Jawa Barat mempunyai banyak gua terkenal yang punya potensi dan daya tarik wisata yang lumayan tinggi bagi pengunjung dalam dan luar negeri. Menurut data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, gua-gua itu diantaranya Gua Sunyaragi dan Gua Kelelawar. Setiap gua itu memiliki history dan temuan arkeologi yang memperkuat keberadaan gua di masa lampau. Di bawah ini gua terpopuler sebagai salah satu objek wisata di Jawa Barat.
Gua Sunyaragi di Cirebon
Gua ini adalah situs unik di tepian Kota Cirebon. Gua Sunyaragi menempati lahan seluas 15.000 meter persegi dan merupakan milik Keraton Kasepuhan secara turun temurun. Bentuknya yang unik dengan rongga-rongga dan lorong-lorong yang berliku dan gelap menyerupai gua, sehingga membuatnya dikenal dengan Gua Sunyaragi. Situs ini awalnya merupakan Taman Kelangenan (Taman Kenikmatan) atau Taman Sari, yang fungsi utamanya untuk menyepi, maka dikenal pula sebutan Taman Kelangenan Sunyaragi. "Sunya" berarti "sunyi" atau "sepi" dan "ragi" berarti "raga".
Gua Jepang di Dago Pakar, Bandung
Saat Jepang menjajah Indonesia, tentara Jepang mengambil alih Gua Belanda dan membangun gua lainnya sebagai basis pertahanan mereka yang tidak jauh dari Gua Belanda.
Gua Jepang di Pananjung, Pangandaran
Gua ini terletak di Penanjung, tepatnya di kompleks Cagar Alam Pangandaran Gua Jepang bekas pertahanan Jepang pada masa Perang Dunia II.
Gua Lanang di Pananjung, Pangandaran.
Gua ini berada di kawasan Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Menurut legenda, dulu gua ini merupakan Keraton Kerajaan Pananjung yang dipimpin Prabu Anggalarang dan istrinya Dewi Siti Samboja atau Dewi Rengganis serta Patih Aria Kidang Pananjung. Prabu Anggalarang adalah seorang laki-laki yang tampan dan sakti, sehingga dijuluki Sang Lanang.
Gua Pawon di Kabupaten Bandung Barat
Gua ini berada di atas ketinggian 601 meter di atas permukaan laut dan berada di bukit daerah penambangan batu kapur. Pada masa lalu gua ini merupakan tepian danau purba. Menurut hasil survei AC de Young dan GHR von Koenigswald pada 1930-1935 ditemukan alat-alat budaya pada masa lalu.
Gua Siluman atau Buni Ayu di Sukabumi
Gua alam di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Pemandangannya yang indah di dalamnya menjadikan gua ini popular. Ada banyak kegiatan caving di sini dengan beberapa tingkat kesulitan.
Gua Malawang di Tasikmalaya
Gua di Kabupaten Tasikmalaya ini merupakan komplek gua yang terletak di tengah perkebunan. Masyarakat sekitar memberinya bermacam nama, contohnya Malawang, Batu Masigit, Keraton, Oyod, dan Gorin. Nama gorin diberikan menurut temuan gorin oleh Taryana, Kepala Sekolah SKB Tasikmalaya, pada 1993 di salah satu gua. Pada penelitian selanjutnya, Balai Arkeologi Bandung menemukan antara lain gerabah, keramik, alat batu seperti perkutor dan kapak batu, serta tulang-tulang binatang.
Gua Tambang Emas Pongkor di Kabupaten Bogor
Gua ini bekas terowongan penambangan emas milik Unit Bisnis Penambangan Emas Pongkor PT Aneka Tambang Tbk. Antam kali pertama mengeksploitasinya pada 1974. Di tempat ini pengunjung dapat melihat proses penambangan emas yang harus melalui serangkaian proses pengeboran, peledakan, pengerukan, pengangkutan, dan penimbunan kembali. Terowongan itu berdiameter 3,3 meter dan setinggi 3 meter. Apabila terus diikuti, terowongan ini akan tembus ke Gunung Pongkor, yang jauhnya sekitar 4 kilometer.
