Berita dan Fundamental

Dolar kembali tergelincir jelang data

dollar_slide_8.jpg

Dolar kembali tergelincir jelang data

Dolar diperdagangkan melemah terhadap yen sore ini menyusul akan diadakannya konferensi pers presiden terpilih AS Donald Trump hari ini waktu New York.


Pelemahan dolar juga dikarenakan akan rilisnya beberapa data ekonomi AS termasuk pidato para pejabat the Fed dan sang ketua Janet Yellen yang ditengarai akan memberikan petunjuk berkaitan dengan pebijakan pengetatan.

Aksi jual dolar telah mendominasi pasar sejak Senin dan waspadai aksi beli kembali di level 115 yen per dolar. Jika berkaca kepada besarnya harapan akan kebijakan Trump selama ini dan fakta bahwa pasar mengalami koreksi maka agak sulit untuk memperkirakan dolar akan menguat.

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus/…
 
Konferensi pers Trump ragukan pasar, dolar kembali anjlok

07-nov-trump-2.jpg

Konferensi pers Trump ragukan pasar, dolar kembali anjlok

Sentimen positif terhadap dolar akhirnya sirna setelah dolar mengalami pelemahan secara merata menyusul uraian Presiden Donald Trump yang tidak memberi kejelasan berkaitan dengan kebijakan fiskal dimasa depan.


Didalam pidatonya tersebut, Trump bahkan tidak menyinggung sama sekali tentang kemungkinan pengenaan tarif terhadap ekspor China. Kenyataan ini tentu saja memberi angin segar kepada saham-saham Asia yang sempat diterpa kecemasan akan terjadi perang perdagangan secara global.

Indeks acuan Asia Pasifik diluar Jepang menguat 0,6% ke level tertingginya sejak terakhir kali di Oktober. Saham Shanghai menguat 0,2%. Nikkei 225 tergelincir 0,9% karena yen kembali menguat karena dolar melemah.

Meski begitu, Wall Street berhasil ditutup menguat tadi malam, dimana Dow Jones naik 0,5%, S&P500 menguat 0,28% dan Nasdaq menguat 0,21%. Sementara sektor kesehatan mendapat pukulan setelah Trump mengatakan perusahaan farmasi lolos atas tindakan pembuhuhan dengan cara membuat mahal obat-obatan.

Konfrensi pers pertama Trump ditahun ini sama sekali tidak menjelaskan tentang pemotongan pajak dan belanja insfrastruktur, dimana kedua faktor inilah yang menjadi pemicu penguatan bursa Amerika selama lima minggu dan aksi jual besar-besaran dipasar obligasi global.

Euro diperdagangkan menguat menjadi $1,0602 sementara dolar melemah menjadi 114,76 terhadap yen. Poundsterling menguat menjadi $1,2048. Dipasar komoditas minyak turun sedikit setelah data menunjukkan inventory minyak mentah AS meningkat.

Minyak mentah AS diperdagangkan turun 11 sen pada $52,14. Brent Crude turun 4 sen menjadi $55,06 per barrel.

https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1843148195901370
 
Minyak Makin Lesu, Kelanjutan Pangkas Produksi OPEC Diragukan

Production-Cut-701x361.jpg

Minyak Makin Lesu, Kelanjutan Pangkas Produksi OPEC Diragukan

Harga minyak hampir dipastikan mengakhiri pecan ini dengan penurunan karena keraguan akan pemangkasan produksi minyak OPEC masih berlanjut, dengan sentimen yang juga semakin diperburuk oleh Kekhawatiran atas kondisi ekonomi Cina setelah Cina melaporkan penurunan ekspor terburuknya Sejak 2009.


Minyak Brent berjangka, yang menjadi patokan harga minyak internasional, diperdagangkan turun 60 sen $55,41 per barel pada hari Jumat. Sementara West Texas Intermediate berjangka turun sebesar 58 sen di harga $52,43.

Impor minyak mentah Cina tercatat sebanyak 8,56 juta barel per hari (BPH) pada bulan Desember membantu menopang harga. Namun hasil tersebut masih belum mampu menutupi kekhawatiran yang mendasari atas kondisi perekonomian secara keseluruhan negara ekonomi kedua terbesar dunia tersebut.

Meskipun China masih ‘haus’ minyak, ekspor secara keseluruhan, yang menjadi tulang punggung ekonomi negara itu, turun 7,7 persen tahun lalu menjadikannya penurunan tahunan kedua berturut-turut dan merupakan penurunan terburuk sejak krisis global mendalam pada tahun 2009.

