Novel Baswedan di Siram Air Keras

spirit

Mod
Novel Disiram Air Keras Terkait Kasus e-KTP? Ini Jawaban Polisi

a795263f-aead-4dfa-b227-573f05455c6a.jpg

Penyidik KPK Novel Baswedan diserang dengan disiram air keras. Saat ini Novel sedang menangani kasus megakorupsi e-KTP. Adakah kaitannya?

"Masih kita dalami," ujar Kombes Dwiyono kepada detikcom, Selasa (11/4/2017). Kombes Dwiyono menjawab pertanyaan apakah penyerangan ini terkait dengan kasus besar yang sedang ditangani Novel.

Polisi saat ini masih melakukan pendalaman. Dalam waktu dekat, polisi akan memberi keterangan.

Saat disinggung soal kasus e-KTP, Kombes Dwiyono meminta masyarakat tak menduga-duga.

"Jangan berandai-andai," ujarnya menjawab pertanyaan apakah penyerangan terhadap Novel terkait dengan kasus e-KTP.

Saat ini persidangan kasus e-KTP sedang berjalan di Pengadilan Tipikor Jakarta. Sejumlah nama besar, dari mantan menteri hingga Ketua DPR, disebut dalam persidangan.


sumber
 
Re: Nove Baswedan di Siram Air Keras

Polri Selidiki Motif Penyiraman Air Keras ke Novel Baswedan

4066319b-f567-4578-8e67-c5325ecf7f83_43.jpg

Penyidik KPK Novel Baswedan dirawat di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara, setelah terkena disiram air keras oleh orang tak dikenal. Polri mengatakan motif penyiraman tersebut masih diselidiki.

"Kita masih belum tahu motifnya, karena prosesnya pelaku yang tahu. Jadi kalau sudah ditangkap baru kita tahu motifnya," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli di kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (11/4/2017).

Selain itu ditambahkan Boy, polisi belum meminta keterangan Novel Baswedan yang menjadi korban penyiraman air keras. Sebab, Novel masih mendapat perawatan intensif.

"Sementara Pak Novel fokus ke masa perawatan dulu, karena masih dirawat intensif. Setelah cukup baru digali lagi keterangannya," kata Boy.

Terkait usulan penambahan pengamanan bagi penyidik atau pimpinan KPK, menurut Boy, hal itu akan disesuaikan kebutuhannya.

"Tergantung kebutuhan, kalau pengawalan atau pendampingan lainnya sudah jalan. Hal lainnya nanti seuai kebutuhan apakah perlu ditambah atau tidak, karena itu kembali lagi ke KPK," jelasnya.

Penyiraman air keras terjadi saat Novel berjalan kaki menuju rumahnya setelah salat subuh di Masjid Al Ikhsan. Ada dua orang yang berboncengan di satu sepeda motor mengikutinya. Setelah mendekati Novel, satu orang menyiramkan air keras.

Kapolres Jakut Kombes Dwiyono mengatakan, setelah tersiram air keras, Novel sempat mencari air untuk membasuh mukanya. Karena pandangan matanya terganggu, Novel sempat terbentur pohon nangka.

Beberapa kolega dan kerabat Novel sudah datang menjenguk di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading. Beberapa di antaranya Ketua KPK Agus Rahardjo, Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan, Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi dan Anies Baswedan bersama istrinya.

sumber
 
Re: Nove Baswedan di Siram Air Keras

Novel Disiram Air Keras, Jokowi Perintahkan Kapolri Cari Pelaku

8c10bcdc-79e0-43e1-9d34-2f1047f9093e.jpg

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mengusut penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.

"Saya perintahkan kepada Kapolri untuk dicari siapa (pelakunya). Jangan sampai orang-orang yang punya prinsip teguh seperti itu dilukai dengan cara-cara yang tidak beradab," kata Jokowi di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2017).

Jokowi menyebut kejadian tersebut sebagai tindakan kriminal. Dia pun berharap peristiwa serupa tidak terulang.

