Berita dan Fundamental

Saham Merosot, Penurunan yield AS, Kekhawatiran Perdagangan Hantam Sentimen

DtntUGkVYAAHios.jpg


Saham Merosot, Penurunan yield AS, Kekhawatiran Perdagangan Hantam Sentimen

Saham Asia tergelincir pada hari Rabu, terseret oleh ambruknya Wall Street karena penurunan tajam yield Treasury jangka panjang AS dan kekhawatiran perdagangan yang meningkat memicu kekhawatiran investor tentang pertumbuhan ekonomi global.


Ekuitas global telah terguncang ketika para mendatarnya kurva yield Treasury AS mengipasi kekhawatiran akan sebuah resesi, dan semakin tumbuhnya keraguan bahwa Washington dan Beijing akan dapat meraih kesepakatan perdagangan substantif selama gencatan senjata sementara yang disepakati pada akhir pekan.

Indeks saham Asia Pasifik MSCI di luar Jepang mencatat penurunan hingga 1,4 persen.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,5 persen dan indeks Shanghai Composite turun 1,2 persen diikuti dengan indeks Nikkei Jepang yang turun 0,9 persen dan KOSPI Korea Selatan merosot 0,85 persen.

Saham Australia juga mencatat penurunan 1,3 persen, tertekan oleh penurunan di psar global. Sentimen semakin memburuk setelah data menunjukkan pertumbuhan kuartal ketiga Australia jatuh melampaui ekspektasi. Dolar Australia turun 0,4 persen pada $0,7311.

Dow Jones turun 3,1 persen dan Nasdaq tenggelam 3,8 persen pada Selasa. Saham keuangan AS, yang sangat sensitif terhadap perubahan pasar obligasi, turun 4,4 persen.

Menyusul jatuhnya Wall Street semalam, S&P e-mini futures naik tipis 0,25 persen di perdagangan Asia pada hari Rabu.

Sinyal dari Federal Reserve pekan lalu bahwa mungkin mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga tiga tahun telah mendorong yield Treasury 10-tahun AS ke posisi terendah tiga bulan di bawah 3 persen.

Kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan AS telah mempercepat perataan kurva imbal hasil, sebuah fenomena di mana yield utang jangka panjang turun lebih cepat daripada obligasi jangka pendek.

Kurva datar dipandang sebagai indikator resesi, dengan yield obligasi jangka panjang yang lebih rendah menunjukkan bahwa pasar melihat kelemahan ekonomi kedepannya.
 
Emas Kembali Tergelincir Atas Rebound Dolar

DtopXDJVAAAW8sO.jpg


Emas Kembali Tergelincir Atas Rebound Dolar

Harga emas tergelincir pada perdagangan hari Rabu di Asia setelah dolar AS rebound menyusul penurunan di Wall Street pada sesi kemarin.


Emas berjangka untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York MercantileExchange diperdagangkan melemah 0,5% di $1.240,20 per troy ons.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mencatat perdagangan greenback terhadap mata uang utama berhasil menguat tipis 0,2% ke level 97,072. Dolar safe-haven menguat setelah saham AS merosot lebih dari 3% semalam.

Penurunan dalam saham AS terjadi setelah penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menarik diri dari pengumuman presiden AS Donald Trump bahwa Beijing telah setuju untuk mengurangi tarif pada mobil buatan AS.

"Ini belum ditandatangani dan disegel dan dikirim," kata Kudlow di Fox News, Selasa.

Dolar kehilangan momentum untuk terus menguat atas sinyal dovish dari Fed, yang mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga dari 2019 akan harus dievaluasi kembali pada data ekonomi dan inflasi vs pernyataan sebelumnya dari kebijakan yang lebih hawkish.

Harga emas tetap mendekati level tertinggi lima bulan karena greenback berjuang dalam beberapa pekan terakhir, karena para pelaku pasar menduga Federal Reserve akan menghentikan rencana kenaikan suku bunganya setelah kenaikan suku bunga Federal Reserve keempat bulan ini.
 
Dolar Merosot Terhadap Yen Atas Kekhawatiran Pertumbuhan

Dts-72KVAAIZ9vO.jpg


Dolar Merosot Terhadap Yen Atas Kekhawatiran Pertumbuhan

Dolar merosot terhadap "safe-haven" yen pada Kamis di tengah meningkatnya penghindaran risiko, karena ekuitas melanjutkan penurunan akibat kekhawatiran pertumbuhan di negara ekonomi terbesar di dunia.


Mata uang AS merosot 0,2 persen menjadi 112,98 yen, mengembalikan sebagian dari kenaikan moderat yang dilakukan semalam.

Pasar ekuitas global telah terguncang dan dolar jatuh minggu ini setelah inversi di bagian kurva imbal hasil Treasury AS memicu kekhawatiran pasar tentang pertumbuhan ekonomi.

Indeks MSCI terluas dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen dan Nikkei Jepang turun 1 persen.