Di sisi Supply, masih ada sedikit dukungan pasar dari eksportir minyak mentah terbesar, Arab Saudi, yang mengatakan produksi minyaknya turun di bawah 10 juta BPH ke level yang terakhir dicapai pada Februari 2015 diperkirakan akan membuat pemangkasan yang lebih dalam bulan depan.

Namun, sebuah bukti pengurangan ekspor yang sangat jelas masih belum menunjukkan hasil signifikan, dalam dua minggu di bulan ini yang mana pemangkasan produksi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya, seperti Rusia, seharusnya sudah berpengaruh.

Bahkan jika OPEC memangkas produksi seperti yang disepakati, para pengamat mengatakan kenaikan produksi AS dan meningkatnya persediaan dari negara anggota OPEC seperti Nigeria dan Libya, kemungkinan mengimbangi pengurangan.

Survei informal Reuters lebih dari 1.000 profesional pasar energi menunjukkan harga Brent pada tahun 2017 diperkirakan antara $55 - $60 per barel.
 
Isu Brexit dan Trump dominasi pergerakan valas

Brexit.jpg

Isu Brexit dan Trump dominasi pergerakan valas

Mata uang pound diperdagangkan merosot diperdagangan Asia hari ini setelah kabar yang melaporkan pemerintah Inggris bersiap untuk keluar dari Uni Eropa memicu kecemasan investor.


Poundsterling berada pada level terendah $1,1983 terhadap dolar dan diperdagangkan cukup tipis. Euro diperdagangkan menguat 0,9% menjadi 0,8820 pound, sterling tergelincir 1,6% menjadi 137,35 yen. Euro diperdagangkan tergelincir 0,3% menjadi $1,0613. Dealer mengatakan pasar bereaksi terhadap laporan surat kabar The Sunday Times dimana Perdana Menteri Inggris Theresa May pada minggu ini akan memberi sinyal keluar dari Uni Eropa secara total atau disebut dengan "hard exit," dimana dia mengatakan siap tidak mendapat akses "single market" (kemudahan berdagang antar negara Eropa) untuk mendapatkan kembali kendali atas perbatasan Inggris.

May akan mengaktifkan klausul 50, dimana penarikan formal dari Uni Eropa akan dilakukan akhir Maret. Namun sampai detik ini masih sedikit detail yang dia kabarkan tentang kesepakatan seperti apa yang dia inginkan yang membuat sebagian besar investor, pengusaha dan anggota DPR frustasi.

Investor cemas langkah tegas untuk keluar dari "single market" akan memukul ekspor Inggris dan mendorong keluar investasi asing.

Selain masalah Brexit, isu Trump juga akan mendominasi pasar valas internasional beberapa minggu kedepan. Meski beberapa kebijakan stimulusnya mampu mendongkrak nilai tukar dolar dan optimisme pasar, tapi rencana penerapan tarif tambahan pada produk buatan China, membangun tembok di perbatasan Mexico dan membatalkan North American Free Trade Agreement (NAFTA) justru memicu sentimen "risk aversion" dikalangan investor.

Trump pernah mengatakan akan melabeli China sebagai manipulator mata uang ketika menjadi Presiden nanti. "Perusahaan kami tidak bisa bersaing dengan mereka karena mata uang kami kuat sekali dan itu membunuh kami."

Kemudian dalam wawancara lainnya dia mengatakan akan menempuh jalur diplomasi sebelum ambil keputusan. Dampak kebijakan stimulusnya pun dinilai bertahap bukan langsung terasa seandainya memang benar diterapkan.

Perlu dicatat, minggu ini Bank Sentral Eropa diperkirakan akan mempertahankan kebijakannya setelah dibulan lalu mengejutkan pasar dengan mengatakan akan memangkas kebijakan pembelian obligasi bulanan menjadi 60 miliar euro mulai April.
 
Emas melonjak jelang inagurasi Trump dan Brexit

gold-Trading.jpg


Emas melonjak jelang inagurasi Trump dan Brexit

Emas pada perdagangan Senin, emas sentuh level tertinggi dalam delapan minggu terakhir menyusul kecemasan pasar terhadap Donald Trump dan Brexit.


Kontrak emas untuk Februari naik $6,80 atau 0,6% menjadi $1,203,00 per ounce. Perak untuk pengiriman Maret naik 9 sen atau 0,5% menjadi $16,86 per ounce.

