Kepala Desa: Wawan Setiawan Berencana Ingin Deklarasikan NII

spirit

Mod
ceb32b53-33d2-486f-a28f-bcb5b88e6f6c.jpg

Wawan Setiawan yang mengaku sebagai Jendral dan Panglima Angkatan Darat di Negara Islam Indonesia (NII) pimpinan Sensen Komara, ingin mendeklarasikan negara sendiri. Tanggalnya sudah ditentukan.

Dalam pertemuan antara jajaran Muspika Kecamatan Pakenjeng, Garut, bersama Wawan Setiawan dan beberapa orang pengikutnya Selasa (21/03/2017) lalu, Wawan mengatakan dirinya ingin mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) dan menghapuskan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Saat pertemuan itu, Wawan sempat berkata ingin mendirikan dan mewujudkan Negara Islam Indonesia," ungkap Kepala Desa Tegalgede, Kartika Ernawati kepada detikcom, Minggu (26/03/2017).

Bahkan lanjut Kartika, Wawan juga rencananya akan melaksanakan deklarasi bersama Sensen Komara, 24 April 2017 mendatang.

"Dia katanya mau mendeklarasikan, apakah NII akan didirikan atau tidak, tapi yang jelas dia menyebut salah satu dari NKRI dan NII harus ada yang dihapuskan," katanya.

Pihak Muspika dengan MUI juga diketahui sudah memberikan arahan dan nasihat terhadap Wawan, namun yang bersangkutan bersikeras untuk melaksanakan salat menurut kepercayaannya. Padahal salat menghadap timur seperti itu tidak dibenarkan oleh orang Islam pada umumnya.

Sebelumnya diketahui, Wawan Setiawan membuat geger warga Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng, Garut, Jawa Barat dengan surat pemberitahuan yang ditujukan untuk Pemerintah Republik Indonesia, surat tersebut dikirim melalui perantara salah satu pengikutnya, Iwan. Dalam surat tersebut Wawan menyatakan dirinya melaksanakan salat dengan arah timur sebagai kiblatnya.


sumber
 
Ini Alasan Wawan 'Jendral NII' Lakukan Salat Menghadap ke Timur

Wawan Setiawan yang mengaku sebagai jendral dan Panglima Angkatan Darat di Negara Islam Indonesia (NII) menggegerkan warga Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng, Garut, Jawa Barat, setelah dirinya membuat surat pemberitahuan yang menyatakan bahwa dia melaksanakan ibadah salat fardu dan salat Jumat menghadap ke arah timur.

Surat pemberitahuan tersebut ditunjukan kepada Pemerintah Indonesia, yang dikirimkan melalui perantara salah satu pengikutnya, Iwan ke Kantor Desa Tegalgede, Pakenjeng, Garut, Jumat (17/03/2017) lalu.

Menindaklanjuti hal tersebut jajaran Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan) Pakenjeng langsung menggelar pertemuan dengan yang bersangkutan (Wawan) di Kantor Kecamatan Pakenjeng, empat hari berselang. Saat dimintai keterangan oleh Muspika, Wawan membeberkan alasannya melaksanakan salat menghadap ke arah timur.

"Pas kami tanya kenapa dia salat seperti itu, jawabannya adalah karena Wawan mengikuti Rasul Sensen Komara, dia bilang Rasulnya itu yang memerintahkan salat menghadap ke timur," ungkap Kades Tegalgede, Kartika Ernawati, saat dihubungi detikcom, Minggu (26/03/2017).

Lanjut dia, saat pertemuan tersebut Wawan juga memberikan keterangan terkait asal muasal pangkat Jendral dan Panglima Angkatan Darat NII, yang disandang oleh Wawan.

"Katanya gelar Jendral dan pangkat Panglima Angkatan Darat itu diberikan oleh Presiden NII, Sensen Komara. Katanya dia dilantik di Polres NII, tapi dia tidak menyebut dimana letak Polres NII itu," kata Kartika.

Kartika juga mengatakan, meskipun sudah dilarang oleh pihak muspika dan MUI Kecamatan Pakenjeng, Wawan dan 10 orang pengikutnya bersikeras untuk melanjutkan pelaksanaan salat dengan menghadap ke arah timur.

"Sudah kami nyatakan itu adalah penistaan agama, dan sudah kami larang juga, tapi dia tetap bersikeras untuk melanjutkan praktik ibadah seperti itu," pungkasnya.


sumber
 
MUI Minta Aparat Tindak 'Jenderal Bintang 6 NII'

07ac2f06-146e-4237-bde5-096fec80a379_11.jpg

Sepucuk surat dari pria yang mengidentifikasi diri sebagai 'Jenderal Bintang VI (enam) NII' menggegerkan warga Garut, Jawa Barat. Waketum MUI Zainut Tauhid meminta aparat bertindak menyikapi kasus ini.

"Ada indikasi gerakan makar karena mengaitkan dengan gerakan sempalan yaitu NII yang sudah dilarang di Indonesia. Meskipun saya ragu kebenarannya tapi aparat keamanan harus cepat bertindak," ungkap Zainut saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (25/3/2017).

