Kereta MRT TIba Bertahap Januari 2018

akbar54

New member
JAKARTA — Pembangunan MRT Jakarta rute Lebak Bulus Bundaran HI

sepanjang 15,7 kilometer ditargetkan selesai pada 2018 dan

dioperasikan pada 2019. Saat ini, PT MRT Jakarta masih berfokus

untuk menyelesaikan pembangunan sarana dan prasarana, seperti

stasiun. Karena itu, menurut Dirut PT MRT Jakarta William

Sabandar, produksi gerbong kereta masih belum dimulai. Sebab,

desam muka kereta baru disetujui pada 31 Januari. Dia

menuturkan, desain kereta nantinya juga melibatkan banyak pihak

agar tidak menimbulkan protes di kemudian hari.
“Rangkaian yang aerodinamis untuk Jakarta yang lebih baik.

Mumpung kita dalam proses awal, kita lakukan. Jangan nanti

kalau kereta sudah datang baru publik mengatakan tidak sesuai

dengan keinginannya publik,” kata William, di Balai Kota DKI,

Senin (16/i)
William menjelaskan, pihaknya bakal mengajukan 16 rangkaian

kereta yang diproduksi di Jepang. Kegiatan produksi tersebut

dimulai Februari hingga akhir tahun ini Direncanakan rolling

stock yang dipesan MRT







Jakarta sebanyak enam gerbong per rangkaian.
Kereta diperkirakan dapat menampung hingga 1850 penumpang, baik

yang duduk maupun berdiri dalam setiap perjalanan. “Di Januari

2018 nanti bertahap keretanya akan tiba di sini. Latihan

(operasional) bulan Juni 2018,” ujar William.
Menurut dia, perkembangan pembangunan stasiun MRT di Jalan Haji

Nawi, Jakarta Selatan, memang terbilang lambat akibat belum

semua lahan dibebaskan. Untuk itu, pihaknya bakal mempercepat

pembangunan yang direncanakan mulai 4 Februari hingga 11 Agustus

2017.
William mengatakan, agar tidak ada gangguan selama pembangunan

stasiun, PT MRT Jakarta akhirnya memutuskan menutup Jalan Raya

Fatmawati sepanjang 400 meter. Pihaknya sudah berkoordinasi

dengan Dinas Perhubungan dan Transportasi




(Dishubtrans) DKI Jakarta dan Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas)

Polda Metro Jaya terkait untuk mencarikan jalur alternatif bagi

kendaraan pribadi.
Willam menuturkan, tidak seluruh ruas jalan benar-benar ditutup.

Pihaknya masih menyisakan satu jalur di kiri dan kanan selebar tiga meter untuk kendaraan umum dan penghuni kawasan setempat.

Karena itu, PT MRT Jakarta bertanggung jawab memerkeras satu jalur

dengan diaspal supaya bisa dilalui kendaraan pribadi warga

Fatmawati.
“Karena Stasiun Haji Nawi yang paling kritis soal pembebasan

lahan. Kalau ini tidak ditutup seluruh konstruksi akan mundur ke

belakang bulan Agustus 2019. Kita minta satu titik ini ditutup

supaya kita bisa membawa semua pekerjaan konstruksi ke Februari

2019. Tadi kita usulkan dan disepakati untuk adakan pengalihan,”

katanya.
Pelaksana Tugas Gubernur DIG Jakarta Sumarsono mengatakan,

rekayasa lalu lintas terkait penutupan Jalan Fatmawati selama

enam bulan tidak bisa dhawar lagi. Menurut dia, pembangunan

stasiun di Jalan Haji Nawi mutlak perlu dilakukan karena PT MRT

Jakarta membutuhkan ruang untuk mempercepat




konstruksi.Sumarsono menerangkan, rekayasa lalu lintas nanti menjadi

tanggung jawab kepala Dishubtrans DIG dan Dirlantas Polda Metro

Jaya. Kedua orang tersebut setiap pekannya bakal memantau secara

intensif perkembangan pengalihan dan kemacetan anus lain lintas.
Sumarsono berharap target
operasi proyck MRT Jakarta bisa tepat waktu pada Maret 2019.

Karena itu, pihaknya akan mengubah desain muka kepala kereta

pada pekan depan.
Perubahan itu dimaksudkan agar kepala kereta MRT terlihat lebih

keren dan futuristik. Menurut dia, banyak pakar yang menilai

bentuk desain kereta kurang bagus dan dianggap mirip kepala

jangkrik.
“Itu memang ada desain yang semula telah dikerjakan ini yang

bentuknya sangat standar. Kita ingin lebih bagus dengan desain

aerodmnamis, tapi untuk redesain ini kita akan undang pabriknya,

yaitu Nippon Sharyo dan Sumitomo, untuk membicarakannya pekan

depan hal itu (untuk) jelaskan secara
mengenai muka dari pada kereta mock up rollir
ujarnya.


Sumber Republika
 
Back
Top