Beberapa komentar Trump terkait dengan China, Rusia dan Uni Eropa memicu keresahan pasar. Sebelumnya Presiden terpilih AS ke-45 memberi angin segar dengan membuka peluang dicabutnya sanksi terhadap Rusia dan tidak lagi berkomitmen untuk mempertahankan kesempakatan dengan China berkaitan dengan Taiwan. Dia juga memperkirakan akan ada beberapa negara yang keluar dari Uni Eropa dan mengkritik NATO.

Disaat yang sama investor juga tengah bersiap mendengar pidato Perdana Menteri Inggris Theresa May hari ini. Diperkirakan beliau akan mengungkap rencana negosiasi Inggris berkaitan dengan rencana keluar dari Uni Eropa.

Ketika kabar itu muncul, pound terperosok ke level terendah sejak terakhir kali di Oktober lalu.

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus
 
Meningkatnya produksi "minyak shale" AS ancam rencana OPEC

1016301_451967.jpg

Meningkatnya produksi "minyak shale" AS ancam rencana OPEC

Upaya menstabilkan harga minyak dipasar internasional kembali menemui kendala karena pada Selasa kemarin, data menunjukkan minyak produksi Amerika meningkat.


Laporan yang dirilis oleh Administrasi Informasi Energi jelang pasar tutup tersebut memperkirakan produktivitas pengeboran meningkat 41.000 barrel per hari (kenaikan perbulan) di Februari menjadi 4,748 barrel per hari.

Jika jumlah ini stabil maka kenaikan produksi "minyak shale" setidaknya mencapai setengah juta barrel per hari diakhir tahun.

Sementara itu harga untuk minyak mentah West Texas ditutup naik menjadi $52,48 per barrel.

Sebagian besar anggota OPEC sudah memperkirakan kenaikan produksi "minyak shale" AS dan pasar akan memonitor perkembangan produksi minyak itu setelah OPEC mematuhi pemangkasan kuota yang telah disepakati sebelumnya.

Tahun lalu, tepatnya bulan Novembe OPEC mencapai kesepakatan untuk memangkas produksi 1,2 juta barrel per hari menjadi tidak lebih dari 32,5 juta barrel per hari dan negara-negara non-OPEC juga berjanji akan memangkas produksinya hampir 600.000 barrel.

Ada kecemasan kenaikan harga minyak akan memberi insentif kepada produsen minyak AS untuk meningkatkan produksi minyak. Sementara itu, ketika berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Selasa kemarin, Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan akan membutuhkan waktu bagi produsen minyak AS untuk menutupi kerugiannya selama ini dan pemain "minyak shale" AS juga memerlukan harga yang tinggi untuk menutupi biaya produksi yang tinggi.

"Banyak pihak di forum Davos percaya "minyak shale" akan membunuh kenaikan harga minyak, tapi hal itu tidak bisa mengganti semua produksi minyak yang habis akibat pemangkasan belanja modal.

Al-Falih yakin pasar minyak akan stabil kembali pertengahan tahun ini. Jadi pada akhirnya pasar akan membutuhkan "minyak shale". "Minyak shale" dalam tahap pemulihan tapi membutuhkan waktu panjang.
 
Peso Filipina tahan guncangan di 2017

mice-philippines-money.jpg

Peso Filipina tahan guncangan di 2017

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bloomberg, mata uang emerging market yang terpukul paling parah sepanjang tahun lalu justru tidak akan begitu terpengaruh oleh faktor global di tahun 2017 ini.

Adalah peso Filipina yang dalam kurun 12 bulan terakhir melemah sampai 4,2% justru diperkirakan sebagai mata uang yang degil atau kuat ketika harus berhadapan dengan faktor-faktor eksternal ditahun ini. Sementara posisi kedua diduduki oleh baht Thailand dan rupee India sementara yuan China berada diposisi buncit.

Perdagangan Filipina tidak bergantung kepada China maupun Amerika oleh karena itu peso cenderung tahan terhadap gempuran faktor eksternal. Sebaliknya negara-negara yang perdagangannya bergantung kepada China tentu saja akan mendapat hantaman paling besar oleh kebijakan Trump yang menarget China secara langsung.

https://id.grandcapital.net/promo/p...facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news
 
BI pangkas suku bunga, prospek ekonomi masih positif

BankIndonesia.jpg

BI pangkas suku bunga, prospek ekonomi masih positif

Bank Sentral Indonesia mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah pada Kamis kemarin untuk memperkuat nilai tukar mata uang nasional dan sebagai upaya untuk melawan aliran dana keluar setelah Amerika mulai mengetatkan kebijakan moneternya.


Selain BI, Bank sentral Malaysia juga melakukan hal yang sama dimana masing-masing suku bunga dipertahankan pada posisi 4,75 persen dan 3 persen untuk Malaysia.

