Dua mahasiswa Indonesia kembali ditahan aparat Turki

spirit

Mod
Merdeka.com - Dua mahasiswa Indonesia kembali ditahan di Turki. Dua pelajar perempuan itu ditangkap di Kota Daura, berdasarkan keterangan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir.

Pria akrab disapa Tata itu mengatakan KBRI di Ankara sudah berusaha bertemu dengan kedua mahasiswi tersebut. Pemerintah belum bersedia mengungkap identitas lengkap dua WNI itu.

"Kita sudah dapat info memang ada dua lagi yang ditahan di Kota Daura. KBRI Ankara sudah berusaha bertemu dengan kedua mahasiswi kita ini," kata Tata di Jakarta, Kamis (18/8).

Sampai saat ini, kedua mahasiswa tersebut masih dalam tahap investigasi otoritas keamanan Turki. "KBRI sudah menyampaikan kepada otoritas keamanan Turki dan sudah menyiapkan pengacara untuk memberi bantuan hukum," sambung Tata.

Jubir Kemlu ini menyebutkan pihaknya telah memanggil kuasa usaha untuk menyampaikan keprihatinan terhadap penahanan mahasiswa Indonesia di Turki yang memang kebetulan mendapat beasiswa PASIAD.

"Saat ini mereka diselidiki untuk diketahui sudah sejauh mana mereka terlibat dengan Gerakan Hizmet yang memberikan beasiswa tersebut".

20160818225422-1-handika-lintang-saputra-ditangkap-di-turki-001-ardyan-mohamad.jpg

Handika Lintang Saputra ditangkap di Turki (c) 2016 Merdeka.com/Facebook

Sebelumnya, seorang mahasiswa asal Wonosobo, Jawa Tengah, Handika Lintang Saputra ditangkap oleh aparat keamanan Turki pada 3 Juni lalu atas tuduhan terlibat organisasi teror bersenjata terafiliasi dengan gerakan Fethullah Gulen, perancang kudeta militer 17 Juli.

Pria jago matematika ini, sekarang sedang menunggu jadwal sidangnya.
 
gerakan hizmet itu apa ya??

Gulen dan Gerakan Sosial Akar Rumput Hizmet

imageContent.php

Pemerintah Turki menuduh kudeta dilakukan oleh para Pamen berhaluan “hijau” Hizmet. Gerakan sosial akar rumput Hizmet sangat terinspirasi oleh pemikiran Hujjah Effendi Fethullah Gulen. Beliau adalah intelektual islam yang salih dan sangat kharismatik. Beliau kini tinggal di sebuah kamp di Philadelphia AS, menjauh dari jangkauan pemerintahan militer Turki di masa silam yang menilainya berbahaya.

Erdogan berkuasa semula secara signifikan turut didukung oleh jaringan kelompok ini. Mereka yang mempunyai jaringan luas ini sangat kritis dan mengambil jarak pada pemerintah yang dinilai mereka tidak bersih dari korupsi dan polugri acap kontroversial.

Di kemudian hari, mereka menilai Erdogan telah jauh dari asas memimpin dengan hati dalam rangka beramal salih dan amanah. Pada titik ini, mereka beranggapan pemerintahan terlalu berbau kepentingan politik dan ekonomi partikularistik sekular. Beberapa tahun terakhir ini Erdogan pun berang dan tidak bersahabat pada elemen kekuatan Muslim ini.

Hizmet berarti pengkhidmatan atau beramal salih dengan ikhlas. Mengerjakan sesuatu semata dengan mengharap barakah Allah. Mereka memang sangat romantis kejayaan Ottoman Empire (Turki Usmani). Hizmet mempunyai gerakan sosial dan amal yang luar biasa. Pengikutnya mengumpulkan dana secara massif, mulai dari anak sekolah yang menyisihkan uang jajan hingga pengusaha yang menyisihkan 20 persen dari keuntungan.

Ia mempunyai jaringan hampir di seluruh negara penting dunia di bidang perdamaian, pendidikan terutama science, dan budaya sufistik ala Jalalludin Rumi yang meraih kebesaran karyanya di era Turki Usmani.

Gerakan Hizmet di AS berperan dalam dakwah damai yang effektif pasca 9-11 attack sehingga banyak warga AS asli yang memeluk Islam karena penasaran dengan Al-Quran ditambah akhlak baik yang ditunjukan kalangan muda Turki tersebut.

