Travel Destination to Kabaena Island

spirit

Mod
IMG_20151226_161543.jpg

Menjelajahi wilayah Indonesia yang sudah terkenal mungkin menjadi hal yang biasa, tetapi berwisata ke tempat yang mempunyai keindahan spektakuler dan belum banyak di jamah orang menjadi hal yang luar biasa buat aku dan tentunya akan menjadi lembaran cerita dalam perjalanan kehidupan aku. ~Hani Hikaru

Akhir tahun kemarin aku bersama sahabatku Sha Aullia melakukan perjalanan travelling selama 5 hari ke Sulawesi Tenggara. Pada umumnya orang-orang akan mengunjungi Wakatobi jika berkunjung ke Sulawesi Tenggara, tapi berbeda untukku dan sahabatku Sha Aullia. Kami melakukan perjalanan ke tempat berbeda yaitu Pulau Kabaena. Mungkin nama pulau ini masih terdengar asing di telinga kalian.

1-1451061602398.jpg

Sha Aullia & Hani Hikaru diatas kapal penyeberangan membelakangi pulau Kabaena ~ duapuluhtujuhdesember.com

Pulau kabaena adalah salah satu pulau di wilayah Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pulau dengan luas daratan sekitar 873 km² ini terdiri dari 6 kecamatan yaitu Kecamatan Kabaena, Kecamatan Kabaena Barat, Kecamatan Kabaena Timur, Kecamatan Kabaena Selatan, Kecamatan Kabaena Utara dan Kecamatan Kabaena Tengah. Aku pergi ke pulau ini dengan menempuh perjalanan pesawat sekitar 5 jam dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Kendari. Perjalanan lumayan lama karena pesawat yang aku naiki transit terlebih dahulu di Makassar sekitar 2 jam. Harga tiket pesawat ke kendari bermacam-macam berkisar 800rb-5jt, karena aku pergi akhir tahun tiket pesawat yang aku beli lumayan mahal sekitar 1.8jt.

Sesampainya di Kendari, kami menyewa mobil untuk menuju ke Kabupaten Bombana karena di kendari memang nggak ada angkutan umum. Perjalanan menuju Kabupaten Bombana ditempuh dalam waktu 3 jam. Tarif penyewaan mobil sendiri sekitar 600rb untuk satu mobil atau 150/orang. Tapi soal harga relatif aja, sebisa-bisanya kita menawar.

Sepanjang perjalanan menuju Kabupaten Bombana kami disuguhi pemandangan yang sangat luar biasa. Setelah melewati perjalanan selama 3 jam, kami menginap terlebih dahulu di Kabupaten Bombana karena penyebrangan laut menuju Pulau Kabaena hanya bisa dilakukan pada pagi hari. Cukup mudah mencari tempat penginapan di Kabupaten Bombana dan harga nya pun masih bersahabat bersikar 200rb untuk satu malam. Aku dan sahabatku memilih tempat menginap yang nggak terlalu jauh dari Pelabuhan Kasipute yaitu pelabuhan yang berada di Kabupaten Bombana.

Keesokan paginya kami melakukan penyebrangan laut dari Pelabuhan Kasipute menuju Pelabuhan Sikeli (Pulau Kabaena). Perjanan ditempuh selama 4 jam jika menggunakan perahu kayu biasa dan 2 jam jika menggunakan perahu cepat. Sayangnya saat kami datang perahu cepatnya sedang rusak, jadi mau nggak mau kami harus menggunakan perahu kayu. Tarif penyebrangan menggunakan perahu kayu biasa adalah 115rb sedangkan jika menggunakan pe cepat 150rb.

Setelah melakukan penyebrangan selama kurang lebih 4 jam, sampailah kami di Pelabuhan Sikeli. Tapi perjalanan belum selesai sampai disini karena tempat yang akan kami tuju adalah Desa Tangkeno dan masih harus ditempuh dengan menggunakan mobil selama kurang lebih 1 jam.

images%2B%252819%2529.jpg


1452410892550.jpg

Desa wisata Tangkeno

Jalan menuju Desa Tangkeno sangat curam, banyak bebatuan dan jurang di sisi jalannya. Jadi mobil yang digunakan pun sudah di modif, perjalanan 1 jam dari Pelabuhan Sikeli menuju Desa Tangkeno serasa offroad dan ini merupakan pengalaman baru lagi buatku.