Pasar memperkirakan the Fed akan kembali menaikkan suku bunga sebagai penyesuaian dengan kebijakan moneter pemerintahan Trump. Hal itu menekan mata uang negara-negara emerging dan menutup pintu untuk kebijakan pelonggaran di seantero Asia Tenggara.

Dalam beberapa bulan terakhir, rupiah relatif stabil dan baru akan mendapat tekanan dipertengahan tahun ini. Sepanjang tahun lalu, BI sudah melakukan pemangkasan suku bunga sebanyak enam kali untuk memacu pertumbuhan ekonomi karena inflasi masih tersendat.

Seiring meningkatnya tekanan harga-harga, pejabat BI memperkirakan inflasi akan naik diatas 4 persen di tahun ini. Harga konsumen naik 3 persen di Desember, tapi masih dalam rentang target BI untuk 2017 yaitu antara 3 sampai 5 persen.

Sementara Malaysia mengalami kenaikan inflasi di tahun ini yang menjadi latar kebijakan bank sentral terbaru. Ringgit sudah terjungkal sekitar 6 persen sejak Trump memenangi pilpres, membuat Bank Negara bertindak tegas untuk membatasi kaburnya investasi asing agar ringgit tetap stabil.

Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia tampaknya lebih baik jika dibandingkan Malaysia di tahun ini. BI memperkirakan ekonomi kemungkinan tumbuh diatas perkiraan tahun lalu yaitu sekitar 5 persen. Sebaliknya pemerintah Malaysia memperkirakan pertumbuhan antara 4 sampai 5 persen.

Setelah sempat menurunkan rating utang Indonesia ke status "junk", pada 10 Januari kemarin, S&P mengatakan akan menaikkan rating Indonesia menjadi "grade investasi" di 2017 atau 2018 selama negara mampu melaksanakan belanja yang patut, defisit menurun, utang pemerintah di level moderat dan beban fiskal berkurang

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus/
 
Last edited:
Pasar nantikan realisasi janji-janji Trump

Donald-Trump.jpg

Pasar nantikan realisasi janji-janji Trump

Mata uang dolar diperdagangkan tergelincir satu hari setelah Donald Trump resmi berkantor di Gedung Putih. Sejauh ini belum ada kabar terbaru mengenai langkah terperinci apa yang akan diambil presiden AS tersebut dalam mendongkrak perekonomian domestik.

Melemahnya dolar justru meningkatkan harga emas selama empat minggu terakhir. Sementara itu metal, diantaranya tembaga dan saham Asia diluar Jepang terlihat menguat. Indeks Topix Jepang melemah 1,1% akibat menguatnya yen. Bursa saham China juga menguat.

Disamping menunggu efek lanjutan dari sentimen Trump, pasar akan fokus menunggu asil pendapatan perusahaan raksasa dunia seperti Samsung Electronics dan Alibaba Group Holding.

Kini, setelah Trump resmi menjabat sebagai presiden, pasar menunggu bukti konkret dari janji kampanyenya yang akan menerapkan stimulus fiskal dan deregulasi (mencabut kebijakan yang sudah ada). Diperkirakan bursa saham masih dalam kondisi rapuh dan akan ada koreksi dan konsolidasi beberapa bulan kedepan.

Yen sendiri diperdagangkan naik 0,9% per dolar. Emas diperdagangkan naik 0,7% menjadi 1.218,24 per ounce. Minyak West Texas naik 0,2% menjadi $53,31.

https://grandcapital.id/partnership/rebate/
 
Dolar diperdagangkan melemah, pasar waspadai AS

camilla-dollar-down.jpg

Dolar diperdagangkan melemah, pasar waspadai AS

Pelemahan mata uang dolar mencapai hari keempat Selasa ini, sementara yen bergerak fluktuatif.
Saham-saham emerging market melonjak setelah investor mengukur dampak kebijakan Trump yang akan merubah berbagai pakta perdagangan yang melibatkan Amerika.

Yen tergelincir kurang dari 0,1% menjadi 112,79 per dolar. Aussie melemah 0,1% dan kiwi melemah tipis. Peso Meksiko menguat 0,3%. Selain itu, emas juga bergerak turun 0,1% menjadi $1.220,25 per ounce setelah menyentuh level tertinggi di November lalu dan minyak West Texas naik mendekati $53 per barrel, tepatnya $52,98 per barrel.