Pembuat kebijakan Fed akan berkumpul pada pertemuan 18-19 Desember, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga. Fokusnya adalah pada berapa banyak kenaikan suku bunga Fed untuk 2019.

Juga menambah kegelisahan pasar global pada hari Kamis adalah penangkapan seorang eksekutif atas raksasa teknologi Cina Huawei Technologies di Kanada, mengipasi kekhawatiran akan ketegangan lebih lanjut antara China dan Amerika Serikat.

Euro bergerk tipis terhadap dolar di level $1,1346 setelah turun dari level tertinggi minggu ini di $1,1419 yang dicapai pada hari Selasa.

Dolar Australia turun 0,2 persen terhadap dolar AS di level $0,7256. Aussie dalam kondisi mengkahwatirkan setelah merosot hampir 1 persen hari sebelumnya atas data produk domestik bruto Australia kuartal ketiga yang lebih lemah dari perkiraan.

Pound merosot terhadap dolar AS pada level $1,2719. Sterling telah tenggelam ke level terendah 17-bulan $1,2659 pada hari Selasa setelah kemunduran parlemen untuk Perdana Menteri Theresa May tetapi mencoba membelaikkan penurunan pada pandangan yang lebih positif untuk Brexit.

 
Harga Minyak Melorot, Pasar Terus Pantau Pertemuan OPEC

Dtt-1jLVYAAEQxm.jpg


Harga Minyak Melorot, Pasar Terus Pantau Pertemuan OPEC

Harga minyak jatuh pada Kamis karena pasar saham merosot, tetapi perdagangan hangat menjelang pertemuan OPEC yang diperkirakan akan menghasilkan pemotongan pasokan yang bertujuan menguras melimpahnya pasokan yang telah menurunkan harga minyak mentah sebesar 30 persen sejak Oktober.


Minyak mentah Brent berjangka internasional berada di $61,06 per barel, turun 50 sen, atau 0,8 persen dari penutupan terakhir. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS berada di $52,29 per barel, turun 60 sen, atau 1,1 persen.

Pedagang mengatakan harga minyak sedang tertekan oleh pasar keuangan global yang lemah, yang melihat pasar saham jatuh pada hari Kamis.

Penurunan pasar finansial juga telah memukul pasar minyak dengan keras. Sejak awal Oktober, minyak mentah telah turun sekitar 30 persen dari nilainya di tengah lonjakan pasokan dan kekhawatiran bahwa kemerosotan ekonomi akan mengikis permintaan bahan bakar.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan bertemu di kantor pusatnya di Wina, Austria, pada hari Kamis untuk memutuskan kebijakan produksinya. Dipimpin oleh Arab Saudi, produksi minyak mentah OPEC telah meningkat 4,1 persen sejak pertengahan 2018, menjadi 33,31 juta barel per hari (bph).

Produksi minyak dari produsen terbesar dunia - OPEC, Rusia dan Amerika Serikat - telah meningkat 3,3 juta bph sejak akhir 2017, menjadi 56,38 juta bph, memenuhi hampir 60 persen dari konsumsi global.

Peningkatan itu sendiri setara dengan output dari produsen utama OPEC, Uni Emirat Arab.

Rusia, produsen minyak utama tetapi bukan anggota OPEC, akan bertemu dengan kartel produsen pada hari Jumat untuk membahas tingkt produksi, dan secara luas diharapkan bahwa pemotongan pasokan akan disetujui.
 
Dolar Tertahan Spekulasi Pengehentian Kenaikan Suku Bunga

DtyAGbpVsAA2YAW.jpg


Dolar Tertahan Spekulasi Pengehentian Kenaikan Suku Bunga

Dolar berjuang keras untuk dari penurunan terhadap mata uang utama di perdagangan Asia pada hari Jumat, tertatih-tatih oleh spekulasi baru jeda kenaikan suku bunga yang tiba tiba dalam siklus pengetatan Federal Reserve, yang mungkin segera setelah memberikan kenaikan suku bunga yang sangat diharapkan akhir bulan ini.


Perhatian khusus untuk bullish dolar adalah penurunan tajam baru-baru ini dalam yield treasury AS, dengan inversi kurva yield menandakan perlambatan ekonomi yang tajam atau bahkan resesi yang melemahkan dolar.

Investor saat ini sedang menantikan rilis payroll non-pertanian AS bulan November untuk bulan November untuk mengukur pertumbuhan upah dan kekuatan pasar tenaga kerja.

Para pelaku pasar diberi alasan lebih untuk berhati-hati setelah Wall Street Journal melaporkan pejabat Fed sedang mempertimbangkan apakah akan menandakan mentalitas menunggu-dan-melihat baru setelah kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan mereka pada bulan Desember.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, relatif datar di level 96,804 di awal perdagangan. Indeks melemah 0,3% selama sesi sebelumnya, ditutup pada level terendah satu minggu dan turun 0,9% dari level tertinggi 17 bulan yang dicapai pada 12 November.