Di Washington mereka membentuk Rumi Foundation. Mereka ada hampir di semua kota atau negara bagian seperti New York, Virginia, Texas, LA. Mereka dikenal sebagai pengusaha, akademisi, dan pendidik di kampus-kampus. Sekolah-sekolah dibangun mereka dengan profesional dan mendapat subsidi negara.

Di beberapa kampus, bahkan ada professorship chair Fethullah Gulen yang diisi ilmuwan Turki. Oleh karena itu pascakudeta, pemerintah Turki melalui PM melontarkan pernyataan keras terhadap AS yang dianggap melindungi Gulen. Katanya siapa saja yang melindungi Gulen adalah bukan teman Turki.

Siapakah Fethullah Gulen? Beliau adalah intelektual Muslim salah satu pengagum Said Nursi. Selama kariernya beliau aktif menulis dan menjadi inspirator kekuatan gerakan sosial di tingkat akar rumput. Jumlah buku yang ditulis mencapai lebih seratus buku.

Saking sibuk dalam pengabdian terhadap umat beliau tidak sempat menikah. Kehidupan sehari-sehari ditandai dengan berpuasa, bangun setiap jam 1 malam untuk shalat tahajud bermunajat kepada Rabb yang Maha Agung untuk keselamatan umat Islam di seluruh dunia yang banyak dalam posisi terzalimi, dilanda fitnah, dan kesulitan.

Dalam shalat-shalat yang diikuti para peziarah di kamp, linangan air mata beliau selalu mengundang isak tangis jamaah yang mengamini doa-doa khusyuk di malam-malam yang hening bahkan beku.

Hujjah Effendi Fethullah Gulen sudah sepuh dan sakit-sakitan sehingga sudah jarang bepergian. Namun tulisan dan seruannya sangat menggetarkan semua pengikutnya terutama di Turki. Termasuk dalam mendukung atau tidak mendukung pemerintah sah berdasarkan penilaian atas komitmennya pada Al-Quran dan Sunnah.

Di Indonesia sendiri kalangan Hizmet ini telah hadir lebih dari 30 tahun. Mereka mendirikan sekolah-sekolah, melakukan kegiatan sosial kebudayaan, dan seminar-seminar. Di UIN Jakarta ada Chair Gulen untuk pengajaran dan riset yang diisi orang Turki warga negara AS yang salih.

Mereka, seperti halnya di AS dan Eropa, tidaklah menimbulkan masalah. Karena pada dasarnya mereka moderat, pro perdamaian, gandrung ilmu dan teknologi. Mereka dikenal sebagai Muslim rendah hati dan bekerja keras karena keinginan memperoleh pahala dan ridla Allah. Jadi, ia bukan gerakan poltik ideologis anti kemapanan (rezim berkuasa) seperti tergambar dalam sepak terjang organisasi di Mesir yang dimotivasi gagasan Al-Banna.

*Penulis adalah sosiolog, Guru Besar FISIP UI. (pemuatan ulang tulisan ini sudah seizin penulis)

~nu.or.id​
 
Gulen dan Gerakan Sosial Akar Rumput Hizmet

imageContent.php

Pemerintah Turki menuduh kudeta dilakukan oleh para Pamen berhaluan “hijau” Hizmet. Gerakan sosial akar rumput Hizmet sangat terinspirasi oleh pemikiran Hujjah Effendi Fethullah Gulen. Beliau adalah intelektual islam yang salih dan sangat kharismatik. Beliau kini tinggal di sebuah kamp di Philadelphia AS, menjauh dari jangkauan pemerintahan militer Turki di masa silam yang menilainya berbahaya.

Erdogan berkuasa semula secara signifikan turut didukung oleh jaringan kelompok ini. Mereka yang mempunyai jaringan luas ini sangat kritis dan mengambil jarak pada pemerintah yang dinilai mereka tidak bersih dari korupsi dan polugri acap kontroversial.

Di kemudian hari, mereka menilai Erdogan telah jauh dari asas memimpin dengan hati dalam rangka beramal salih dan amanah. Pada titik ini, mereka beranggapan pemerintahan terlalu berbau kepentingan politik dan ekonomi partikularistik sekular. Beberapa tahun terakhir ini Erdogan pun berang dan tidak bersahabat pada elemen kekuatan Muslim ini.