Saat ini beberapa kebijakan Trump yang sudah jelas dan siap direalisasikan adalah mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan belanja pemerintah dan fokus pada perdagangan seperti mendesak perusahaan agar lebih banyak berinvestasi didalam negeri. Presiden Trump menjanjikan pajak perbatasan yang besar dan menandatangani perintah untuk menarik diri dari kesepakatan dagang Trans-Pacific.

https://id.grandcapital.net/trading/bonus
 
Kecemasan terhadap Amerika mereda, dolar menguat

56a5dbf65c5c38c430c013bcc185c6ea.jpg




Poundsterling diperdagangkan menguat pada perdagangan hari ini sementara dolar menguat terhadap yen setelah pelaku pasar merubah fokus ke hal yang lebih baru menyusul berlalunya kecemasan terhadap kebijakan Trump dan Brexit.


Penguatan pound dipicu oleh pernyataan menteri Brexit David Davis yang menegaskan tidak ada referendum kedia setelah Mahkamah Agung UK memerintahkan Parlemen mengadakan voting untuk proses Brexit. Sementara itu yen kembali melemah setelah dolar menguat dipicu oleh naiknya imbal balik obligasi pemerintah AS dan kembali menguatnya saham-saham AS.

Pasar mengalihkan fokusnya pada fundamental ekonomi dan perbedaan suku bunga yang bisa mendongkrak dolar. Pertumbuhan ekonomi di wilayah Euro, Jepang dan Amerika kelihatannya membalik.

Yen terakhir kali dikutip berada pada level tertinggi baru 113,89 terhadap dolar. Pound melonjak keatas 1,2500 terhadap dolar setelah sebelumnya sempat drop pada 1,2419.

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus/
 
Minyak Manfaatkan Melemahnya Dolar

757z468_shutterstock_225857653.jpg




Harga minyak naik tipis pada di sesi Kamis, didorong oleh melemahnya dolar, namun kenaikan ini masih tertutupi oleh pasokan dan persediaan yang berlimpah meskipun upaya OPEC dan produsen lainnya untuk memotong output dan menopang pasar.


Brent berjangka, yang menjadi patokan internasional, diperdagangkan pada level $55,44 per barel pada pagi ini di Asia, naik 36 sen dari penutupan terakhir mereka. Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di $53,07 per barel, naik 32 sen.

Pasar mengatakan bahwa kenaikan itu sebagian besar karena melemahnya dolar, yang telah kehilangan 3,9 persen sejak mencapai puncaknya pada Januari ini. Dengan minyak yang diperdagangkan dalam dolar, pembelian minyak mentah menggunakan greenback menjadi lebih murah ketika dolar melemah bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lainnya, dan berpotensi memacu permintaan.

Namun, kenaikan harga minyak nampaknya dibatasi oleh data dari Administrasi Informasi Energi AS (EIA) yang menunjukkan peningkatan 2,84 juta barel dalam persediaan minyak mentah komersial AS menjadi 488.300.000 barel, mengalami penambahan 6,3 persen dalam produksi minyak AS sejak pertengahan tahun lalu menjadi 8,96 juta barel per hari (bph).

Kenaikan persediaan dan produksi minyak AS melawan upaya Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya termasuk Rusia untuk memangkas pasokan sebesar hampir 1,8 juta barel per hari selama paruh pertama 2017 dalam upaya untuk mengakhiri melimpahnya persediaan global.
 
Dolar mulai kehilangan daya gedor

dolar-1476457042.jpg




Dolar Amerika diperdagangkan melemah terhadap mayoritas mata uang major, dimana pelemahan terbesar dialami terhadap dolar Kanada dan poundsterling. Meski presiden Trump sudah bersiap untuk membangun tembok perbatasan, peso Meksiko justru menguat lebih dari 1 persen.


Menguatnya pound dikarenakan spekulasi Perdana Menteri Therese May akan mengabulkan permintaan anggota dewan untuk segera menerbitkan rencana Brexit sehingga melenyapkan keraguan pasar.

Pound terakhir kali dikutip berada pada posisi 1,26220 atau menguat 0,8% terhadap dolar. Pound juga menguat 0,7% menjadi 143,40 terhadap yen. Euro turun 0,7% menjadi 0,8509 terhadap pound. Yen diperdagangkan menguat pada 113,63. Euro diperdagangkan turun menjadi 1,0737 terhadap dolar.

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus/
 
Dolar diperdagangkan positif jelang akhir pekan

dolar-yen-euro.jpg


Dolar diperdagangkan positif jelang akhir pekan

Di penghujung minggu ini yen mendapat tekanan karena sentimen ambil resiko terus meningkat menyusul tindakan yang diambil BOJ baru-baru ini justru dinilai oleh pasar sebagai indikasi kebijakan pengurangan pembelian aset belum siap (atau belum akan dilakukan).


