cara ngatasin kalau anak sulit bergaul

Anak yang sulit bergaul atau sulit membina hubungan pertemanan dengan sebayanya memerlukan pendekatan tersendiri. Orang tua sebaiknya turun tangan untuk mengatur pertemuan semacam “kencan” dengan anak lain. Seperti apa?

Sejak usia 5 hingga 12 tahun, kegiatan berteman merupakan salah satu bagian terpenting pada masa pertumbuhan seorang anak— sebuah keterampilan sosial yang akan terus melekat sepanjang hidupnya. Secara perkembangan, anak-anak usia sekolah umumnya mulai mampu mengomunikasikan perasaan dan pikirannya.

Mereka juga sudah siap untuk membentuk hubungan dengan orang lain yang lebih kompleks, dan tidak lagi harus terus bersama keluarga atau mementingkan diri sendiri. Anak-anak mulai mengandalkan teman sebaya untuk bersahabat dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman-teman dibadingkan ketika masa preschool.

Hari demi hari mereka lewati dengan saling berbagi kesenangan dan kesusahan masa kanak-kanak. Karena itu, ketika anak terlihat sulit bergaul, Anda tentuakan khawatir. Becky Hughes ingat betul ketika anaknya, William, masuk preschool Buah hatinya itu menjadi pribadi yang penyendiri. Dia bermain, menggambar dan membaca buku seorang diri.

Sifatnya juga cenderung pemalu dan agak canggung ketika berada di sekitar anak-anak lain. “Semua orang biasanya memakai ‘topeng’ ketika bertemu orang-orang baru untuk sementara waktu,” kata Hughes yang berdomisili di Seattle, Amerika Serikat itu. “Tetapi, anak saya ini (menggunakan ‘topeng’) sedikit lebih lama daripada biasanya,” ceritanya.

Kini,William yang telah berusia 12 tahun, sudah kelihatan lebih energik. Meskipun awalnya, masih kaku saat bersama teman baru. Namun, selama bertahun-tahun, Hughes terus melakukan berbagai usaha dalam menemukan cara-cara terbaru untuk membantu
dan mendorong anak kesayangannya itu mencari teman. Dan, pada setiap fase kehidupannya, William akhirnya memiliki beberapa sahabat karib.

Jika anak Anda memiliki kesulitan berinteraksi dengan anak-anak lain, Anda dapat membantu mengatasinya, dan pasti akan sangat bermanfaat. Bermain bersama sahabat adalah cara penting bagi seorang anak untuk belajar memahami berbagai aturan dalam lingkungan sosial, seperti saling berbagi dan bergantian. Hal itu juga cara yang menyenangkan bagi anak.

Kunci untuk mengatasi kesulitan tersebut, di antaranya orang tua harus mengambil langkah-langkah kecil dan dengan nada bicara lembut yang mendorong anak untuk berinteraksi sosial secam positif tanpa terlalu memaksanya. Anda tentu ingin memberikan kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pengalaman sosial berharga yang sangat diinginkannya daripada menekannya untuk melakukan sesuatu yang menurutnya sulit dilakukan.

Anak Anda mungkin merasa malu atau bersikap hati-hati dengan lingkungan yang baru ditemuinya sesuai hukum alam, dan ini tidak selalu beràrti buruk. Alih-alih mencoba mengubah kepribadian anak, Anda sebaiknya membantunya untuk lebih luwes dan supel agar anak menemukan bagaimana serunya membangun persahabatan dengan teman sebaya.

“William biasanya aka nmenyebutkan nama seseorang di sekolahnya, dan saya akan berkata, ‘Apakah kamu ingin berteman dengannya?’,” ungkap Hughes seperti dikutip laman Babycenter.com. Jika jawabannya iya, Hughes akan mendatangi orang tua sang anak dan mengatur pertemuan terencana. Kegiatan “kencan” sambil bermain ini menjadi tumpuan dan upaya Hughes untuk membantu William dalam mencariteman.

Kimberly Sirl, psikolog anak dari St Louis Children’s Hospital, Amerika Serikat, mengatakan, mencarikan teman yang disukai anak merupakan cara yang tepat dan efektif. Anda tentu tidak ingin sekadar memilih seseorang dan mengharapkan anak Anda akan bergaul dengan anak tersebut. “Anda harus benar-benar memperhatikan isyarat anak Anda,” tuturnya.

Kegiatan “kencan” menjadi langkah awal bagi anak yang sifatnya pemalu untuk masuk dalam lingkungan sosial. Sejumlah trik dan panduan khusus dapat meningkatkan perasaan senang pada anak saat diajak “kencan”. “Jika langkah Anda menunjukkan pengalaman posirif, anak akan cenderung ingin bermain lagi,” kata Dale Walker, profesor perkembangan anak di University of Kansas, Amerika Serikat.