1-DSC_0151-001.JPG

Gunung Batusangia ~ duapuluhtujuhdesember.com

Sesampainya di Desa Tangkeno kami kembali disuguhi pemandangan yang luar biasa khas pedesaan. Jika saat dipelabuhan tadi aku merasakan udara yang sangat panas, saat tiba di Desa Tangkeno ini aku merasakan udara sejuk dan airnya pun sangat dingin. Cuacanya persis sama seperti di Lembang-bandung. Ini untuk pertama kalinya aku menemukan satu pulau yang memiliki pantai sekaligus gunung dalam satu tempat dengan dua cuaca yang berbeda.

a-1310.jpg

Plaza Tangkeno

Di Desa Tangkeno terdapat satu tempat yang dinamakan Plaza Tangkeno. Tempat ini merupakan area terbuka yang biasa digunakan oleh warga desa untuk melakukan pementasan tari.

Pemandangan Plaza Tangkeno di sore-menjelang malam hari sangat indah. Dari tempat ini kita bisa menyaksikan Gunung Watu Sangia atau biasa disebut Gunung Kembar. Desa Tangkeno ini disebut Negeri di Awan karena pada waktu tertentu desa ini bisa diselimuti kabut yang sangat tebal sehingga warga desa lain tidak bisa melihat perkampungan Desa Tangkeno. Sebaliknya, ketika warga Tangkeno melihat kabut turun di beberapa wilayah Pulau Kabaena dan lebih rendah dari pemukiman Desa Tangkeno, mereka seolah-olah sedang berada di atas awan.

Ada beberapa objek wisata lain yang bisa dinikmati wisatawan lokal ataupun asing jika mengunjungi Desa Tangkeno ini, diantaranya adalah Gunung Batussangia. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut. Perjalanan hingga puncak gunung bisa ditempuh sekitar 5-6 jam.


1-1-DSC_0340.JPG


1-1-DSC_0364-001.JPG


1-1-DSC_0378-002.JPG


1-1-DSC_0353.JPG

Puncak Gunung Batusangia - Foto diatas memperlihatkan betapa jelasnya kondisi bebatuan yang harus dilalui, sampai harus diangkat dan ditarik agar bisa sampai ke puncak, sungguh pengalaman yang luar biasa! hahahaha. Seperti yang dikatakan Bang Ari, salah satu tim hiking dari Aceh " sia-sia kaya makna". ~Sha Aullia.

Nggak jauh dari Pulau Kabaena ada salah satu pulau yang juga nggak kalah menarik yaitu Pulau Sagori.

Pulau Sagori terletak di Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara. Untuk sampai ke Pulau Sagori kita hanya perlu menyebrang menggunakan kapal dari Pelabuhan Sikeli.

Diperlukan waktu sekitar 30 menit sampai 1 jam untuk sampai di pulau ini. Pulau Sagori memiliki daratan yang berbentuk melengkung ke arah selatan.

Pulau ini menyuguhkan panorama yang sangat menarik. Perairannya pun cukup jernih. Konon keindahan pulau ini akan terlihat lebih jelas dari atas pegunungan di Pulau Kabaena. Akan ada empat perpaduan warna antara biru tua, biru muda, putih dan hijau yang berasal dari pohon-pohon pinus yang dapat dilihat dari atas pegunungan Pulau Kabaena.

Selain memiliki pantai berupa hamparan pasir putih dengan dihiasi pohon-pohon pinus yang melambai. Pulau Sagori memiliki taman bawah laut yang jernih dengan berbagai macam species ikan dan karang bawah laut yang sangat menakjubkan.

Nama Pulau Sagori berasal dari nama seorang gadis yang ditemukan oleh warga sekitar pada saat air laut surut. Masyarakat sekitar lalu menggedong gadis itu ke sebuah onggokan pasir, tapi sayang setelah sempat menyebutkan namanya yaitu Sagori, gadis itu meninggal. Semenjak kejadian itu warga sekitar menyebut onggokan pasir tersebut dengan nama Pulau Sagori.