"Kriminal. Ini tugas Kapolri untuk mencari," kata Jokowi.

Sebelumnya, peristiwa itu terjadi ketika Novel selesai melaksanakan salat subuh di masjid dekat rumahnya. Tiba-tiba, 2 orang mengendarai sebuah sepeda motor menyiram Novel dengan air keras. Novel pun dilarikan ke rumah sakit.

Ketua KPK Agus Rahardjo menyebut teror yang dialami anak buahnya itu kemungkinan besar terkait penanganan kasus korupsi e-KTP. Novel memang ditugaskan sebagai salah satu kepala satuan tugas (kasatgas) untuk kasus tersebut.

"Yang paling besar itu (e-KTP)," kata Agus usai menjenguk Novel.

Pihak kepolisian juga langsung bertindak cepat menangani teror itu. Kapolres Jakarta Utara Kombes Dwiyono menyebut sejauh ini sudah ada 4 orang saksi yang telah diperiksa. Polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan sejumlah barang bukti termasuk gelas melamin yang digunakan pelaku untuk menyiramkan air keras ke Novel.

sumber
 
Re: Nove Baswedan di Siram Air Keras

Aneka Teror untuk Novel Baswedan: Dari Penabrakan sampai Air Keras

ad147741-fa8f-43f4-8e3f-9a3fd194a784.jpg

Sepak terjang penyidik senior KPK Novel Baswedan sudah diketahui sejak dulu. Berbagai ancaman dia hadapi dalam pengusutan kasus korupsi di lembaga anti-rasuah itu.

Novel, yang sebelumnya merupakan perwira Polri, tak mengenal rasa takut dalam mengusut kasus korupsi. Pada 2012, Novel harus berhadapan dengan para pengawal Amran Batalipu, yang saat itu masih menjabat Bupati Buol.

Pada Selasa (26/6/2012), KPK hendak menangkap tangan Amran setelah kedapatan akan menyuap uang miliaran rupiah. Dia terlibat kasus suap dari PT Citra Cakra Murdaya, anak perusahaan PT Hardaya Inti Plantation milik pengusaha nasional Hartati Murdaya. Penyuapan dilakukan direksi terkait dengan permintaan pembebasan lahan di luar hak guna usaha PT CCM seluas tidak kurang dari 4.486 hektare.

Saat penggerebekan itu, Amran berhasil meloloskan diri dari sergapan penyidik KPK karena dilindungi para pengawalnya. Pria yang saat itu juga menjabat Ketua DPD II Partai Golkar Buol tersebut diketahui memiliki basis massa yang cukup besar.

Novel sebagai salah satu penyidik KPK, yang terlibat dalam operasi itu, sempat dihadang puluhan pendukung Amran. Saat itu dia mengendarai sepeda motor untuk melakukan pengejaran, bahkan sempat akan ditabrak oleh rombongan Amran, namun berhasil menghindar. Motor yang digunakannya pun ringsek.

Meski sempat kabur, Amran berhasil ditangkap sepekan kemudian. KPK bekerja sama dengan Polda Sulawesi Tengah menangkap Amran di kediamannya pada Jumat (6/7/2017). Beruntung, massa Amran tiba setelah penangkapan dilakukan.

Bukan hanya teror yang dihadapi Novel. Dia juga merupakan penyidik yang tak takut melawan ketidakadilan meski harus menghadapi perwira Polri yang pangkatnya lebih tinggi. Itu terjadi saat Novel menjadi penyidik dalam kasus korupsi di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri.

Novel pernah dihadang oleh seorang perwira polisi dengan pangkat lebih tinggi saat melakukan penggeledahan di markas Korlantas pada Juli 2012. Dari informasi yang didapat, nama Novel masuk daftar incaran menyusul hal tersebut.

f7e083f5-4e12-4c25-8cfd-72b9406c938d.jpg

Novel juga melakukan pemeriksaan langsung terhadap Irjen Djoko Susilo, yang saat itu menjabat Kakorlantas Polri. Djoko terlibat dalam kasus simulator SIM. Hal tersebut cukup menjadi perhatian mengingat saat itu Novel sebagai perwira berpangkat komisaris polisi namun memeriksa jenderal aktif bintang dua.

