penghuni kompleks Merak Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa)
Rawa Bebek di Cakung, Jakarta Timur. Ahmad Syuaib membantah
temuan komunitas Ciiiwung Merdeka tentang warga korban gusuran
di Bukit Duri, Jakarta Selatan tidak semua mendapatkan unit
rusun.
Ahmad menganggap data itu jelas mengadaada. Pasalnya di kompleks
yang ditempatinya saja. jumlah penghuni yang tidak berasal dari
Bukit duri hanya sekitar 30 orang. Boleh tuh dicek satu-satu,
orang Bukit Duri kebanyakan di sini, 300-an unit lebih ada kali
kalau empat kompleks,” ujarnya saat ditemui Republika, Kamis
(6/41).
Komunitas Ciliwung Merdeka yang dipimpin Sandyawan Sumardi pada
Senin (3/4), mengklaim telah melakukan penelitian terkait
penghuni Rusunawa Rawa Bebek yang tak semua ditempat korban
gusuran Bukit Duri. Sandyawan mengatakan, dan hasil penelitian
terungkap hanya 34,97 persen atau 121 unit rusun yang dihuni
pemilik lahan Bukit Duri. ‘Ada 267 unit dihuni oieh bukan
korban,’ ujarnya.
Boyo (50-tahun), warga eks Bukit Duri yang menempati unit di
kompleks Merpati mengiyakan kalau tetangganya mayoritas
ditempati warga korban gusuran. Boyo mengakui, ada warga yang
bukan berasal dari gusuran Bukit duri ikut menempati Rusunawa
Rawa Bebek. Namun, ia tidak memiliki data berapa orang yang
mendapatkan unit di kompleks
Merpati. “Ada tuh beberapa dan Cawang,” ujarnya.
Ketua RT 12 Rusunawa Rawa Bebek, Diar, mengatakan, di kompleks
yang ditempatinya bernama Gelatik, ada sekitan 100 unit yang
ditempati eks warga Bukit Duri. Diar juga membenarkan adanya
unit yang ditinggali oleh lebih dari satu kepala keluar-ga (KKJ.
Hat itu bisa jadi dulunya mereka tinggal satu rumah beramai-
ramai. Satu unit bisa ditinggali Lebih dan satu KK,” kata Diar.
Satam,warga Bukit duri yang kini tinggal di kompleks Getatik
membenar-kan adanya beberapa KK korban gusuran yang hanya
mendapat satu unit. Satam termasuk yang tinggal bersama tiga KK
di satu unit kecil karena memang jatah pembagian belum setesai.
Dia mengaku, masih menunggu penambahan unit dan berharap Pemprov
DKI segera memenuhi kebutuhan warga kecil. ‘Masih diproses
penambahan unit), tapi belum keluar,” kata Salam.
Tim advokasi Ciliwung Merdeka Vera Soemarwi sebelumnya
mengatakan, ada warga Bukit Duri yang belum mendapat jatah unit
Rusunaw Rawa Bebek. Gara-gara belum juga mendapatkan haknya
meski rumahnya sudah digusur, warga akhinnya tinggal tersebar di
berbagai tempat. ‘Hampir- 58 per-sen mengontrak di dekat wilayah
Bukit Duri, Jatinegara. Sisanya ada yang pindah ke Bogor. Depok,
Citayam, dan Jawa Tengah,” ujarnya.
Suiap pencoblosan
Menjelang ber-langsungnya pencoblosan Pilkada DKI pada 19 April
mendatang, daftar pemiiih tetap (DPT) warga Rusunawa Rawa Bebek
yang termasuk dalam Kelurahan Pulogebang, Jakarta Timur, telah
diperbaiki. Ketua Panitia Pemilihan Suara (PPS) Pulogebang,
Alkoni, menyatakan, petugas tetah menerima dan memperbaharui
data pemilih warga Rusunawa Rawa Bebek.
Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) Pulogebang juga sudah
mencatat tambahan pemilih.
Dia berkaca dan pencoblosan putasan pertama pada 14 Februari
Lalu, di mana ratusan warga rusun tidak termasuk dalam OPT.
