Novel Baswedan di Siram Air Keras

Re: Foto setya novanto dirumah sakit & menang praperadilan

Novel Sebut Sudah Laporkan Sosok Jenderal, Ini Kata Polisi

9faeb20c-7e9c-4a9e-b1a2-c9880e5d3117_169.jpeg

Penyidik senior KPK Novel Baswedan mengaku telah melaporkan sosok jenderal yang berada di balik teror penyiraman air keras terhadapnya. Namun apa kata polisi?

"Ya nanti tanya ke Komnas HAM, kita belum dapat informasi, kita semua berdasarkan berita acara. Kita tidak bisa berprasangka, tapi ada berita acara di situ pro justicia, kita gunakan seperti itu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (12/4/2018).

Argo menegaskan selama ini proses penyelidikan untuk mengungkap kasus teror itu sudah ada progres. Menurut dia, perkembangan kasus tersebut selalu dilaporkan kepada pimpinannya.

"Kita sudah lakukan itu semenjak 11 April sampai sekarang sudah, kita tetap ada progres di situ dari awal dari per minggu, per bulan sudah kita tulis progresnya seperti apa," tegasnya.

Sebelumnya, Novel mengaku telah melaporkan sosok jenderal yang diduga berada di balik teror air keras terhadapnya. Ia melaporkan sosok tersebut ke polisi dan Komnas HAM.

"Saya melaporkan tidak hanya ke kepolisian, saya juga melapor ke Komnas HAM. Saya kira itu yang ingin saya sampaikan," kata Novel di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (11/4).

Novel enggan menyebut siapa nama jenderal yang diduganya terlibat di balik aksi teror air keras setahun lalu itu. Ia juga tak menjelaskan apakah polisi dan Komnas HAM sudah mengantongi nama pelaku teror terhadapnya.

Peristiwa teror air keras terhadap Novel terjadi pada 11 April 2017. Akibat serangan itu, Novel harus menjalani serangkaian operasi terhadap matanya.

Hingga saat ini belum diketahui pelaku penyerangan tersebut. Pihak kepolisian juga menyebarkan sketsa wajah terduga pelaku penyerangan terhadap Novel.



sumber
 
udah 1 tahun ya, tapi belum terungkap juga

tak akan terungkap hingga berakhir kepemimpinan Jokowi. kl Jokowi nambah 5 tahun lagi ya 5 tahun kedepan ga akan terungkap. Karena menurut Novel ada jendral polisi yg terlibat dan itu dekat dgn pemerintahan sekarang
 
Saat Penyiram Novel Baswedan Muncul Lagi

warga-membubuhkan-tanda-tangan-di-poster-saat-aksi-memperingati-_180415142206-916.jpg

Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan tampaknya masih jalan di tempat. Padahal, kasus Novel yang disiram air keras asam sulfat (H2SO4) oleh orang tak dikenal usai Shalat Subuh ini sudah berjalan setahun lebih.

Mata Novel --penyidik yang menangani banyak kasus korupsi termasuk korupsi KTP elektronik itu-- rusak dan harus dioperasi di rumah sakit di Singapura selama beberapa bulan. Pada Maret lalu ia kembali melakukan operasi mata tahap kedua.

Sejumlah kalangan mendesak dibentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Novel. Namun kepolisian termasuk pihak yang keberatan. Alasan polisi, TGPF belum diperlukan di mana saat ini kepolisian masih terus mengusut kasus penyiraman Novel tersebut.

Hasilnya, belum ada titik terang pengejaran terhadap pelaku penyiraman air keras ini. Malah, Novel menyatakan pelaku masih berkeliaran dan masih mengancam-ancam dirinya.

"Saya pulang hari pertama dari Singapura masih diancam (oleh pelaku penyiraman). Pelakunya bilang (dia) ada di depan saya," kata Novel saat ditemui di kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Ahad (17/6).

Novel menyatakan pelaku penyiraman air keras ini terlihat sangat tidak takut dengan memberikan teror lagi. Bahkan, pelaku penyiraman yang kini menteror itu menyebut bahwa dirinya mengawasi Novel dari jarak sangat dekat sejak kembali ke Tanah Air.

Novel bersama keluarganya mencoba melupakan teror-teror yang pernah ada dan masih ia dapat. Ia meyakini dirinya tetap aman dalam pengawasan pihak berwajib dan mempercayakan semua pada kepolisian.

Ia menuntut janji Presiden Joko Widodo untuk mengungkap siapa pelaku penyiraman itu. "Saya hormati Presiden sebagai Bapak Negara, harapan ada di beliau bisa atau tidaknya (mengungkap pelaku)," ujar Novel.

Seharusnya dengan seluruh bukti yang ada, kepolisian sudah bisa menangkap pelakunya sejak lama. Namun, Novel enggan menyebut polisi tidak serius menangani kasus penyerangan ini.