Surat 'Jenderal Bintang 6' tersebut ditulis tangan oleh pria yang mengaku bernama Wawan Setiawan dengan tinta biru. Tak ada kop surat yang disematkan pada surat tersebut.

"Seharusnya menyikapi hal seperti itu, aparat keamanan harus sigap dan cepat," imbuh Zainut.

Sementara itu kepolisian setempat telah menyatakan bahwa suasana kondusif. MUI Kecamatan Pakenjeng juga telah memanggil yang Wawan.

"Intinya situasi di wilayah Pakenjeng sudah kondusif, tak ada riak-riak akan adanya insiden yang mengarah ke makar," ujar Kapolsek Pakenjeng, Garut, AKP Taka Supanta saat dihubungi wartawan.

sumber
 
Wawan 'Jenderal Bintang 6 NII' Minta Warga Garut Salat Hadap Timur

07ac2f06-146e-4237-bde5-096fec80a379_169.jpg

Warga Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng, Garut, Jawa Barat, digegerkan akibat salah satu warganya yang bernama Wawan Setiawan mengaku sebagai jenderal di Negara Islam Indonesia (NII) pimpinan Presiden Sensen Komara.

Wawan membuat geger dengan mengirim surat berisi permintaan salat lima waktu dan salat Jumat menghadap ke timur, surat tersebut kini beredar dan meresahkan warga Pakenjeng. Kapolsek Pakenjeng, Garut AKP Taka Supanta, membenarkan kejadian tersebut.

"Sudah dikonsultasikan dengan para ulama dan diberikan pemahaman kepada Wawan bahwa permintaan surat itu sudah salah kaprah," ungkap Taka saat dihubungi wartawan, Sabtu (25/3/2017).

Namun kini permasalahan ini sudah selesai, karena Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Pakenjeng telah memanggil yang bersangkutan untuk diberikan pemahaman tentang salat yang dimintanya (menghadap timur) tidak dibenarkan dalam ajaran islam.

Sebelumnya, surat yang dibuat Wawan yang mengaku sebagai jenderal bintang enam angkatan perang NII pimpinan Presiden Sensen Komara, sempat diberikan kepada aparat Desa Tegalgede. Setelah itu para ulama dan pihak kepolisian segera mengambil langkah mengatasi hal tersebut.

07ac2f06-146e-4237-bde5-096fec80a379.jpg

Berikut isi surat yang ditulis tangan oleh Wawan:

Kibodasrea, 17 Maret 2017

Pemberitahuan

Kepada Pemerintah NKRI dan Internasional

Saya seorang diri untuk menjalankan Sholat Negara Islam Indonesia dan Sholat Jumat-nya menghadap kiblat timur sebagai wujud keyakinan adanya Allah SWT, Tuhan Semesta Alam (Robbil Alamin) dan panglima Angkatan Perang Negara Islam Indonesia Berbintang VI (Enam)

Bapak Drs Sensen Komara Bakar Misbah sebagai Rosulullah al Masih.

Sholat dilaksanakan di Masjid Situ Bodol Ds Tegalgede, Kec Pakenjeng, Kab Garut.

Panglima Angkatan Darat Negara Islam Indonesia Berbintang IV (Empat)

Jendral Wawan Setiawan


sumber
 
Ada 10 Pengikut Ajaran Menyimpang Jenderal NII di Garut

Warga Desa Tegalgede Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat dihebohkan dengan surat yang dibuat oleh Wawan Setiawan yang mengaku sebagai Jenderal Angkatan Darat di Negara Islam Indonesia (NII). Wawan juga memiliki 10 pengikut setia.

Kepala Desa Tegalgede, Kartika Ernawati mengatakan surat tersebut dikirim langsung kepada dirinya pada hari Jumat (17/03/2017) pagi, oleh salah seorang pengikut Wawan bernama Iwan.

"Iya surat tersebut bersifat memberitahukan bahwa dia dan pengikutnya melaksanakan salat lima waktu dan salat Jumat menghadap ke timur," ungkap Kartika saat dihubungi detikcom, Minggu(26/03/2017).

Kartika juga mengatakan, berdasarkan hasil keterangan yang dihimpun dari Wawan, pengikutnya yang sama-sama melaksanakan salat menghadap timur di Desa Tegalgede sendiri berjumlah 10 orang. Dalam setiap pelaksanaan salat menghadap timur tersebut, Wawanlah yang menjadi imamnya.

"Keterangan sementara yang kami himpun, ada 10 orang di Desa Tegalgede ini yang merupakan pengikut Wawan, menurut Wawan masih ada lagi di beberapa Desa, namun hal tersebut masih kami dalami. Dalam setiap pelaksanaan salat menghadap timur itu, Wawan sendiri yang bertindak sebagai imam," ungkap Kartika.

Kendati demikian, Kartika memastikan bahwa keadaan di wilayahnya kondusif pasca beredarnya surat dari Wawan 'Jenderal' NII tersebut. Dirinya juga mengimbau agar masyarakat Garut, khususnya yang berada di Kecamatan Pakenjeng, tidak mudah terprovokasi atas hal ini.

