Hiruk-pikuk Pilkada DKI Jakarta

spirit

Mod
Rizal Ramli Tandingi Ahok di Pilkada DKI

182033_811537_Rizal_Ramli.jpg

Kelompok relawan pendukung Joko Widodo yang tergabung dalam Jaringan Nasional Indonesia Baru (JNIB) mengharapkan Rizal Ramli tak berkecil hati karena dicopot dari kursi menteri. JNIB justru berharap Rizal maju pada pemilihan kepala daerah DKI Jakarta.

Ketua JNIB, Wignyo mengatakan, Rizal saat dalam posisi sebagai pengambil keputusan selalu berempati pada rakyat kecil. Menurut dia, sosok Rizal bisai ditandingkan dengan kebijakan Ahok yang sering menggusur rakyat miskin dan mengutamakan pemilik modal besar.

“Dibandikan dengan Ahok, Rizal lebih berpihak pada wong cilik. Contoh jelas adalah dalam kasus reklamasi,” kata Wignyo dalam siaran pers ke media, Jumat (29/7).

Ia menambahkan, jiwa nasionalisme Rizal juga sangat menonjol. Misalnya, Rizal menolak perpanjangan kontrak untuk Freeport di Papua, sekaligus meluruskan kontrak-kontrak migas yang merugikan Indonesia.

“Pak Rizal jelas lebih pro ke Nawacita. Ia menentang ekonomi liberal,” tegas Wignyo.

Selain itu, kata Wignyo, selama Rizal duduk di posisi-posisi penting di pemerintahan, selalu jauh dari kasus korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal itu berbeda dengan Ahok yang sempat beberapa kali diperiksa sebagai saksi dalam berberapa kasus korupsi.

Karenanya Wignyo berharap ada partai politik yang berani mengusung Rizal. JNIB pun akan mendekati partai-partai politik agar bisa mencalonkan Rizal.

“Parpol beruntung jika melirik Rizal Ramli sebagai salah satu kandidat gubernur DKI Jakarta untuk menandingi Ahok. JNIB akan melakukan upaya dan meyakinkan parpol agar Rizal Ramli dapat diterima,” pungkasnya.(ara/jpnn)

~jpnn.com
 
Prabowo Pilih Sandiaga Uno jadi Balon Gubernur DKI

211229_235522_sandiaga_uno.jpg

Partai Gerindra akhirnya sudah punya jagoan untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2017. Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto telah menginstruksikan seluruh kader dan jaringan partai agar memenangkan Sandiaga Uno.

Instruksi disampaikan Prabowo dalam Rakornas DPP Gerindra di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/7) malam. "Iya itu di rakornas, tapi secara umum belum diumumkan. Tadi putus di rakornas bahwa Gerindra akan mencalonkan Sandiaga sebagai kepala daerah," kata Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Arif Puyuono menjawab JPNN.com.

Saat ditanya apakah keputusan rakornas itu menjadi final atau masih ada kemungkinan berubah, Arif menjawab tegas bahwa hal itu disampaikan langsung oleh Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

"Pak Prabowo sendiri yang ngomong, ya sudah 99,99 persen lah. Nanti akan diumumkan secara resmi oleh partai. Keputusan ini mendengarkan aspirasi dari bawah, apapun Sandiaga adalah kader terbaik Gerindra," jelasnya.

Saat ditanya kapan secara resmi pencalonan Sandiaga akan diumumkan, Arif menjawab bahwa partainya akan mempersiapkan dulu secara matang deklarasi tersebut, terutama menjalin komunikasi dengan partai lain.

Gerindra sadar, meski menjadi partai terbedar kedua di DKI, namun tidak bisa mengusung sendiri calonnya. Karena itu peran Sandiaga juga penting untuk meyakinkan partai lain.

"Kan gerindra tidak bisa nyalonin sendiri. Artinya Sandiaga juga harus bisa berusaha meyakinkan partai lain mendukung dia. Kalau di Gerindra sudah 99,99 persen, pasti dukung Sandiaga," tandasnya. (fat/jpnn)

~jpnn.com
 
38 Persen Tagar #BalikinKTPGue Berasal dari Akun Bot

042887500_1466321569-20160619-Musda-Golkar-FF-3.jpg

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berpidato saat Musda DPD Partai Golkar DKI Jakarta di Jakarta, (19/6).Golkar memberi dukungan kepada Basuki Tjahaja Purnama untuk maju dalam pilgub mendatang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Bandung - Ramainya tagar #BalikinKTPGue ternyata memang banyak digerakkan oleh netizen sungguhan, sekalipun hampir 40 persen di antaranya berasal dari akun bot.