Dolar tergelincir setelah Ketua Fed Powell mengatakan pekan lalu bahwa suku bunga AS mendekati level netral, yang ditafsirkan oleh pasar sebagai sinyal perlambatan kenaikan suku bunga.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan 18-19 Desember, yang akan menjadi kenaikan keempatnya tahun ini, tetapi investor sudah fokus pada seberapa jauh fed akan menaikkan suku bunga dan apakah jeda kenaikan suku bunga sudah dekat.

Pada hari Jumat, dolar menguat tipis terhadap euro serta yen Jepang, masing-masing diperdagangkan pada level $1,1373 dan ¥112,70 per dolar. Dolar Australia turun 0,1 persen di level $0,7230, mendekati level terendah tiga minggu 0,7192 yang dicapaai pada hari Kamis.
 
Saham global Tergerus Kekhawatiran Pertumbuhan Global

DuB4UwuUwAE_1d4.jpg


Saham global Tergerus Kekhawatiran Pertumbuhan Global

Saham global meneruskan penurunannya pada hari Senin, dengan ekuitas berjangka AS dan saham Asia melambat karena kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan dan kekhawatiran bahwa ketegangan baru antara Washington dan Beijing dapat menghasilkan kesepakatan perdagangan.


Para pelaku pasar kembali dari akhir pekan untuk menghadapi kekhawatiran yang semakin besar, dengan ekonomi terbesar di dunia - Amerika Serikat, Cina dan Jepang - semuanya melaporkan data yang lebih lemah dari perkiraan yang menunjukkan aktivitas moderat.

Investor juga bersiap-siap untuk pemungutan kesepakatan perceraian Uni Eropa Inggris Theresa May, yang diperkrirakan akan ditolak oleh parlemen, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan kekacauan saat keluar pada bulan Maret.

S&P berjangka turun 0,8 persen dan Dow futures turun 0,8 persen di sesi perdagangan Asia.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 1,4 persen ke level terendah tiga minggu.

Indeks Shanghai Composite melemah 0,8 persen. indeks saham Australia turun 2 persen, menyentuh level terendah sejak Desember 2016, dan KOSPI Korea Selatan turun 1,1 persen.

Nikkei Jepang merosot 2,3 persen. Data di awal sesi menunjukkan ekonomi mengalamai kontraksi paling dalam selama empat tahun pada kuartal ketiga karena perusahaan memangkas belanja modal di tengah ketidakpastian atas permintaan global dan ketegangan perdagangan.

Pasar sudah terhuyung-huyung atas berita bahwa pejabat Kanada telah menangkap kepala pejabat keuangan pembuat smartphone Cina Huawei untuk ekstradisi ke Amerika Serikat. Penangkapan itu dipandang sebagai ancaman tambahan terhadap resolusi perang dagang antara dua negara teratas di dunia.

Indeks utama Wall Street jatuh lebih dari 2 persen pada hari Jumat dalam aksi jual, mencatat persentase penurunan mingguan terbesar mereka sejak Maret.
 
Harga Emas Meningkat Atas Melemahnya Dolar AS

DuCwOFiU8AARLUS.jpg


Harga Emas Meningkat Atas Melemahnya Dolar AS

Harga emas naik tipis pada hari Senin di Asia karena dolar AS jatuh. Dolar yang lebih lemah umumnya meningkatkan harga komoditas denominasi greenback karena membuatnya lebih murah bagi pengguna mata uang lainnya.


Emas berjangka untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Mercantile Exchange mencatat kenaikan 0,2% di harga $1.254,75 per troy ounce.

Indeks dolar AS yang mencatat greenback terhadap mata uang utama turun 0,7% pada level 95,845. Rendahnya yield obligasi AS juga bisa positif untuk komoditas, yang tidak menawarkan imbal hasil.

Harga emas mendekati level tertinggi sejak Juli pada hari Jumat dan mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Agustus karena gejolak pasar mendukung permintaan safe-haven untuk logam mulia.

Wall Street mengakhiri minggu terburuknya sejak Maret pada sesi Jumat di tengah aksi jual yang dipicu oleh kekhawatiran atas perlambatan ekonomi. Pasar Asia juga jatuh karena peningkatan ketegangan antara China dan AS menyusul laporan bahwa CFO raksasa teknologi China, Huawei Meng Wanzhou, ditangkap di Kanada pekan lalu dan kini menghadapi ekstradisi ke Amerika Serikat.

Sementara itu, Pasar telah memutar kembali harapan atas laju kenaikan suku bunga Fed pada 2019 di tengah gejolak pasar baru-baru ini. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pekan lalu bahwa suku bunga AS mendekati level netral, yang ditafsirkan pasar sebagai sinyal perlambatan kenaikan suku bunga.

Dalam berita lainnya, data pada hari Jumat menunjukkan bahwa ekonomi AS menciptakan pekerjaan baru yang lebih sedikit dari perkiraan pada bulan November, sementara angka di Oktober direvisi lebih rendah.

Pertumbuhan upah naik sejalan dengan perkiraan, menjaga Fed di jalur untuk menaikkan suku bunga bulan ini. Tetapi laporan itu mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja mungkin tidak sekuat yang diharapkan, mengurangi tekanan pada Fed untuk mempertahankan laju kenaikan suku bunga di 2019.
 