Dolar berhasil melonjak terhadap yen menjadi 115,15 sementara euro menguat 122,82 terhadap yen. Yen juga melemah terhadap aussie dan pound. Euro diperdagangkan pada $1,0684.

Peso Meksiko terus merosot terhadap dolar setelah rencan pertemuan antar kedua pimpinan negara dibatalkan ditengah-tengah memanasnya tensi atas rencana Trump yang ingin membangun tembok disepanjang perbatasan Meksiko.

Peningkatan sentimen ambil resiko cukup kuat sehari setelah Dow Jones Industrial Average menembus level kunci 20.000 untuk pertama kalinya. Akibatnya saham-saham Tokyo menguat dan memicu investor menjual yen.

Keputusan BOJ disesi pagi tadi yaitu meningkatkan pembelian JGB telah mendesak jatuhnya yen karena investor mulai memikirkan perbedaan suku bunga antara AS dan Jepang.

Sebaliknya yield obligasi pemerintah AS melonjak yang menunjukkan kepercayaan pasar terhadap kebijakan stimulus yang dikemukakan oleh Trump.

https://id.grandcapital.net/promo/partnership/ ?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news
 
Emas Dekati Level Terendah Dua Pekan

goldselloff.jpg


Emas Dekati Level Terendah Dua Pekan

Emas pada hari Jumat berada di dekat posisi terendah dua minggu setelah dolar menguat atas rencana AS pemerintahan baru untuk memacu pertumbuhan, sehingga membuat logam mulia tersebut berpeluang mengakhiri pecan ini dengan catatan buruk untuk pertama kalinya sejak akhir Desember.

Harga emas spot turun 0,1 persen pada $1.186,80 per ons pagi ini di Asia. Sebelumnya pada hari Kamis, emas jatuh ke level terendah sejak 11 Januari di $1.184,03. Emas berjangka AS turun 0,2 persen di harga $1.187 per ons.

Penurunan emas ini dikarenakan oleh indeks dolar yang naik 0,1 persen ke level 100,500, setelah di sesi sebelumnya sempat menyentuh level terendah tujuh pecan di level 99,793.

Penguatan dolar diyakini karena laporan data ekonomi AS untuk penjualan rumah baru turun ke level terendah 10 bulan pada bulan Desember setelah tiga bulan berturut-turut naik cukup meyakinkan, tapi pemulihan pasar perumahan tetap masih terjadi karena pengetatan pasar tenaga kerja meningkatkan pertumbuhan upah.

Selain data perumahan, penguatan dolar juga diyakini atas kekhawatiran inflasi zona euro yang berlebihan kembali terjadi, sehingga pembahasan panjang stimulus masih tertahan, ungkap salah seorang pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis.

Permintaan emas fisik turun 20 persen tahun lalu ke level terendah sejak 2009, analis GFMS di Thomson Reuters mengatakan dalam sebuah laporan pada hari Kamis, setelah rebound harga emas mengurangi minat terhadap logam.

Impor bersih emas China melalui saluran utama Hong Kong naik 2,7 persen pada Desember dari bulan sebelumnya, data menunjukkan pada hari Kamis.
 
Penjualan Ritel Jepang Catat Kenaikan Lagi



16406674_1851075931775263_920774739036952581_n.jpg


Penjualan ritel di Jepang pada mengalami kenaikan pada bulan Desember. Penjualan ritel pada tingkat tahunan ini naik sebesar 0,6% dari tahun lalu, dan mencatat kenaikan dalam 2 bulan belakanggan ini.


Hasil positif penjualan ritel di Desember ini diyakini akan menjadi sinyalemen terjadinya pertumbuhan belanja konsumen di negara ekonomi terbesar ketiga dunia tersebut.

Kenaikan pada Desember meneruskan hasil positif pada November yang mengalami kenaikan 1,7%, berdasarkan laporan yang dirilis Kementrian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang. Penjualan ritel mencatat penurunan 0,6% sepanjang 2016.

Para ekonom mengatakan bahwa selama ini konsumen enggan berbelanja. Ini disebabkan masih memburuknya pertumbuhan gaji dan pendapatan warga. Bahkan Perdana Menteri Shinzo Abe meminta perusahaan - perusahaan untuk meningkatkan pembayaran guna memicu konsumsi sehingga mampu membantu memulihkan ekonomi Jepang.

Penjualan pada toko ritel bersekala besar turun 1,3% di Desember dari tahun lalu, namun data ini telah memperhitungkan perubahan angka persediaan, dan menjadikannya penurunan bulan kelima berturut-turut.
 
