Saat Warga Kesurupan Massal di Ritual Adat Keboan, Banyuwangi

spirit

Mod
5f243e22-2eec-4061-9b7c-e8507a12af45_169.jpg

Ritual Keboan di Banyuwangi yang menyebabkan kesurupan massal (Ardian/detikTravel)

Banyuwangi punya upacara adat unik setiap memasuki bulan Muharram, yakni ritual Keboan. Banyak warga yang kesurupan massal dan bertingkah laku seperti kerbau.

Setiap memasuki bulan Suro dalam penanggalan Jawa, puluhan warga Dusun Sukodono dan Dusun Krajan, Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi pasti mengalami kesurupan masal. Mereka tiba-tiba mengerang dan berteriak-teriak tanpa sadar. Anehnya, warga dari dua dusun ini berperilaku sama, yaitu menyerupai kerbau.

Aksi kesurupan masal warga dua dusun ini menjadi hal biasa bagi warga di daerah ini. Karena, kesurupan masal ini merupakan bagian dari ritual adat Keboan yang dilakukan warga untuk menandai datangnya musim tanam padi di desa ini, Minggu (9/10/2016).

Warga yang kesurupan terus memberontak meminta sesaji. Tangannya mengepal kaku, pandangan matanya tajam. Tidak hanya itu layaknya kerbau, setiap ada tempat berisi kubangan air si kerbau ingin terjun berendam.

"Ini Merupakan ritual adat warga Desa Aliyan sebagai pertanda awal dimulainya musim tanam," ungkap Suwarno, warga setempat kepada detikTravel.

Pada pelaksanaan ini, kata Suwarno, memang warga selalu mengalami kesurupan. Hal ini lantaran setiap pelaksanaanya ada roh leluhur desa yang datang dan memilih warga untuk masuk ke dalam tubuh mereka.

"Mereka tak bisa mengelak karena yang memilih mereka adalah roh leluhur yang menyerupai kerbau. Sehingga banyak warga yang kesurupan seperti kerbau," katanya.

e98a05c8-1d93-4e62-aa58-30522c374f55_169.jpg

Salah satu warga yang kesurupan roh leluhur (Ardian/detikTravel)

Menurut Suwarno, keluarga harus mendampingi agar kerbau itu tak mengamuk. Karena, sangat berbahaya jika kerbau jadi-jadian itu akan menceburkan seluruh badan hingga kepalanya tertutup air di kubangan. Tak cukup satu, tapi tiga orang yang harus mengendalikan kerbau yang mulai beringas itu.

"Ya harus dipegangi. Minimal ada 3 orang yang harus ada disamping kerbau. Kalau tidak bisa luka-luka nanti setelah sadar," tambah Suwarno.

Setelah semua warga mengalami kesurupan, ritual dilanjutkan dengan ider bumi mengelilingi kampung. Mereka terus berputar dengan iringan musik gamelan khas yang berada di Balai Desa setempat.

"Di sini mereka meminta do'a dan berkah kepada perangkat desa dan sesepuh adat. Setelah itu arak-arakan kembali dilanjutkan menuju ke sawah untuk menebar benih," ujarnya.

Sementara, dewi sri atau dewi padi yang diwujudkan oleh gadis desa yang juga ikut dalam iringan ider bumi kemudian menebar benih padi tersebut. Ratusan warga yang telah lama menunggu akhirnya berebut untuk mendapatkan bulir padi itu. Konon, warga percaya barang siapa yang mendapat bulir padi yang disebar itu akan mendapat berkah.

"Ini nanti dicampur dengan benih padi di rumah kemudian ditanam bersamaan. Insya Allah Hasilnya akan bertambah dan semakin melimpah," kata Minah.

9c39af1b-9841-4d47-ba7e-19a881b92f64_169.jpg

Ritual tahunan ini menyebabkan kesurupan massal warga desa (Ardian Fanani/detikTravel)


sumber
 
kesurupan rohnya kerbau... cpdh! lagi usaha cari cara biar disurupin "alien" pa siapa gitu yg bisa macem2.(bisa ngilang/gak kelihatan pasti asik!)
rugikan baca2 supra-natural kalo gak pengen bisa juga ga usaha punya!
 
Back
Top