Pound Dekati Level Terendah 20 bulan

DuGzwgWWoAABxDL.jpg


Pound Dekati Level Terendah 20 bulan

Pound merana dan mendekati level terendahnya dalam kurun waktu 20 bulan terhadap dolar pada hari Selasa setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May menunda pemungutan suara penting atas kesepakatan Brexit, meningkatkan risiko keluarnya Inggris dari Uni Eropa dengan kekacauan.


May pada hari Senin menunda pemungutan suara parlemen, yang akan berlangsung pada Selasa hari ini, pada kesepakatan Brexit-nya untuk mencari konsesi lebih banyak. Langkah ini semakin memicu ketidakpastian karena Inggris kini menghadapi Brexit tanpa kesepakatan, kesepakatan pada menit-menit terakhir atau referendum Uni Eropa lainnya.

Sterling merangkak 0,1 persen ke level $1,2574 setelah merosot 1,3 persen hari sebelumnya, ketika mata uang Briatnia Raya itu menyentuh level $1,2507, level terendahnya sejak April 2017.

Penurunan pound menjadi keuntungan bagi dolar, yang kembali bangkit dari level terendahnya di 2 setengah minggu terhadap mata uang utama pada awalnya didorong oleh pandangan yang tumbuh Federal Reserve dapat menghentikan siklus kenaikan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Indeks dolar, parameter greenback terhadap enam mata uang utama, melemah di level 97,092 setelah rally 0,75 persen pada hari Senin. Pada satu tahap dalam perdagangan semalam indeks dolar jatuh ke 96,364, level terendah sejak 22 November.

Yield Treasury 10-tahun AS telah turun ke level terendah tiga bulan di minggu ini, dengan komentar dovish dari pejabat Fed dan data AS yang lunak semakin mempertajam pandangan tentang jeda dalam siklus pengetatan.

Sementara itu, Euro menyentuh level $1,1365 setelah turun 0,2 persen pada hari Senin. Dolar merosot 0,25 persen terhadap yen ke level 113,02 yen setelah naik 0,5 persen semalam. Dolar Australia naik 0,1 persen ke level $0,7197 setelah tergelincir pada hari Senin ke level terendah satu bulan dari level $0,7170.
 
Tertekan, Minyak Terbantu Gangguan Libya

DuH7ySSWsAE1X3b.jpg


Tertekan, Minyak Terbantu Gangguan Libya

Harga minyak berada di bawah tekanan pada Selasa di tengah kekhawatiran di pasar saham global dan keraguan bahwa pengurangan produksi yang direncanakan oleh grup produsen OPEC akan cukup untuk mengendalikan kelebihan pasokan.


Namun para pelaku pasar mengatakan harga minyak mentah mendapat dukungan setelah Perusahaan Minyak Nasional Libya (NOC) mengumumkan terjadi ‘force majeure’ pada ekspor dari ladang minyak El Sharara, ladang minyak terbesar Libya, yang disita akhir pekan lalu oleh kelompok milisi.

NOC mengatakan penutupan akan mengakibatkan kerugian produksi 315.000 barel per hari (bph), dan kerugian tambahan 73.000 bph di ladang minyak El Feel.

Minyak mentah Brent berjangka internasional berada di harga $60 per barel, naik 3 sen dari penutupan terakhir mereka. Kontrak minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di harga $50,98 per barel, turun 2 sen.

Kenaikan harga tejadi setelah minyak mentah turun 3 persen pada sesi sebelumnya di tengah pelemahan di pasar saham global dan kekhawatiran bahwa perlambatan pertumbuhan permintaan minyak dapat mengikis pemotongan pasokan yang diumumkan pekan lalu oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan beberapa Produsen -OPEC termasuk Rusia.

Minyak mentah berjangka telah merosot sekitar sepertiga dari nilai mereka sejak awal Oktober di tengah kemerosotan pasar keuangan dan suplai minyak yang terus meningkat.

Juga terdapat beberapa keraguan bahwa semua produsen akan menindaklanjuti dengan pemotongan yang diumumkan.

Rusia berencana memangkas produksi minyaknya sebesar 50.000 hingga 60.000 bpd pada Januari, menteri energinya mengatakan pada hari Selasa, jauh lebih sedikit dari targetnya di bawah kesepakatan produksi global yang dicapai pekan lalu.

Kelompok produsen minyak yang dipimpin OPEC Jumat lalu mengumumkan pemotongan pasokan 1,2 juta barel per hari (bph) dalam pasokan minyak mentah dari Januari, diukur terhadap tingkat output di Oktober 2018.
 
Saham Berjalan Di Atas Harapan Perdagangan Sino-AS

DuL62_bU8AABGLE.jpg


Saham Berjalan Di Atas Harapan Perdagangan Sino-AS

Pasar saham Asia rally pada Rabu setelah Presiden AS Donald trump terdengar optimis terhadap kesepakatan perdagangan dengan China.