Denny Charter, Direktur Eksekutif Indexpolitica, penyedia platform analisis big data, mengatakan bahwa pihaknya mengumpulkan data percakapan di media sosial dalam dua hari terakhir.

Hasilnya, kata dia, 47,18 persen yang memasang tagar tersebut adalah netizen sungguhan. Mereka kemungkinan besar memang menyatakan kekecewaannya dan penuh kesadaran memasang tagar tersebut.

"Sebanyak 14,79 persen lainnya adalah buzzer, terindikasi satu orang minimal punya dua akun, mereka yang dibayar guna meramaikan tagar tersebut. Lalu 38,03 persen sisanya berasal dari bot, yang menggunakan mesin agar bisa berkicau otomatis dan jadi ramai," ujar Denny kepada Tekno Liputan6.com, Jumat (29/7/2016) sore.

078134800_1468921704-20160719--Gubernur-DKI-Jakarta-Basuki-Tjahaja-Purnama-Ahok--Herman-Zakharia2.jpg

Denny melanjutkan, bot ini bisa diatur oleh peranti lunak tertentu, termasuk menentukan jam dan redaksi bahasa, sehingga validitas dan keaslian kontennya diragukan atau dalam kata lain digerakkan oleh orang yang kontra Ahok.

099649100_1469791926-Perbandingan_Akun_yang_Meramaikan_Tagar_Balikin_KTP_Gue_-_Indexpolitica.jpg

Perbandingan Akun yang Meramaikan Tagar Balikin KTP Gue - Indexpolitica

"Tagar sebenarnya memang bisa diatur, bisa di-setting. Tidak semuanya alamiah, tapi belum tentu pula semuanya rekayasa. Yang pasti, apa pun polanya, semua bisa menjadi trending topic," tutur Denny melanjutkan penjelasannya.

Ia menduga 47,18 persen netizen sungguhan bisa jadi berasal dari simpatisan Ahok yang kecewa dengan keputusan Ahok memilih jalur partai politik. Atau, bisa juga berasal dari netizen yang sejak semula kontra Ahok dan memanfaatkan momentum ini.

043427800_1469791967-Peta_Penyebaran_Tagar_Balikin_KTP_Gue_-_Indexpolitica.jpg

Peta Penyebaran Tagar Balikin KTP Gue - Indexpolitica

Sebelumnya Indexpolitica juga mencatatkan data bahwa kebanyakan akun yang meramaikan tagar tersebut memang berasal dari Jawa Barat, bukan dari DKI Jakarta yang dipimpin oleh Ahok.
 
Presiden PKS Dukung Sandiaga Jadi Cagub atau Cawagub DKI

130445620160731-113534780x390.jpg

MALANG, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menegaskan akan berkoalisi dengan Partai Gerindra dan mendukung Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Kami untuk di DKI ini, kami dengan Gerindra sepakat akan mencalonkan pasangan calon kita. Saat ini yang sudah definitif adalah saudara Sandi (Sandiaga Uno)," katanya usai menghadiri halal bi halal DPW PKS Jawa Timur di Hotel Royal Orchids Garden, Minggu (31/7/2016).

Namun begitu, hingga kini pihaknya masih mencari pasangan untuk Sandiaga. Termasuk, kemungkinan Sandiaga menjadi Calon Gubernur atau Calon Wakil Gubernur.

"Kami godok terkait dengan pasangannya. Dalam hal ini sebagaimana sudah disampaikan, saudara Sandi bisa jadi Cagub, bisa jadi Cawagub," jelasnya.

Dikatakan Iman, figur yang dicari untuk berpasangan dengan Sandiaga Uno merupakan figur yang bisa mengalahkan calon incumbent. Tidak peduli apakah itu kader PKS atau bukan.

"Intinya kami mencari pasangan yang punya potensi memenangkan Pilkada DKI. Kami dari internal juga punya calon. Tapi nanti kita godok yang paling potensial mengalahkan incumbent itulah. Jadi kami tidak akan ego partai," paparnya.

Ia juga mengapresiasi kesiapan Sandiaga yang berjuang untuk siap menang. Tidak peduli apakah menjadi Cagub atau Cawagub.