Sebelumnya diberitakan, warga Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng, Garut, Jawa Barat sempat dihebohkan dengan beredarnya surat pemberitahuan yang dibuat oleh Wawan, yang berisi pemberitahuan bahwa Wawan dan pengikutnya yang meyakini Sensen Komara sebagai Presiden Negara Islam Indonesia (NII) dan juga sebagai Rasul, melaksanakan salat menghadap ke timur. Wawan sendiri mengaku dirinya merupakan seorang Panglima Angkatan Darat di Negara Islam Indonesia.

sumber
 
Pangdam Siliwangi Pantau Pergerakan 'Jenderal NII' di Garut

6c7f3bc1-2876-4d90-aaf8-69d22faee1ab.jpg

Mayjen M Herindra. Foto: Bahtiar Rifai/detikcom

Seorang pria di Garut mengirim surat dan mengaku sebagai jenderal Bintang 6 dari Negara Islam Indonesia (NII) dan meminta umat Islam untuk salat menghadap ke arah timur. Pangdam III/Siliwangi Mayjen M Herindra memastikan belum ada indikasi bentuk radikal dari aksi pria bernama Wawan Setiawan itu.

"Belum ada kelompok radikal," ungkap Herindra dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (26/3/2017).

Herindra menyebut jajaran Kodam Siliwangi di Garut bersama forum komunikasi pemerintah daerah setempat sudah memanggil Wawan pada Selasa (21/3) lalu. Kelompok yang mengaku NII ini diberikan imbauan oleh TNI, MUI, polisi, dan instansi terkait.

"Kita sudah bersama-sama memanggil yang bersangkutan untuk menyadarkan. Kami dari Danramil," kata Herindra.

TNI disebutnya juga melakukan pendekatan dengan cara persuasif. Jajaran Kodam Siliwangi akan terus memantau Wawan dan kelompoknya.

"Kami adakan pendekatan agar tidak meluas pengaruhnya. Kita akan terus pantau keberadaannya," tutur mantan Danjen Kopassus ini.

Meski bukan kelompok radikal, Wawan cs itu dipastikan memiliki ajaran menyimpang. Pihak MUI Garut sendiri sudah meminta pemerintah bertindak akan kasus ini.

"Yang kami temukan sementara hanya ada aliran yang menyimpang, karena yang bersangkutan mengajak salat menghadap ke timur," ucap Herindra.

Sebelumnya diberitakan, Warga Desa Tegalgede Kecamatan Pakenjeng, Garut, Jawa Barat, sempat digegerkan dengan surat permohonan yang dibuat oleh Wawan Setiawan yang mengaku sebagai Panglima Angkatan Darat, Negara Islam Indonesia (NII) dalam surat tersebut Wawan mengatakan, untuk melaksanakan salat menghadap ke timur.

Surat dari Wawan itu ditujukan kepada pemerintahan Republik Indonesia. Surat itu ditulis dengan tangan bertinta biru tanpa kop surat. Pada badan surat, Wawan mengaku sebagai jenderal berbintang VI (enam). Tetapi pada bagian tanda tangan, dia menulis sebagai jenderal berbintang IV (empat).

Sementara itu, kasus serupa sempat menghebohkan Garut di tahun 2011, Sensen Komara mendeklarasikan diri sebagai seorang Rosul dan Presiden Negara Islam Indonesia (NII). Namun setelah itu Sensen ditangkap dan divonis empat tahun kurungan di rumah sakit jiwa oleh Pengadilan Negeri Garut.

sumber
 
hhmm, kasus seprti ini seprtinya tidak akan pernah habis ya gan, selalu ada terus, ada yang mengaku nabi, ada yang mengaku rasul, ada yang mengaku dapat kitab suci, dan ada yang mengaku mendapat wahyu unutk sholat menghadap timur seperti ini,, mudah2an hal hal seprti ini tidak smp membuat resah kerukunan umat beragama ya gan,, mudah2an bisa segera ditindak lanjuti,
 
hhmm, kasus seprti ini seprtinya tidak akan pernah habis ya gan, selalu ada terus, ada yang mengaku nabi, ada yang mengaku rasul, ada yang mengaku dapat kitab suci, dan ada yang mengaku mendapat wahyu unutk sholat menghadap timur seperti ini,, mudah2an hal hal seprti ini tidak smp membuat resah kerukunan umat beragama ya gan,, mudah2an bisa segera ditindak lanjuti,

kayak gangguan otak ya. Suka nyleneh gitu. Lucu juga tuh rasul mereka, di sebut : Rasul almasih
 
Ada-ada saja.. cukup kita bersatu memangun negeri ini dan melawan dan menindak para koruptor aja sudah bagus..
 
Ada-ada saja.. cukup kita bersatu memangun negeri ini dan melawan dan menindak para koruptor aja sudah bagus..

Kurang pengetahuan tentang kebangsaan sehingga mereka itu menyangka mudah mendirikan sebuah negara dalam negara. Mereka kurang paham jika syarat utama harus di dukung oleh mayoritas anggota PBB dan tentu juga piawai dalam hal berpolitik
 
Back
Top