Dalam wawancara dengan Reuters, Trump mengatakan pembicaraan sedang berlangsung dengan Beijing melalui telepon dan dia tidak akan menaikkan tarif pada impor Cina sampai dia yakin tentang sebuah kesepakatan.

Trump juga mengatakan dia akan campur tangan dalam kasus Departemen Kehakiman melawan seorang eksekutif puncak di Huawei Technologies China jika itu akan melayani kepentingan keamanan nasional atau membantu menutup kesepakatan perdagangan.

Pengadilan Kanada pada hari Selasa memberikan jaminan kepada badan eksekutif dalam sebuah langkah yang dapat membantu menenangkan para pejabat Cina yang marah karena penangkapannya.

Berita itu cukup untuk mendorong kenaikan setelah melalaui hari dalam penurunan dan indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 1 persen.

Indeks Nikkei Jepang naik 1,9 persen dan indeks blue chips Shanghai naik 0,4 persen. E-Mini futures untuk S&P 500 naik 0,4 persen setelah ditutup beragam di Wall Street.

Setelah berulang kali kecewa sebelumnya, para analis berhati-hati untuk tidak terlalu optimis.

Sentimen mendapat dorongan pada hari Selasa atas laporan China yang sedang mempertimbangkan pemotongan tarif impor pada mobil buatan Amerika hingga 15 persen dari 40 persen saat ini.

Namun ada juga laporan bahwa AS akan merilis bukti minggu ini yang memerinci peretasan Cina dan spionase ekonomi.

Pasar juga tersentak ketika Trump mengancam akan menutup pemerintah atas pendanaan untuk tembok perbatasan yang ia janjikan akan dibangun di perbatasan selatan dengan Meksiko.
 
Pound Naik Tipis, PM May Menghadapi Mosi Tidak Percaya

DuNNEY_U4AA8Wh0.jpg


Pound Naik Tipis, PM Mei Menghadapi Mosi Tidak Percaya

Pound Inggris beringsut menguat pada hari Rabu, menyusul berita bahwa Perdana Menteri Theresa May akan menghadapi mosi tidak percaya dari anggota partai Konservatifnya sendiri.


Pound hanya menguat tipis, dengan GBP/USD naik 0,4% di leve 1,2535, setelah turun ke hingga ke level 1,2478 semalam, level terlemahnya sejak April 2017. Pound juga menguat terhadap euro, dengan EUR/GBP turun 0,3% pada level 0,9033.

Brexiteers dalam partai May telah mencapai ambang dukungan yang mereka butuhkan untuk memicu mosi tidak percaya di perdana menteri, menurut Graham Brady, ketua Komite 1922 Partai Konservatif, sekelompok anggota parlemen pendukung yang berpengaruh.

Pemungutan suara dijadwalkan berlangsung Rabu malam antara pukul 18.00 dan 20.00 waktu London.

Di tempat lain, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, bergerak sedikit ke level 97,33.

Pasar keuangan global juga akan memperhatikan data inflasi harga konsumen AS di hari ini sebagai pengetahuan tambahan terhadap prospek kebijakan moneter dalam beberapa bulan ke depan.

Federal Reserve secara luas diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga keempatnya pada 2018 minggu depan, tetapi investor mulai mempertanyakan berapa banyak peningkatan yang dapat diimplementasikan tahun depan.

Sementara para pembuat kebijakan telah menunjukkan tiga peningkatan pada 2019, pasar mulai bertaruh bahwa bank sentral AS dapat menghentikan kenaikan suku bunganya sama sekali tahun depan.

Sementara itu, investor akan terus mengikuti pelebaran perdagangan yang sedang berlangsung antara AS dan China untuk melihat apakah ada berita lain yang terwujud.

Washington dan Beijing telah terlibat dalam sengketa perdagangan untuk sebagian besar tahun ini, dengan kedua negara terapkan tarif atas beberapa produk masing-masing.
 
Minyak Mentah Tertopang Sinyalemen Meredanya Ketegangan AS-Cina

DuRPXt3UcAAe9Ph.jpg


Minyak Mentah Tertopang Sinyalemen Meredanya Ketegangan AS-Cina

Harga minyak naik pada hari Kamis, didukung oleh penurunan persediaan minyak mentah AS dan tanda-tanda bahwa China mengambil langkah-langkah yang lebih konkret untuk menempatkan gencatan senjata perdagangan dengan Washington dalam tindakannya.


Harga minyak mentah juga telah didukung oleh pembatasan pasokan yang dipimpin OPEC yang diumumkan pekan lalu, meskipun kenaikan dibatasi setelah kelompok produsen menurunkan prediksi permintaan 2019.

Minyak mentah Brent berjangka internasional berada di $60,46 per barel, naik 31 sen, atau 0,52 persen, dari penutupan terakhirnya. US crude futures West Texas Intermediate (WTI) berada di $51,40 per barel, naik 25 sen atau, 0,49 persen.

