Bocoran WikiLeaks: Clinton Tuding Saudi Danai ISIS

Status
Not open for further replies.

spirit

Mod
396cf002-c50e-4c27-9d2d-1b8fbdbdb920_169.jpg

Ribuan email dari ketua tim kampanye Hillary Clinton yang dibocorkan WikiLeaks menunjukkan bahwa Clinton menilai Arab Saudi dan Qatar mendanai ISIS. (Reuters/Gary Cameron)

Ribuan email ketua tim kampanye Hillary Clinton, John Podesta, yang dibocorkan WikiLeaks pada awal pekan ini menunjukkan bahwa calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat itu menilai Arab Saudi dan Qatar mendanai ISIS. Para pakar pun menilai bocoran email ini menjadi bukti inkonsistensi dalam arah kebijakan luar negeri Clinton.

Hal ini terungkap dalam satu penggalan pertukaran email antara Clinton dengan Podesta pada Agustus 2014. Clinton mengirimkan delapan poin rencana kepada Podesta, yang saat itu menjabat sebagai penasihat Presiden AS Barack Obama terkait strategi untuk mengalahkan kelompok militan ISIS yang mulai melakukan aksi teror.

Strategi itu termasuk mendukung pasukan Kurdi di Suriah dan Irak dan mengirimkan tentara AS sebagai penasihat militer. Langkah itu akhirnya diterapkan Obama hingga saat ini.

Pertukaran email juga menunjukkan bahwa mantan menteri luar negeri AS itu menyebut bahwa sejumlah negara Teluk, seperti Saudi dan Qatar secara "rahasia" merupakan pendukung "keuangan dan logistik" kelompok teroris, di samping kerja sama antara AS dan kedua negara itu dalam memerangi militan.

"Sementara operasi militer/paramiliter terus dilakukan, kita perlu menggunakan aset intelijen diplomatik untuk lebih menekan pemerintah Qatar dan Arab Saudi, yang memberikan dukungan keuangan dan logistik rahasia untuk ISIL dan kelompok Sunni radikal lainnya di wilayah ini," tulis Clinton dalam email tersebut, merujuk nama lain ISIS.

"Upaya ini akan ditingkatkan dengan meningkatkan komitmen di [Pemerintah Daerah Kurdi]. Qatar dan Saudi akan dimasukkan ke dalam posisi kebijakan yang seimbang antara kompetisi mereka untuk mendominasi dunia Sunni dan konsekuensi dari tekanan AS yang serius," ujar Clinton, dikutip dari The Independent.

Baik pemerintah Saudi dan Qatar sudah menyangkal mempersenjatai ISIS, meskipun para pakar menegaskan pemerintah kedua negara ini dan kelompok militan ISIS memiliki musuh yang sama, yakni Presiden Bashar al-Assad.

Para pakar juga memperkirakan bahwa peretasan ribuan email Podesta tersebut berkaitan dengan serangan siber terhadap Konvensi Nasional Partai Demokrat, memicu kecurigaan Rusia menggunakan WikiLeaks untuk memengaruhi pemilu presiden AS.

Pada Senin (10/10) WikiLeaks membocorkan sekitar 2.000 email dari akun milik Podesta, sebagian besar meliputi sejumlah pembahasan kebijakan dan strategi dengan staf Clinton soal cara menangani pemberitaan media. Salah satunya adalah cara merespons buku "Clinton Cash" terbitan 2015 yang menguak keterkaitan Clinton Foundation terhadap sejumlah keputusan yang dibuat Clinton saat masih menjabat sebagai menteri luar negeri AS.

Pemerintahan Obama mengonfirmasi pekan ini bahwa bocoran WikiLeaks itu "sejalan dengan metode dan motivasi Rusia."

Sementara, tim kampanye Clinton belum mengomentari bocornya ribuan email Podesta pekan ini, meski mengecam tim kampanye Trump yang nampaknya "bersorak karena bocornya data yang direkayasa oleh Vladimir Putin."

sumber
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top