pemerintah sudah mencium adanya rencana kudeta yang akan dilakukan Muharrem.

Dalam kudeta tersebut, pasukan Muharrem sempat menguasai televisi pemerintah TNT News station, jembatan dan bandara internasional Ataturk. Pasukan pemberontak itu kemudian berhasil dipukul mundur oleh militer yang setia pada Presiden Erdogan.

~wowkeren
 
provokator nya harus di hukum mati ini ,, soalnya sudah berupaya merusak kedaulatan negara,, negara sudah dibangun susah susah dan dijaga kestabilannya, eh malah mau dikudeta dengan alasan yang nggak jelas,

pasti malu banget itu provokator yang sudah gagal , harus dibasmi smp akar akarnya biar nggak tumbuh bibit bibit provokator baru nih,
 
provokator nya harus di hukum mati ini ,, soalnya sudah berupaya merusak kedaulatan negara,, negara sudah dibangun susah susah dan dijaga kestabilannya, eh malah mau dikudeta dengan alasan yang nggak jelas,

pasti malu banget itu provokator yang sudah gagal , harus dibasmi smp akar akarnya biar nggak tumbuh bibit bibit provokator baru nih,

ditengarai provokatornya adalah seorang ulama turki Fethullah Gullen yang tak sepaham dgn gaya sekulerisme Turki. Dia sekarang berada di amerika (suaka politik)

pemimpin yang dicintai rakyatnya itu akan sangat sulit di kudeta...

seperti halnya thailand yang paling sering kudeta yang dilakukan para militernya
 
Amel Carla Terus Menangis Saat Terjebak di Bandara Turki

1918136amel-carla780x390.jpg

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktris Amel Carla dan keluarga sempat terjebak di Bandara Internasional Ataturk, Istanbul, Turki, selama 12 jam pada Jumat (15/7/2016).

Hal itu terjadi setelah bandara tersebut ditutup sebagai imbas dari upaya kudeta militer terhadap pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Ditemui di rumahnya di kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (17/7/2016), ibu Amel, Oktarina, menuturkan, selama itu Amel terus menangis karena suasana di bandara sangat menegangkan.

"Selama kejadian, kami cari tempat yang aman. Kami udah pasrah dan berdoa terus. Amel tuh nangis terus di sana. Ada suara tembakan, nangis. Lihat orang lari-larian, nangis," tutur Oktarina.

Amel pun tampak tersipu dan sesekali ikut tertawa ketika Oktarina mengisahkan hal itu pada awak media.

Saat itu, Amel dan keluarga singgah di Bandara Ataturk untuk transit dari Amsterdam, Belanda, menuju Indonesia.

Setelah dua belas jam terjebak dan situasi benar-benar aman terkendali, mereka pun akhirnya dapat pulang ke tanah air. (Regina Kunthi Rosary)
 
Kudeta itu apa?

Media massa dan para pengamat di dalam dan di luar Turki, Senin (18/7), masih terus mengulas upaya kudeta yang gagal di Turki pada Jumat (15/7/2016) malam.

Media dan pengamat masih terkejut terhadap usaha kudeta yang kemudian bisa ditumpas hanya dalam tempo lima jam.

Segera muncul pula banyak analisis tentang mengapa upaya kudeta di Turki kali ini begitu cepat bisa ditumpas.

Padahal, empat kudeta di Turki sebelum ini, yakni kudeta tahun 1960, 1971, 1980, dan 1997, berhasil mulus.

Banyak analis menyebut, wajah peta politik di Turki sudah jauh berbeda antara dahulu dan sekarang.

Empat kudeta militer sebelum ini digerakkan dalam konteks peta perpolitikan Turki zaman dahulu, yakni pertarungan antara kaum Islamis dan kaum sekuler.

Kudeta militer di Turki saat itu selalu berhasil gemilang karena mengusung dalih menjaga ajaran sekuler pendiri Turki modern, Mustafa Kemal Ataturk.

Aksi kudeta militer saat itu pun langsung mendapat dukungan berbagai komunitas dan partai sekuler, terutama yang beraliran ideologi Ataturkisme, seperti Partai Rakyat Republik (CHP).

Seperti dimaklumi, pasca berdirinya Turki modern tahun 1923, pertarungan sengit antara kaum Islamis dan kaum sekuler muncul lagi di panggung politik Turki.

Terutama sejak 1950-an hingga kemenangan mutlak Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pada pemilu tahun 2002.