"Saudara Sandi sendiri ya saya apresiasi bagus. Ia berjaung untuk menang. Ia siap menjadi Cagub dan Cawagub," ungkapnya.

Terkait dengan koalisi, ia mengaku masih menjajaki partai-partai yang belum menyatakan dukungan kepada calon incumbent. Termasuk akan menjajaki PDIP untuk berkoalisi dengannya.

"Kami berharap kalau PDIP, Gerindra dan PKS bersatu, itu kan pemenang tiga besar di DKI itu sangat luar biasa untuk mendinamisasi Pilkada di DKI," ungkapnya.

Penulis : Kontributor Malang, Andi Hartik
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
 
walah mas, ini hanya polemik politik aja, semua yang diberikan di media , menurut saya itu semua hanya lah ilusi, itu hanya untuk mendapatkan ratting dan melakukan uji coba respon masyarakat terhadapa kondisi kondisi politik ini,,

untuk agenda besarnya,, pasti sudah ada skenario nya, dan pasti sudah ada beberapa orang yang tau, cuma ini semua pasti adalah untuk penggiringan opini aja,
 
Risma-Sandiaga akan Jadi Pasangan Tangguh di Pilgub DKI

wali-kota-surabaya-tri-rismaharini-kiri-dan-pengusaha-sandiaga-_160803153156-670.jpg


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Partai Amanat Nasional (PAN) mengaku masih menjalin komunikasi dengan partai politik lain untuk mengerucutkan nama calon kepala daerah DKI Jakarta yang akan didukung.

Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, PAN sedang menimbang potensi untuk bergabung dengan partai lain yang tidak mendukung pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Dua partai sudah menegaskan untuk mengusung nama Sandiaga Uno sebagai bakal calon kepala daerah DKI Jakarta.

Menurut Eddy, PAN tengah memertimbangkan untuk ikut mendukung Sandiaga Uno bersama Gerindra dan PKS. Namun, menurut PAN, Sandiaga Uno harus dipasangkan dengan kekuatan calon lain untuk menjadi penantang tangguh terhadap incumbent atau pejawat.

Gerindra dan PKS sendiri sedang mendekati PDIP agar mendapat restu untuk mengusung kadernya, Tri Rismaharini, menjadi calon gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sandiaga Uno. Menurut Eddy, kalau dua tokoh ini disandingkan, kemungkinan akan menjadi lawan sangat berat bagi pejawat Ahok.

“Kita melihat potensi itu adalah kombinasi jadi penantang tangguh (Ahok),” tutur Eddy ketika dihubungi wartawan, Rabu (3/8).

Eddy menambahkan, dari radar PAN, nama Risma dan Sandiaga Uno juga berpotensi masuk untuk didukung. Namun, keputusan untuk ikut mendukung Sandiaga Uno dan Risma masih menunggu hasil rapat internal PAN.

Yang jelas, PAN tidak akan mendukung atau ikut mengusung pejawat Ahok di Pilkada DKI Jakarta. PAN akan mencari alternatif calon lain yang dinilai dapat menjadi lawan tangguh Ahok.

PAN juga tidak mempermasalahkan kalau PDIP nanti mendukung Ahok di pilkada. PAN akan tetap pada kebijakannya untuk mencari alternatif lawan Ahok di Pilkada DKI Jakarta.

“Kita hormati keputusan parpol lain untuk mengusung siapa pun itu, kita hormati, karena mereka memiliki pertimbangan sendiri, masing-masing berbeda. Tapi, dari awal PAN sudah mengatakan akan cari alternatif selain Ahok,” tegas Eddy.
 
Skenario gagalkan Ahok nyalon Pilgub DKI

skenario-gagalkan-ahok-nyalon-pilgub-dki.jpg

Merdeka.com - Tujuh pengurus partai politik tingkat provinsi DKI Jakarta mendeklarasikan diri berkoalisi dalam Pilgub DKI 2017. PDIP, Gerindra, Demokrat, PKB, PAN, PPP dan PKS bergabung untuk melawan bakal calon petahana Basuki T Purnama alias Ahok.

Kontestasi politik di Pilgub DKI pun kian menarik. Saling lempar isu, menyerang terjadi antara parpol pendukung Ahok yakni Golkar, NasDem dan Hanura dengan parpol koalisi kebersamaan yang tak ingin Ahok kembali jadi orang nomor satu di Jakarta.

