Halloween

spirit

Mod
610px-Jack-o%27-Lantern_2003-10-31.jpg

Jack-o'-lantern, labu simbol Halloween

Halloween atau Hallowe'en (kependekan dari All Hallows’ Evening (Malam Para Kudus), yang juga disebut Allhalloween All Hallows' Eve, atau All Saints' Eve. Halloween adalah suatu perayaan yang dapat dijumpai di sejumlah negara pada tanggal 31 Oktober, yaitu malam Hari Raya Semua Orang Kudus (All Hallows' Day) di Kekristenan Barat. Perayaan tersebut mengawali peringatan trihari Masa Para Kudus (Allhallowtide), suatu periode dalam tahun liturgi yang didedikasikan untuk mengenang orang yang telah meninggal dunia, termasuk para kudus atau santo/santa (saints, hallows), martir, dan semua arwah umat beriman.

Terdapat keyakinan luas bahwa banyak tradisi Halloween bermula dari festival-festival panen Kelt kuno yang mungkin memiliki akar-akar pagan, khususnya festival Samhain etnis Gael, dan festival tersebut dikristenkan sebagai Halloween. Namun, beberapa akademisi mendukung pandangan bahwa Halloween bermula secara independen sebagai suatu perayaan Kristen semata-mata.

Kegiatan saat Halloween meliputi Trick or treat (atau hal terkait dengan penyamaran dengan kostum seram), menghadiri pesta kostum Halloween, mendekorasi, mengukir waluh menjadi Jack-o'-lantern, menyalakan api unggun besar, penenungan dan apple bobbing, bermain lelucon praktis, mengunjungi atraksi berhantu, menceritakan dongeng menakutkan, dan menonton film horor. Di banyak belahan dunia, perayaan keagamaan Kristen saat Malam Para Kudus, misalnya menghadiri ibadah gereja dan menyalakan lilin pada makam, masih tetap populer, meskipun di tempat lain berlangsung perayaan yang lebih sekuler dan komersial. Beberapa umat Kristen secara historis berpantang daging pada Malam Para Kudus, suatu tradisi yang tercermin dengan makan makanan tertentu pada hari vigili ini, misalnya apel, panekuk kentang, dan kue jiwa.

Etimologi

Penggunaan kata Halloween atau Hallowe'en berawal pada sekitar tahun 1785 dan berasal dari Kekristenan. Kata "Hallowe'en" berarti "malam yang dikuduskan" atau "malam suci", dan berasal dari suatu istilah Skotlandia untuk All Hallows' Eve (Malam Para Kudus, yaitu malam sebelum Hari Raya Semua Orang Kudus). Dalam bahasa Skot, kata "eve" adalah even, dan dipendekkan menjadi e'en atau een. Seiring berjalannya waktu, (All) Hallow(s) E(v)en berevolusi menjadi Hallowe'en. Frasa "All Hallows" ditemukan dalam bahasa Inggris Kuno, namun frasa "All Hallows' Eve" tidak terlihat hingga tahun 1556.

Sejarah


800px-Traditional-irish-halloween-mask.jpg

Sebuah topeng Halloween Irlandia dari awal abad ke-20 yang dipamerkan di Museum of Country Life.

Pengaruh Wales dan Gaelik

Adat dan kebiasaan Halloween masa kini diperkirakan telah dipengaruhi kepercayaan dan adat istiadat masyarakat di negara-negara berbahasa Kelt, yang mana beberapa di antaranya diyakini memiliki dasar pagan. Jack Santino, seorang folkloris, menuliskan bahwa "di seluruh Irlandia terjadi suatu kesepakatan yang meresahkan antara adat istiadat dan keyakinan yang berhubungan dengan Kekristenan dengan semua hal terkait agama-agama Irlandia sebelum masuknya Kekristenan". Sejarawan Nicholas Rogers, saat menelusuri asal mula perayaan Halloween, mencatat bahwa meskipun "beberapa folkloris telah mendeteksi asal mulanya dalam perayaan Romawi kuno Pomona, dewi buah-buahan, atau dalam festival orang mati disebut Parentalia, namun perayaan tersebut secara lebih khusus dikaitkan dengan festival Kelt Samhain", yang mana berasal dari bahasa Irlandia Kuno untuk "akhir musim panas". Samhain (dilafalkan sah-win atau sow-in) merupakan hari yang pertama dan terpenting dari keempat hari-hari kuartal dalam kalender Gaelik abad pertengahan dan dirayakan di Irlandia, Skotlandia, dan Pulau Man.