Setelah tahun 2002 hingga sekarang, kubu Islamis yang dipimpin AKP memegang kendali politik dan ekonomi.

Dalam waktu yang sama, ada kekuatan Islamis lain, yaitu Jamaah Fethullah Gulen yang dikenal dengan sebutan Gulenis atau Hezmet.

Teman seperjuangan

Gulen sejatinya adalah teman seperjuangan Recep Tayyip Erdogan dalam membangun kekuatan Islamis di Turki sejak tahun 1970-an.

Kejayaan Islamis di Turki sejak tahun 2002 juga sekaligus mengangkat pamor Jamaah Fethullah Gulen.

Dengan kata lain, setelah tahun 2002, Erdogan dan Gulen sama-sama berada pada masa kejayaannya.

Akan tetapi, belakangan, persisnya sejak tahun 2010, mulai muncul di permukaan konflik antara Erdogan dan Gulen, alias mereka pecah kongsi.

Saat itu konflik dua sahabat lama itu dipicu oleh aksi Gulen mengkritik keras pemerintahan Erdogan yang mendukung pengiriman kapal Mavi Marmara untuk menembus blokade Jalur Gaza pada tahun 2010.

Bagi Erdogan saat itu, pengiriman kapal Mavi Marmara merupakan bagian dari pertarungan regional dengan Israel.

Sejak itu, Erdogan dan kubunya mulai menabuh genderang tentang adanya negara tandingan (parallel state) atau negara dalam negara yang merongrong kedaulatan negara Turki.

Nama negara bayangan adalah sebutan untuk jaringan Jamaah Fethullah Gulen yang saat itu dituduh berusaha membangun pengaruh di semua lini lembaga negara, seperti militer, kepolisian, dan peradilan.

Pada kenyataannya, gerakan Gulenis memang sudah merasuk jauh ke tubuh militer, kepolisian, dan peradilan.

Karena itu, dalam lima tahun terakhir ini, bisa disebut panggung politik Turki diwarnai perseteruan sengit antara Gulen (Islamis) dan Erdogan (Islamis), bukan lagi pertarungan kaum Islamis melawan kaum sekuler.

Islamis vs Islamis

Upaya kudeta militer pada Jumat malam lalu adalah bagian dari konflik Gulen-Erdogan itu atau Islamis vs Islamis.

Itulah sebabnya, kubu sekuler, termasuk CHP, menolak keras kudeta militer tersebut karena kubu sekuler melihat itu akibat konflik internal Islamis, bukan Islamis versus sekuler.

Kudeta militer kali ini juga sudah tidak lagi mengusung jargon menjaga ajaran sekuler Ataturk, seperti kudeta sebelumnya.

Sikap kubu sekuler itu bukan karena mendukung Erdogan, tetapi semata-mata demi kepentingan lebih besar lagi, yaitu menjaga kehidupan demokrasi.

Hal itulah yang menyebabkan militer pro kudeta menggempur gedung parlemen di Ankara, karena partai-partai politik dari semua aliran ideologi menolak kudeta militer.

Itu pula yang menjadi faktor pecahnya militer, antara pro dan kontra kudeta. Bahkan, sebagian besar satuan militer menolak kudeta.

Akhirnya upaya kudeta itu gagal total lantaran tidak mendapat dukungan dari sebagian besar satuan militer, partai-partai politik, dan terutama rakyat Turki dari semua golongan dan aliran ideologinya. (Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir)

(Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Juli 2016, di halaman 8 dengan judul "Peta Politik Pasca Kudeta Gagal").

Post By : Jamu Kuat pria sidomuncul
 
Re: Kudeta itu apa?

Banyak Buku Karya Fethullah Gulen di SBBS Sragen

IeXFQT1rHd.jpeg

Beberapa buku karangan Gullen di SBBS Sragen, Jateng. (Metrotvnews.com/Pythag Kurniati)

Metrotvnews.com, Sragen: SMP dan SMA Negeri Sragen Bilingual Boarding School (SBBS) disebut-sebut sebagai salah satu sekolah yang terkait dengan Fethullah Gulen. Kedutaan besar Turki meminta sekolah ini ditutup.

Saat Metrotvnews.com mengunjungi sekolah di Jalan Gemolong Asri No 1 Gemolong, Sragen, Jawa Tengah, tersebut ternyata banyak ditemui buku-buku karangan Fethullah Gulen.