Ia menuding ada pembiaran oleh aparat penegak hukum atas kasus penyiraman air keras ini. Ini bukan berarti perangkat-perangkat negara lemah.

Novel berharap dugaanya itu tidak benar dan tidak terjadi. Masyarakat memiliki harapan tinggi kepada aparat penegak hukum, dalam hal ini kepolisian, agar pemberantasan korupsi berjalan lancar, berkelanjutan, dan kuat.

Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Syafruddin menolak anggapan kasus penyiraman Novel jalan di tempat. Ia menegaskan dalam kasus ini sudah ada progres. Tapi Wakapolri enggan membeberkan lebih lanjut progres yang dimaksud seperti apa.

"Anda selalu lihat Kapolda Metro Jaya bolak-balik KPK. Itu mau ngapain dia ke sana? Jalan-jalan? Pasti memberikan laporan atau informasi dengan pimpinan KPK," ujar Syafruddin, Ahad (17/6).

Polri, kata Wakapolri, tidak ingin berpersepsi dan tidak ingin intervensi. "Penyidik kembali ke penyidik. Kalau terlalu tinggi dibawa ke atas, ke Wakapolri atau Kapolri, nanti ada bias. Tidak boleh bias sekarang. Harus konsisten," tegas dia.

Pembentukan TGPF Kasus Novel

Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK) Yudi Purnomo Harahap mendesak Presiden Joko Widodo untuk membentuk TGPF sesegera mungkin. Tim tersebut dinilai diperlukan untuk mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.

"Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang independen, menjadi satu-satunya jalan untuk memecah kebuntuan tidak berujung atas penyelesaian kasus Novel," kata Yudi, Ahad (17/6).

Dalam pembentukan TGPF, pemerintah perlu melibatkan berbagai pihak, tidak hanya KPK dan kepolisian. Tim tersebut, jelas Yudi, bisa dibentuk dari pemangku kepentingan, ahli yang relevan, dan tokoh independen lainnya. Hal itu untuk bisa menjamin upaya pengungkapan dilakukan secara transparan dan akuntabel.

Bertepatan Lebaran, WP KPK mengunjungi Novel Baswedan untuk menunjukkan bahwa Novel tidak akan pernah sendiri dalam proses penyembuhan matanya dan dalam menuntut haknya sebagai korban. Hal itu agar pelaku penyiraman air keras segera ditangkap.

Yudi menegaskan, negara tidak boleh kalah dari teror dan harus melindungi penegak hukumnya. Pelaku dinilai harus segera ditangkap karena tidak tertutup kemungkinan akan mengulangi perbuatannya atau ditiru oleh orang lain.

Kiprah Novel di KPK

Dari Pusat Data Republika.co.id, selama menjadi penyidik di KPK, Novel menangani sejumlah kasus besar yang melibatkan banyak tokoh berpengaruh. Tokoh-tokoh ini ada yang berasal dari pejabat pemerintahan, anggota DPR, jenderal polisi, hingga pengusaha.

Novel ikut menangani kasus korupsi simulator ujian SIM Korlantas Polri yang menyeret seorang jenderal polisi berpengaruh Irjen Djoko Susilo. Novel sempat mendapat kriminalisasi menyusul pengungkapan kasus korupsi yang merugikan negara hingga Rp 121 miliar itu.

Pada kasus korupsi gila-gilaan proyek KTP elektronik (KTP-el) yang merugikan negara Rp 2,3 triliun, Novel menjadi penyidik juga. Kasus ini melibatkan banyak anggota DPR dan pejabat pemerintah. Mantan Ketua DPR Setya Novanto pun menjadi 'pesakitan' dan dipenjara atas kasus ini.

Kasus lain yang bikin heboh saat KPK menjadikan tersangka Komjen Budi Gunawan pada kasus rekening gendut petinggi polri. Padahal, Budi Gunawan menjadi kandidat kuat sebagai Kapolri. Akibat status tersangka itu, langkah Budi Gunawan menjadi Kapolri gagal. Kini, Budi Gunawan memimpin Badan Intelijen Negara (BIN).

Kini, bola besar pengungkapan kasus penyiraman Novel Baswedan ini ada di tangan Presiden Jokowi. Mampukah?


~republika.co.id

.
 
perkembangan terbaru, dalam wawancara, kata Novel selain 5 kasus besar yang sedang ditanganinya ketika penyiraman air keras terjadi, ada 1 lagi yang tidak disebut tim pencari fakta, yaitu perobekan buku merah impor daging , yang diduga juga mengalir ke salah satu petinggi kepolisian



mungkin ini berita yang dimaksud saat itu, oktober 2018
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto menyatakan pihaknya tak akan memeriksa internal kepolisian terkait dugaan perobekan buku merah dalam korupsi impor daging yang diungkap Indonesialeaks.