Perayaan dilangsungkan pada atau sekitar tanggal 31 Oktober – 1 November dan suatu festival bagi kaum keluarga diselenggarakan pada waktu bersamaan oleh kaum Kelt Britonik; disebut Calan Gaeaf di Wales, Kalan Gwav di Cornwall, dan Kalan Goañv di Bretagne. Bagi kaum Kelt, hari dimulai dan diakhiri saat matahari terbenam; karenanya, berdasarkan perhitungan modern, festival dimulai pada petang hari menjelang tanggal 1 November. Samhain dan Calan Gaeaf disebutkan dalam beberapa literatur tertua dari Irlandia dan Wales. Nama-nama tersebut telah digunakan oleh para sejarawan untuk merujuk pada adat istiadat Halloween Keltik sampai pada abad ke-19, dan hingga kini masih digunakan sebagai nama-nama Gaelik dan Wales untuk menyebut Halloween.


Snap-Apple_Night_globalphilosophy.PNG

Snap-Apple Night, dilukis oleh Daniel Maclise tahun 1833, menggambarkan orang-orang yang berpesta dan menenung saat Halloween di Irlandia.

Samhain/Calan Gaeaf menandai akhir musim panen dan awal musim dingin atau 'paruh yang lebih gelap' dari suatu tahun. Sama seperti Belatane/Calan Mai, perayaan itu dilihat sebagai suatu waktu ambang, ketika batas antara dunia ini dan Dunia lain menipis. Hal ini berarti Aos Sí (dilafalkan ees shee), para 'roh' atau 'peri', dapat lebih mudah datang ke dunia ini dan pandangan ini sangat diyakini mereka. Kebanyakan akademisi melihat Aos Sí sebagai "versi-versi terdegradasi dari para dewa kuno [...] yang mana pengaruhnya masih kuat di dalam benak masyarakat sekalipun telah secara resmi digantikan dengan keyakinan agama setelahnya". Aos Sí dihormati sekaligus ditakuti, bahkan orang-orang seringkali memohon perlindungan Allah ketika pulang ke tempat tinggal mereka. Saat perayaan Samhain, diyakini bahwa Aos Sí perlu ditenangkan untuk memastikan bahwa masyarakat dan ternak mereka dapat bertahan dalam musim dingin. Persembahan makanan dan minuman, atau sebagian hasil panen, ditinggalkan di luar untuk Aos Sí. Jiwa-jiwa orang yang telah meninggal juga dikatakan mengunjungi kembali rumah mereka untuk meminta keramahtamahan. Tempat-tempat telah diatur di meja makan dan dekat perapian untuk menyambut mereka. Keyakinan bahwa jiwa-jiwa orang yang telah meninggal kembali ke rumah pada suatu malam dalam setahun, dan harus ditenteramkan, tampaknya berasal dari tradisi kuno dan ditemukan dalam banyak budaya di seluruh dunia. Di Irlandia abad ke-19, "lilin-lilin akan dinyalakan dan doa-doa secara resmi didaraskan bagi jiwa-jiwa orang yang telah meninggal. Setelah itu acara makan, minum, dan permainan akan dimulai".

Di seluruh Irlandia dan Britania, perayaan dalam rumah tangga meliputi ritual dan permainan yang dimaksudkan untuk meramal masa depan seseorang, khususnya sehubungan dengan kematian dan pernikahan. Kacang-kacangan dan apel seringkali digunakan dalam ritual penenungan ini. Ritual-ritual itu misalnya apple bobbing, menatap bola kristal atau cermin, menuangkan lelehan timbal atau putih telur ke dalam air, dan interpretasi mimpi. Api unggun besar yang istimewa dinyalakan dan berlangsung ritual-ritual yang melibatkannya. Abu, asap, dan nyala apinya dianggap memiliki kuasa pembersihan dan perlindungan, dan juga digunakan untuk menenung. Di beberapa daerah, obor yang dinyalakan dari api unggun itu dibawa mengelilingi rumah dan kebun searah pergerakan matahari dengan harapan mendapat perlindungan. Ada kesan bahwa api tersebut merupakan semacam sihir simpatik atau tiruan –sebagai tiruan Matahari, membantu "kekuatan pertumbuhan" dan menahan kerusakan serta kegelapan musim dingin. Di Skotlandia, permainan tenung dan api unggun ini dilarang oleh para presbiter gereja di sejumlah paroki. Di kemudian hari api unggun ini digunakan untuk "menjauhkan diri dari iblis".