Dibalik keindahannya, ternyata pulau ini memiliki banyak misteri. Menurut warga sekitar, banyak kapal yang karam saat melintasi kawasan ini. Perairan di pulau ini dikenal dengan sebutan Segitiga Bermuda di Kabaena dan pernah masuk di acara On The Spot Trans 7.

Diperkirakan banyak kapal yang terkubur di dasar laut perairan Pulau Sagori. Salah satunya adalah kapal milik VOC yang pernah ditemukan oleh masyarakat setempat pada tahun 1973.

Pulau Sagori ini dihuni oleh Suku Bajau yang pencahariannya membudidayakan rumput laut.

Selain menikmati pemandangan pasir putih dan pepohonan pinus, kita juga bisa menikmati Sunrise dan Sunset Pulau Sagori yang begitu menakjubkan. Buat yang suka foto-foto tempat ini cocok banget deh, jadi siapkan kamera kamu kalo berkunjung ke tempat ini.

Perjalanan selama 5 hari yang aku lakukan bersama sahabatku menjadi sesuatu yang sangat menakjubkan dan nggak akan pernah kami lupakan semur hidup. Banyak hal-hal baru yang kami coba dan kami benar-benar keluar dari zona nyaman.

Bersatu dengan alam, menikmati semua ciptaanNYA membuat aku lebih bersyukur akan hidup yang aku jalani sekarang.

IMG_0976.JPG

Pulau Kabaena dengan gunung Batusangia terlihat jelas dari pantai pulau Sagori

IMG_5452.JPG

Pohon pinus di pulau Sagori

1452410901114.jpg


1-1-DSC_0530.JPG

Rumah penduduk pulau Sagori

1452410902137.jpg


1-1-DSC_0618-001.JPG

Pantai pulau Sagori dengan pasir putih dan lautnya yang bening

1-1-DSC_0581.JPG

Anak-anak suku Bajo yang sedang mandi di laut

A%2B%252820%2529.JPG

Anak-anak suku Bajo yang mendiami pulau Sagori

_MG_8839.JPG

Sunset Pulau Sagori




Nah buat kalian yang tertarik ingin berlibur ke Pulau Kabaena, aku punya tips yang bisa bermanfaat saat berada di sana. Apa aja sih yang harus dibawa untuk liburan ke Pulau Kabaena?

  1. Gunakan tas ransel yang mudah dibawa, hindari koper besar karena perjalanan ini lebih banyak menggunakan transportasi laut, agar lebih mudah dibawa saat turun dari kapal motor.
  2. Bawa sunblock wajah dan tubuh, pakai sesering mungkin apabila kita sedang berada di pantai maupun daerah wisata outdoor lainnya karena cuaca di pulau sangat terik.
  3. Kacamata, topi, kaos lengan panjang yang tipis (apabila tidak ingin belang), lip balm, handuk kecil , celana pendek/panjang dan sendal jepit menjadi barang wajib yang harus ada di ransel kalian. Jangan menggunakan rok panjang apalagi jika ingin ke Pulau Sagori, karena nantinya kita akan basah dan susah melompat saat berpindah menaiki kapal kecil.
  4. Siapkan sendal gunung ataupun sepatu sneakers, jangan lupa membawa kaos kaki agar tidak lecet saat hiking dan kaos kaki juga berguna untuk dipakai malam hari karena udara yang dingin.
  5. Untuk penginapan, kita akan tinggal di rumah warga (untuk harga per malam sangat bervariasi) usahakan optimalkan pemakaian baterai handphone ataupun kamera. Listrik baru ada setelah jam 6 maghrib dan untuk penerangan di kamar sudah disediakan lampu gantung.
  6. Ke desa tangkeno wajib untuk menikmati kabut di puncak atas, apabila ingin menikmati indahnya sunrise usahakan bangun pukul 4 pagi dan naik ke atas menggunakan motor/mobil untuk menikmati hawa sejuk dan dinginnya "Negeri Di Awan".
  7. Untuk makanan, Di Tangkeno lebih banyak menyediakan ikan sebagai sumber lauk pauknya, untuk kamu yang bosan dengan ikan, di warung-warung kecil tersedia indomie rebus yang bisa mengobati kangen makanan ibukota.
  8. Siapkan obat-obatan seperti hansaplast, tolak angin, vitamin, minyak kayu putih, koyo, obat sakit kepala, obat batuk, obat asma (bagi yang memiliki asma) dan jangan lupa bawa jaket ataupun sweater agar tidak masuk angin saat malam hari.
  9. Signal handphone hanya ada di puncak atas desa Tangkeno dan saat turun ke bawah menuju Pelabuhan Sikeli. Saat di rumah warga, signal sama sekali tidak ada, jadi usahakan mengabari keluarga sanak famili saat berada di anjungan.
  10. Bawa senter kecil karena pada saat malam, jalan sangat gelap dan kita bisa berjaga-jaga menggunakan senter.



