Seputih Salju

gracedepth

New member
http://www.gracedepth.com/index.php/2017/05/19/seputih-salju/

Pada suatu ketika, ada seorang kakek yang sangat mencintai kebun nya. Ia menanami kebun itu dengan berbagai jenis bunga—setiap hari ia menyiram dan merawat nya dengan begitu baik. Namun karena sudah lanjut usia nya, sang kakek memiliki kesulitan untuk bergerak, dan ia merasa akan sulit bagi nya untuk merawat kebun itu setiap hari. Jadi sang kakek meminta cucu nya untuk membantu nya merawat kebun itu. Selama satu minggu sang kakek mengajarkan cucunya bagaimana cara merawat kebun nya, seperti: memberikan pupuk, menyiram tanaman, dan menggunakan mesin pemotong rumput. Minggu pertama lewat dengan begitu baik, cucu nya sudah mengerti apa saja yang harus ia kerjakan.

Beberapa minggu setelah itu, pada sebuah sore hari di musim dingin, sang cucu mengerjakan tugas kebun nya sambil menonton sebuah video melalui hp nya. Ketika ia sedang mendorong mesin pemotong rumput, ia tersandung oleh sebuah batu besar yang tidak ia lihat karena terlalu fokus menonton video. Mesin pemotong rumput tersebut terlepas dari tangan nya dan terdorong ke bagian bunga-bunga tertanam.

Kebun bunga sang kakek pun hancur—bunga-bunga indah yang kakek rawat selama ini telah menjadi potongan-potongan kecil yang tidak berbentuk.

Sang cucu menjadi sangat takut; ia tidak berani mengatakan apa yang telah terjadi kepada kakeknya. Ia sangatlah yakin sang kakek akan meledak dengan amarah, dan ia pasti akan dimarahi dan dihukum. Pada hari itu ia tidak mengatakan apa-apa kepada kakeknya, tetapi ia tidak bisa tidur karena rasa takut dan rasa bersalah. Jadi pada pagi hari ia keluar kamar dan menunggu sang kakek bangun.

Ketika kakek sudah bangun, sang cucu mengatakan apa yang telah ia perbuat.

“Kek, kemaren aku tidak sengaja menghancurkan kebun bunga kakek. Aku mengerjakan tugas kebun sambil menonton sebuah video, sehingga aku tersandung, dan mesin pemotong rumput terdorong ke arah bagian bunga-bunga,” ujar sang cucu.

“Mari kita lihat terlebih dahulu seberapa buruk kerusakan yang kau buat,” jawab sang kakek.

Ketika mereka keluar ke halaman, kebun itu tertutup penuh oleh salju. Ternyata sepanjang malam salju turun, sehingga sekarang salju sudah menutupi kebun yang hancur tersebut.

“Kamu lagi bercanda ya?” tanya kakek.

“Sungguh kek, jika salju ini sudah hilang, kakek akan melihat semua yang telah aku perbuat. Kakek akan melihat betapa hancur nya kebun ini karena perbuatan ku. Aku benar-benar minta maaf, dan aku siap terima hukuman apa saja dari kakek,” ujar sang cucu.

Kakek menaruh tangan nya di pundak cucunya, “Coba kamu lihat kebun yang tertutup salju ini? Apakah kebun ini terlihat hancur bagimu? Menurut kakek kebun ini terlihat sempurna dan indah, tidak ada yang rusak.”

“Sehabis musim dingin, barulah kita nanti tanam bunga-bunga yang baru. Kemaren kakek belom mengajarkan cara menanam bunga toh,” ujar kakek sambil tersenyum.



“Firman Tuhan—

Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju;

Sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.”

Yesaya 1:18



Hidup kita telah hancur oleh karena dosa—berantakan seperti kebun bunga tersebut. Tetapi Yesus Kristus datang dan mengorbankan nyawa-Nya untuk menebus dosa kita di masa lalu, di masa ini, dan di masa yang akan datang. Apa pun yang anda lakukan di masa lalu, seberapa buruk nya perbuatan anda, tidak ada yang dapat menahan Kasih Karunia Tuhan. Tidak ada dosa yang terlalu besar yang tidak dapat dibersihkan oleh darah Yesus Kristus. Jika engkau sungguh bertobat dan kembali ke dalam kasih-Nya, Ia tidak akan melihat kembali ke belakang dan mengingat-ingat dosa mu.

Dosa kita yang merah seperti kain kesumba telah dicuci-Nya bersih menjadi seputih bulu domba. Dosa kita yang merah bagaikan kirmizi telah ditimbun oleh-Nya dengan putih nya salju. Seperti sang kakek yang melihat kebun nya, Tuhan tidak lagi melihat kita rusak dan berantakan, yang Ia lihat adalah keindahan putihnya salju oleh karena Yesus Kristus.

“Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka” (Ibrani 8:12).

Tuhan sudah mengampuni mu, dan ia tidak lagi mengingat-ingat dosamu. Maka berdirilah dan berjalanlah di dalam kasih karunia-Nya, jangan lagi terperangkap dan mengingat-ingat dosa mu yang lama. Letakkan pandanganmu pada Yesus Kristus, dan nikmatilah kasih-Nya di dalam hidupmu.

Dan seperti Tuhan yang sudah mengampuni dan tidak mengingat-ingat dosa kita, kita jugalah jangan menghakimi orang lain karena dosanya di masa lalu. Tetapi katakanlah kepada mereka bahwa dosa mereka sudah diampuni, dan Yesus Kristus telah mati baginya.

“Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya” (Efesus 1:7).
 
Back
Top