Sejarah Kaos Dakwah di Indonesia

noqubaz

New member
Perkembangan Tshirt

Kaos oblong atau tees mulai masyhur waktu dibawakan oleh Brando Marlon pada 1947, yaitu waktu Marlon menjalankan peran tokoh Stanley Kowalsky dalam pentas teater yang berjudul A Street Named Desire. Ketika saat itu pengunjung terpaku dan kagum. Walaupun, ada juga pengunjung yang komplain, dan membuat asumsi bahwa penggunaan tees itu merupakan kurang ajar. Tidak dihindari, nampaklah permasalahan sepuar kaos dakwah.

Punch_-_Masculine_beauty_retouched1.png


Masalahnya yaitu, beberapa komunitas menilainya pemakaian tshirt untuk luaran ini tak santung. Namun di kelompok yang lainnya, terlebih anak muda, sedang dirundung musim tees, serta juga mengasumsikan tees sebagai bentuk kemerdekaan anak gaul.

Permasalahan itu jadinya menambah popularitas serta publisitas kaos pada percaturan model. Mengakibatkan pula, beberapa perusahaan konveksi mulai terinspirasi menyambutnya, walaupun awal mulanya konveksi kurang percaya prospek usaha kaos oblong.

Sedikit demi sedikit namun yakin, tees berubah menjadi baju sehari-hari dan jadi baju luaran. Di pertengahan th. 50an, kaos oblong sudah berubah menjadi bagian dari dunia fashion. Tetapi baru di th. 60an ketika golongan anak gaul mulai merajai dunia, menjadikan kaos oblong menjadi tanda anti kemapanan.

Tidak sedikit komunitas semisal anak muda gaul, komunitas anak punk, serta organisasi politik, juga tahu bahwa kaos mampu menjadi medium promosi yang mempunyai kekuatan. Kalimat apa saja mampu dicetak diatas tshirt, tahan lama, ditambah penyebarluasannya cukup tak terikat tempat dan waktu.

Siapa saja baik dia customer, yang memiliki bisnis, pengelola artis, serta sapa saja, dapat dengan mudah tunjukkan sapa jati diri kamu hanya dengan memakai tees dengan design grafis atau pencampuran bagian design lain.

Berjamurnya kaos dan distro pada komunitas usaha modern membawa efek positif pada dunia desain. Beragam karya desain yang dilaksanakan dalam medium kaos mewarnai kehidupan, tidak hanya sekedar bentuk grafi namun photo, ciptaan desain yang zaman dahulu tak memungkinkan untuk bisa memakai medium kaos, ketika ini seluruhnya menjadi mungkin aja.

Di Nusantara, kabarnya, masuknya kaos karena dibawa oleh beberapa penduduk Belanda. Namun waktu itu perubahannya tidak begitu cepat, sebab tees memiliki nilai gengsi yang tinggi, serta di Nusantara mesin pemintalannya belum setara. Menyebabkan kaos oblong tegolong benda mahal.

Kaos oblong Distro di Nusantara

Namun, kaos oblong mulai memperlihatkan perubahan signifikan serta menyebar ke seluruh tempat desa sekitar permulaan taun 1970. Saat itu bentuknya masih konvensional. Mempunyai warna putih polos, bahan cotton halus tipis, menempel ketat di badan dan cuma bagi mereka yan pria. Beberapa brand yang populer saat itu yakni 77 dan Swan. Terdapat juga merek Kembang Manggis, Cabe Rawit, dan sebagainya. Trend tshirt disinggung oleh Kartunis Sudarta GM melalui karakter Om Pasikom serta keponakannya dengan judul "Generasi Kaos Oblong".

Th. 1980 dunia kaos dikelilingi sama creative industri. Terlihat sebagian merek terkenal seperti Kaos JOGER di Pulau Bali, Kaos DAGADU dari Yogyakarta, serta Kaos C59 di Kota Bandung. tshirt ini populer dengan designnya yang unik, kreatif, serta menarik.

Th. 1990 - yaitu th. di mana dunia tshirt Indonesia diramaikan pemuda kreatif yang menjual tees dengan konsep mereka sendiri serta menghasilkan sendiri, dan jual pada outlet sendiri. Nama orang seperti mereka adalah Distro Clothing. Sedangkan distro ini ialah singkatan daripada Distribution Outlet yang bermakna toko yang menyebarkan dan menjual beberapa barang unique, di mana kaos ialah salah satunya.

Yang mana distro, kependakan dari distribution outlet atau distribution store, adalah toko di Indonesia yang jual baju dan aksesories yang dititip oleh pencipta baju, atau dibuat mandiri. Di samping itu distro umumnya merupakan industri kecil serta menengah (IKM) dengan brand sendiri yang dibawakan sama sebagian anak muda. Barang yang disediakan oleh distro diupayakan bukan untuk di produksi secara massive, supaya menjaga karakter eksklusif 1 barang dan hasil kreativitas.
 
Back
Top