4 Hal yang Dilakukan Pensiunan Miliarder

tukangkayu69

New member
01465021933miliarder.jpg

Menjadi miliarder, siapa yang tidak mau menjadi miliarder? Hampir setiap orang tentunya ingin jadi miliarder, ingin punya banyak uang. Tapi, sebenarnya kegiatan apa yang dilakukan sang miliarder dunia ketika mereka memasuki usia pensiun?

Bayangkan berjemur sembari bersantai di yatch eksklusif, bermain bersama dengan cucu pada mansion glamor, bahkan traveling keliling dunia. Ini mungkin terdengar seperti angan-angan. Tapi bagi segelintir miliarder dunia, hal ini sangat mungkin diwujudkan.

Akan tetapi rupanya bukan hal-hal ini yang dilakukan oleh miliarder di masa pensiun mereka. Mari intip bagaimana aktivitas miliarder di masa pensiun.

1. Beramal

Siapa yang tak ingin mengubah dunia melalui hal-hal baik? Miliarder pun tidak terkecuali. Selain karena mereka memiliki banyak uang, mereka memilih menggunakan kekayaan mereka untuk menghasilkan perubahan.

Contohnya adalah Bill Gates yang pensiun pada usia 52 tahun serta mendirikan yayasan amal bersama istrinya Melinda. Bill and Melinda Gates foundation fokus untuk memberantas kelaparan yang melanda dunia, membuatkan vaksin, dan memajukan pendidikan.

Beramal tak hanya dilakukan oleh Bill Gates dan istrinya. Di bulan Agustus 2010, 40 miliarder bersama-sama menyumbangkan 1/2 kekayaannya buat kontribusi . Warren Buffett beserta Bill Gates yang menggagas gerakan tersebut berhasil mengumpulkan US$600 miliar.

2. Sebagai media darling

Seluruh orang pasti ingin memahami rahasia sebagai kaya para miliarder. Serta umumnya juga mereka memang ahli di bidangnya. Oleh sebab itu mereka sering diminta buat tampil dalam talk show televisi, wawancara radio, atau menjadi ahli dalam sebuah acara. Contohnya seperti yang dilakukan oleh Warren Buffet. Beliau seringkali dimintai pendapat soal kondisi ekonomi modern bahkan seringkali dimintai opini soal kebijakan pemerintah.

Tidak hanya pemikiran, keseharian mereka pun sebagai ulasan favorit para awak media. Misalnya Steve Jobs yang perjalanan suksesnya dituangkan pada sebuah buku. Media pun menyukai imej kuat para miliarder. Pensiun merupakan waktu yang sempurna bagi media mendekati mereka karena para miliarder ini tidak sesibuk dulu.

3. Terjun ke panggung politik


Telah menjadi hal umum jika miliarder melirik politik sebagai karier selesainya pensiun. Lihatlah yang dilakukan Donald Trump, Michael Bloomberg, dan Meg Whitman. Dengan kekayaan US$1,3 miliar akibat dari kesuksesannya menjadi CEO eBay, Whitman memutuskan pensiun di tahun 2008. Tidak lama setelahnya, dia pribadi mencalonkan diri menjadi Gubernur California lewat Partai Republik. Namun dia harus menelan pil pahit karena kalah sehabis menghabiskan US$144 juta buat kampanye.

Sebagian miliarder lain tidak senang jika wajib terjun eksklusif ke anjung politik. Tetapi mereka siap merogoh kocek demi mendukung kandidat favorit. Sebut saja Stewart Rahr yang menjual perusahaan Kinray senilai US$1,3 miliar buat mendukung pencalonan Donald Trump. Uang benar-benar indera politik paling berkuasa bagi sebagian pensiunan miliarder.

4. Menjadi konsultan serta pembicara

Mereka tidak menjadi miliarder pada sekejap. Banyak proses yang harus dilewati serta banyak ilmu yang dipelajari demi meraih posisi seperti saat ini. Oleh karena itu, mereka laris menjadi konsultan serta pembicara di banyak sekali forum dan universitas buat membagi-bagikan ilmu. Permintaan tadi tak hanya datang berasal dari dalam negeri, tapi asal universitas bahkan pemerintah luar negeri.

Miliarder, terutama mereka yang menjadi kaya berkat perjuangan sendiri, menempuh banyak rintangan buat sebagai sukses. Sehingga tidak mengejutkan Jika mereka punya banyak pilihan karier bahkan sesudah usia pensiun. Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi.
 
Back
Top