China melakukan pembelian kedelai AS pertama di lebih dari enam bulan pada hari Rabu, sementara Beijing juga tampaknya mengurangi dorongan industri berteknologi tinggi, yang dijuluki "Made in China 2025," yang telah lama membuat Washington kesal.

Penurunan persediaan minyak mentah AS, meski masih dibawah perkiraan, telah membantu meningkatkan sentimen, kata para analis. Persediaan minyak mentah AS turun 1,2 juta barel dalam seminggu hingga 7 Desember, dibandingkan dengan ekspektasi pasar untuk penurunan 3 juta barel.

Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan permintaan minyak mentah di 2019 akan jatuh menjadi 31.440.000 barel per hari, 100.000 bph kurang dari yang diperkirakan bulan lalu dan 1,53 juta lebih rendah dari yang saat ini dihasilkan.

Hal ini menambah kekhawatiran beberapa pengamat pasar bahwa keputusan yang dipimpin oleh kelompok untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta bph secara keseluruhan mungkin tidak cukup untuk mengimbangi kelebihan, terutama di balik melonjaknya output AS.

Amerika Serikat, di mana produksi minyak mentah telah mencapai rekor 11,7 juta barel per hari, ditetapkan untuk mengakhiri 2018 sebagai produsen minyak utama dunia, melmpaui Rusia dan Arab Saudi.
 
Emas Flat Seiring Stabilnya Dolar AS

DuSLGx7U8AAioMr.jpg


Emas Flat Seiring Stabilnya Dolar AS

Harga emas datar pada sesi Kamis di Asia karena dolar AS stabil. Emas Berjangka untuk pengiriman Februari lalu diperdagangkan pada $1,250.4 per troy ons di bursa Comex, atau turun 0,02%.


Sementara itu, indeks dolar AS yang mencatat perdagangan greenback terhadap mata uang utama naik tipis 0,1% ke level 97,078.

Ekspektasi nada dovish Federal Reserve AS pada pertemuan minggu depan dikutip sebagai dukungan untuk logam kuning tersebut.

Komentar Ketua Fed Jerome Powell pekan lalu bahwa suku bunga AS mendekati tingkat “netral” dipandang sebagai indikasi bahwa pembuat kebijakan dapat menghentikan program kenaikan suku bunga di tahun baru.

Sementara itu, pasar juga memnatau ketegangan perdagangan AS-Cina, setelah laporan pada hari Rabu menunjukkan tanda-tanda perkembangan bahwa China akan mengambil langkah lebih banyak untuk mengurangi dorongan pengembangan industri berteknologi tinggi.

Mengutip dua orang yang mengetahui masalah ini, Bloomberg melaporkan bahwa Beijing mungkin menunda rencana "Made in China 2025" selama satu dekade hingga 2035. China juga akan berusaha untuk lebih terbuka terhadap partisipasi oleh perusahaan asing, kata laporan itu.

"Made in China 2025" adalah rencana strategis yang diumumkan pada Mei 2015. Rencananya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan China pada teknologi impor dan telah menjadi target utama dalam perang dagang Trump.
 
Dolar Menguat, Fokus Pasar Bergeser Ke Fed

DuWCGaQVAAAenJG.jpg


Dolar Menguat, Fokus Pasar Bergeser Ke Fed

Dolar menguat terhadap sebagian besar mata uanga utama pada hari Jumat karena fokus pasar bergeser ke kenaikan suku bunga AS yang diperkirakan minggu depan, meskipun kenaikan cenderung dibatasi atas ketidakpastian yang lebih besar tentang prospek kebijakan tahun depan.


Greenback menemukan dukungan luas karena euro dan pound berada di bawah tekanan, setelah komentar suram dari presiden Bank Sentral Eropa tentang prospek zona euro dan kekhawatiran baru tentang Brexit yang keras.

Pelaku pasar kini mengalihkan perhatian mereka dari isu-isu perdagangan global ke pertemuan Federal Reserve pada 18-19 Desember.

The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, kenaikan suku bunga keempatnya tahun ini meskipun fokus yang lebih besar akan berpusat pada prospek kebijakan untuk 2019, di mana ada lebih banyak ketidakpastian.

Yen sedikit menguat pada level 113,57 terhadap mata uang AS. Dolar telah menguat 1,2 persen terhadap mata uang Jepang dalam enam sesi perdagangan terakhir karena perbedaan suku bunga antara AS dan Jepang membuat greenback lebih menarik daripada yen.

Dolar berhasil mencatat kenaikan terbesar di 2018, setelah naik 5,3 persen dibanding rekan-rekannya sejauh tahun ini. The Fed satu-satunya bank sentral utama yang menaikkan suku bunga di balik ekonomi yang kuat, mempercepat inflasi dan mempertahankan laba perusahaan.

Euro diperdagangkan flat pada hari Jumat, setelah berjuang untuk tetap di wilayah positif di sesi sebelumnya.