Buku-buku tersebut ditulis dengan bahasa asing, namun lebih banyak menggunakan bahasa Turki. Beberapa di antaranya berjudul Kur'an 'dan Idrake Yansiyanlar; Olumsuzluk Iksiri; Ruhumuzun Heykelini Dikerken; Kendi Dunyamiza Dogru; dan Question and Answer About Faith. Semua buku itu merupakan karangan Fethullah Gulen.

Wakil Kepala Sekolah SBBS, Arie Mayang, mengatakan, curiga sejak pertama melihat buku-buku Fethullah Gulen. "Pertama saya kira itu hanya mengenalkan tokoh dunia saja. Tapi setelah saya cermati ternyata bukunya banyak yang dikarang oleh Fethullah Gulen," kata dia, Jumat (29/07/2016).

Buku%20Gullen%202_pythag.jpeg

Beberapa buku karangan Gullen di SBBS Sragen, Jateng. (Metrotvnews.com/Pythag Kurniati)

Bukan hanya buku, Arie mengatakan, ada siswa yang mengaku pernah ditunjukkan video mengenai Fethullah Gulen oleh guru asing. Selain buku-buku, ada beberapa majalah yang ditulis Pasiad dalam bahasa Indonesia.

Pasiad merupakan organisasi nirlaba yang digagas oleh pengusaha-pengusaha Turki. Sasarannya, kegiatan sosial dan pendidikan. Di awal pendirian SBBS kerja sama dengan Parsiad. Kerja sama berhenti sejak November 2015.

Arie mengaku setelah memutus kerja sama dengan Pasiad, buku-buku tersebut disimpan oleh pihak sekolah.

Sementara, salah seorang siswa SBBS, Anditya Bayu, 16, mengatakan guru-guru asing tidak pernah mewajibkan siswa membaca buku-buku Fethullah Gulen. Guru hanya merekomendasikan. "Kami tidak pernah beli, namun kami dapat membaca secara gratis," kata dia.

Saat ditanya kapan pertama kali Anditya mengenal Fethullah Gulen melalui buku, dia menjawab sejak duduk di bangku SMP. Sejak SMP, lanjutnya, siswa telah diajarkan bahasa Turki dua jam pelajaran dalam satu minggu.
 
Amel Carla Terus Menangis Saat Terjebak di Bandara Turki

1918136amel-carla780x390.jpg

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktris Amel Carla dan keluarga sempat terjebak di Bandara Internasional Ataturk, Istanbul, Turki, selama 12 jam pada Jumat (15/7/2016).

Hal itu terjadi setelah bandara tersebut ditutup sebagai imbas dari upaya kudeta militer terhadap pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Ditemui di rumahnya di kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (17/7/2016), ibu Amel, Oktarina, menuturkan, selama itu Amel terus menangis karena suasana di bandara sangat menegangkan.

"Selama kejadian, kami cari tempat yang aman. Kami udah pasrah dan berdoa terus. Amel tuh nangis terus di sana. Ada suara tembakan, nangis. Lihat orang lari-larian, nangis," tutur Oktarina.

Amel pun tampak tersipu dan sesekali ikut tertawa ketika Oktarina mengisahkan hal itu pada awak media.

Saat itu, Amel dan keluarga singgah di Bandara Ataturk untuk transit dari Amsterdam, Belanda, menuju Indonesia.

Setelah dua belas jam terjebak dan situasi benar-benar aman terkendali, mereka pun akhirnya dapat pulang ke tanah air. (Regina Kunthi Rosary)
iya kasihan bener si amel karla ke jebak pas kejadian kudeta..
 
Re: Kudeta itu apa?

Media massa dan para pengamat di dalam dan di luar Turki, Senin (18/7), masih terus mengulas upaya kudeta yang gagal di Turki pada Jumat (15/7/2016) malam.

Media dan pengamat masih terkejut terhadap usaha kudeta yang kemudian bisa ditumpas hanya dalam tempo lima jam.

Segera muncul pula banyak analisis tentang mengapa upaya kudeta di Turki kali ini begitu cepat bisa ditumpas.

Padahal, empat kudeta di Turki sebelum ini, yakni kudeta tahun 1960, 1971, 1980, dan 1997, berhasil mulus.

Banyak analis menyebut, wajah peta politik di Turki sudah jauh berbeda antara dahulu dan sekarang.

Empat kudeta militer sebelum ini digerakkan dalam konteks peta perpolitikan Turki zaman dahulu, yakni pertarungan antara kaum Islamis dan kaum sekuler.

