Bogor Peringkat ke-2 Terburuk untuk Berkendara di Dunia

Status
Not open for further replies.

spirit

Mod
bogor-peringkat-ke-2-terburuk-untuk-berkendara-di-dunia-U9F1tNsE0q.jpg

Kota Bogor masuk dalam peringkat ke-2 setelah Kota Cebu di Filipina untuk kategori kota dengan pengalaman berkendara terburuk di dunia menurut aplikasi navigasi dan lalu lintas Waze.

Dalam survei tersebut menyebutkan, indeks kepuasan pengendara di angka tertinggi 10, Bogor mencatatkan indeks 2,1 dengan ranking 185 dari 185 kota di dunia. Indeks kemacetan 3,2, kualitas jalan 2,6 dan ekonomi sosial 1,1.

Sedangkan Kota Cebu, Filipina menempati ranking pertama dengan indeks kepuasan 1,1 atau terburuk, dari hal kualitas jalan, lalu lintas dan keselamatan. Di peringkat ke-3 ada San Salvador di El Savador.

Indonesia memberikan sumbangan paling besar untuk perwakilan kota dengan tingkat kepuasan terburuk dalam berkendara seperti, Jakarta, Surabaya, Bandung dan Denpasar yang mendapat rapor merah dengan rata-rata tingkat kepuasan tidak lebih dari angka 4.

Sementara itu, delapan dari 10 kota dengan indeks berkendara paling nyaman berada di Perancis, yaitu Valence, Tours, Lemans, Saint-Etienne, Avignon, Reims, Nimes, Douai-Lens dan Orleans. Termasuk Greensboro yang ada di North Carolina, Amerika Serikat.

Menanggapai hal tersebut, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menuturkan, pihaknya tidak memungkiri hasil survei tersebut yang menyebutkan kotanya berada diurutan kedua setelah Cebu, Filipina sebagai kota dengan pengalaman berkendara terburuk di dunia.

"Survei itu tetap harus kita perhatikan. Bagaimanapun itu ada datanya. Jangan disangkal, Bogor memang masih macet. Tahun lalu masih di bawah Bandung dan Denpasar, tahun ini lebih buruk. Ini penting untuk kerja lebih keras lagi terutama reformasi angkutan kota," kata Bima, Jumat kemarin.

Meski Bogor terbagi dalam dua wilayah yakni Kota dan Kabupaten, Bima tak menampik predikat terburuk di maksud Waze adalah kota yang dipimpinnya. Sebab, berdasarkan data yang diperoleh Waze melakukan survei di Kota maupun di Kabupaten Bogor.

"Waze melakukan itu survei di 12 lokasi di Kota Bogor seperti di Sholeh Iskandar, Yajur, Kebon Pedes, Martadinata, Dewi Sartika, Sawojajar, Pajajaran, Lawanggintung, Merdeka, MA Salmun, Mayor Oking dan di 1 lokasi Kabupaten Bogor yaitu Ciawi dan Gadog," jelasnya.

Menurutnya, ada empat faktor penyebab utama penyebab Bogor kerap mendapat predikat negatif terkait perkotaan maupun lalu lintasnya ini karena kepadatan kendaraan yang semakin tak terkendali.

Pertama, tidak sebandingnya pertumbuhan kendaraan sebesar 13% sementara pertumbuhan jalan 0,1% pertahun. Kedua pengguna jalan yang kurang disiplin, ketiga hambatan samping antara lain Pedagang Kaki Lima (PKL) dan terakhir adanya parkir liar.

Untuk itu, dari hasil survei tersebut akan dijadikan pijakan untui melakukan sejumlah penanganan mulai jangka pendek hingga jangka panjang.

"Jangka pendek, kita akan tempatkan personil pengawasan pengendalian penjagaan dan pengaturan. Penertiban serta penegakan hukum lalu lintas dan PKL. Membangun infrastruktur fly over di Jalan RE Martadinata, percepatan lanjutan pembangunan Tol Bogor Ring Road serta penataan parkiran," ungkapnya.

Selain itu, untuk jangka menengah dan panjangnya akan melakukan percepatan pembangunan Ring Road Regional (R3) untuk distribusi lalu lintas jalan raya Tajur.

"Sejumlah fly over lainnya yakni fly over Kebon Pedes dan MA Samun akan dibangun dan tak hanya itu pentingnya melakukan percepatan rerouting dan pengembangan koridor angkutan transpakuan dengan konversi angkot sebesar 3:1," jelasnya.

Studi tersebut berdasarkan pengalaman 20 ribu pengguna aktif per bulan dari aplikasi Waze di 38 negara dan 235 kota yang menganalisis enam faktor yaitu lalu lintas, kualitas, keamanan jalan, servis pengemudi, sosial ekonomi dan kebahagian serta saling bantu antar komunitas pengguna Waze.

~okezone.com
 
Mantap Bang Bima: kebanyakan pimpinan daerah menyangkal dan marah jika ada survai2 yang hasilnya seperti itu. Tp Bagi Walikota Bogor Hal itu justru diakui dan dijadikan sebagai pedoman untuk penataan dan pembangunan di Kota Bogor
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top