Berita dan Fundamental

Saham Asia, Minyak Turun, Dolar Stabil Jelang Pidato Fed

BZ2EC6B4RuaZ5Q3r8Z4dGw.jpeg


Saham Asia, Minyak Turun, Dolar Stabil Jelang Pidato Fed

Saham Asia merosot di sesi Selasa, terbebani penurunan tajam harga minyak mentah seiring dibukanya kembali pelabuhan Libya, sementara dolar stabil jelang kesaksian kongres pertama Ketua Federal Reserve Jerome Powell.


Tadi malam di Wall Street, Dow naik tipis 0,2 persen namun S&P 500 turun 0,1 persen atas terhantamnya saham energi akibat penurunan minyak yang mengimbangi lonjakan dalam keuangan.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang catat penurunan 0,5% setelah menguat dalam dua sesi terakhir.

Saham China masih terseok menyusul penurunan sesi kemarin atas lemahnya data ekonomi. Indeks Shanghai Composite turun 0,7 persen dan Hang Seng Hong Kong turun 0,9 persen. Saham Australia turun 0,4 persen dan KOSPI Korea Selatan turun 0,2 persen. Nikkei Jepang melawan tren dan naik 0,5 persen.

Harga minyak mentah merosot lebih dari 4 persen pada hari Senin, dengan Brent berjangka mencapai level terendah tiga bulan dari $71,52 per barel, karena pelabuhan Libya dibuka kembali dan pedagang mengamati potensi peningkatan pasokan oleh Rusia dan produsen lainnya.

Minyak mentah Brent berjangka naik 0,65 persen di $72,32 per barel setelah kemarin turun tajam. Minyak mentah AS naik 0,05 persen menjadi $68,10 per barel setelah turun 4,1 persen pada hari Senin. Namun Brent telah menguat sekitar 7,5 persen di 2018, dan sempat berada di atas $80,00 per barel pada Mei ke level tertinggi 3 setengah tahun.

Sementara itu, indeks dolar naik tipis 0,1 persen terhadap enam mata uang mayoritas ke level 94,587. Indeks dolar turun 0,25 persen di sesi Senin, jauh di bawah level tertinggi dua minggu di 95,241 yang dicapai pada hari Jumat menjelang kesaksian pertama Ketua Kongres Powell Powell.

Powell akan memberi pernyataan tentang ekonomi dan kebijakan moneter dihadapan Komite Perbankan Senat AS pada hari Selasa, diikuti oleh testimoni pada hari Rabu kepada Komisi Jasa Keuangan DPR.

Powell kemungkinan akan mengeaskan pendirian Fed terhadap pengetatan kebijakan moneter secara bertahap, dan fokus pasar akan tetruju pada pandangannya tentang ketegangan perdagangan baru-baru ini.
 
Emas Naik Tipis Seiring Dolar Tertopang Jelang Testimoni Powell

xN2YBdIQTR6HToMsVJiVCg.jpeg


Emas Naik Tipis Seiring Dolar Tertopang Jelang Testimoni Powell

Emas diperdagangkan menguat tipis pada perdagagan sesi Selasa setelah dolar relatif stabil menjelang pidato pertama ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell, dihadapan kongres.


Emas berjangka pengiriman Agustus di Bursa New York Mercantile naik 0,08% menjadi $1,241.00 per troy ons. Dolar memainkan peran penting dalam menentukan arah emas, karena penguatan dolar membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.

Indeks Dollar AS yang melacak dolar terhadap enam mata uang mayoritas bergerak tipis di level 94,48 pada Selasa karena para pedagang menunggu petunjuk kebijakan moneter lebih lanjut melalui pidato Powell mengenai ekonomi dan kebijakan moneter dihadapan Komite Perbankan Senat AS hari ini.

Menjelang penampilan Powell, Fed memberikan penilaian positif terhadap ekonomi AS, menegaskan bahwa pasar tenaga kerja dan inflasi yang kuat akan mendukung rencana bank sentral untuk melanjutkan kenaikan suku bunga secara bertahap.

Analis dan banyak rekan Powell memperkirakan dua kenaikan suku bunga lagi tahun ini di tengah ekspansi ekonomi yang berkelanjutan. Departemen Perdagangan pada hari Senin melaporkan penjualan ritel AS meningkat 0,5% untuk bulan kelima berturut-turut, terus mendukung harapan kenaikan suku bunga Fed.

Namun, suku bunga yang lebih tinggi justru berimbas negatif bagi emas karena logam mulia harus berjuang untuk bersaing dengan aset yang menghasilkan imbal hasil ketika harga naik.

Logam mulia ini mengalami tekanan dalam beberapa minggu terakhir karena minat pelaku terhadap dolar lebih besar dibandingkan terhadap emas di tengah dampak perang perdagangan AS-Cina.
 
Ekuitas Asia Menguat; Jepang, Uni Eropa Tanda Tangani Kesepakatan

jAqNreaGS_S6xItdC3N3Uw.jpeg


Ekuitas Asia Menguat; Jepang, Uni Eropa Tanda Tangani Kesepakatan

Pasar ekuitas Asia sedikit menguat di sesi Rabu pagi atas komentar optimis Ketua Fed Jerome Powell selama pidatonya di hadapan kongres.


Semalam, Dow naik 55,53 poin menjadi 25.119,89, dengan saham Johnson & Johnson tampil gemilang menyusul laporan laba dan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan. S&P 500 naik 0,4% ditutup pada 2.809,55, dipimpin oleh kenaikan di sektor teknologi dan konsumen, sementara Nasdaq mencapai rekor tertinggi setelah saham teknologi dan Netflix rebound.

