Wahhabisme

spirit

Mod
muhammadbinabdulwahab.jpg

Wahabi lebih tepatnya Wahhabisme (Arab: وهابية, Wahhābiyah) atau Salafi adalah sebuah aliran reformasi keagamaan dalam Islam. Aliran ini berkembang oleh dakwah seorang teolog Muslim abad ke-18 yang bernama Muhammad bin Abdul Wahhab dari Najd, Arab Saudi, yang bertujuan untuk membersihkan dan mereformasi ajaran Islam kembali kepada ajaran yang sesungguhnya, berdasarkan kepada Qur'an dan Hadis, dari "ketidakmurnian" seperti praktik-praktik bidah, syirik dan khurafat.

Saat ini Wahhabisme merupakan aliran Islam yang dominan di Arab Saudi dan Qatar. Ia dapat berkembang di dunia Islam melalui pendanaan masjid, sekolah dan program sosial. Dakwah utama Wahhabisme adalah Tauhid yaitu Keesaan dan Kesatuan Allah. Ibnu Abdul Wahhab dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Ibnu Taymiyyah dan mempertanyakan interpretasi Islam dengan mengandalkan Alquran dan hadits. Ia mengincar "kemerosotan moral yang dirasakan dan kelemahan politik" di Semenanjung Arab dan mengutuk penyembahan berhala, pengkultusan orang-orang suci, pemujaan kuburan orang yang saleh, dan melarang menjadikan kuburan sebagai tempat beribadah.

Wahabisme di Indonesia

Gerakan Wahabi di Arab telah menginspirasi perjuangan sebagian masyarakat dan pahlawan dalam melawan penjajahan di Indonesia. Pengaruh gerakan Wahabi dibawa oleh para ulama yang pergi beribadah Haji kemudian belajar di Mekah. Para ulama tersebut mengajarkan dakwah tersebut sekembalinya ke daerah masing-masing. Dalam sejarah Indonesia, peristiwa seperti gerakan Padri yang dibawa oleh para ulama untuk memurnikan praktik agama Islam kepada masyarakat Minangkabau. Juga maraknya pendirian organisasi-organisasi Islam oleh para ulama sepulang belajar di tanah suci di era menjelang kemerdekaan.

Dalam salah satu tulisannya, Presiden Soekarno menyatakan pandangannya terhadap Wahabisme,

"Tjobalah pembatja renungkan sebentar "padang-pasir" dan "wahabisme" itu. Kita mengetahui djasa Wahabisme jang terbesar: ia punja kemurnian, ia punja keaslian, - murni dan asli sebagai udara padang- pasir, kembali kepada asal, kembali kepada Allah dan Nabi, kembali kepada islam dizamanja Muhammad!" Kembali kepada kemurnian, tatkala Islam belum dihinggapi kekotorannya seribu satu tahajul dan seribu satu bid'ah. Lemparkanlah djauh-djauh tahajul dan bid'ah itu, tjahkanlah segala barang sesuatu jang membawa kemusjrikan!"
— Ir. Soekarno, "Dibawah Bendera Revolusi" (Kumpulan tulisan dan pidato-pidato) jilid pertama, cetakan kedua, tahun 1963. halaman 390.



~"Wahhābī". Encyclopaedia Britannica Online
 
Back
Top