ECB secara resmi mengakhiri skema pembelian obligasi melawan krisis sebesar 2,6 triliun euro pada Kamis. Namun, kebijakan moneternya kemungkinan besar akan tetap akomodatif ketika presiden ECB Mario Draghi memperingatkan bahwa prospek pertumbuhan kawasan euro kemungkinan akan tetap lemah di tengah ancaman perang perdagangan global dan prospek Brexit yang keras.

Sterling sedikit melemah di level $1,2639 di awal perdagangan Asia setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May mengajukan banding ke sesama pemimpin Uni Eropa untuk konsesi guna membantunya memenangkan dukungan di parlemen bulan depan untuk kesepakatan yang dapat menghalau keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
 
Dolar Bertahan di Bawah Level Tertinggi 19 Bulan

Dum_fzRUYAAxLAu.jpg


Dolar Bertahan di Bawah Level Tertinggi 19 Bulan

Dolar AS terus stabil di bawah level tertinggi 19 bulan terhadap mata uang utama pada hari Senin karena kekhawatiran atas prospek pertumbuhan global menjaga sentimen tenang menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu ini.


Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, sedikit berubah pada level 96,86, di bawah tertinggi 19 bulan di 97,70 yang dicapai pada hari Jumat.

Dolar menguat secara luas pada hari Jumat setelah data ekonomi yang kuat menunjukkan bahwa ekonomi AS tampaknya berada dalam kondisi yang lebih baik daripada yang lain.

Data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan dari China dan Eropa dan kekhawatiran kemungkinan penutupan pemerintah AS juga mendukung permintaan safe haven untuk greenback.

Investor menantikan pertemuan Fed mendatang, dengan bank sentral AS secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk keempat kalinya tahun ini ketika memberikan keputusan kebijakan terbaru pada kesimpulan pada pertemuan dua hari pada hari Rabu.

Dengan kenaikan yang sebagian besar diperhitungkan oleh pasar, pergerakan lebih besar dalam dolar akan dipandu oleh bimbingan Fed.

Komentar terbaru oleh pejabat Fed telah dibaca sebagai dovish oleh beberapa analis. Bulan lalu, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan suku bunga berada di dekat kisaran perkiraan para pembuat kebijakan yakni "netral" - tingkat di mana tidak merangsang atau menghambat ekonomi.

Dolar beringsut menguat terhadap yen, dengan USD/JPY naik ke level 113,45. Euro bergerak tipis, dengan EUR/USD diperdagangkan pada level 1,1312 setelah pekan lalu berakhir turun 0,6%.

Sterling stabil, dengan GBP/USD berada di level 1,2585, bertahan di atas level terendah 20-bulan yang dicapai pada sesi Rabu di 1,2476 karena ketidakpastian atas Brexit yang terus membebani.
 
Harga Minyak Jatuh Untuk Sesi Ketiga Berturut-Turut

DurQhuqU0AAItCD.jpg


Harga Minyak Jatuh Untuk Sesi Ketiga Berturut-Turut

Harga minyak turun lebih dari 1 persen pada hari Selasa, jatuh untuk sesi ketiga berturut-turut, setelah laporan persediaan dan perkiraan rekor produksi minyak serpih di Amerika Serikat, saat ini produsen terbesar di dunia, memicu kekhawatiran tentang kelebihan pasokan.


Kekhawatiran seputar permintaan minyak di masa depan di tengah melemahnya pertumbuhan ekonomi global dan keraguan atas dampak pemotongan produksi yang direncanakan yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga menekan harga, kata para pelaku pasar.

Minyak mentah acuan internasional Brent berjangka berada di $58,90 per barel, turun 71 sen, atau 1,2 persen, dari penutupan terakhir mereka. Brent telah jatuh lebih dari 4 persen dalam tiga sesi terakhir sejauh ini.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 60 sen, atau 1,2 persen, di $49,27 per barel.

Baik minyak mentah AS dan Brent telah turun lebih dari 30 persen dari awal Oktober di tengah pembengkakan persediaan global, dengan WTI saat ini diperdagangkan pada tingkat yang belum pernah terlihat sejak Oktober 2017.

Dengan harga minyak sekarang jatuh, produsen minyak serpih yang tidak menguntungkan akhirnya akan berhenti beroperasi dan mengurangi pasokan, tetapi itu akan memakan waktu, kata para analis.

Pengekangan persediaan yang disepakati OPEC dan sekutu-sekutu yang dipimpin Rusia mungkin tidak membawa hasil yang diinginkan karena output AS terus meningkat dan sementara Iran terus memompa lebih banyak minyak, kata para analis.

Pemotongan juga datang dari produksi tinggi saat ini. Produksi minyak dari Rusia berada pada rekor tertinggi 11,42 juta barel per hari (bph) sejauh ini di bulan Desember.
 
Bagaimana Sistem Kemitraan Grand Capital?

Bagaimana Sistem Kemitraan Grand Capital?

Dr8M2DLXgAAQOjC.jpg:large


Untuk bergabung dan menjadi mitra Grand Capital, Anda hanya memerlukan akses internet dan perangkat PC atau notebook bahkan Tablet atau smartphone.