Powell hadirkan penilaian positif atas ekonomi AS selama pidato kongres semi-tahunan pada hari Selasa, dan mengatakan bank sentral menuju kenaikan suku bunga secara bertahap. Dia juga mencatat bahwa proteksionisme berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi.

"Secara umum, negara-negara yang tetap terbuka untuk perdagangan, yang belum membangun batasan termasuk tarif, telah tumbuh lebih cepat. Mereka memiliki pendapatan yang lebih tinggi, produktivitas yang lebih tinggi," katanya.

Ketua The Fed juga mengatakan kekhawatiran perdagangan "mungkin juga" berdampak pada upah dan belanja modal. "Kami belum melihatnya dalam angka-angka, tetapi kami mendengar peningkatan ‘suara’ yang mulai membahas rencana belanja modal aktual."

Di Asia, indeks Shanghai Composite China naik tipis 0,2%, sementara Komponen Shenzhen tergelincir 0,1%. Indeks Hang Seng Hong Kong juga naik 0,2%.

Saat ini pasar alihkan fokus pada bagaimana reaksi pemerintah meredam dampak sengketa perdagangan perdagangan dengan AS, setelah data yang dirilis Senin menunjukkan output pada kuartal kedua melambat dan aktivitas pabrik lebih buruk dari perkiraan.

Di tempat lain, Jepang dan Uni Eropa menandatangani perjanjian perdagangan tentang proteksionisme AS. Perjanjian Kemitraan Ekonomi akan membantu ekspor mobil dan mmebuat para petani Jepang untuk menjual produk mereka di negara Asia. Indeks Nikkei 225 naik 1,0% setelah berita.

Di tempat lain, KOSPI Korea Selatan naik 0,3%. Samsung Electronics naik 2,3% dan SK Hynix melonjak 2,1%. Selanjutnya, indeks S&P / ASX200 Australia naik 0,8%.
 
Dibuka Stagnan, Rupiah Bergerak Melemah Terhadap Dolar AS

9aEDtn9YT5m7adZnLxVCYw.jpeg


Dibuka Stagnan, Rupiah Bergerak Melemah Terhadap Dolar AS

Rupiah masih melemah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis pagi karena para pelaku pasar menanti keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI). Potensi melemahnya terhadap dollar Amerika Serikat masih cukup besar imbas terpapar sentimen negatif dari pelemahan yuan di tengah konflik perang dagang.


Terpantau, rupiah berada di posisi Rp14.414 per dolar AS, dan masih dalam posisi stagnan setelah dibuka di posisi 14.415.

Penguatan dolar AS ditopang oleh testimoni Ketua federal Reserve AS Jerome Powell yang bernada hawkish dan akan diimbangi oleh naiknya data inflasi zona Eropa bulan Juni sebesar 2% pada basis tahunan atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 1,9%.

Di hadapan Komite Perbankan Senat AS Powell mengatakan bahwa ekonomi AS berada di titik puncak beberapa tahun, di mana pasar kerja tetap kuat dan inflasi tetap di sekitar target The Fed yakni 2,0%.

Powell juga mengesampingkan dampak dari diskusi kebijakan perdagangan global saat ini tentang prospek pengetatan moneter lebih lanjut.

Potensi melemahnya Rupiah diyakini seiring dengan koreksinya yuan Cina yang masih terpengaruh perang dagang antara AS dan Cina.
 
Dekati Level Tertinggi 1 Tahun Dolar Manfaatkan Komentar Powell

CmgfR1M8TIOdNQv92VYeNA.jpeg


Dekati Level Tertinggi 1 Tahun Dolar Manfaatkan Komentar Powell

Dolar naik terhadap sejumlah mata uang mayoritas pada hari Kamis, dan diperdagangkan mendekati level tertinggi satu tahun setelah komentar hawkish ketua Federal Reserve AS menggarisbawahi ekspektasi untuk dua kenaikan suku bunga tambahan oleh bank sentral tahun ini.


Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang mayoritas, naik 0,32% menjadi 95,14, tidak jauh dari level tertinggi sebelas bulan di 95,25 yang dicapai pada akhir Juni.

Permintaan untuk dolar terus meninggi setelah Ketua Fed Jerome Powell memberikan penilaian yang optimis terhadap perekonomian AS selama kesaksian kongres pada Selasa dan Rabu, dan acuhkan dampak ketidakpastian atas kebijakan perdagangan AS atas prospek kenaikan suku bunga tambahan.

Dolar menguat terhadap yen, dengan USD/JPY naik pada 0,13% diperdagangkan di level 113,00, dekat level tertinggi enam bulan yg dicapai pada sesi Rabu di 113,13. Euro terus tertekan oleh penguatan dolar, dengan EUR/USD turun 0,26% diperdagangkan pada level 1,1609. Sterling mendekati posisi terendah 10-bulan terhadap mata uang AS, dengan GBP/USD turun 0,34% menjadi 1,3025.

Pound berada di bawah tekanan pada hari Rabu setelah data inflasi Inggris yang tak terduga melemah surutkan peluang untuk kenaikan suku bunga Agustus oleh Bank of England. Sterling juga terpukul oleh pertarungan baru ketidakpastian Brexit dengan Perdana Menteri Theresa May menghadapi kritik dari kedua belah pihak dari pembagian Brexit atas strateginya untuk meninggalkan Uni Eropa.

Pound juga melemah terhadap euro, dengan EUR/GBP naik 0,1% ke level 0,8915, tidak jauh dari level tertinggi empat bulan 0,8931 yang dicapai pada hari Rabu.

