Warga Malah Bantah Temuan Ciliwung Merdeka

akbar54

New member
penghuni kompleks Merak Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa)

Rawa Bebek di Cakung, Jakarta Timur. Ahmad Syuaib membantah

temuan komunitas Ciiiwung Merdeka tentang warga korban gusuran

di Bukit Duri, Jakarta Selatan tidak semua mendapatkan unit

rusun.
Ahmad menganggap data itu jelas mengadaada. Pasalnya di kompleks

yang ditempatinya saja. jumlah penghuni yang tidak berasal dari

Bukit duri hanya sekitar 30 orang. Boleh tuh dicek satu-satu,

orang Bukit Duri kebanyakan di sini, 300-an unit lebih ada kali

kalau empat kompleks,” ujarnya saat ditemui Republika, Kamis

(6/41).
Komunitas Ciliwung Merdeka yang dipimpin Sandyawan Sumardi pada

Senin (3/4), mengklaim telah melakukan penelitian terkait

penghuni Rusunawa Rawa Bebek yang tak semua ditempat korban

gusuran Bukit Duri. Sandyawan mengatakan, dan hasil penelitian

terungkap hanya 34,97 persen atau 121 unit rusun yang dihuni

pemilik lahan Bukit Duri. ‘Ada 267 unit dihuni oieh bukan

korban,’ ujarnya.
Boyo (50-tahun), warga eks Bukit Duri yang menempati unit di

kompleks Merpati mengiyakan kalau tetangganya mayoritas

ditempati warga korban gusuran. Boyo mengakui, ada warga yang

bukan berasal dari gusuran Bukit duri ikut menempati Rusunawa

Rawa Bebek. Namun, ia tidak memiliki data berapa orang yang

mendapatkan unit di kompleks






Merpati. “Ada tuh beberapa dan Cawang,” ujarnya.
Ketua RT 12 Rusunawa Rawa Bebek, Diar, mengatakan, di kompleks

yang ditempatinya bernama Gelatik, ada sekitan 100 unit yang

ditempati eks warga Bukit Duri. Diar juga membenarkan adanya

unit yang ditinggali oleh lebih dari satu kepala keluar-ga (KKJ.

Hat itu bisa jadi dulunya mereka tinggal satu rumah beramai-

ramai. Satu unit bisa ditinggali Lebih dan satu KK,” kata Diar.
Satam,warga Bukit duri yang kini tinggal di kompleks Getatik

membenar-kan adanya beberapa KK korban gusuran yang hanya

mendapat satu unit. Satam termasuk yang tinggal bersama tiga KK

di satu unit kecil karena memang jatah pembagian belum setesai.

Dia mengaku, masih menunggu penambahan unit dan berharap Pemprov

DKI segera memenuhi kebutuhan warga kecil. ‘Masih diproses

penambahan unit), tapi belum keluar,” kata Salam.
Tim advokasi Ciliwung Merdeka Vera Soemarwi sebelumnya

mengatakan, ada warga Bukit Duri yang belum mendapat jatah unit

Rusunaw Rawa Bebek. Gara-gara belum juga mendapatkan haknya

meski rumahnya sudah digusur, warga akhinnya tinggal tersebar di

berbagai tempat. ‘Hampir- 58 per-sen mengontrak di dekat wilayah

Bukit Duri, Jatinegara. Sisanya ada yang pindah ke Bogor. Depok,

Citayam, dan Jawa Tengah,” ujarnya.



Suiap pencoblosan
Menjelang ber-langsungnya pencoblosan Pilkada DKI pada 19 April

mendatang, daftar pemiiih tetap (DPT) warga Rusunawa Rawa Bebek

yang termasuk dalam Kelurahan Pulogebang, Jakarta Timur, telah

diperbaiki. Ketua Panitia Pemilihan Suara (PPS) Pulogebang,

Alkoni, menyatakan, petugas tetah menerima dan memperbaharui

data pemilih warga Rusunawa Rawa Bebek.




Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) Pulogebang juga sudah

mencatat tambahan pemilih.
Dia berkaca dan pencoblosan putasan pertama pada 14 Februari

Lalu, di mana ratusan warga rusun tidak termasuk dalam OPT.

Alkoni mengaku, kala itu kesulitan mendata warga karena

psikologis mereka yang baru saja pindah dan Bukit duri. “Saat

itu jiwa warga masih tertinggal di Bukit duri, kita yang mendata

jadi kesulitan




karena warga masih labil dan sensitif” ujar- Aikoni di kantor

Kelurahan Pulo gebang, Kamis.
Menurut Alkoni, saat ini terdapat 1.006 data pemilih yang masuk.

Setain itu, masih ada tambahan data pemilih sekitar 245 warga

yang dikumpulkan oleh petugas RT dan RW, yang sedang

diverifikasi oleh PPDP Pulo gebang. “Dari RT dan RW ada ratusan

data tambahan, Lalu kita sortir. ternyata banyak data yang sudah

masuk, hasilnya tambahan 245 (pemilih),” kata Alkoni.
dari tambahan tersebut, kata Alkoni, daftar pemilih berjumlah

total 1.251 orang. Jumlah warga tersebut akan dibagi ke dua

tempat pemungutan suana (TPS) yang disiapkan PPS

Pulogebang,yakni TPS l4O dan 141. Alkoni menuturkan, 718 warga

akan menggunakan hak suana di TPS 140. Sisanya, sebanyak 535

pemilih akan menggunakan suaranya di TTPS 161. “TPS dibagi dua

karena aturannya dalam satu TPS maksimal 800 pemilih,” kata

Alkoni.
Jumlah tersebut, menurut dia, masih bisa berkurang. Hal itu

disebabkan kemungkinan adanya kesalahan input data ataupun’nama

pemilih ganda Namun, Alkoni menjamin jumlah data bermasalah

tidak banyak. ‘Kesalahan sedikit itu kan mungkin saja, tapi

paling hanya 10 atau 20 nama, biasanya kar-ena ganda atau ter-

daftar- di daerah lain,” kata dia.
• arif satrio nugroho ed: erik purnama putra


Sumber Republika
 
Back
Top