Kembali ke soal teror, Novel juga pernah ditabrak oleh orang tak dikenal beberapa tahun lalu saat dia akan berangkat kerja. Dia menderita luka. Siapa penabraknya, masih misterius.

Teror terakhir yang menimpa Novel terjadi pagi tadi. Ia mendapat serangan teror dari dua orang tak dikenal. Dia disiram dengan air keras saat hendak pulang ke rumah seusai salat subuh di masjid yang tak jauh dari kediamannya. Pelaku diketahui, pelaku berjumlah dua orang dan mengendarai sepeda motor matic.

sumber
 
Save Novel,
saya nggak yakin kalau polisi mau mencari pelaku yang mencoba mencelakai novel,, karena polisi itu pasti akan berpihak,, saya jadi inget waktu kasus simulasi sim dulu yang menjerat salah satu pejabat polri, itu polisi sangat nyata keberpihakannya,, harusnya polisi itu menjalnakan tugas dengan baik,, jangan ada keberpihakan,
 
Dipindah ke Singapura, Penglihatan Novel Baswedan Mulai Membaik

caff422c-c7e5-4c4d-97ab-85e39de5adbe_169.jpg

Kondisi penglihatan penyidik senior KPK Novel Baswedan mulai membaik setelah terkena siraman air keras. Penanganan medis lanjutan untuk mata Novel akan dilakukan di rumah sakit di Singapura.

"Kalau angka kemarin itu penglihatannya mata kanan hanya 10%, kiri 5%, tadi sudah hampir 30% meningkatnya tiga kali lipat," kata dokter Johan A Hutauruk, yang menangani Novel Baswedan, di Jakarta Eye Center (JEC), Jl Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/4/2017).

Menurut Johan, kondisi Novel berdasarkan pemeriksaan terakhir di JEC sangat baik. Novel, sekitar pukul 09.30 WIB, dipindahkan dari JEC untuk menjalani perawatan di Singapura. Novel dijadwalkan terbang dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 11.30 WIB.

"Ini juga ke Singapura mengakomodir dari keinginan keluarga, sehingga kami dari dokter ikut mendukunglah. Kami fasilitasi ya, kita kontak dokter di sana supaya bisa diterima di sana dengan cepat," imbuh Johan.

Sementara itu, Ketua KPK Agus Rahardjo menyebut ada dokter KPK yang akan ikut mendampingi perawatan Novel di Singapura. Seorang pimpinan KPK juga datang mendahului Novel.

"Doakan saja semoga kita bisa membawa Pak Novel kembali sembuh seperti sedia kala. Saya juga mengucapkan terima kasih (kepada) dokter atas bantuannya," sebut Agus, yang ikut mengantar Novel ke mobil ambulans menuju bandara.

Polisi sudah memeriksa 14 saksi teror penyiraman air keras terhadap Novel. Barang bukti dari lokasi kejadian, seperti cairan, termasuk CCTV milik Novel, sudah diamankan.

Serangan terhadap Novel terjadi setelah ia menunaikan salat subuh berjemaah di dekat rumahnya di Jalan Deposito, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakut, pada Selasa (11/4). Guna menghindari teror serupa terulang, Polri berencana menambah pengawalan untuk personel KPK.