Sementara itu, yuan China jatuh ke level terendah satu tahun terhadap dolar semalam atas kekhawatiran ketegangan perdagangan yang terus membangun. Yuan jatuh ke lvel 6.7985 dalam perdagangan luar negeri.

Melemahnya yuan timbulkan spekulasi bahwa pembuat kebijakan Cina membiarkan mata uangnya melemah untuk mengimbangi dampak dari tarif perdagangan AS, dengan membuat ekspor mereka lebih kompetitif.
 
Analisis teknis EURUSD 19.07.18

Analisis teknis EURUSD 19.07.18

Pasangan mata uang ini diperdagangkan dalam tren menurun di atas titik 1.1615 karena posisi USD yang lebih kuat mengikuti pidato Jerome Powell di Senat. Kecenderungan ini diperkirakan akan tetap hari ini.

Harga berada di bawah garis Bollinger Band bawah, di bawah SMA 5 dan SMA 14. RSI berada di bawah level 50% dan sedang bergerak turun. Stoch berbalik ke bawah.

Rekomendasi perdagangan:
Jika titik 1.1615 dilewati, pasangan mata uang ini mungkin turun lebih lebih jauh ke titik 1.1550.

Analisa Oleh: Semen Kamenskiy

Disclaimer:
Grand Capital bekerjasama dengan pihak ketiga untuk menghadirkan analisa untuk para trader. Analisa dapat digunakan sebagai alat pertimbangan bukan sebagai acuan utama dalam mengambil keputusan. Pengguna analisa bertanggung jawab atas setiap keputusan perdagangan yang diambil.


19072018.png
 
Saham Asia Terguncang Penurunan Yuan

IDyLy33NRAy8VeuTzWWu8Q.jpeg


Saham Asia Terguncang Penurunan Yuan

Sebagian besar pasar saham Asia turun pada hari Jumat setelah China membiarkan yuan-nya terus melemah, sehingga memicu kekhawatiran pengelolaan mata uang Cina tersebut menjadi pemicu lainnya dalam konflik perdagangan sengit dengan Amerika Serikat.


Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang tidak stabil di awasl perdagangan, melepas penguatan dan turun 0,1 persen pada satu titik. Indeks terakhir terpantau naik 0,08 persen.

Indeks KOSPI Korea Selatan turun 0,1 persen dan Nikkei Jepang turun 0,55 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong tergelincir 0,5 persen dan Shanghai Composite Index turun 0,15 persen.

Pasar ekuitas Asia terpukul setelah bank sentral China menurunkan nilai tengah yuan dalam 7 hari perdagangan belakangan ini dan menuju level terendah dalam setahun. Dengan China menunjukkan sedikit tanda-tanda menahan depresiasi mata uangnya, yuan merosot ke level terendah 13 bulan.

Ketegangan di pasar saham Asia terjadi karena saham Wall Street merosot di sesi kemarin di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan, dengan indeks Dow merosot 0,53 persen dan S&P 500 turun 0,39 persen.

Para pejabat dari Komisi Perdagangan Uni Eropa, yang akan tiba di Washington pekan depan untuk pembicaraan perdagangan, dikatakan sedang mempersiapkan daftar tindakan balasan untuk menanggapi tarif AS yang diusulkan untuk mobil Uni Eropa.

Dalam mata uang, dolar dalam posisi defensif menyusul kecaman Presiden AS Donald Trump terhadap kebijakan Federal Reserve. Trump pada Kamis mengkritik kebijakan Fed dan menyatakan keprihatinan mengenai dampak potensial kenaikan suku bunga dan dolar yang lebih kuat terhadap ekonomi AS dan daya saing perusahaan Amerika.

Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama berdiri bergerak tipi pada level 95,178 setelah merosot dari 95,652, level tertingginya sejak Juli 2017.

Dolar mencapai level tertinggi itu setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyatakan keyakinannya pada ekonomi AS dan menegaskan ekspektasi bahwa bank sentral berada di jalur untuk terus menaikkan suku bunga secara bertahap.

Euro diperdagangkan flat terhadap dolar AS di level $1,1643, naik dari level terendah tiga minggu $1,1575 yang dicapai di sesi kemarin. Mata uang tunggal itu sepanjang pekan ini turun sekitar 0,2 persen.

Greenback relatif stagnan terhadap yen di level 112,46 yen, merosot dari level puncak satu tahun 113,18 pada hari Kamis. Namun dolar masih naik 1,7 persen pada minggu ini, didorong setelah Fed Powell menguatkan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga secara bertahap dan stabil.
 
Kritik Trump Lemahkan Dolar AS

mSj-HJEnT16dZp8r0-7Ccg.jpeg


Kritik Trump Lemahkan Dolar AS

Dolar tergelincir di sesi Senin setelah Presiden AS Donald Trump mengkritik Federal Reserve dan kebijakan moneter global pada akhir pekan kemarin.


Pada hari Jumat, Presiden AS Donald Trump menuduh Uni Eropa dan Cina memanipulasi mata uang mereka.

"China, Uni Eropa dan lainnya telah memanipulasi mata uang dan suku bunga mereka lebih rendah," kata Trump dalam tweet selama akhir pekan. Hal tersebut, ditambah dengan kenaikan suku bunga AS, telah melemahkan ekonomi AS. Dolar menguat, Trump mengklaim.

Dalam cuitannya, "AS menaikkan suku bunga sementara dolar menjadi lebih kuat dan kuat setiap harinya - menghilangkan keunggulan kompetitif kami."

Dalam sebuah tweet terpisah, Trump menambahkan bahwa "saat ini pengetatan mencederai semua yang telah kita lakukan." Itu terjadi setelah presiden mengatakan kepada CNBC dalam sebuah wawancara bahwa dia "tidak senang" mengenai kenaikan suku bunga yang dilakukan bank sentral.