Gua Sunyaragi di Cirebon
Gua ini adalah situs unik di tepian Kota Cirebon. Gua Sunyaragi menempati lahan seluas 15.000 meter persegi dan merupakan milik Keraton Kasepuhan secara turun temurun. Bentuknya yang unik dengan rongga-rongga dan lorong-lorong yang berliku dan gelap menyerupai gua, sehingga membuatnya dikenal dengan Gua Sunyaragi. Situs ini awalnya merupakan Taman Kelangenan (Taman Kenikmatan) atau Taman Sari, yang fungsi utamanya untuk menyepi, maka dikenal pula sebutan Taman Kelangenan Sunyaragi. "Sunya" berarti "sunyi" atau "sepi" dan "ragi" berarti "raga".
Gua Jepang di Dago Pakar, Bandung
Saat Jepang menjajah Indonesia, tentara Jepang mengambil alih Gua Belanda dan membangun gua lainnya sebagai basis pertahanan mereka yang tidak jauh dari Gua Belanda.
Gua Jepang di Pananjung, Pangandaran
Gua ini terletak di Penanjung, tepatnya di kompleks Cagar Alam Pangandaran Gua Jepang bekas pertahanan Jepang pada masa Perang Dunia II.
Gua Lanang di Pananjung, Pangandaran.
Gua ini berada di kawasan Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Menurut legenda, dulu gua ini merupakan Keraton Kerajaan Pananjung yang dipimpin Prabu Anggalarang dan istrinya Dewi Siti Samboja atau Dewi Rengganis serta Patih Aria Kidang Pananjung. Prabu Anggalarang adalah seorang laki-laki yang tampan dan sakti, sehingga dijuluki Sang Lanang.
Gua Pawon di Kabupaten Bandung Barat
Gua ini berada di atas ketinggian 601 meter di atas permukaan laut dan berada di bukit daerah penambangan batu kapur. Pada masa lalu gua ini merupakan tepian danau purba. Menurut hasil survei AC de Young dan GHR von Koenigswald pada 1930-1935 ditemukan alat-alat budaya pada masa lalu.
Gua Siluman atau Buni Ayu di Sukabumi
Gua alam di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Pemandangannya yang indah di dalamnya menjadikan gua ini popular. Ada banyak kegiatan caving di sini dengan beberapa tingkat kesulitan.
Gua Malawang di Tasikmalaya
Gua di Kabupaten Tasikmalaya ini merupakan komplek gua yang terletak di tengah perkebunan. Masyarakat sekitar memberinya bermacam nama, contohnya Malawang, Batu Masigit, Keraton, Oyod, dan Gorin. Nama gorin diberikan menurut temuan gorin oleh Taryana, Kepala Sekolah SKB Tasikmalaya, pada 1993 di salah satu gua. Pada penelitian selanjutnya, Balai Arkeologi Bandung menemukan antara lain gerabah, keramik, alat batu seperti perkutor dan kapak batu, serta tulang-tulang binatang.
Gua Tambang Emas Pongkor di Kabupaten Bogor
Gua ini bekas terowongan penambangan emas milik Unit Bisnis Penambangan Emas Pongkor PT Aneka Tambang Tbk. Antam kali pertama mengeksploitasinya pada 1974. Di tempat ini pengunjung dapat melihat proses penambangan emas yang harus melalui serangkaian proses pengeboran, peledakan, pengerukan, pengangkutan, dan penimbunan kembali. Terowongan itu berdiameter 3,3 meter dan setinggi 3 meter. Apabila terus diikuti, terowongan ini akan tembus ke Gunung Pongkor, yang jauhnya sekitar 4 kilometer.