Lagi - Mahasiswa STIP Tewas dianiaya seniornya

spirit

Mod
44bb80d8-f173-4693-891e-3277f4293e7a_169.jpg

Menhub Budi Karya Sumadi melayat ke rumah duka Taruna STIP Amirullah (Foto: Twitter Menhub Budi Karya Sumadi/@BudiKaryaS)

Menhub: Pengelola Sekolah Wajib Terapkan Prosedur Cegah Kekerasan

Kekerasan kembali terjadi di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan belasungkawa atas tewasnya taruna STIP Amirullah Adityas Putra.

Melalui akun Twitter-nya di @BudiKaryaS, Rabu (11/1/2017), Menhub Budi mengecam terjadinya kembali kekerasan di sekolah tersebut. Budi menyampaikan, setiap pengelola sekolah di bawah Kementerian Perhubungan (Kemenhub) wajib untuk menerapkan standar prosedur pengawasan untuk mencegah kekerasan.

"Sy mengecam & menyesalkan terjadinya tindakan kekerasan di Sekolah yg menewaskan taruna pdhl Kemenhub tlh berulang kali memberi peringatan..," tulis Budi.

"...para pengelola sekolah wajib terapkan standar prosedur (protap) pengawasan/ pencegahan kekerasan di semua sekolah di bawah Kemenhub," lanjutnya.

Atas kejadian ini, Menhub sudah menonaktifkan Ketua STIP, Captain Weku Frederik Karuntu. Selanjutnya ia menunjuk pelaksana tugas.

Selain itu, Menhub pun memerintahkan Kepala Badan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan membentuk tim investigasi internal. Lewat tweet selanjutnya, Budi menyatakan tidak ingin kasus ini terulang.

"Sy sdh minta tim investigasi internal agar lakukan investigasi mengapa kasus spt ini kembali terjadi.Ini peringatan trkhr, tdk ada kompromi!" tulis Budi.

Ia menyatakan menyerahkan penanganan kasus ini pada pihak kepolisian. Melalui proses hukum yang berlaku, lanjutnya, siapapun yang bersalah harus dihukum.

Pada Rabu (11/1) sore, Budi sempat melayat ke rumah duka Amirullah di Jalan Warakas 3 Gang 16 Nomor 14 RT 07/14, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Budi sempat merangkul saudara kembar Amirullah bernama Amarullah. Budi menyatakan Kemenhub bertanggung jawab terhadap seluruh proses mulai dari rumah sakit sampai dengan pemakaman Amirullah.

Jasad Amirullah sendiri sudah dikebumikan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Budi Darma, Cilincing, Jakut, pada Rabu (11/1) kemarin siang. Amirullah merupakan taruna STIP tingkat I Angkatan Tahun 2016 Jurusan Nautika, yang tewas pada Selasa, 10 Januari 2017.

Atas kejadian ini, pihak kepolisian telah menetapkan 5 orang sebagai tersangka. Pihak kepolisian juga masih menyelidiki penyebab tewasnya Amirullah di laboratorium patologi anatomi di RS Bhayangkara Raden Said Sukanto (RS Polri). Uji toksikologi ini dilakukan untuk melengkapi proses autopsi yang sudah selesai dilakukan.

sumber
 
Amirullah Tewas, Ketua STIP Nonaktif: Kita Kecolongan

fb5c3012-7793-478e-9bed-b01a0de84c62_43.jpg

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) nonaktif Weku Frederik Karuntu (Galang Aji Putro/detikcom)

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) nonaktif Weku Frederik Karuntu mendatangi rumah duka Amirullah Adityas Putra. Weku datang untuk mengucapkan belasungkawa kepada keluarga Amirullah.

"Saya ucapkan dukacita dan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga Amir," ujar Weku di rumah duka, Jl Warakas 3 Gang 16, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (11/1/2017) sore.

Weku menyebut pihaknya kecolongan atas kejadian yang menimpa Amirullah, taruna STIP jurusan nautika. Dia mengaku sudah berupaya semaksimal mencegah bentrokan antartaruna di STIP.

"Kita kecolongan. Padahal, untuk sistem pengamanan, kita sudah lakukan, yaitu memisahkan senior dengan junior. Itu juga ada CCTV dan pengawasan tambahan, kita dibantu aparat TNI dan Polri," imbuhnya.

Akibat kejadian ini, Weku dinonaktifkan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Dia mengaku pasrah dan siap mengikuti perintah Menhub.

"Saya pasrah. Sebagai pelaksana amanat Kemenhub, saya siap mengikuti perintah. Saya sudah melakukan usaha yang terbaik. Saya juga ingin melakukan perubahan, tapi sesuai perintah, saya harus diganti," ujarnya.


~detik.com
 
Hasil Autopsi Taruna STIP yang Tewas: Organ Dalam Mati Lemas

d5302d1c-1a81-4731-8f9c-f13dd2945e81_43.jpg

Amirullah Adityas Putra di sebelah kanan (Foto: Dok. Keluarga)

Amirullah Adityas Putra (18) tewas dianiaya seniornya di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Dari hasil autopsi diketahui organ dalam Amirullah mengalami kondisi mati lemas.

"Kita dapatkan dari keterangan dokter di RS Polri bahwa didapatkan hasil pemeriksaan sementara terhadap mayat korban. Yang pertama disebutkan bahwa bibir sebelah dalam bagian bawah terdapat luka lecet," ujar Kapolres Jakarta Utara Kombes Awal Chairuddin kepada wartawan di Mapolres Jakarta Utara, Rabu (11/1/2017).