Komentarnya menyebabkan jatuhnya dolar, yang mencapai tertinggi satu tahun pada hari Rabu setelah komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengindikasikan kenaikan suku bunga di masa depan.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengklarifikasi pada pertemuan G-20 akhir pekan lalu bahwa Trump tidak bermaksud mengganggu keputusan Fed. “Pemerintahan sepenuhnya mendukung independensi Fed. Di mana The Fed berakhir pada suku bunga adalah satu, sepenuhnya terserah mereka, dan [dua], juga tergantung pada apa yang terjadi pada ekonomi. ”

Meskipun usahanya untuk meredam ketegangan, dolar terus turun. Indeks dolar AS, yang mencatat pergerakan greenback terhadap mata uang mayoritas, diperdagangkan pada level $94,06, turun 0,2% dari sesi sebelumnya.

Sementara itu, pasangan USD/CNY tergelincir 0,08% menjadi $6,7650, dan euro naik terhadap dolar ke level 1,1740. Trump mengecam Cina dan Uni Eropa karena memanipulasi mata uang mereka selama akhir pekan dan mempertahankan tingkat suku bunga mereka tetap rendah.

Di tempat lain, USD/JPY juga turun 0,48% menjadi $110,9 setelah pertemuan selama akhir pekan. Saham Jepang berada di bawah tekanan atas penguatan yen, dengan Nikkei 225 turun lebih dari 1% pada hari Senin.
 
Aksi Beli Yen Eksportir Hancurkan Dolar

2J_WHEz-QtKCQBItWBfulA.jpeg


Aksi Beli Yen Eksportir Hancurkan Dolar

Dolar sedikit melemah di awal perdagangan sesi Selasa, karena eksportir Jepang membeli yen, sehingga mengimbangi kenaikan greenback sebelumnya yang diperoleh setelah ‘yield’ Treasury AS naik atas ekspektasi Federal Reserve akan bertahan dengan kenaikan suku bunga tahun ini.


Indeks dolar terhadap enam mata uang mayoritas, diperdagangkan turun di level 94.618 pada hari Selasa dibandingkan dengan hari sebelumnya. Indeks dolar sempat bertengger di level tertinggi satu tahun di 95.652 yang dicapai pada hari Jumat.

Melonjaknya ‘yield’ obligasi acuan 10 tahun AS ke level tertinggi lima minggu telah memberikan dukungan terhadap dolar di perdagangan AS pada hari Senin. Lonjakan hasil ini terjadi ditengah kritik dari Presiden Donald Trump atas dampak penguatan greenback dan kenaikan suku bunga terhadap ekonomi.

CNBC pada Jumat lalu melaporkan bahwa Trump khawatir jika bank sentral AS akan kembali menaikkan suku bunga dua kali lagi tahun ini.

Trump sebelumnya mempertanyakan laju kenaikan diharapkan Fed di cuitannya di Twitter, mengatakan akan menjauhkan AS dari "keunggulan kompetitif" dan dapat mencederai ekonomi AS.

Pelaku pasar mengatakan penguatan yen terhadap dolar dan euro karena eksportir Jepang mengubah pendapatan asing mereka menjadi mata uang lokal. Perusahaan pengekspor kecil biasanya membeli yen karena mendekati akhir bulan.

Penguatan Yen pun juga terjadi menyusul laporan Reuters bahwa Bank of Japan sedang memperdebatkan langkah untuk mengurangi stimulus moneter besar-besaran, sehingga memacu tawaran untuk mata uang Jepang itu.

Yen menguat pada hari Selasa, kembali menuju puncak dua minggu dari level 110,74 yen per dolar yang dicapai pada hari Senin. Yen naik 0,1 persen, dan terakhir terpantau berada di level 111,17 yen per dolar, meski sempat melemah ke level 111,515 per dolar sebelum akhirnya memperbaiki penurunan tersebut.

Yuan yang diperdagangkan di luar negeri menyentuh level 6,8448 per dolar, level terendahnya sejak diperdagangkan pada 6,8582 per dolar pada 27 Juni 2017, sebelum akhirnya menutup beberapa penurunan. Yuan terakhir diperdagangkan turun sekitar setengah persen pada level 6,8388 per dolar.

Sementara itu, Euro diperdagangkan flat terhadap dolar AS dan berada pada level $1,1692.
 
Dolar, Euro Bergerak Di Kisaran Sempit

_0rYPqYES9C9mMTyIZjsXQ.jpeg


Dolar, Euro Bergerak Di Kisaran Sempit

Dolar dan euro diperdagangkan pada kisaran ketat pada hari Rabu, menjelang pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker yang diikuti dengan bergesernya fokus pasar ke celah perdagangan antara dua kekuatan ekonomi global tersebut.


Indeks dolar terhadap sekeranjang mata uang utama hanya bergerak tipis pada level 94,555, dari level terendah dua minggu di 94,207 yang dicapai pada hari Senin.

Kekhawatiran perang dagang dengan Amerika Serikat membuat euro terjebak dalam kisaran sempit ketika Juncker melakukan perjalanan ke Washington pada hari Rabu untuk pembicaraan dengan Trump yang berfokus pada perdagangan. Pembicaraan dilakukan setelah AS memberlakukan tarif impor atas baja dan aluminium Uni Eropa dan ancaman Trump untuk memperluas langkah tersebut hingga merambah ke mobil Eropa.