Isu menarik langsung dilontarkan oleh Plt Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Bambang DH. Menurut dia, Ahok belum tentu bisa mencalonkan diri di Pilgub DKI Jakarta. Bukan tanpa sebab, menurut dia, bisa saja partai pendukung Ahok seperti Golkar, NasDem dan Hanura berubah pikiran.

"Maju enggak? Sudah ada kepastian belum? Ini nanti tergantung sama tiga partai politik yang sudah dukung," ujar Bambang usai menghadiri deklarasi koalisi di Pilgub DKI 2017, Jakarta, Senin (8/8).

Meski tak mengungkap akan merayu partai pendukung Ahok untuk berkhianat, Bambang mengatakan, bisa saja tiga partai pendukung Ahok itu mengubah haluan ikut koalisi kebersamaan. Dengan demikian, kursi minimal ikut Pilgub DKI buat Ahok tidak memenuhi syarat di KPUD DKI.

Sementara pendaftaran melalui jalur independen sudah ditutup. Bisa saja, ini menjadi skenario koalisi kebersamaan untuk menjegal Ahok.

"Kalau satu partai ikut kami, bagaimana? Untuk DKI Jakarta ini kan butuh 22 kursi," ucapnya.

Mendengar hal itu, Ahok hanya menanggapi santai. Bahkan dengan nada bercanda, Ahok menilai bisa saja Golkar membelot. Dengan demikian, semua partai senang jika dirinya tak bisa mencalonkan diri sebagai gubernur DKI.

"Kalau belot enggak ikut, ketipu dong. Ketipu berarti, enggak bisa ikut. Seneng dong semua. Banyak yang seneng kalau gua enggak ikut kampanye kan. Langsung turun tuh tensi ketegangan Pilkada DKI. Panasnya jadi adem. Langsung adem dong," katanya.

Meski demikian Ahok yakin jika partai pendukungnya tidak akan membelot. Menurut dia, komitmen tiga partai sudah kuat untuk bersama memenangkan Pilgub DKI yang digelar pada Februari 2017 mendatang.

Sementara itu, Golkar memastikan tidak akan ada upaya skenario membelot untuk menggagalkan pencalonan Ahok. Komitmen mendukung Ahok dilakukan secara resmi dan ditandatangani oleh ketua umum serta sekjen tiga partai pendukung.

"Koalisi Golkar-Hanura-NasDem-Teman Ahok solid. Surat dukungan resmi dari 3 parpol, di tanda tangani ketum dan sekjen, resmi. Sudah kami serahkan semua ke Bung Ahok," kata Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Fayakhun Andriadi.

Fayakhun menegaskan, pihaknya tidak akan membelot dan menarik dukungan terhadap suami Veronica Tan itu. Sebab, jika pihaknya berubah haluan dan merapat ke koalisi 7 parpol, maka akan menimbulkan opini buruk publik kepada Golkar.

.
 
Rakyat telah pintar. Rakyat bukan lagi boneka yang bisa dijadikan alat memperkaya individual. Ahok is the best...
 
olshopku

Anda diperbolehkan menaruh link website/blog/link referral/link affiliate milik anda di post forum, selama ada isi tulisan yang cukup berkontribusi untuk forum dan member lain didalam postingnya, dan link website/blog milik anda tersebut disertakan sebagai sumber, ini adalah etika dan cara yang benar. Bukan hanya ringkasan, atau hanya menaruh link saja dengan tujuan promosi tanpa ada isi tulisan yang cukup, ini dapat dianggap spam dan akan dihapus oleh moderator/staff. Alternatifnya taruhlah link website/blog/link referral/link affiliate milik anda di Signature tetapi tetap tidak boleh berlebihan
 
Prabowo Bilang yang Tak Dukung Sandiaga Maka Antek Asing

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan yang tak mendukung kandidat calon gubernur Jakarta Sandiaga Salahudin Uno berarti antek asing. Kandidat cagub petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merespons pernyataan Prabowo.

"Mesti tanya sama beliau (Prabowo). Aku juga enggak tahu beliau ngomong. Itu lucu juga kalau dibilang antek asing," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (18/8/2016).

Ahok mengaku tak mengerti dengan pernyataan Prabowo. Dia juga ingin tahu siapa sebenarnya yang dimaksud Prabowo sebagai antek asing, apakah semua orang yang tak mendukung Sandiaga kemudian bisa dicap antek asing atau tidak.