sumber
 
Save Novel,
saya nggak yakin kalau polisi mau mencari pelaku yang mencoba mencelakai novel,, karena polisi itu pasti akan berpihak,, saya jadi inget waktu kasus simulasi sim dulu yang menjerat salah satu pejabat polri, itu polisi sangat nyata keberpihakannya,, harusnya polisi itu menjalnakan tugas dengan baik,, jangan ada keberpihakan,

ya pesimis jika kasus penyerangan Novel bisa terungkap. Paling jg ada yg jadi tersangka bukan otak ilektualnya
 
berat cobaan buat nanganin kasus mega korupsi ini

lawannya banyak. Org yg idealis di indonesia banyak musuhnya, contoh: Abraham samad, Bambang w, antasari, semua ini org2 hebat di KPK tp mereka dijadikan tersangka. Novel juga begitu sering di jadikan target sama aparat karena dia idealis
 
Novel juga pernah ditabrak oleh orang tak dikenal beberapa tahun lalu saat dia akan berangkat kerja. Dia menderita luka. Siapa penabraknya, masih misterius.

yang dulu ini tidak diberitakan kah?

hanya sampai menakut-nakuti ya, tidak sampai membunuh,
tersangka juga takut kalau sampai membunuh kayanya, bisa2 jadi hukuman mati kalau tertangkap
 
yang dulu ini tidak diberitakan kah?

hanya sampai menakut-nakuti ya, tidak sampai membunuh,
tersangka juga takut kalau sampai membunuh kayanya, bisa2 jadi hukuman mati kalau tertangkap

biasanya kasus seperti ini sulit terungkap/tertangkap otak intelektualnya. Mereka kuat secara finnsial dan banyak yg mau jadi tameng.
 
udah ada yang tertangkap terduga pelaku ya? siapa infonya sejauh ini ya?

sebenarnya kan pelaku penyiraman air keras terhadap Novel itu sejak awal identitasnya udah diketahui. Novel Baswedan sendiri yg memberikan fotonya pada polisi hasil dari rekaman cctv pribadi. Cuman byk yg heran kenapa baru sekarang dilakukan penangkapan. dan tentu yg ditangkap itu hanyalah suruhan. Ntar akan pasang badan.
 
Novel Curigai Jenderal Polisi, Kapolri Akan Sowan ke KPK

fa4043c8-9808-47c0-a76f-3604ae977ae4_169.jpg


Kapolri Jenderal Tito Karnavian berencana mendatangi pimpinan KPK pekan depan. Pertemuan salah satunya membahas pernyataan Novel Baswedan mengenai dugaan adanya perwira tinggi yang terlibat dalam teror penyiraman air keras.

"Nanti mungkin akan koordinasikan dengan KPK, saya rencana mungkin nanti Senin ke KPK," ujar Tito di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jaksel, Jumat (16/6/2017).

Rencananya, Kapolri juga akan memaparkan sejauh mana perkembangan penyidikan terhadap kasus teror yang menimpa Novel.

"Dua hal ya mengenai masalah koordinasi pengembangan penyidikan kasus penganiayaan terhadap Novel Baswedan. Yang kedua adalah mengenai pernyataan (kecurigaan Novel)," tutur Tito.

Dia juga menegaskan pihaknya terbuka bila pernyataan Novel soal orang yang dicurigai itu bisa dipertanggungjawabkan. Polri akan mendalami informasi tersebut bila ditemukan bukti-bukti yang kuat.

"Saya sudah monitor juga terkait pernyataan itu. Prinsip kita di polri akan mendalami ya," kata Tito.

Baca Juga: Marabahaya untuk Novel

Sebelumnya, media internasional, Time mewawancarai Novel di ruang perawatannya di Singapura. Novel pun buka-bukaan terkait teror yang menimpa kepada dirinya.

Dalam wawancara itu juga, Novel menerima informasi mengenai dugaan adanya keterlibatan salah satu jenderal dalam kasusnya. Awalnya dia tidak percaya, namun setelah dua bulan berselang teror belum terungkap, Novel menganggap informasi tersebut bisa saja benar.

Secara terpisah Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto, menerangkan pihaknya terus mengumpulkan bukti-bukti dan saksi yang mengarah kepada pengungkapan pelaku.

Penyidik telah datang ke Singapura untuk meminta keterangan lanjutan dari Novel, namun terkendala masalah teknis.