Euro membukukan kenaikan tipis setelah data yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan pertumbuhan bisnis tetap kuat, meski di bawah perkiraan. Mata uang tunggal tersebut diperdagangkan menguat 0,1 persen pada level $1,1695.

Terhadap yen, dolar hampir datar pada level 111,27 yen, setelah yen menemukan beberapa dukungan di awal pekan ini atas ekspektasi Bank of Japan diperkirakan semakin mendekati untuk mengurangi stimulus moneter agresifnya.

Risk appetite cenderung masih cukup kuat, didukung oleh pendapatan perusahaan AS yang kuat dan harapan China akan meningkatkan dukungan fiskal untuk ekonominya.

Dolar Australia melemah terhadap dolar AS, diperdagangkan turun 0,1 persen pada level $0,7412. Aussie kehilangan penguatan di awal sesi sekitar 0,3 persen, menyusul janji Beijing minggu ini untuk mengejar kebijakan fiskal yang lebih "kuat".
 
Emas Semakin Terjungkal Dalam 2 Hari

_7HX4Hr9QKWM9ENzoqZ4Lw.jpeg


Emas Semakin Terjungkal Dalam 2 Hari

Harga emas tergelincir untuk hari kedua berturut-turut atas menguatnya dolar AS yang mencatat jenaikan ringan di sesi Rabu menjelang pertemuan antara presiden AS dan presiden Komisi Eropa yang akan membahas mengenai perdagangan.


Emas berjangka pengiriman Agustus di divisi Comex, New York Mercantile Exchange, turun down0.11% dan diperdagangkan di harga $1,224.10 per troy ons.   

Sementara itu, indeks dolar AS untuk perdagangan berjangka September naik tipis 0,02% ke level $94,41 di sesi hari ini, sementara yen Jepang tertekan ke level 111,29 per dolar AS setelah USD/JPY naik 0,09%. 

Presiden AS Donald Trump dan presiden Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker hari ini keduanya dijadwalkan akan melangsungkan pertemuan di Washington untuk pembicaraan yang berfokus pada perdagangan.  

Sudah lazimnya, pergerakan emas selalu berlawanan terhadap pergerakan dolar AS, karena emas berdenominasi dolar AS akan menjadi lebih mahal bagi investor asing pemegang mata uang selain dolar ketika emas mencatat kenaikan, sehingga membuat emas kehilangan daya tarinya.

Selanjutnya, para pelaku pasar juga menantiukan data pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal kedua yang dirilis pada Jumat pekan ini, dan pasar memperkirakan ekonomi AS mencatat pertumbuhan di atas perkiraan saat ini yakni di 4,1%.
 
Bursa Asia Menguat Ditengah Kekhawatiran Pertumbuhan

mzhBA7r7T-CVCV6s4MTYsw.jpeg


Bursa Asia Menguat Ditengah Kekhawatiran Pertumbuhan

Pasar saham Asia menguat di sesi Kamis setelah AS dan Uni Eropa menyetujui negosiasi untuk mengurangi hambatan perdagangan, namun kekhawatiran terhadap proyeksi pertumbuhan global yang masih mendera mengganggu sentimen investor.


Sebuah peringatan lambatnya petumbuhan dari Facebook Inc, terlihat dari saham perusahaan tersebut anjlok sebesar 24 persen selama perdagangan sesi Rabu, menyoroti resiko bagi investor dan usaha dalam musim laporan saat ini.

Produsen mobil General Motors Co, Ford Motor Co dan Fiat Chrysler Automobiles NV yang berbasis di Detroit juga menurunkan proyeksi laba setahun penuh mereka pada hari Rabu, mengindikasikan bahwa kekhawatiran perang perdagangan masih jauh dari selesai.

Selain itu, hampir tiga perempat ekonom dalam survei Reuters mengatakan proteksionisme perdagangan akan memiliki dampak penurunan yang signifikan terhadap pertumbuhan global tahun depan.

Indeks MSCI terluas dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen.

Indeks Shanghai Composite turun 0,6 persen dan indeks saham blue-chip Cina turun 0,9 persen. Saham konsep yang terkait dengan Facebook termasuk di antara saham yang mencatat penurunan hari ini. Indeks saham Taiwan naik 0,2 persen, indeks Australia turun 0,1 persen dan indeks saham Jepang Nikkei turun 0,2 persen.

Prospek pertumbuhan yang lebih lemah telah mendorong pelonggaran kebijakan fiskal di China karena pihak berwenang berusaha untuk menghentikan penurunan. Baru-baru ini, bank sentral China memberi pemberitahuan kepada beberapa bank domestik bahwa mereka akan meringankan persyaratan modal untuk mendukung pinjaman.

Indeks KOSPI Seoul naik 0,6 persen, dengan investor Korea memanfaatkan jeda ketegangan perdagangan. Tetapi data pada hari Kamis menunjukkan produk domestik bruto Korea Selatan tumbuh pada laju yang lebih lambat pada kuartal kedua, dan pertumbuhan ekspor melemah.

Dalam sebuah konferensi pers pasca pertemuan antara kedua pemimpin pada hari Rabu, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker telah setuju untuk menurunkan tarif industri di kedua sisi.

Juncker juga mengatakan "konsesi besar" kesepakatan Trump untuk menunda tarif mobil ketika kedua pihak meluncurkan negosiasi untuk memotong hambatan perdagangan lainnya. Pada saat yang sama, Trump mengatakan Eropa telah setuju untuk meningkatkan pembelian gas alam cair AS dan mengurangi hambatan perdagangan untuk kedelai Amerika.
 