Alkoni mengaku, kala itu kesulitan mendata warga karena
psikologis mereka yang baru saja pindah dan Bukit duri. “Saat
itu jiwa warga masih tertinggal di Bukit duri, kita yang mendata
jadi kesulitan
karena warga masih labil dan sensitif” ujar- Aikoni di kantor
Kelurahan Pulo gebang, Kamis.
Menurut Alkoni, saat ini terdapat 1.006 data pemilih yang masuk.
Setain itu, masih ada tambahan data pemilih sekitar 245 warga
yang dikumpulkan oleh petugas RT dan RW, yang sedang
diverifikasi oleh PPDP Pulo gebang. “Dari RT dan RW ada ratusan
data tambahan, Lalu kita sortir. ternyata banyak data yang sudah
masuk, hasilnya tambahan 245 (pemilih),” kata Alkoni.
dari tambahan tersebut, kata Alkoni, daftar pemilih berjumlah
total 1.251 orang. Jumlah warga tersebut akan dibagi ke dua
tempat pemungutan suana (TPS) yang disiapkan PPS
Pulogebang,yakni TPS l4O dan 141. Alkoni menuturkan, 718 warga
akan menggunakan hak suana di TPS 140. Sisanya, sebanyak 535
pemilih akan menggunakan suaranya di TTPS 161. “TPS dibagi dua
karena aturannya dalam satu TPS maksimal 800 pemilih,” kata
Alkoni.
Jumlah tersebut, menurut dia, masih bisa berkurang. Hal itu
disebabkan kemungkinan adanya kesalahan input data ataupun’nama
pemilih ganda Namun, Alkoni menjamin jumlah data bermasalah
tidak banyak. ‘Kesalahan sedikit itu kan mungkin saja, tapi
paling hanya 10 atau 20 nama, biasanya kar-ena ganda atau ter-
daftar- di daerah lain,” kata dia.
• arif satrio nugroho ed: erik purnama putra
Sumber Republika
Rawa Bebek di Cakung, Jakarta Timur. Ahmad Syuaib membantah
temuan komunitas Ciiiwung Merdeka tentang warga korban gusuran
di Bukit Duri, Jakarta Selatan tidak semua mendapatkan unit
rusun.
Ahmad menganggap data itu jelas mengadaada. Pasalnya di kompleks
yang ditempatinya saja. jumlah penghuni yang tidak berasal dari
Bukit duri hanya sekitar 30 orang. Boleh tuh dicek satu-satu,
orang Bukit Duri kebanyakan di sini, 300-an unit lebih ada kali
kalau empat kompleks,” ujarnya saat ditemui Republika, Kamis
(6/41).
Komunitas Ciliwung Merdeka yang dipimpin Sandyawan Sumardi pada
Senin (3/4), mengklaim telah melakukan penelitian terkait
penghuni Rusunawa Rawa Bebek yang tak semua ditempat korban
gusuran Bukit Duri. Sandyawan mengatakan, dan hasil penelitian
terungkap hanya 34,97 persen atau 121 unit rusun yang dihuni
pemilik lahan Bukit Duri. ‘Ada 267 unit dihuni oieh bukan
korban,’ ujarnya.
Boyo (50-tahun), warga eks Bukit Duri yang menempati unit di
kompleks Merpati mengiyakan kalau tetangganya mayoritas
ditempati warga korban gusuran. Boyo mengakui, ada warga yang
bukan berasal dari gusuran Bukit duri ikut menempati Rusunawa
Rawa Bebek. Namun, ia tidak memiliki data berapa orang yang
mendapatkan unit di kompleks
Merpati. “Ada tuh beberapa dan Cawang,” ujarnya.
Ketua RT 12 Rusunawa Rawa Bebek, Diar, mengatakan, di kompleks
yang ditempatinya bernama Gelatik, ada sekitan 100 unit yang
ditempati eks warga Bukit Duri. Diar juga membenarkan adanya
unit yang ditinggali oleh lebih dari satu kepala keluar-ga (KKJ.