"Kami semua dari Polri dilibatkan semua satker yang terkait, tidak hanya Densus, Inafis kami dilibatkan semua. Artinya, kami all out untuk mencari itu," ujar Setyo di Mabes Polri, Jumat (16/6).

sumber
 
Kapolri: Kami akan Proses Kalau Novel Ada Bukti Soal Jenderal

06521bbc-947c-4fa4-9084-5f4cd3d52d60_169.jpg


Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta penyidik senior KPK untuk memberikan bukti soal pernyataannya yang menduga ada salah satu jenderal terlibat dalam kasus teror penyiraman air keras. Dengan begitu, diharapkan tak ada rasa saling curiga di institusi kepolisian.

"Kalau ada buktinya kami akan proses dan kami akan terbuka hal itu. Tapi kalau seandainya tidak ada bukti-buktinya, saya sangat menyayangkan karena nanti institusi kepolisian menjadi negatif pandangannya dan di dalam internal kepolisian pun bisa ada saling curiga mencurigai," ujar Tito di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jaksel, Jumat (16/6/2017).

Tito juga berharap Novel memberikan keterangan terkait jenderal yang dicurigainya itu kepada penyidik. Apabila bukti-bukti dirasa cukup, polisi akan mendalami keterangan tersebut. "Yang dimaksud bersangkutan kalau ada oknum jenderal, yang mana? Yang kedua buktinya apa? Sebut namanya siapa? Buktinya apa?," kata Tito.

Selain itu, Tito menyampaikan beberapa langkah untuk mendalami pernyataan Novel itu. Pertama, dia berencana bertemu pimpinan KPK untuk koordinasi perkembangan kasus dan pernyataan Novel. Kedua, mengirimkan tim ke Singapura guna mengklarifikasi langsung kepada yang bersangkutan.

"Dua hal ya mengenai masalah koordinasi pengembangan penyidikan kasus penganiayaan terhadap Novel Baswedan. Yang kedua adalah mengenai pernyataan. Saya pikirnya langkahnya nanti saya akan kirimkan tim, ke saudara Novel," imbuhnya.

Hal senada disampaikan Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto yang mengingatkan Novel untuk berhati-hati dengan penyebutan nama atas kecurigaan pihak yang terlibat dalam kasus teror. Apabila Novel menyebut nama tak terbukti keterlibatannya, maka ada implikasi hukumnya. "Kalau dia menyebut nama, sebaiknya hati-hati, karena kalau menyebut nama dan tidak ternukti ada implikasi hukum," ujar Setyo.

Sebelumnya, media internasional, Time mewawancarai Novel di ruang perawatannya di Singapura. Novel pun buka-bukaan terkait teror yang menimpa kepada dirinya.

Dalam wawancara itu juga, Novel menerima informasi mengenai adanya keterlibatan salah satu jenderal dalam kasusnya. Awalnya dia tidak percaya namun setelah dua bulanh berselang, kasus penyiraman air keras ini belum terungkap, Novel menganggap informasi tersebut bisa saja benar.

sumber
 
Padahal sudah all outnya ya mencarinya, tapi terbilang lama. Wajar juga kalau dia jadi menyimpulkan informasi tersebut benar.

bung novel ini banyak sekali musuhnya. Istilahnya ada yg menganggap anak durhaka. Dia bung novel seorang polisi tapi suka mengusik polisi itu opini masyarakat luas. padahal mungkin juga kasus ini kepolisian serius mengusutnya tapi karena rakyat secara umum kurang mempercayai kepolisian pada hal2 tertentu maka opini negatif terhadap kepolisian selalu aja ada
 
novel belum nyebut nama ya, cuma bilang seorang jendral polri saja?


media internasional, Time mewawancarai Novel di ruang perawatannya di Singapura. Novel pun buka-bukaan terkait teror yang menimpa kepada dirinya.
emang dunia international perlu memantau juga, kalau pelakunya orang berpengaruh di suatu negara
 
Back
Top