Emas Dolar Seiring Sejalan

rHK0CFThTTuw-vVa6unrCQ.jpeg


Emas Dolar Seiring Sejalan

Emas pada perdagangan sesi kami masih mencatat penurunan karena upaya meredam ketegangan perdagangan global antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mencapai kesepakatan bahkan berpeluang mengeliminasi halangan perdagangan.


Emas berjangka untuk pengiriman Agustus di divisi  Comex New York Mercantile Exchange turun 0.2% dan mencapai harga $1,229.90 per troy ons.

Presiden AS mencapai kesepakatan dengan presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker pada pertemua hari Rabu di Washington untuk meningkatkan impor gas alam cari eropa dari AS dan impor kacang kedelai serta mengurangi tarif industri satu-sama lain.

Sementara itu, dolar tergelincir mendekati level penurunan dua pekan yang dicapai pada sesi Selasa menyusul perkembangan pertemuan tersebut. Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap sejumlah mata uang mayoritas, tergelincir 0,1% diperdagangkan pada level 93,96. Indeks dolar bahkan sempat sentuh level bawah dua pekan di awal perdagangan sesi Asia.

Kedepannya, para pelaku pasar dipastikan akan mengalihkan fokus pada pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa pada hari ini dan data pertumbuhan ekonomi AS, yang akan dirilis pada Jumat akhir pekan ini.
 
Saham Asia Masih Diselimuti Kehatian-hatian Pasar

RooaS0SlQN6VA82u4hXyDQ.jpeg


Saham Asia Masih Diselimuti Kehatian-hatian Pasar

Saham Asia hadapi upaya keras untuk mendapatkan traksi di sesi akhir pekan ini, menyusul Wall Street yang ditutup beragam kemarin seiring sengketa perdagangan antara Cina -AS yang memburuk membuat para pelaku pasar berhati-hati, meskipun ada tanda-tanda pendekatan kembali antara Amerika Serikat dan Eropa.


Indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang merosot 0,1 persen. indeks Nikkei Jepang menguat 0,1 poin dan CSI300 China turun 0,5 persen.

Indeks Nikkei Jepang mamu menguat meskipun ditutupi oleh kekhawatiran bahwa Bank of Japan kemungkinan menurunkan pembelian asetnya pada tinjauan kebijakan mendatang pada minggu depan.

Indeks saham MSCI dunia, ACWI, mencapai level tertinggi empat bulan di sesi Kamis, dengan saham produsen mobil Eropa naik 2,6 persen setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat sepakat untuk bernegosiasi mengenai perdagangan, sehingga mengurangi kekhawatiran perang perdagangan Transatlantik.

Saham industri AS juga berhasil menguat, naik 0,8 persen meskipun Indeks S&P 500 merosot 0,30 persen pada Kamis, setelah Facebook melaporkan penurunan pendapatannya 19 persen yang menunjukkan menurunnya pengguna Facebook.

Meski kabar dari facebook sebabkan indeks Nasdaq Composite turun 1,01 persen, namun perusahaan teknologi AS lainnya berhasil menguat, dengan saham Amazon.com naik 3,2 persen setelah pasar mengikuti serangkaian pendapatannya.

Sementara itu, imbal hasil obligasi 10-tahun pemerintah AS naik tipis ke 2,9840 persen, level tertingginya dalam 1 setengah bulan, karena meredanya kekhawatiran tentang ketegangan perdagangan.

Namun saham Asia lebih tenang karena sengketa perdagangan antara Washington dan Beijing telah menunjukkan sedikit tanda-tanda mereda.

Sejauh ini, saham MSCI China A telah turun 2,6 persen, terhantam oleh ancaman Presiden AS Donald Trump terhadap tarif dan masalah lainnya di antara pasar utama, dibandingkan dengan 3,3 persen kenaikan di MSCI ACWI.
 
Harga Emas Turun Meski Dolar Melemah

1T-8rKrPQDeEJS020fJb0Q.jpeg


Harga Emas Turun Meski Dolar Melemah

Harga emas pada perdagangan hari Jumat masih di bawah meskipun dolar melemah karena pasar menantikan data PDB AS yang akan dirilis hari ini.


Emas Berjangka untuk pengiriman Agustus di Bursa Saham New New York Mercantile Exchange turun 0,2% diperdagangkan di harga $1.223,10 per troy ounce.

Sementara itu, Indeks Dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap mata uang mayoritas, tergelincir 0,06% ke level 94,51 menjelang laporan GDP kuartal kedua yang akan dirilis hari ini. Para ekonom harapkan tingkat pertumbuhan tahunan meningkat mencapai 4,2% pada kuartal kedua, tertinggi dalam hampir empat tahun.

Presiden AS Donald Trump pada awal pekan ini menyatakan ketidaksenangannya atas penguatan mata uangnya.

Yen menguat 0,13% terhadap dolar pada hari Jumat di tengah spekulasi bahwa Bank of Japan dapat mengurangi kembali program stimulus moneternya segera.

Ketegangan perdagangan masih menjadi fokus setelah perwakilan dari AS dan China melakukan pembicaraan yang tidak menyenangkan pada pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada hari Kamis. Selama pertemuan, Washington meminta reformasi yang menargetkan respons China terhadap pasar, sementara Beijing mengatakan tidak akan menanggapi taktik AS.

Duta Besar China Zhang Xiangchen mengatakan "Pemerasan, distorsi atau demonisasi tidak ada gunanya untuk menyelesaikan masalah ... menahan langkah kami menuju permasalahan tidak pernah bekerja," tambahnya.

Pejabat Cina lainnya mencatat pada pertemuan tersebut bahwa China akan membalas terhadap tambahan tarif apapun dari AS, terlepas dari volume barang yang ditargetkan.