Hizmet berarti pengkhidmatan atau beramal salih dengan ikhlas. Mengerjakan sesuatu semata dengan mengharap barakah Allah. Mereka memang sangat romantis kejayaan Ottoman Empire (Turki Usmani). Hizmet mempunyai gerakan sosial dan amal yang luar biasa. Pengikutnya mengumpulkan dana secara massif, mulai dari anak sekolah yang menyisihkan uang jajan hingga pengusaha yang menyisihkan 20 persen dari keuntungan.

Ia mempunyai jaringan hampir di seluruh negara penting dunia di bidang perdamaian, pendidikan terutama science, dan budaya sufistik ala Jalalludin Rumi yang meraih kebesaran karyanya di era Turki Usmani.

Gerakan Hizmet di AS berperan dalam dakwah damai yang effektif pasca 9-11 attack sehingga banyak warga AS asli yang memeluk Islam karena penasaran dengan Al-Quran ditambah akhlak baik yang ditunjukan kalangan muda Turki tersebut.

Di Washington mereka membentuk Rumi Foundation. Mereka ada hampir di semua kota atau negara bagian seperti New York, Virginia, Texas, LA. Mereka dikenal sebagai pengusaha, akademisi, dan pendidik di kampus-kampus. Sekolah-sekolah dibangun mereka dengan profesional dan mendapat subsidi negara.

Di beberapa kampus, bahkan ada professorship chair Fethullah Gulen yang diisi ilmuwan Turki. Oleh karena itu pascakudeta, pemerintah Turki melalui PM melontarkan pernyataan keras terhadap AS yang dianggap melindungi Gulen. Katanya siapa saja yang melindungi Gulen adalah bukan teman Turki.

Siapakah Fethullah Gulen? Beliau adalah intelektual Muslim salah satu pengagum Said Nursi. Selama kariernya beliau aktif menulis dan menjadi inspirator kekuatan gerakan sosial di tingkat akar rumput. Jumlah buku yang ditulis mencapai lebih seratus buku.

Saking sibuk dalam pengabdian terhadap umat beliau tidak sempat menikah. Kehidupan sehari-sehari ditandai dengan berpuasa, bangun setiap jam 1 malam untuk shalat tahajud bermunajat kepada Rabb yang Maha Agung untuk keselamatan umat Islam di seluruh dunia yang banyak dalam posisi terzalimi, dilanda fitnah, dan kesulitan.

Dalam shalat-shalat yang diikuti para peziarah di kamp, linangan air mata beliau selalu mengundang isak tangis jamaah yang mengamini doa-doa khusyuk di malam-malam yang hening bahkan beku.

Hujjah Effendi Fethullah Gulen sudah sepuh dan sakit-sakitan sehingga sudah jarang bepergian. Namun tulisan dan seruannya sangat menggetarkan semua pengikutnya terutama di Turki. Termasuk dalam mendukung atau tidak mendukung pemerintah sah berdasarkan penilaian atas komitmennya pada Al-Quran dan Sunnah.

Di Indonesia sendiri kalangan Hizmet ini telah hadir lebih dari 30 tahun. Mereka mendirikan sekolah-sekolah, melakukan kegiatan sosial kebudayaan, dan seminar-seminar. Di UIN Jakarta ada Chair Gulen untuk pengajaran dan riset yang diisi orang Turki warga negara AS yang salih.

Mereka, seperti halnya di AS dan Eropa, tidaklah menimbulkan masalah. Karena pada dasarnya mereka moderat, pro perdamaian, gandrung ilmu dan teknologi. Mereka dikenal sebagai Muslim rendah hati dan bekerja keras karena keinginan memperoleh pahala dan ridla Allah. Jadi, ia bukan gerakan poltik ideologis anti kemapanan (rezim berkuasa) seperti tergambar dalam sepak terjang organisasi di Mesir yang dimotivasi gagasan Al-Banna.

*Penulis adalah sosiolog, Guru Besar FISIP UI. (pemuatan ulang tulisan ini sudah seizin penulis)

~nu.or.id​
oooh iyaiya. makasih info nya..
 
Back
Top