Selanjutnya, Anda hanya perlu:
• Anda hanya mencari klien
• Pelanggan mengunjungi website anda atau kantor anda
• Klien mendaftar dan dan melakukan trading dengan Grand Capital
• Anda menerima komisi untuk setiap trading yang dilakukan oleh pelanggan

Informasi selengkapnya, dapat mengunjungi website kami: https://id.grandcapital.net/promo/partnership/
 
Analisis teknis USDCHF 18.12.18

Analisis teknis USDCHF 18.12.18

Pasangan mata uang ini berada di dalam tren menurun yang dilatarbelakangi melemahnya permintaan untuk aset-aset beresiko dan menguatnya permintaan untuk aset-aset protektif. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global merupakan sumber utama dari pertimbangan para investor, yang sebagaimana dapat mengarah ke resesi baru di tahun 2020.

Harga berada di bawah garis tengah Bollinger band, di bawah SMA 5 dan SMA 14. RSI berada di bawah level 50% dan berbalik ke bawah. Stoch tidak informatif.

Rekomendasi perdagangan:
Jika harga tetap berada di bawah titik 0.9920, maka harga dapat terus bergerak turun menuju titik 0.9860.

Analisa Oleh: Semyon Kamenskiy

Disclaimer:
Grand Capital bekerjasama dengan pihak ketiga untuk menghadirkan analisa untuk para trader. Analisa dapat digunakan sebagai alat pertimbangan bukan sebagai acuan utama dalam mengambil keputusan. Pengguna analisa bertanggung jawab atas setiap keputusan perdagangan yang diambil.


usdchfh4-18122018_Qqfxq1M.png
 
Penguatan Dolar Di Tengah Kehati-hatian Fed Pada Kebijakan

Du1Xc_2U8AA2B89.jpg


Penguatan Dolar Di Tengah Kehati-hatian Fed Pada Kebijakan

Dolar stabil di perdagangan Asia pada Kamis, dan lepas dari posisi terendahnya semalam setelah Federal Reserve kembali pada jalur pengetatan kebijakan yang lebih agresif bahkan di saat memberi kesan pasar menjadi jauh lebih berhati-hati daripada yang mereka perkirakan.


Dalam keputusan yang banyak diantisipasi, bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dan memperkirakan kenaikan suku bunga yang lebih sedikit tahun depan dibandingkan pada pertemuan kebijakan September.

Namun pasar dikejutkan dengan komitmen The Fed untuk mempertahankan rencana intinya untuk mengetatkan kebijakan moneter, meskipun ketidakpastian peningkatan tentang pertumbuhan ekonomi global, membuat saham Wall Street jatuh dan menekan ekuitas Asia.

Sementara 'dot plot' Fed saat ini memberi sinyal dua, kenaikan suku bunga untuk tahun depan, bukan tiga,, pasar tetap tidak yakin dan justru hanya memperhitungkan satu kenaikan atas refleksi perlambatan pertumbuhan global.

Indeks dolar (DXY) menguat di level 96,99 di awal perdagangan Asia, mencoba untuk pulih dari level terendah semalam 96,55 dan penutupan New York 96,97.

Yen melemah 0,1 persen terhadap dolar, diperdagangkan di level 112,57, setelah menguat selama empat hari berturut-turut. Euro naik 0,1 persen terhadap dolar ke level $1,1385. Mata uang tunggal itu didukung oleh berita Italia telah mencapai kesepakatan dengan Komisi Eropa atas anggaran 2019 yang diperebutkan.

Dolar kiwi stabil setelah turun 1,2 persen semalam, dan sempat jatuh atas data ekonomi yang lemah dan terakhir di level $ 0,6775.
 
Emas Jatuh Setelah Keputusan Fed

Du2IMaGVAAAHW9m.jpg


Emas Jatuh Setelah Keputusan Fed

Harga emas turun sementara dolar AS juga tergelincir pada hari Kamis di Asia setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga seperti yang sudah diperkirakan.


Emas berjangka Comex pengiriman Februari turun $7,45, atau 0,6%, diperdagangkan di level $1.248,95 per troy ounce. Logam kuning itu mencapai level tertinggi enam bulan di $1.262,10 di sesi Rabu sebelum turun atas pengumuman suku bunga Fed kuartal keempat dalam suku bunga tahun ini.

Bank sentral mengambil kisaran target untuk suku bunga acuannya menjadi 2,25-2,5% pada hari Rabu sementara memperkirakan kenaikan lebih sedikit suku bunga pada tahun 2019 dibanding pertemuan kebijakannya pada September.

Prospek suku bunga untuk tahun 2020 dan 2021 diturunkan menjadi 3,1% dari 3,4%, yang memandu satu kenaikan pada tahun itu. Suku bunga jangka panjang juga dipotong menjadi 2,8% dari 3,0%.

Saham AS tersandung dan mencatat penurunan pasca keputusan the fed dan akhirnya ditutup melemah tajam setelah konferensi pers Powell.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap mata uang, tergelincir 0,1% dan diperdagangkan di level 96,393.
 
Back
Top