"Antek asing ini maksudnya siapa begitu loh," kata Ahok.

Selain konteks pernyataan Prabowo, Ahok juga mengemukakan soal Pilgub DKI 2017 sebagai tontonan politik yang menarik. Ajang ini akan membuktikan sejauh mana kematangan demokrasi di Indonesia, apakah masyarakat masih mempertimbangkan warna kulit, ras, agama atau masyarakat lebih menggunakan pertimbangan kinerja, rekam jejak, dan program dalam menentukan pilihan.

"Ini satu tontonan yang menarik. Bisa saja sebelum 80 tahun saja (Indonesia merdeka), itu kita sudah mampu seperti ini, ini satu kebanggaan. Ini citra partai-partai ideologis nasionalis sebetulnya," ujar Ahok.

Kini Ahok didukung Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. PDIP dipahami Ahok sebagai partai yang menjunjung tinggi nasionalisme dan kebhinekaan.

"Bagi PDIP, ideologisnya itu kan. Jadi semua orang, suku, agama, mau ras apapun, Anda berhak menduduki jabatan apapun di Republik ini. Ya itu cita-cita dari PNI, dari Bung Karno, sampai ke PDIP, terus PDI Perjuangan. Ideologinya dipegang PDIP terus," kata Ahok.

~detik.com
 
Sandiaga Uno: Berikan Ruang Seluas-luasnya untuk PDI-P

133450420160824-115301780x390.jpg

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menilai PDI Perjuangan sedang menunggu waktu tepat untuk menetapkan figur yang akan diusung pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Menurut Sandiaga, PDI-P berpengalaman dalam menentukan figur tepat untuk diusung dalam pilkada.

"Saya rasa mereka nggak ragu, mereka berpengalaman, mereka melihat ada perkembangan secara signifikan di masyarakat. Saya nggak mau jadi jubir PDI-P, pendapat saya, koalisi partai harus menghormati pemenang Pemilu 2014 dan jangan mendahului, berikan ruang seluas-seluasnya untuk PDI-P," ujar Sandiaga, di Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2016).

Sandiaga juga menilai wajar jika PDI-P akan mengusung petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Namun, ia berharap calon yang dipilih PDI-P adalah figur yang berpihak pada rakyat kecil.

"Semua opsi harus dibuka, sebagai partai wong cilik, PDI-P pasti bisa melihat siapa yang berpihak kepada wong cilik. Saya hormati proses itu, saya berharap ada kesatuan pandang untuk mengatasi kemiskinan," ujar Sandiaga.

Saat ini, PDI-P belum mengumumkan figur yang akan diusung pada Pilkada DKI 2017. PDI-P juga belum mengumumkan apakah akan tetap bersama Koalisi Kekeluargaan, mendukung Ahok, atau mendukung figur yang lain.

Adapun Sandiaga sudah ditetapkan menjadi bakal cagub DKI oleh Partai Gerindra. Sandiaga juga mendapat dukungan dari beberapa partai anggota Koalisi Kekeluargaan.
 
Ahok: Sylviana Murni Cantik, Pintar, Profesor, Gue Juga Tertarik, Ha-ha-ha...

101107020151126-085639780x390.jpg

(Dari kiri ke kanan) Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Sylviana Murni, dan Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Abdul Hadi usai mengadakan pertemuan membahas persiapan Asian Games 2018 di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (26/11/2015)

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan, Sylviana Murni, sebagai sosok yang tidak hanya pintar, tetapi juga menarik secara fisik.

Pujian itu dilontarkannya menanggapi sikap bakal calon gubernur dari Gerindra, Sandiaga Uno, yang memasukkan nama Sylviana sebagai salah satu kandidat bakal calon wakilnya.

"Semua juga tertarik (sama Sylviana), cantik, pintar, profesor. Gue juga tertarik, ha-ha-ha," ujar Ahok di Kantor Pusat PD Pasar Jaya, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (24/8/2016).

Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan, Sandiaga telah menyodorkan tiga nama sebagai kandidat bakal calon wakil gubernur yang akan mendampinginya. Mereka adalah Sylviana Murni, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah, dan Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo.