Kebijakan cekal Trump lambungkan yen



usa_japan.jpg


Yen diperdagangkan menguat terhadap dolar pada perdagangan yang tipis Senin ini. Penguatan yen terhadap dolar mencapai 0,7% dan sentimen terhadap dolar diperkirakan akan terus memburuk setelah Presiden Trump memberlakukan perintah cekal (larangan memasuki AS).


Tentangan juga berasal dari dalam negeri dimana ribuan orang berkumpul di New York dan Washington pada Minggu siang, memprotes perintah Trump tersebut yang untuk sementara mencegah beberapa warga dari negara tertentu termasuk pengungsi Suriah agar tidak memasuki Amerika.

Greenback sempat tergelincir sampai 114,27 terhadap yen sebelum akhirnya stabil di posisi 114,47. Sementara euro melemah menjadi 122,85 terhadap yen. Yen juga menguat terhadap mata uang lainnya seperti aussie dan pound. Euro diperdagangkan pada $1,0723 terhadap dolar.

Melemahnya bursa Tokyo juga menjadi pemicu aksi borong yen terhadap dolar, yang sejak akhir pekan sudah mendapat tekanan karena jeleknya data PDB AS dikwartal akhir 2016.

Meningkatnya kecemasan pasar terhadap kebijakan Trump berkaitan dengan perdagangan dan isu lainnya turut membebani dolar dan memicu aksi beli ke aset-aset aman seperti yen. Selain itu pasar juga memperkirakan rencana ekonomi Trump cenderung memicu naiknya inflasi di Amerika dan menyebabkan the Fed harus menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Sebelumnya Trump menyatakan menarik diri dari kerjasama Trans-Pacific yang sempat digadang-gadang oleh Perdana Menteri Shinzo Abe sebagai pilar strategi pertumbuhan ekonomi Jepang dan menuduh produsen mobil Jepang melakukan praktek monopoli.

Perdagangan di pasar internasional cenderung tipis karena banyak pasar keuangan di Asia tutup memperingati Tahun Baru China.
 
Pernyataan Fed dan BOE Dongkrak Emas di Asia



vang-bac-ngoai-te-696x385.jpg


Harga emas beringsut naik pada perdagangan Selasa di Asia dengan Bank of Japan dijadwalkan akan mengeluarkan pandangan kebijakan moneter terbaru dan investor menantikan pernyataan Fed pada Rabu besok yang bisa menjadi sinyal hati-hati terhadap prospek pertumbuhan ekonomi.


Tadi malam saja, emas naik pada perdagangan di AS dengan dolar yang lebih lemah dan dengan kekhawatiran atas larangan perjalanan ke AS untuk tujuh negara mayoritas Muslim yang menyebabkan pasar beralih ke aset safe haven seperti emas dan di saat tumbuhnya ekspektasi terhadap Fed yang sangat dinantikan dalam pernyataan kebijakan terbaru, Rabu besok.

Daya tarik terhadap aset safe-haven membaik setelah Trump membatasi perjalanan ke Amerika Serikat dari Suriah, Irak, Iran dan empat negara mayoritas Muslim lainnya, pada Jumat lalu, seraya mengatakan langkah tersebut akan membantu melindungi Amerika dari serangan teroris. Perintah ini sontak menyebabkan protes besar di beberapa kota di AS dan memicu reaksi global, bahkan meningkatkan kekhawatiran mengenai potensi ketidak stabilan atas dampak dari kebijakan Trump tersebut.

Sama seperti Fed pada hari Rabu dijadwalkan akan mengeluarkan pernyataannya, pasar keuangan global akan sibuk dengan pertemuan bank sentral pada minggu depan, dengan keputusan kebijakan bank snetral Inggris (BoE) akan dinantikan. Pasar juga akan memntau data ekonomi utama, dengan laporan kerja AS bulanan berada dalam sorotan.

Emas Berjangka untuk pengiriman April di Comex, New York Mercantile Exchange naik 0,31% menjadi $1.199,65 per ons. Sementara, perak berjangka pengiriman Maret naik 0,21% menjadi $17,188 per ons, sementara tembaga berjangka turun 0,11% menjadi $2,666 meski pasar China, yang menjadi importir atas dunia, masih tutup sampai Kamis karena Tahun Baru Imlek.

Dalam perdagangan sebelumnya, dolar turun lebih dari 1% terhadap safe haven yen pada Senin karena larangan perjalanan yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump menambah kekhawatiran atas potensi dampak kebijakan ekonomi pemerintahan baru.
 
