Bagaimana Cara Menggunakan "Sihir Tatapan Mata" Versi Psikologi

hairobi

New member
Dalam komunikasi, tatapan mata adalah koentji.
Dengan menggunakan tatapan mata kita bisa membuat hati orang lain luluh.

Obrolan seringkali terjadi saat kedua tatapan mata manusia bertemu.
Saat kita menatap mata orang lain (atau orang yang kita sayang), dunia seolah berhenti sesaat.
Saat kita beradu tatap, otak kita dan orang yang kita tatap saling bersinergi, saling menyadari satu sama lain, dan menciptakan komunikasi yang lebih akrab.

Sebenarnya, sejak kecil kita sudah sensitif terhadap kontak mata lo.
Seorang bayi berusia dua bulan akan lebih mudah akrab pada orang yang sering menatap matanya,
dibandingkan dengan yang ada tapi nggak menatap mata.

Sensitivitas tersebut berkembang lebih jauh ketika balita.
Anak di bawah lima tahun menganggap, dengan menghindari tatapan mata, ia bisa “tersembunyi” dari orang lain.

Makanya anak di bawah lima tahun ketawa kalau kita ajak main cilukba.
Buat mereka, saat kita menyembunyikan wajah, itu udah kayak menghilang beneran.

Apa aja sih manfaat menatap mata orang saat bicara?

Mencegah orang lain ngelamun

Saat dewasa, menatap mata orang lain membangkitkan fokus orang tersebut pada kita.
Misalnya kalau temanmu ngelamun nih. Menatap matanya bisa “membangunkan” orang itu dari lamunan dan mencegahnya ngelamun lagi.
Fase ini, bahasa kerennya adalah self-consciousness.


Membantu orang mengontrol emosinya

Pernah nggak kamu nonton film luar, yang tokohnya nangis nggak terkendali?
Terus tokoh lain berusaha menenangkannya dengan memegang wajahnya,
sambil bilang,”hey, hey! look at me!”
Ini salah satu manfaat menatap mata orang.

Memandang mata orang lain bisa membuat dia sadar terhadap keadaan emosinya sendiri.
Jadi kalau ada orang sedang terbawa emosi kayak marah atau nangis, coba aja tatap matanya dalam-dalam.
Dia akan lebih sadar terhadap situasi emosinya, jadinya emosi tadi lebih terkontrol.
Tapi jangan dipelototin juga sih…


Membuat dia lebih terbuka sama kamu

Menatap mata dengan lembut membuat orang lain makin terbuka sama kita.
Berani menatap mata menandakan kamu pede, jujur, dan tertarik dengan orang lain.
Yang penting, cara menatapnya biasa aja. Kalau perlu ditambahin senyum.

Membuat lawan bicara lebih mudah dibujuk

Buat otak, kontak mata adalah kerja berat lo.
Ketika mata kita “disambar” sama orang lain, otak kita jadi sulit memproses kegiatan lain.
Secara psikologis, proses berpikir kritis (yang penting buat mengambil keputusan) juga sering terganggu.
Karena proses berpikir ini terganggu, orang lain jadi lebih mudah disugesti.

Makanya, kadang kalau kita natap mata orang lain, kita jadi gugup dan susah ngomong.
Itu juga menjelaskan kenapa kadang kalau kita ngomong, mata kita teralih dari tatapan orang lain.
Ini membantu otak kita berpikir lebih jernih, sehingga bicara jadi lebih lancar.

Terlihat baik

Tatapan mata juga mempengaruhi pandangan orang tentang kita.
Kalau kamu menghindari tatapan mata, orang menganggap kamu males berhubungan dengan orang lain.
Kamu juga dianggap tidak mau membangun komunikasi, nggak pede, atau malah punya harga diri yang rendah.
Oh ya! Selain itu kamu dianggap sebagai orang yang nggak jujur.

Tapi, berapa lama waktu menatap mata yang diperlukan?

Menatap mata saat komunikasi memang bagus, tapi menatap terlalu lama dan terlalu tajam malah nyeremin.
Jadi gimana dong yang bener?

Menurut penelitian, cukup tiga detik aja!
Menatap selama 3 detik adalah durasi paling aman buat kamu dan dia.
Nggak bikin capek di kamu, dan kamu nggak dianggap freak sama orang lain.

Jadi tiap 3 detik, kasih jeda. Liat ke tempat lain.
Lalu, tatap lagi selama 3 detik. Jeda lagi. Gitu terus!

Memang kalau kelamaan menatap mata, kenapa?

Apa sih yang terjadi kalau kita melihat mata orang lain terlalu lama, katakanlah 10 menit?

Jadi ada sebuah penelitian yang melakukan penelitian mengenai efek menatap mata dalam waktu lama.
Penelitian ini dilakukan di tempat dengan cahaya remang-remang, lalu sepasang subyek penelitian disuruh menatap satu sama lain.
Selang beberapa waktu, kedua orang kehilangan kesadaran terhadap realita.
Hilang kesadaran ini bukan kesurupan atau pingsan gitu, tapi kayak sensasi ngefly. Lupa daratan.

Sejumlah subyek bilang mereka merasa waktu berjalan lebih lambat, mendengar suara lebih keras, dan merasa keadaan di sekitar jadi bergoyang-goyang.

Selain itu, 90% subyek merasa hidung, bibir, dan telinga pasangannya menghilang; 75% melihat wajah pasangan menjadi monster, 50% melihat wajah pasangan berubah jadi wajahnya sendiri, dan 15% melihat wajah pasangan berubah menjadi wajah kerabatnya.

Aneh banget yak?

Ngomong-ngomong, fenomena serupa juga bisa kamu lakukan dengan menatap matamu sendiri di cermin. Saya pernah nyoba, dan wajah saya (yang ganteng) perlahan menghilang, jadi kayak setan muka rata.

Di kesempatan lain, waktu saya enak-enak ngeliat eee wajah saya di cermin malah berubah kayak senyum.

Kok bisa ya?

Jawabannya adalah karena otak kita punya kemampuan mendeteksi wajah.
Otak kita gampang sekali menginterpretasikan sesuatu sebagai wajah. Katakanlah tanda bagi : dan tanda kurung ), bila digabungkan jadi seperti wajah lagi senyum :). Ini disebut distorsi.

Saking cepatnya, ketika kita melihat wajah yang sama dalam waktu lama, otak kita mencoba menciptakan figur lain dari wajah tersebut.
Apalagi kalau cahayanya remang-remang. Proses ini akan semakin mudah terjadi.
Ini yang menyebabkan kita bisa melihat perubahan di wajah orang lain, bila menatap mata dalam waktu lama.

Ada juga yang bilang, saat menatap mata sendiri di cermin, kita bisa melakukan hipnosis pada diri sendiri.

Istilahnya afirmasi. Jadi kita menanamkan pesan pada otak dengan cara ngomong ke orang di cermin itu. Efektif atau nggak, saya nggak tau. Saya belum nemu penelitian ilmiah untuk kasus yang ini.

Anyway, itu tadi keajaiban tatapan mata dan cara menggunakannya.
Kamu mau praktekin ke siapa nih?

sumber
 
Back
Top