Konsep Ketuhanan Dalam Agama Buddha

beast666

New member
Dalam kehidupan ini ada 2 (dua) kebenaran, yaitu kebenaran relatif yang masih
dipengaruhi oleh ruang, waktu dan tempat; dan ada kebenaran Absolut yang tidak
terpengaruh oleh ruang, waktu dan tempat.
Selain itu ada empat Rumusan Kebenaran, yaitu : ada awal dan ada akhir ; Ada Awal
dan tanpa Akhir ; tanpa awal dan ada akhir ; dan tanpa awal dan tanpa akhir
Dalam Kitab Udana diuraikan mengenai Nibbana, yaitu :
“Ketahuilah Para Bhikkhu, Ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak
Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Wahai para Bhikkhu, apabila Tidak
ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang
Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan,
pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.
Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma,
Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari
kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.
Sutra Vimalakirti Nirdesa, yaitu :
“Dharma tertinggi adalah tak terkatakan .”
Ketuhanan dalam agama Buddha adalah tanpa awal dan tanpa akhir. Seperti sebuah
lingkaran kita tidak akan dapat menemukan awal dan akhirnya. Begitupula dalam
memahami sifat ketuhanan. Keberadaan konsep ketuhanan dalam agama Buddha
dapat kita lihat dalam stupa candi borobudur. Bagian yang tertinggi adalah kosong.
Ini melambangkan sifat ketuhanan yang maha tinggi dan tunggal.
 
Last edited:
Dalam kehidupan ini ada 2 (dua) kebenaran, yaitu kebenaran relatif yang masih
dipengaruhi oleh ruang, waktu dan tempat; dan ada kebenaran Absolut yang tidak
terpengaruh oleh ruang, waktu dan tempat.
Selain itu ada empat Rumusan Kebenaran, yaitu : ada awal dan ada akhir ; Ada Awal
dan tanpa Akhir ; tanpa awal dan ada akhir ; dan tanpa awal dan tanpa akhir
Dalam Kitab Udana diuraikan mengenai Nibbana, yaitu :
“Ketahuilah Para Bhikkhu, Ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak
Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Wahai para Bhikkhu, apabila Tidak
ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang
Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan,
pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.
Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma,
Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari
kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.
Sutra Vimalakirti Nirdesa, yaitu :
“Dharma tertinggi adalah tak terkatakan .”
Ketuhanan dalam agama Buddha adalah tanpa awal dan tanpa akhir. Seperti sebuah
lingkaran kita tidak akan dapat menemukan awal dan akhirnya. Begitupula dalam
memahami sifat ketuhanan. Keberadaan konsep ketuhanan dalam agama Buddha
dapat kita lihat dalam stupa candi borobudur. Bagian yang tertinggi adalah kosong.
Ini melambangkan sifat ketuhanan yang maha tinggi dan tunggal.

Jika kita berbicara mengenai tuhan, perlu dicatat bahwa Nibbana bukanlah tuhan atau istilah bahasa sanskertanya isvara. Apa yang diucapkan oleh Sang Buddha dalam Udana 8.3 tepatnya dalam Tatiyanibbanapatisamyutta Sutta; Udana 8.3, adalah mengenai nibbana bukan isvara. Jadi berbeda antara tuhan/isvara dengan nibbana. Agama lain menganut konsep tuhan atau disebut isvara, tapi dalam agama Buddha tidak menganut konsep isvara.

Tetapi berbeda jika kita berbicara tentang Ketuhanan bukan mengenai tuhan. Ketuhanan berasal dari kata ke + tuhan + an, setiap kata dasar yang diberikan awalan maupun akhiran, maka akan berubah bentuk dan makna. Jadi Ketuhanan berbeda makna dengan tuhan. Ini yang perlu kita cermati.
 
Last edited:
bukannya syarat untuk boleh disebut sebagai agama jika ada konsep ketuhanan? jika begitu salahkah orang yang mneyebut ajaran Buddha adalah sempalan/bagian dari agama Hindhu?
 
Back
Top