Kenapa "Om Telolet Om" Bisa Viral? - Ini Jawaban dari Sisi Psikologi

hairobi

New member
Frasa telolet berasal dari klakson bus yang sudah dimodifikasi.
Kalau biasanya cuma yaaah tooot biasa (dan ngagetin), sekarang jadi lebih berirama dan lucu. Telolelolelolet.

Suara klakson ini unik dan disukai anak-anak, jadinya anak-anak di pinggir jalan kalau ngeliat bus lewat pada teriak,”OM TELOLET OM!” Dan biasanya direspon oleh supir bus dengan mengklakson. Kalau udah dibales, anak-anak ini ketawa hepi.

Ada yang bilang fenomena ini berawal dari Jepara, tapi saya nggak bisa mastiin sih.

Tapi kenapa ya om telolet om bisa menyebar hingga ke seluruh dunia?

1. Ini Adalah Joke Instan

Om telolet om adalah joke instan. Anda nggak perlu nyari ide untuk bikin meme. Nggak perlu ngebikin cerita. Cukup komentar “om telolet om” pada akun artis atau fanpage populer di luar negeri, and you’re all set!
Setelah melakukannya, kamu pasti bakal senyum-senyum sendiri.

Apalagi ketika kamu ngeliat ada (ratusan ribu) orang yang sudah melakukannya duluan. Kamu jadi iseng pengen ikutan nyoba, kan?

2. It’s A Harmless Prank

Om telolet om adalah keusilan yang nggak menyakiti atau menyinggung.
Yang bikin lucu adalah ketika orang yang diusilin nggak ngerti apa itu “om telolet om”.

Udah itu aja!
Nggak ada kejahatan, nggak ada maksud jelek.

Di pinggir jalan, ketika anak-anak kecil mendapat telolet dari bis, mereka bahagia. Nggak dapet pun nggak papa, nggak ada yang marahin.

Ketika suatu aksi memberikan reward tapi minim resiko, siapa yang nggak tertarik buat nyoba?

3. Teori Kesenjangan Informasi (Information Gap Theory)

Yang membuat om telolet om menjadi viral bukan karena videonya, tapi karena frasa om telolet om itu sendiri.
Frasa ini sungguh sulit dicerna dan dipahami kalau kita jarang main sosmed.

Yang nggak tau, tentu saja bingung dong. Kalau udah bingung, pasti kepo dong.

George Loewenstein, Profesor dari Carnegie Mellon University, menyebut fenomena ini sebagai “information gap theory“, alias teori kesenjangan informasi.

Teori ini berdasarkan perilaku manusia yang terpicu ketika ada kesenjangan antara yang dia tahu sekarang dengan yang dia pengen banget tahu.

Ketika seseorang merasakan pengen banget tahu tentang sesuatu, dia akan cari sampai dapat.

Ketika dia berhasil dapat, dia merasa hepi. Dia merasa “haha, aku tau dan kamu nggak!”
Kesenangan ini diekspresikan dengan memberi komentar “om telolet om” pada akun lain.

Akun lain pun kebingungan, terus kepo, terus tahu. Terus disebar lagi. Gituuuu terus!

4. Emotional Contagion (Emosi yang Menular)

Emosi menular adalah proses di mana emosi menyebar kayak virus. Makanya dibilang menular.
Proses ini terjadi ketika suatu fenomena menciptakan emosi tertentu, sehingga satu-satunya cara untuk menikmati emosi tersebut adalah ikut melakukannya. Selain itu, tentu saja agar dapat diterima secara sosial (dalam hal ini, gaul).

Dalam fenomena telolet ini, satu-satunya cara untuk ikut terlibat dalam lingkaran sosial dan kesenangan yang ada, tentu saja adalah ikut berkomentar telolet. Atau seenggaknya, membuat tweet/post mengenai telolet.

Di jalanan, fenomena serupa juga terjadi. Satu-satunya cara buat menikmati kesenangan “bertelolet” tentu saja adalah dengan minta telolet dari bis yang lewat. Jadi penasaran pengen nyoba!

sumber: Psikologihore.com
 
begitu ya, repu

Adalah perusahaan otobus Efisiensi yang pertama mempopulerkan klakson telolet tersebut. Manajer Komersil PO Efisiensi Syukron Wahyudi menceritakan bahwa sekitar 10 tahun lalu pemiliknya, Teuku Eri Rubiansah, pergi ke Arab Saudi dan mendengar bunyi klakson yang unik.

"Mendengar suara klakson di sana berbeda, dia memutuskan membeli untuk bisnya. Khususnya di bus reguler dari Cilacap Jogja, Purwokerto - Jogja, dan Purbalingga - Jogja."

Tapi awalnya klakson ini ternyata malah direspons negatif karena suaranya yang dinilai terlalu keras. Sampai-sampai, pihak PO meminta sopir-sopir mereka tidak membunyikan klakson itu di tempat-tempat tertentu karena masyarakat tidak terima dengan bunyi itu, cerita Syukron.

"Mulai disukai tiga empat tahun terakhir karena mulai banyak PO-PO yang juga menggunakan. Di beberapa daerah tertentu malah orang-orang minta klaksonnya dibunyikan. Kita merasa bangga juga, karena bisa dibilang kita yang pertama yang pakai klakson tiga corong."

~bbc.com
 
TS itu terlalu rumit menjelaskannya,k om telolet om itu sebenernya sudah ada dri dulu, lalu anak anak suka pada ngerekam itu video bis yang ngeluarin klakson telolet, terus sering di share, akhirnya jadi viral, itu aja, nggak ada maksud untuk menyakiti atau menyinggung, kan telolet itu untuk happy happyan hihihih,
 
Back
Top