Menurut Taufik, sudah ada dua parpol yang bersedia mendukung pencalonan Sandiaga. Keduanya adalah Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa. Jumlah kursi Gerindra, Demokrat, dan PKB di DPRD DKI telah mencukupi untuk mengusung Sandiaga dengan pasangannya untuk Pilkada DKI Jakarta.

"Sudah beres ini satu 'kereta', Gerindra, PKB, dan Demokrat. Ini bocoran nih, kemarin gue baru pertemuan di Hotel Gran Melia dan mereka sepakat," kata Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (24/8/2016).
 
Larang Ahok mencalonkan Wakil Gubernur DKI

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Djayadi Hanan menegaskan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak mungkin maju menjadi calon wakil gubernur (Cawagub) DKI Jakarta.

Undang-undang (UU) Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota tegas melarang Ahok maju kembali menjadi seorang Cawagub.

Tepatnya UU No.10/2016 pasal 7 ayat 2(o).

"Ahok tidak mungkin nyalon jadi Wagub karena Undang-undang tidak membolehkan seorang gubernur lalu mencalonkan diri kembali sebagai wakil gubernur," ujar Jayadi kepada Tribunnews.com, Rabu (24/8/2016).

Ahok juga pasti tidak akan mau mencalonkan diri menjadi Wagub karena selama ini ingin kembali menjabat sebagai Gubernur DKI.

Jadi, kata dia, justru permintaan Politikus PDIP Masinton Pasaribu, agar Ahok realistisnya menjadi Cawagub justru yang tidak realistis.

"Masinton itu yang tidak realistis. Kalau betul ada wacana mau meminta Ahok menjadi cawagub, itu berarti sinyal melemahnya kemungkinan PDIP mencalonkan Ahok," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diminta realistis bila ingin diusung PDI Perjuangan di Pilkada DKI.

Demikian dikatakan Politikus PDIP Masinton Pasaribu di Gedung DPR.


SUMBER
 

Attachments

  • BBvVJKz.jpg
    BBvVJKz.jpg
    23.4 KB · Views: 30
Relawan dan Teman Ahok Kumpul di Rumah Lembang

rumah-lembang-julian-700x400.jpg

Rumang Lembang. Di tempat ini relawan Teman Ahok dan pengurus partai pendukung Ahok berkumpul di rumah yang akan menjadi Posko Tim Pemenangan Ahok. (julian)



JAKARTA (Pos Kota) – Tiga partai pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bersama relawan Teman Ahok akan menggelar silaturahmi di Rumah Lembang Jalan Lembang, di depan Taman Situ Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016) sore.

Ketiga partai itu, yakni Partai Nasdem, Hanura dan Golkar. Selain bersilaturahmi rencananya mereka juga akan meresmikan Rumah Lembang sebagai Posko Tim Pemenangan Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Juru Bicara Tim Pemenangan Ahok, Wibi Andrino, mengatakan kegiatan ini direncanakan berlangsung mulai pukul 19:00. “Dalam kegiatan ini juga rencananya akan hadir Pak Ahok,” katanya.

Selain Ahok, dia menambahkan, acara ini juga rencananya akan dihadiri oleh Ketua Umum dan petinggi tiga partai tersebut. Termasuk politisi Partai Golkar, Nusron Wahid, yang digadang-gadang menjadi Ketua Tim Pemenangan Ahok.

“Kami juga sudah mengundang para Ketua Umum dan petinggi-petinggi Partai Nasdem, Hanura dan Golkar. Insya Allah mereka hadir,” imbuhnya.

PoskotaNews.com memantau di depan Rumah Lembang sudah berdiri tenda besar. Panitia kegiatan pun tampak sibuk menyusun kursi di bawah tenda tersebut.

Rumah Lembang ini sendiri terdiri dari dua rumah yang berdempetan. Tampak di sekitar lokasi sudah banyak relawan maupun pengurus partai menggunakan kemeja serba putih, sesuai dress code. (julian/yp)
 
kenapa sih yang benar dijalanin selalu saja ada pihak yang tidak senang dan selalu mengadu putra dan putri daerah untuk kepentingan para pencuri uang negara
 
kenapa sih yang benar dijalanin selalu saja ada pihak yang tidak senang dan selalu mengadu putra dan putri daerah untuk kepentingan para pencuri uang negara
udh ga heran sih itu mah. Sampe kapan juga ngmng'in yg kaya gitu gabakalan selesai. Gmna negara mau maju klo banyak bandit" yg ga bertanggung jawab
 
Back
Top