Buatlah acara “kencan” dalam jumlah kecil. Maksudnya, mulailah dengan mengundang hanya satu atau paling banyak dua calon sahabat anak Anda kerumah, dan sebaiknya anak sudah diberitahu sebelumnya. Anak-anak ini tentu dicari yang seumuran. “Jika tidak ada, boleh yang umumya sedikit lebih tua,” kata Waiker. “Anak yang lebih tua mungkin sedikit lebih punya inisiatif untuk lebih dekat,” tuturnya.

Batasi waktu untuk “kencan”. Antara satu dan dua jam adalah waktu yang cukup untuk mereka bertemu dan bermain. Anda tentu tidak ingin terlalu lama menstimulasi mereka. Lalu,buat rencana acara secara terperinci. Atur permainan dan aktivitas yang akan anak lakukan, dan yang penting mereka senang dan menikmati pertemuan tersebut. Hal ini akan membuat anak lebih nyaman dan membuatnya merasa lebih baik tentang dirinya.


sumber : sindo/okezone
 
Sifat kayak gini emg harus diatasi sejak dini. Kalo terbawa sampe gede, bisa biin repot banyak org..
 
susah juga kalau anak telat dalam bergaul, bisa jadi karena orang tua terlalu mengurung si anak didalam rumah waktu masih kecil, akhirnya anak itu mengalami kesulitan untuk bersosialiasi dengan lingkungan sekitar,, tapi kalau kehidupan sosial didalam rumah itu bisa hidup, biasanya anak nggak akan sulit untuk bergaul, meskipun jarang bermain atau keluar rumah, karena didalam rumah sendiri, sosialiasinya bagus,
 
harus ada kegiatan di luar rumah mis les kesenian atu sejenisnya biar anaknya bisa gaul dan mandiri

[Uhalif.com/2016/04/proh-desember-2ml"]Umroh Desember[/URL]
iya setuju tuh harus ada kegiataan di luar rumah, takutnya kebawa sampe gede di rumah mulu gamau bergaul di luar bersosialisasi sama org banyak
..
 
Last edited by a moderator:
Saya ada kenal orang yang punya masalah dalam komunikasi, ternyata dulu waktu SD pernah mengalami pengalaman buruk, yaitu sering dibully teman2nya, sayangnya setiap dia cerita pihak keluarganya ga pernah nanggapin serius, katanya paling cuma becanda teman2nya aja, sudah biasa.

Sampai akhirnya ada orang lain yang cerita bahwa cara bully teman2nya udah main fisik, bisa sampai mukul segala.

Sayangnya udah terlambat, si teman tadi cerita setelah si anak sudah duduk di bangku SMA, dimana ketakutan dia terhadap orang lain tidak bisa hilang hingga dia duduk di bangku SMA.
 
Saya ada kenal orang yang punya masalah dalam komunikasi, ternyata dulu waktu SD pernah mengalami pengalaman buruk, yaitu sering dibully teman2nya, sayangnya setiap dia cerita pihak keluarganya ga pernah nanggapin serius, katanya paling cuma becanda teman2nya aja, sudah biasa.

Sampai akhirnya ada orang lain yang cerita bahwa cara bully teman2nya udah main fisik, bisa sampai mukul segala.

Sayangnya udah terlambat, si teman tadi cerita setelah si anak sudah duduk di bangku SMA, dimana ketakutan dia terhadap orang lain tidak bisa hilang hingga dia duduk di bangku SMA.

Itu mengerikan. Untungnya, trauma soal bully yg kualami gak separah itu. Palingan, kalo berada di lingkungan baru, aku sering bohong soal beberapa hal, supaya terlihat lebih berharga. Jangan sampe orang tau kekurangan dan kelemahanku. Misal, aku payah dal berhitung. Aku melakukan kesalahan. Setelah itu beberapa gelintir orang akan membully ku ttg mslh tsb. Sooner or later, bully an mereka menyasar pada ras dan fisik. FYI, i'm Chinese and bit fat..
 
masukin aja ke persatren klo ank sulit bergaul
gampang kan

Oh gak segampang itu. Masuk pesantren,ya kalau si anak tadi bahagia, betah, dan akhirnya bisa bergaul. Kalo engga? Bisa2, si anak akan semakin memojokkan dirinya, dan malah gak punya temen..
 
Oh gak segampang itu. Masuk pesantren,ya kalau si anak tadi bahagia, betah, dan akhirnya bisa bergaul. Kalo engga? Bisa2, si anak akan semakin memojokkan dirinya, dan malah gak punya temen..

tpi nassib''an juga sie . klo dia bisa bergaul . dia bisa lupa dngan msalalu nya di luar sana
 
Back
Top