mtf_bTuWm_245.jpg.jpg

Hani Hikaru & Sha Aullia - Keduanya adalah blogger cantik, tulisan-tulisan perjalanan mereka bisa temukan di nonahikaru.com dan duapuluhtujuhdesember.com

.
 
indah sekali ya. Baru dengar daerah wisata ini. Lumayan melelahkan juga perjalanan menuju kesana namun tak sia2 dengan suguhan pemandangan dan pengalaman yang didapatkan
 
a-1310.jpg

Plaza Tangkeno

Di Desa Tangkeno terdapat satu tempat yang dinamakan Plaza Tangkeno. Tempat ini merupakan area terbuka yang biasa digunakan oleh warga desa untuk melakukan pementasan tari.

Pemandangan Plaza Tangkeno di sore-menjelang malam hari sangat indah. Dari tempat ini kita bisa menyaksikan Gunung Watu Sangia atau biasa disebut Gunung Kembar. Desa Tangkeno ini disebut Negeri di Awan karena pada waktu tertentu desa ini bisa diselimuti kabut yang sangat tebal sehingga warga desa lain tidak bisa melihat perkampungan Desa Tangkeno. Sebaliknya, ketika warga Tangkeno melihat kabut turun di beberapa wilayah Pulau Kabaena dan lebih rendah dari pemukiman Desa Tangkeno, mereka seolah-olah sedang berada di atas awan.

.


sangat mengagumkan pemandangannya. Cuman ngeri2 sedap juga liat keterjalan menuju puncak gunungnya :)
 
saya pernah juga ke sulawesi tenggara tapi belum penah ke kabaena. Kuliner terkenal disana Gula Kelapa. Penduduknya ramah2 dan cantik2 gadisnya berkulit putih serta hampir separuh dari masyarakatnya konon adalah PNS. jadi pengen kesana, saya cuman sebatas bau-bau saja
 
saya pernah juga ke sulawesi tenggara tapi belum penah ke kabaena. Kuliner terkenal disana Gula Kelapa. Penduduknya ramah2 dan cantik2 gadisnya berkulit putih serta hampir separuh dari masyarakatnya konon adalah PNS. jadi pengen kesana, saya cuman sebatas bau-bau saja

ya selain gula kelapa masyarakat kabaena punya tarian khas lulo. menurutku kabaena jauh lbh indah daripada wakatobi cuman sayangnya daerah tersebut belum dimekarkan jadi kabupaten. Padahal sumberdaya manusianya sudah sangat mumpuni. Sensus penduduk tercatat 80 persen generasi mudanya adalah sarjana. Kelebihan kabaena itu juga adalah hawanya yang sejuk mirip dengan Lembang serta kaya akan sumber mata air alami ada beberapa sungai besar seperti sungai Lakambula, sungai Lanapo, sungai Lampaku serta ada air terjun yang sangat tinggi (7 tingkat) namanya air terjun Ee Meroro yg berada di kawasan Kabaena Tengah, cuman untuk menuju ke air terjun sangatlah sulit medannya. Sedangkan wakatobi miskin air bersih, cuman karena PEMDA setempat mengelola dengan baik alam bawah lautnya sehingga sekarang enjadi destinasi dunia.