Hat itu bisa jadi dulunya mereka tinggal satu rumah beramai-
ramai. Satu unit bisa ditinggali Lebih dan satu KK,” kata Diar.
Satam,warga Bukit duri yang kini tinggal di kompleks Getatik
membenar-kan adanya beberapa KK korban gusuran yang hanya
mendapat satu unit. Satam termasuk yang tinggal bersama tiga KK
di satu unit kecil karena memang jatah pembagian belum setesai.
Dia mengaku, masih menunggu penambahan unit dan berharap Pemprov
DKI segera memenuhi kebutuhan warga kecil. ‘Masih diproses
penambahan unit), tapi belum keluar,” kata Salam.
Tim advokasi Ciliwung Merdeka Vera Soemarwi sebelumnya
mengatakan, ada warga Bukit Duri yang belum mendapat jatah unit
Rusunaw Rawa Bebek. Gara-gara belum juga mendapatkan haknya
meski rumahnya sudah digusur, warga akhinnya tinggal tersebar di
berbagai tempat. ‘Hampir- 58 per-sen mengontrak di dekat wilayah
Bukit Duri, Jatinegara. Sisanya ada yang pindah ke Bogor. Depok,
Citayam, dan Jawa Tengah,” ujarnya.
Suiap pencoblosan
Menjelang ber-langsungnya pencoblosan Pilkada DKI pada 19 April
mendatang, daftar pemiiih tetap (DPT) warga Rusunawa Rawa Bebek
yang termasuk dalam Kelurahan Pulogebang, Jakarta Timur, telah
diperbaiki. Ketua Panitia Pemilihan Suara (PPS) Pulogebang,
Alkoni, menyatakan, petugas tetah menerima dan memperbaharui
data pemilih warga Rusunawa Rawa Bebek.
Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) Pulogebang juga sudah
mencatat tambahan pemilih.
Dia berkaca dan pencoblosan putasan pertama pada 14 Februari
Lalu, di mana ratusan warga rusun tidak termasuk dalam OPT.
Alkoni mengaku, kala itu kesulitan mendata warga karena
psikologis mereka yang baru saja pindah dan Bukit duri. “Saat
itu jiwa warga masih tertinggal di Bukit duri, kita yang mendata
jadi kesulitan
karena warga masih labil dan sensitif” ujar- Aikoni di kantor
Kelurahan Pulo gebang, Kamis.
Menurut Alkoni, saat ini terdapat 1.006 data pemilih yang masuk.
Setain itu, masih ada tambahan data pemilih sekitar 245 warga
yang dikumpulkan oleh petugas RT dan RW, yang sedang
diverifikasi oleh PPDP Pulo gebang. “Dari RT dan RW ada ratusan
data tambahan, Lalu kita sortir. ternyata banyak data yang sudah
masuk, hasilnya tambahan 245 (pemilih),” kata Alkoni.
dari tambahan tersebut, kata Alkoni, daftar pemilih berjumlah
total 1.251 orang. Jumlah warga tersebut akan dibagi ke dua
tempat pemungutan suana (TPS) yang disiapkan PPS
Pulogebang,yakni TPS l4O dan 141. Alkoni menuturkan, 718 warga
akan menggunakan hak suana di TPS 140. Sisanya, sebanyak 535
pemilih akan menggunakan suaranya di TTPS 161. “TPS dibagi dua
karena aturannya dalam satu TPS maksimal 800 pemilih,” kata
Alkoni.
Jumlah tersebut, menurut dia, masih bisa berkurang. Hal itu
disebabkan kemungkinan adanya kesalahan input data ataupun’nama
pemilih ganda Namun, Alkoni menjamin jumlah data bermasalah
tidak banyak. ‘Kesalahan sedikit itu kan mungkin saja, tapi
paling hanya 10 atau 20 nama, biasanya kar-ena ganda atau ter-
daftar- di daerah lain,” kata dia.
• arif satrio nugroho ed: erik purnama putra
Sumber Republika