"Kami jelas memiliki masalah kronis dengan China," Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer mengatakan dalam kesaksian Senat Kamis, menambahkan bahwa akan memakan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan masalah perdagangan dengan Beijing.
 
Pasar Asia Berhati-Hati Jelang Laporan Bank Sentral, Dan Data

LqMMRSA3QyGhSTBKpssIsQ.jpeg


Pasar Asia Berhati-Hati Jelang Laporan Bank Sentral, Dan Data

Pasar saham Asia merosot pada hari Senin sementara pasar mata uang relatif sideway menjelang pekan yang akan dipenuhi dengan pertemuan bank sentral, hasil perusahaan dan data terbaru pada inflasi dan payroll AS.


Saham teknologi dan energi memimpin Nikkei Jepang turun 0,4 persen pada awal perdagangan, sementara teknologi juga ditampilkan dalam penurunan 0,2 persen Korea Selatan. Indeks MSCI terluas dari saham Asia Pasifik di luar Jepang berkurang 0,03 persen.

Sepanjang pekan ini laporan penghasilan kuartalan dari lebih dari 140 perusahaan S&P 500, termasuk saham Apple Inc.

Hasil mengecewakan dari Intel Corp dan Twitter Inc memperburuk sentimen di Nasdaq pada hari Jumat, meskipun S&P 500 dan Dow masih berakhir menguat dalam minggu tersebut.

Sementara itu Federal Reserve AS akan melakukan pertemuan pada hari Selasa dan Rabu dan sangat diharapkan teguh dengan pendirian sementara menegaskan kembali prospek untuk kenaikan suku bunga secara bertahap. Pasar hampir sepenuhnya meyakini kenaikan suku bunga pada bulan September dan condong ke arah pergerakan lebih lanjut sebelum akhir tahun.

Sebuah pertemuan kebijakan oleh Bank of Japan pada hari Selasa menjadi hal penting bagi pasar di tengah pembicaraan BOJ dapat menyelesaikan kampanye pembelian aset besar-besaran.

BoJ juga dapat mengubah tujuan akumulasi tahunannya 80 triliun yen ($720 miliar) obligasi pemerintah Jepang, serta berpotensi menaikkan target pada JGB 10 tahun. Yield tersebut mencatat penutupan tertinggi sejak Januari 2016 pekan lalu.
 
Minggu Besar Pasar Mata Uang Jelang Pertemuan Bank Sentral

2LTeiRNqSb_LFk7BgcKP5Q.jpeg


Minggu Besar Pasar Mata Uang Jelang Pertemuan Bank Sentral

Mata uang utama terjebak dalam kisaran yang sudah dipahami di perdagangan Senin karena para pelaku pasar menjauh dari mengambil posisi besar menjelang data ekonomi penting dan pertemuan kebijakan moneter bank sentral minggu ini.


Dengan Bank of Japan mengakhiri pertemuan dua hari di Selasa, dilanjutkan dengan Federal Reserve pada hari Rabu dan Bank of England diperkirakan naikkan suku bunga pada hari Kamis, dan pasar berbenah untuk minggu yang sibuk yang dapat mengarahkan pergerakan mata uang jangka pendek.

Penegasan kembali Bank Sentral Eropa pekan lalu bahwa suku bunga akan tetap rendah hingga musim panas 2019 mendera euro dan tertahan di sekitar $1,1649 terhadap dolar di awal sesi perdagangan Eropa.

Data inflasi zona Euro yang akan dirilis pada Senin dan Selasa dapat membantu euro keluar dari kisaran sempit baru-baru ini, setidaknya itu harapangan para analis, meski investor enggan buka posisi besar.

Indeks dolar terhadap mata uang mata uang mayoritas bergerak tipis di 94.717 setelah melemah di sesi Jumat.

Data produk domestik bruto AS kuartal kedua yang optimis gagal mengangkat greenback, karena pasar berharap angka yang lebih besar. Ssat ini yang lebih penting adalah data gabungan di Juli, yaitu ketika tarif terhadap barang-barang Cina diaktifkan.

Dolar AS naik tipis 0,1 persen terhadap yen di level 111,10 yen, dengan pasar menantikan apakah BOJ sedang mempertimbangkan langkah untuk membuat program stimulus besarnya lebih berkelanjutan.

Membahas tentang apa yang mungkin dilakukan BOJ termasuk mungkin menyesuaikan kontrol kurva imbal hasil dan skema pembelian dana yang diperdagangkan di bursa (ETF). Dolar telah kembali turun dari level tertinggi enam bulan di atas 113,00 yen yang dicapai pada 19 Juli setelah spekulasi tersebut.

Yuan Cina terus melemah. Yuan turun ke level 6,85 yuan per dolar, mendekati terendah satu tahun yang dicapai pekan lalu, di pasar luar negeri, sebelum menetap di sekitar 6,833. Yuan terus tertekan dalam beberapa bulan terakhir karena kegelisahan masalah perdagangan dengan Amerika Serikat yang sangat mempengaruhi perekonomian China.

Dolar Australia turun 0,1 persen menjadi $0,7397, sementara dolar Kanada turun 0,1 persen ke level C$1,3065.
 
Yen Menguat Jelang Keputusan Kebijakan BoJ

evRoSDNuTFqb3CQqTMc_xA.jpeg


Yen Menguat Jelang Keputusan Kebijakan BoJ

Yen Jepang diperdagangkan menguat terhadap dolar AS menjelang dirilisnya keputusan kebijakan yang sangat diantisipasi dari Bank of Japan (BOJ) yang akan dirilis hari ini.