1-1-DSC_0173.JPG

Tarian Lulo
 
ya selain gula kelapa masyarakat kabaena punya tarian khas lulo. menurutku kabaena jauh lbh indah daripada wakatobi cuman sayangnya daerah tersebut belum dimekarkan jadi kabupaten. Padahal sumberdaya manusianya sudah sangat mumpuni. Sensus penduduk tercatat 80 persen generasi mudanya adalah sarjana. Kelebihan kabaena itu juga adalah hawanya yang sejuk mirip dengan Lembang serta kaya akan sumber mata air alami ada beberapa sungai besar seperti sungai Lakambula, sungai Lanapo, sungai Lampaku serta ada air terjun yang sangat tinggi (7 tingkat) namanya air terjun Ee Meroro yg berada di kawasan Kabaena Tengah, cuman untuk menuju ke air terjun sangatlah sulit medannya. Sedangkan wakatobi miskin air bersih, cuman karena PEMDA setempat mengelola dengan baik alam bawah lautnya sehingga sekarang enjadi destinasi dunia.

1-1-DSC_0173.JPG

Tarian Lulo

betul sekali wakatobi kurang sumber air tawarnya, namun bawah lautnya yang luar biasa mengagumkan. makanya digemari bule apalagi lautnya sudah jadi destinasi dunia. tapi cost sangat tinggi juga ke wakatobi, penginapannya mahal dan makanan juga mahal2. Saya punya teman org binongko (penduduk salahsatu pulau di wakatobi) katanya rata2 anak mudanya merantau ke malaysia dan singapore jadi TKI/TKW dan rata2 dari mereka masuk secara ilegal (tanpa pasport)
 
ya selain gula kelapa masyarakat kabaena punya tarian khas lulo. menurutku kabaena jauh lbh indah daripada wakatobi cuman sayangnya daerah tersebut belum dimekarkan jadi kabupaten. Padahal sumberdaya manusianya sudah sangat mumpuni. Sensus penduduk tercatat 80 persen generasi mudanya adalah sarjana. Kelebihan kabaena itu juga adalah hawanya yang sejuk mirip dengan Lembang serta kaya akan sumber mata air alami ada beberapa sungai besar seperti sungai Lakambula, sungai Lanapo, sungai Lampaku serta ada air terjun yang sangat tinggi (7 tingkat) namanya air terjun Ee Meroro yg berada di kawasan Kabaena Tengah, cuman untuk menuju ke air terjun sangatlah sulit medannya. Sedangkan wakatobi miskin air bersih, cuman karena PEMDA setempat mengelola dengan baik alam bawah lautnya sehingga sekarang enjadi destinasi dunia.

1-1-DSC_0173.JPG

Tarian Lulo

barusan googling. ternyata juga kabaena punya tambang nikel dan sekarang sedang digugat oleh masyarakatnya untuk menutup sejumlah perusahaan tambang karena merusak alam dan ekosistimnya. Betul jika kabaena dimekarkan jadi kabupaten mungkin bisa seperti wakatobi bisa lbh tertata juga sumberdaya alamnya yang ada. Apalagi sumberdaya manusianya sudah memadai, bupati pertama Bombana juga ternyata putra asli kabaena, Dr. Syaifuddin Dullah
 
barusan googling. ternyata juga kabaena punya tambang nikel dan sekarang sedang digugat oleh masyarakatnya untuk menutup sejumlah perusahaan tambang karena merusak alam dan ekosistimnya. Betul jika kabaena dimekarkan jadi kabupaten mungkin bisa seperti wakatobi bisa lbh tertata juga sumberdaya alamnya yang ada. Apalagi sumberdaya manusianya sudah memadai, bupati pertama Bombana juga ternyata putra asli kabaena, Dr. Syaifuddin Dullah

daerah pasir panjang Singapore ada banyak sekali orang wakatobi (suku wanci) yang bekerja sebagai buruh. Sepertinya pemerintah singapore tak mempermasalahkan keberadaan mereka sepanjang mereka ini tak memasuki perkotaan. Di pasir panjang inilah tempat keluar masuknya barang selundupan dari singapore ke indonesia. yang penting ga ketangkap aja sama menteri Susi :)
 
1-1-DSC_0581.JPG

Anak-anak suku Bajo yang sedang mandi di laut

A%2B%252820%2529.JPG

Anak-anak suku Bajo yang mendiami pulau Sagori

kebahagiaan tidak terletak pada banyaknya uang namun kebahagian hakiki adalah kepuasan hati. Melihat anak2 itu yang ceria membuat saya jadi pengen menyambangi mereka. Pulau sagori nun jauh disana
 
Back
Top