Kudeta militer di Turki saat itu selalu berhasil gemilang karena mengusung dalih menjaga ajaran sekuler pendiri Turki modern, Mustafa Kemal Ataturk.

Aksi kudeta militer saat itu pun langsung mendapat dukungan berbagai komunitas dan partai sekuler, terutama yang beraliran ideologi Ataturkisme, seperti Partai Rakyat Republik (CHP).

Seperti dimaklumi, pasca berdirinya Turki modern tahun 1923, pertarungan sengit antara kaum Islamis dan kaum sekuler muncul lagi di panggung politik Turki.

Terutama sejak 1950-an hingga kemenangan mutlak Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pada pemilu tahun 2002.

Setelah tahun 2002 hingga sekarang, kubu Islamis yang dipimpin AKP memegang kendali politik dan ekonomi.

Dalam waktu yang sama, ada kekuatan Islamis lain, yaitu Jamaah Fethullah Gulen yang dikenal dengan sebutan Gulenis atau Hezmet.

Teman seperjuangan

Gulen sejatinya adalah teman seperjuangan Recep Tayyip Erdogan dalam membangun kekuatan Islamis di Turki sejak tahun 1970-an.

Kejayaan Islamis di Turki sejak tahun 2002 juga sekaligus mengangkat pamor Jamaah Fethullah Gulen.

Dengan kata lain, setelah tahun 2002, Erdogan dan Gulen sama-sama berada pada masa kejayaannya.

Akan tetapi, belakangan, persisnya sejak tahun 2010, mulai muncul di permukaan konflik antara Erdogan dan Gulen, alias mereka pecah kongsi.

Saat itu konflik dua sahabat lama itu dipicu oleh aksi Gulen mengkritik keras pemerintahan Erdogan yang mendukung pengiriman kapal Mavi Marmara untuk menembus blokade Jalur Gaza pada tahun 2010.

Bagi Erdogan saat itu, pengiriman kapal Mavi Marmara merupakan bagian dari pertarungan regional dengan Israel.

Sejak itu, Erdogan dan kubunya mulai menabuh genderang tentang adanya negara tandingan (parallel state) atau negara dalam negara yang merongrong kedaulatan negara Turki.

Nama negara bayangan adalah sebutan untuk jaringan Jamaah Fethullah Gulen yang saat itu dituduh berusaha membangun pengaruh di semua lini lembaga negara, seperti militer, kepolisian, dan peradilan.

Pada kenyataannya, gerakan Gulenis memang sudah merasuk jauh ke tubuh militer, kepolisian, dan peradilan.

Karena itu, dalam lima tahun terakhir ini, bisa disebut panggung politik Turki diwarnai perseteruan sengit antara Gulen (Islamis) dan Erdogan (Islamis), bukan lagi pertarungan kaum Islamis melawan kaum sekuler.

Islamis vs Islamis

Upaya kudeta militer pada Jumat malam lalu adalah bagian dari konflik Gulen-Erdogan itu atau Islamis vs Islamis.

Itulah sebabnya, kubu sekuler, termasuk CHP, menolak keras kudeta militer tersebut karena kubu sekuler melihat itu akibat konflik internal Islamis, bukan Islamis versus sekuler.

Kudeta militer kali ini juga sudah tidak lagi mengusung jargon menjaga ajaran sekuler Ataturk, seperti kudeta sebelumnya.

Sikap kubu sekuler itu bukan karena mendukung Erdogan, tetapi semata-mata demi kepentingan lebih besar lagi, yaitu menjaga kehidupan demokrasi.

Hal itulah yang menyebabkan militer pro kudeta menggempur gedung parlemen di Ankara, karena partai-partai politik dari semua aliran ideologi menolak kudeta militer.

Itu pula yang menjadi faktor pecahnya militer, antara pro dan kontra kudeta. Bahkan, sebagian besar satuan militer menolak kudeta.

Akhirnya upaya kudeta itu gagal total lantaran tidak mendapat dukungan dari sebagian besar satuan militer, partai-partai politik, dan terutama rakyat Turki dari semua golongan dan aliran ideologinya. (Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir)

(Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Juli 2016, di halaman 8 dengan judul "Peta Politik Pasca Kudeta Gagal").

Post By : Jamu Kuat pria sidomuncul
oooh begitu tohh mkasd nya kudeta..
 
Back
Top