Misteri 'Orang Pintar' di Situs Manusia Prasejarah Blora

spirit

Mod
goa-kidang-desa-tinapan-kecamatan-todanan-kabupaten-blora-jawa-_160722111009-402.jpg

Goa Kidang, Desa Tinapan, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Manusia prasejarah di Gua Kidang diyakini lebih cerdas dibandingkan manusia prasejarah di tempat lain pada zaman yang sama..

Balai Arkeologi Yogyakarta menilai situs manusia prasejarah di Gua Kidang, Desa Tinapan, Tadonan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan temuan di seluruh Jawa. Sebab, kehidupan di manusia prasejarah Gua Kidang saat itu sudah mulai cerdas bila dilihat dari temuan teknologinya.

"Dari sisi teknologinya, beda dengan manusia-manusia prasejarah di gua-gua yang ada di Gunung Sewu. Di Gua Kidang, sudah mulai cerdas. Jadi lebih istimewa dibandingkan temuan di seluruh Jawa," kata Ketua Tim Peneliti Gua Kidang dari Balai Arkeologi Yogyakarta Indah Asikin Nurani di Sleman, Jumat (22/7).

Menurut dia, artefak atau alat bantu kehidupan manusia prasejarah di Gunung Sewu, kebanyakan bahan bakunya dari batu. Sementara, di Gua Kidang temuan sejenis itu tidak terlalu menonjol.

"Karena di Gua Kidang sumber bahan bakunya hampir tidak ada. Ada tapi tidak menonjol, bahan bakunya dari batu gamping," katanya.

Ia mengatakan, alat bantu manusia prasejarah di Gua Kidang terbuat dari tulang dan cangkang. Untuk membuatnya, tingkat kesulitannya lebih tinggi dibanding ketika dari bahan baku batu. Guna membuat lancipan, misalnya, cara pemangkasannya harus lebih berhati-hati.

"Perbedaan yang mencolok, perlu kecanggihan dalam pemahaman pemangkasannya. Berbeda ketika membuatnya dengan batu," katanya.

Indah mengatakan, pada zaman manusia prasejarah, alat-alat tersebut digunakan untuk mengorek, mengolah tanah, atau juga mengolah makanan. Temuan artefak yang berbeda ini, membuat temuan di Gua Kidang diperlakukannya secara khusus. Dilakukan penelitian secara berkesinambungan setiap tahunnya. "Terakhir penelitian pada April hingga Mei kemarin," ujar dia.

Meski begitu ia tidak bisa dipastikan apakah akan ada temuan baru atau tidak. "Karena ini misteri semua. Sebenarnya penelitian dihentikan saat ini bisa saja, tapi siapa yang tahu nanti akan ada temuan yang lebih lagi. Jadi, kalau target kapan selesainya, tidak bisa ditentukan," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, situs di Gua Kidang, penelitian pertama dilakukan pada 2005. Sempat terhenti pada 2008, kemudian dilanjutkan tahun berikutnya.

Pada 2010, Bali Arkeologi Yogyakarta menemukan kerangka manusia prasejarah. Namun, hanya bagian kaki saja, dari hasil penggalian dengan kedalaman sekitar 170 sentimeter. Pada 2011 kemudian fakta itu mulai tersingkap.

"Pada 2012 kembali ada temuan, berupa dua rangka manusia prasejarah. Kedalaman sekitar 105-115 sentimeter. Letak keduanya tak terlalu jauh. Dua rangka ini lebih utuh dibandingkan sebelumnya," ucap dia.

"Bahkan," kata Indah, "salah satunya jari-jarinya lengkap. Hanya kepalanya tidak ada. Rangka itu posisinya duduk, seperti orang yang dipentingkan."

Sumber : Antara
 
Back
Top