USD/JPY melemah 0,08% pada level 110,97. Semua mata akan tertuju pada keputusan suku bunga BOJ dan laporan prospek ekonomi yang akan dirilis hari ini karena laporan sebelumnya menyarankan bahwa bank sentral mungkin menyesuaikan program stimulusnya. Lebih khusus lagi, para analis percaya bahwa BOJ dapat memangkas program pelonggaran 80 trilyun yen atau menyesuaikan batas toleransi kontrol kurva imbal hasil.

Setiap pengurangan stimulus dapat mendorong yen Jepang menguat dan merusak upaya untuk meningkatkan inflasi domestik yang juga di bawah target 2% bank sentral, analis mengungkapkan.

Selanjutnya, yen Jepang juga berpotensi terpengaruh oleh berbagai laporan ekonomi lainnya yang akan dirilis minggu ini, termasuk pengumuman kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh AS Federal Reserve dan Bank of England.

Sementara itu, Indeks Dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap berbagai mata uang lainnya, hanya bergerak tipis pada level 94,13 pada hari Selasa, dari level tertinggi satu tahun 95,666 yang dicapai pada 19 Juli.

Di tempat lain, yuan Cina melemah, dengan pasangan USD/CNY naik 0,07% ke level 6,8295. People's Bank of China (PBOC) menetapkan nilai tukar acuan Yuan di 6.8165 dibandingkan pada hari sebelumnya di 6.8131 pada hari Selasa.
 
Pasar Saham Asia Masih Diganggu Tarif AS

BO-llT9fRRm2-UGIDI7HGQ.jpeg


Pasar Saham Asia Masih Diganggu Tarif AS

Saham Asia menguat pada hari Rabu, mengikuti kenaikan Wall Street meski laporan bahwa Washington berencana untuk menaikkan tarif impor senilai $200 miliar untuk produk Cina membuat fokus kembali pada gejolak hubungan dagang China-AS.


Pasar global beringsut menguat di sesi Selasa, ditopang laporan Bloomberg bahwa AS dan China upayakan kelanjutan pembicaraan perdagangan untuk meredakan perang atas tarif impor.

Namun, laporan lainnya bahwa AS merencanakan tarif 25 persen dari bea impor China senilai $200 miliar kembali menyuntikkan ketidakpastian pasar keuangan, dengan yuan perdagangan internasional dan dolar Australia melemah.

Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa pengumuman rencana tarif Washington untuk China kemungkinan akan dirilis secepatnya Rabu ini.

Di Asia, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen, sementara indeks saham Nikkei Jepang naik 0,6 persen. S&P E-mini berjangka diperdagangkan flat di level 2.816,5 setelah sebelumnya merayap lebih tinggi.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,43 persen ke level 25.415,19, S&P 500 naik 0,49 persen ke level 2.816,29 dan Nasdaq Composite naik 0,55 persen ke level 7.671,79.

Di Cina, investor menepis kekhawatiran perang perdagangan, dengan indeks Shanghai Composite naik 0,5 persen pada awal perdagangan. Saham blue-chip juga naik 0,5 persen.

Saham teknologi di seluruh wilayah mungkin terdongkrak oleh saham Apple Inc. setelah hasil kuartalannya mengalahkan ekspektasi Wall Street berkat penjualan kuat iPhone X-nya. Saham perusahaannya naik 3,4% menjadi $196,80.

Investor juga akan mengawasi data dari seluruh kawasan, termasuk angka aktivitas manufaktur dari China, untuk indikasi prospek ekonomi global.
 
Dolar Cukup Kokoh Jelang Pengumuman Fed

--JiHjO8SceNLULCsAE5Ag.jpeg


Dolar Cukup Kokoh Jelang Pengumuman Fed

Dolar AS naik tipis terhadap sejumlah mata uang pada hari Rabu menjelang hasil pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve hari ini, sementara dolar Australia yang sensitif risiko terus tertekan oleh kekhawatiran perdagangan baru.


Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap sejumlah mata uang mayoritas, naik tipis 0,10% menjadi 94,42.

The Fed diperkirakan tidak akan mengumumkan perubahan apapun terhadap suku bunga menyusul pertemuannya pada Rabu, dengan kemungkinan kenaikan suku bunga terhadi pada bulan September.

Data pada hari Selasa menunjukkan bahwa belanja konsumen AS membukukan kenaikan solid pada bulan Juni, sementara inflasi naik moderat, menggarisbawahi pandangan bahwa ekonomi sedang menguat.

Euro hampir flat di sesi hari ini, dengan EUR/USD di level 1,1688. Dolar menguat terhadap yen, dengan USD/JPY naik 0,22% ke level 112,12.

Yen masih terseok setelah Bank of Japan berjanji untuk mempertahankan suku bunga sangat rendah untuk saat ini setelah pertemuan kebijakan terbaru pada Selasa. Ini juga membuat penyesuaian kecil untuk program pembelian aset untuk membuatnya lebih fleksibel, daripada gerakan yang lebih drastis yang telah diantisipasi beberapa pelaku pasar.

Pound melemah, dengan GBP/USD turun 0,08% ke level 1,3112 menjelang data manufaktur Inggris yang diperkirakan sedikit penurunan pada awal kuartal ketiga.

Para pelaku pasar juga menantikan hasil pertemuan Bank of England pada hari Kamis, dengan sebagian besar analis memperkirakan kenaikan seperempat poin.

Dolar Australia melemah, dengan AUD/USD turun 0,32% ke level 0,7404 di tengah kekhawatiran atas eskalasi ketegangan perdagangan. Dolar Selandia Baru juga mencatat penurunan, dengan NZD/USD turun 0,34% menjadi 0,6796.
 
Back
Top