Risk Aversi Rubuhkan Dolar



Dollar-Collapse.jpg


Dolar AS diperdagangkan cenderung sideways selama sesi Asia hari ini setelah bergerak berlawanan dari kenaikan tajam di hari sebelumnya di tengah kekhawatiran bahwa kebijakan terhadap imigran dan perdagangan pemerintahan AS yang baru dapat menciptakan ketidakpastian.


Yang paling diuntungkan dari pelemahan mata uang AS itu adalah yen Jepang, dolar turun di bawah level 114-113,60 terhadap yen. Meski demikian, dolar masih menguat sekitar 1 yen dari level terendah 2 bulan terhadap yen di minggu sebelumnya yang menyentuh level 112,52. Sementara Euro mencoba untuk naik kembali di atas level 1,07 dan diperdagangkan pada level tertinggi sesi di 1,0715.

Dolar dan aset berisiko berada di bawah tekanan setelah pelaksana Jaksa Agung AS memilih untuk menentang perintah Trump untuk melarang imigran dari 7 negara mayoritas Muslim dan diperkirakan akan segera dipecat oleh Presiden. Hal ini ditafsirkan sebagai tanda bahwa kebijakan perdagangan dan imigrasi Trump bisa membuat sebuah tendangan baik di Amerika Serikat maupun luar negeri karena adanya kritik luas atas keputusan baik di dalam AS sendiri maupun oleh sejumlah pemimpin dunia.

Namun Sterling tidak mampu memanfaatkan melemahnya greenback disaat pound berupaya untuk naik di atas level 1,25 tidak berkelanjutan dan diperdagangkan pada level 1,2487.

Pertemuan Bank of Japan dan konferensi pers oleh Gubernur Haruhiko Kuroda hanya menghasilkan pengaruh kecil dalam upaya perubahan kebijakan atau pandangan, dengan pengecualian dari proyeksi pertumbuhan yang hanya sedikit menguat dan perpanjangan program pinjaman untuk industri dengan potensi pertumbuhan. Bank sentral akan tetap akomodatif selama inflasi di bawah target 2%, menurut Kuroda, meskipun laju pembelian aset diperkirakan tetap stabil.
 
Trump Soroti Kebijakan Mata Uang Negara Mitra


Trump Soroti Kebijakan Mata Uang Negara Mitra


RTX1OCAZ-730x487.jpg


Dolar merosot terhadap mata uang utama pada perdagangan hari Rabu setelah Presiden AS Donald Trump dan penasehat ekonominya membidik kebijakan mata uang mitra dagang utama AS, sehingga meningkatkan kekhawatiran lebih lanjut bahwa Washington semakin secara aktif melemahkan mata uangnya.[/b]

Trump dan penasihat perdagangan Peter Navarro, Selasa kemarin mengkritik Jerman, Jepang dan China, seraya mengatakan bahwa tiga mitra dagang utama negeri Paman Sam tersebut terlibat dalam mendevaluasi mata uang mereka dan merugikan AS.

"Setiap negara menahan devaluasi," kata Trump. "Anda lihat apa yang dilakukan China, Anda lihat apa yang sudah dilakukan Jepang selama bertahun-tahun. Mereka memainkan pasar uang, mereka bermain di pasar devaluasi dan kami duduk di sana seperti sekelompok boneka."

Mata uang global mendapat dorongan setelah Navarro mengatakan kepada Financial Times bahwa Jerman adalah menggunakan euro yang terlalu "undervalued" untuk mendapatkan keuntungan lebih dari Amerika Serikat dan mitra mereka di Uni Eropa.

Seorang pengamat forex seolah mengamini pernyataan Trump dan Navarro. "Hal ini menjadi jelas bahwa pemerintahan Trump adalah salah satu yang akan mengejar dolar yang lebih lemah dan mengkritik kebijakan mata uang lain.”

"Dalam kondisi seperti itu, yield obligasi AS dan dolar kehilangan korelasinya. Kenaikan imbal hasil apapun yang dihasilkan dari harapan kebijakan moneter tidak akan lagi dapat sepenuhnya mendukung dolar."

Dengan banyaknya Trump menjadi tajuk pada berita utama, keputusan kebijakan Federal Reserve yang akan dirilis hari ini harus terdegradasi.

The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah dalam kesimpulan pertemuan dua hari Fed pada Rabu hari ini, dalam keputusan kebijakan pertama sejak Trump menjabat, karena bank sentral harus menunggu kejelasan kebijakan ekonomi Trump.
 
Last edited:
Back
Top