Sejak setidaknya abad ke-16, permainan sandiwara bisu dan penyamaran (guising) disertakan dalam festival tersebut di Irlandia, Skotlandia, Pulau Man, dan Wales. Dalam permainan ini orang-orang berjalan dari rumah ke rumah dengan mengenakan kostum (atau menyamar), dan biasanya melantunkan syair atau nyanyian untuk mendapatkan makanan. Itu mungkin dikarenakan pada awalnya merupakan suatu tradisi di mana orang-orang menyamar sebagai Aos Sí, atau jiwa-jiwa orang yang telah meninggal, dan menerima persembahan atas nama mereka, serupa dengan kebiasaan souling. Menirukan makhluk-makhluk ini, atau mengenakan samaran, juga diyakini dapat melindungi diri sendiri dari mereka. Ada pendapat bahwa para pemain sandiwara bisu dan penyamar "menjelma menjadi roh-roh lama musim dingin, menuntut imbalan demi keberuntungan". Di beberapa bagian Irlandia selatan, para penyamar menyertakan kuda hobi. Seorang laki-laki berpakaian seperti Láir Bhán (kuda betina putih) dan memimpin anak-anak muda berkeliling dari rumah ke rumah untuk melantunkan syair —beberapa di antaranya mengandung nada-nada tambahan pagan— demi imbalan makanan. Jika suatu rumah tangga menyumbangkan makanan maka mereka dapat mengharapkan keberuntungan dari 'Muck Olla' tersebut; jika tidak maka akan membawa kemalangan. Di Skotlandia, kaum muda pergi dari rumah ke rumah dengan topeng, wajah dicat atau dihitamkan, seringkali mengancam untuk melakukan kenakalan jika mereka tidak disambut dengan baik.

F. Marian McNeill berpendapat bahwa festival kuno yang melibatkan orang-orang dalam kostum tersebut mewakili roh-roh, dan wajah ditandai (atau dihitamkan) dengan abu yang diambil dari api unggun sakral. Di beberapa belahan Wales, laki-laki yang berpakaian seperti makhluk menakutkan disebut gwrachod. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, orang-orang muda di Glamorgan dan Orkney berlintas-busana. Di bagian lain Eropa, bermain sandiwara bisu dan kuda hobi merupakan bagian dari festival-festival tahunan lainnya. Namun di daerah berbahasa Kelt "secara khusus cocok untuk suatu malam di mana para makhluk gaib dikatakan pergi mengembara dan dapat ditiru atau dihindari oleh para pengembara manusia". Sejak setidaknya abad ke-18, "meniru roh-roh ganas" mengarah pada permainan lelucon di dataran tinggi Skotlandia dan Irlandia. Mengenakan kostum dan bermain lelucon saat Halloween menyebar ke Inggris pada abad ke-20. Bagi yang bermain samaran dan lelucon di luar rumah pada waktu malam, sebagai penerangan tradisional di beberapa tempat digunakan lentera dari turnip atau mangelwurzel yang dilubangi dan seringkali diukir hingga berupa wajah aneh. Oleh mereka yang membuatnya, lentera tersebut dikatakan mewakili roh-roh, atau digunakan untuk menangkal roh-roh jahat. Hal ini umum di sebagian dataran tinggi Skotlandia dan Irlandia pada abad ke-19, serta di Somerset (lihat Malam Punkie). Kemudian pada abad ke-20 menyebar ke bagian lain dari Inggris dan menjadi dikenal secara umum sebagai jack-o'-lantern.

Families_picking_pumpkins_for_Halloween.PNG

Salah satu kebiasaan yang umum misalnya memetik dan membeli waluh dari kebun-kebun waluh.

sumber
 
Back
Top