Jaringan media investigasi itu mengulas sebuah buku bersampul merah yang diduga berisi catatan aliran dana pengusaha Basuki Hariman kepada sejumlah pejabat negara termasuk Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Sebaliknya, pihaknya bakal memeriksa eksternal polri untuk mendalami perkara itu.


Lihat juga:polisi Jelaskan Kaitan Buku Merah dan Peran Basuki Hariman

"Untuk di dalam kepolisian tidak ada (penyelidikan). Saya jamin solid. Kami lakukan penyelidikan keluar," ujar Setyo saat ditemui di Auditorium PTIK, Jakarta, Senin (15/10).

Setyo tak merinci penyelidikan yang dimaksud. Namun ia menegaskan tak ada keterlibatan di internal kepolisian dalam kasus tersebut. Setyo juga membantah informasi soal oknum jenderal bintang tiga yang disebut berperan dalam menyebarkan informasi itu.

"Enggak ada itu. Nanti akan saya klarifikasi," katanya.

Kasus Buku Merah, Polri Tak Akan Periksa Internal KepolisianKapolri Jenderal Tito Karnavian. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jenderal bintang dua itu memastikan bakal melakukan konsolidasi secara internal terkait dugaan perobekan buku merah itu. Ia meyakini nama Tito hanya dicatut untuk kepentingan pribadi pihak-pihak yang berkepentingan.

Kabar dugaan aliran dana Basuki Hariman ke petinggi kepolisian ramai dibicarakan sejak Indonesialeaks merilis laporan hasil investigasi. Indonesialeaks didirikan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara dan Tempo Institute.

Anggota Indonesialeaks terdiri dari sejumlah LSM seperti ICW, LBH Pers, Change.org dan Auriga, dan sejumlah media nasional.

Polisi membantah hasil investigasi Indonesialeaks terkait skandal perobekan buku merah tersebut. Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Adi Deriyan menjelaskan buku merah itu hanya sebagai buku catatan perusahaan direksi dan tidak termasuk sebagai jurnal pemeriksaan.

Ketua AJI Abdul Manan mempersilakan pihak yang keberatan dengan hasil investigasi Indonesialeaks untuk menguji kebenarannya. Manan menilai hasil laporan investigasi tersebut telah memenuhi kaidah jurnalistik.

"Kalau mau berdiskusi soal hoaks, buktikan buku merah itu tidak ada. Kalau terbukti bohong kami siap mengakui kebohongan seperti Ratna Sarumpaet," ucap Manan dalam konferensi pers di kantor AJI, Jakarta Selatan, Minggu (14/10).

https://m.cnnindonesia.com/nasional...merah-polri-tak-akan-usut-internal-kepolisian
 
perkembangan terbaru, dalam wawancara, kata Novel selain 5 kasus besar yang sedang ditanganinya ketika penyiraman air keras terjadi, ada 1 lagi yang tidak disebut tim pencari fakta, yaitu perobekan buku merah impor daging , yang diduga juga mengalir ke salah satu petinggi kepolisian



mungkin ini berita yang dimaksud saat itu, oktober 2018

intinya. otak pelaku penyiraman novel itu sudah diketahui cuman nyali para penegak hukum yg ciut untuk memprosesnya. Itulah sebabnya kenapa Prabowo kubu prabowo sesumbar jika menang pilpres memberi jangka 100 hari untuk menangkap otak pelakunya karena pada dasarnya oaknya sudah ketauan tinggal tangkap aja
 
intinya. otak pelaku penyiraman novel itu sudah diketahui cuman nyali para penegak hukum yg ciut untuk memprosesnya. Itulah sebabnya kenapa Prabowo kubu prabowo sesumbar jika menang pilpres memberi jangka 100 hari untuk menangkap otak pelakunya karena pada dasarnya oaknya sudah ketauan tinggal tangkap aja
novel menyebutnya sebagai mafia hitam, sama presiden saja tidak takut, haha siapa sebenarnya

seperti di film2 saja ini

dan bukan Setya novanto ya
 
novel menyebutnya sebagai mafia hitam, sama presiden saja tidak takut, haha siapa sebenarnya

seperti di film2 saja ini

dan bukan Setya novanto ya

bukan setya novanto. pelakunya punya power. para jendral polisi aja ciut sama dia. bahkan saat novel balik dari singapore pengobatan masih sempat mengontak novel org tersebut, mengingatkan novel jika dia akan selalu ada di sekitar novel. sangat dekat. dekat sekali.

jadi intinya orang tersebut sudah ketauan orangnya. novel sudah lapor presiden secara 4 mata
 
Back
Top