"Yang kedua, ditemukan organ dalam tanda-tanda mati lemas. Yang ketiga, terdapat bintik darah dan resapan darah pada paru-paru, jantung, dan kelenjar liur perut," sambung Awal.

Kemudian, polisi juga memastikan Amirullah negatif narkoba. Lalu, polisi menyebut ditemukan cairan kehitaman di lambung korban.

"Mungkin ada cairan minuman yang diminum oleh korban. Itu hasil pemeriksaan sementara dari dokter kepolisian, tentunya hasil pemeriksaan ini akan kita gunakan sebagai bahan penyidikan para pelaku," jelas Awal.

Polisi menyebut ada 5 tersangka yang telah ditetapkan dalam kasus ini. Penganiayaan itu dilakukan terhadap 6 korban, termasuk Amirullah.

"Korban Amirullah ini dianiaya 4 orang pelaku bernama Sisko Mataheru, Willy Hasiholan, Iswanto, Akbar Ramadhan, sementara pelaku Jakario tidak terlibat penganiayaan korban Amirullah, melainkan korban lain bernama Ahmad Fajar," kata Awal.

Penganiayaan ini terjadi pada Selasa (10/1) malam. Jasad korban Amirullah telah diautopsi di RS Polri, Jakarta Timur, kemudian dibawa ke rumah duka di Warakas, Jakarta Utara.

sumber
 
keulang lagi aja,...seharuhnya jadi pembelajaran....ckckck... untung engga saudara yg 1nya lagi(kembaran adik kakak)
 
repu buat den spirit

kepala STIP nya dicopot ya

lalu ini masuknya perkelahian atau pembullyan oleh senior?

ini kan tradisi turun temurun yg nampaknya ada pembiaran pimpinan. harusnya pimpinan itu di penjara jgn copot aja. ga masuk akal kl ga tau kl ada praktek pemukulan oleh senior terhadap yunior. Terlalu banyak alasan. Kl bisa tutup aja sekolah STIP itu. Pendidikan militer aja ga brutal seperti itu, kl di militer ada hukuman atau pemukulan tapi bukan bagian2 yang mematikan.
 
Semoga tidak terjadi di kampus kami. Memang perlu perbaikan hati lagi bagi kakak kelas yang terkadang merasa paling waah
 
kalau sekolah dengan sistem pendidikan kemiliteran, sudah dipastikan didalamnya banyak kejadian seperti ini gan, dan itu sudah menjadi warisan turun menurun, karena didalamnya disertai rasa balas dendam,, dan ini akan sulit sekali untuk dihilangkan, karena sudah mengakar dalam,
 
kalau sekolah dengan sistem pendidikan kemiliteran, sudah dipastikan didalamnya banyak kejadian seperti ini gan, dan itu sudah menjadi warisan turun menurun, karena didalamnya disertai rasa balas dendam,, dan ini akan sulit sekali untuk dihilangkan, karena sudah mengakar dalam,

di militer sendiri ga ada seperti itu den. Ini justru sipil yg ingin terlihat militer. Kl di militer latihannya yang sangat keras dan hukumannya bukan pukulan dan ga ada tuh pukul memukul antar senior dan yunior yg ada adalah strata, artinya yg yunior wajib hormat (menghormat) terhadap senior inipun terjadi saat pendidikan.
 
yg bikin heran pasti keroyokan.
semisal 1 lawan satu... gak bakalan tuh pasti berani(paling selisih 1 th.usia, sebanding). yaquin-qinnn!
ternyata kebiasaan berjama-ah(dilakukan bersama-sama) membangkitkan keberanian. Dalam hal apapun!.
 
yg bikin heran pasti keroyokan.
semisal 1 lawan satu... gak bakalan tuh pasti berani(paling selisih 1 th.usia, sebanding). yaquin-qinnn!
ternyata kebiasaan berjama-ah(dilakukan bersama-sama) membangkitkan keberanian. Dalam hal apapun!.

kadang2 juga non. Berjamaah korupsi misalnya!
 
faktor balas dendam,senior dlunya junior sering dibully... dan ada lagi faktor lain seperti orngnya sering ngelanggar jdi dikuhum oleh seniornya(kya semacam OSIS) dengan emosi.
pernah ngalamin,tpi temen saya yg dibully gara2 dia BAB di wc yang mampet,digamparin oleh osis puluhan kali didepan temen2nya sampai memar2..
ini harus diperhatikan oleh guru2,dan kpla sekolah...soalnya mereka engga tau,yg jonior ga berani melapor,malah dikira melawan orgaanisasi osis.
 
faktor balas dendam,senior dlunya junior sering dibully... dan ada lagi faktor lain seperti orngnya sering ngelanggar jdi dikuhum oleh seniornya(kya semacam OSIS) dengan emosi.
pernah ngalamin,tpi temen saya yg dibully gara2 dia BAB di wc yang mampet,digamparin oleh osis puluhan kali didepan temen2nya sampai memar2..
ini harus diperhatikan oleh guru2,dan kpla sekolah...soalnya mereka engga tau,yg jonior ga berani melapor,malah dikira melawan orgaanisasi osis.

ya. dulu 5 tahun kebelakang soal bully di sekolah msh terjadi, apalagi kl lagi MOS itu kesempatan para pengurus OSIS membully peserta didik baru. Tapi sekarang sudah ada aturan undang2nya tak boleh ada pembulian di sekolah termasuk juga saat ada yg ulang tahun ga boleh ceplokin telur atau siram air comberan
 
Back
Top