Memberikan Tuhan Sisa-sisa Kita

gracedepth

New member
http://www.gracedepth.com/index.php/2017/05/23/memberikan-tuhan-sisa-sisa-kita/

Pernahkah ketika bubaran gereja, anda berkata kepada teman anda: “Lagu nya hari ini kurang enak ya,” “pastor nya membosankan yang hari ini,” atau “kotbah nya terlalu lama hari ini.” Saya tidak tau tentang kalian, tapi itu semua adalah kalimat yang berulang kali keluar dari mulut saya ketika saya kurang puas dengan sebuah kebaktian gereja. Seringkali ketika saya ke gereja, saya menilai gereja tersebut sesuai dengan apa yang saya harapkan: apakah saya menyukai kotbah yang disampaikan, tentang apakah saya menyukai musik nya, apakah saya menyukai jemaat-jemaat lain disana. Padahal gereja seharusnya adalah tentang apa yang Tuhan harapkan dan apa yang Tuhan inginkan. Sesungguhnya, ini semua bukanlah tentang apakah kita menyukai kebaktian gereja tersebut, melainkan apakah Tuhan menyukai kebaktian tersebut—apakah nama-Nya dipermuliakan di kebaktian itu.



Sebelum saya melanjutkan ke poin yang ingin saya sampaikan, marilah kita lihat terlebih dahulu illustrasi berikut.

Siapa yang disini tidak suka ayam Mcd? Saya sih sangat menyukai ayam Mcd, dan saya yakin banyak dari kalian juga menyukai ayam Mcd. Nah, sekarang coba bayangkan, anda dihidangkan ayam Mcd favorit anda. Lalu anda memakan nya dengan begitu lahap, daging yang empuk dan kulit yang renyah pun habis, hingga tinggal tersisa tulang dan sedikit daging yang menempel.

Lalu seorang kepala negara datang ke tempat anda berada. Apakah menurut mu layak jika ayam Mcd sisa itu kau berikan kepada kepala negara tersebut?

Tentu saja tidak! Bahkan pimpinan negara serendah hati Jokowi pun tidak mungkin mau memakan ayam Mcd sisa mu itu.

Apalagi Tuhan sang pencipta langit dan bumi. Seringkali secara tidak sadar kita memberikan sisa-sisa dari hidup kita untuk nya. Sesungguhnya kita tidak memberikan yang terbaik untuk nya, kita memilih untuk menyimpan yang terbaik bagi diri kita sendiri, dan memberikan yang tersisa untuk-Nya.



“Saya tau Tuhan ingin saya mengasihi orang-orang yang berkekurangan di luar sana. Tapi saya butuh mobil baru dan makan di restoran bintang 5 itu. Jadi yah mungkin saya menyumbang sedikit saja bulan ini”—kita menggigit ayam kita satu kali.

“Ga sabar main game baru yang baru saja dibeli. Saya kurangi waktu untuk saat teduh sedikit deh. Toh yang penting masih saat teduh”—satu gigitan lagi.

Hal seperti ini terus dan terus terjadi, kita memilih untuk menggunakan waktu dan apa yang kita miliki untuk diri kita sendiri. Sama seperti ayam Mcd yang kita gigit sedikit demi sedikit, dan akhirnya kita hanya memberikan Tuhan apa yang tersisa dari itu semua, sebuah tulang dengan sedikit daging yang masih menempel.


Dan yang ironis nya seringkali kita berpikir setelah kita memberikan tulang sisa tersebut, Tuhan akan berlari ke tulang itu dan memungut nya dengan sukacita. Kita berpikir Tuhan akan senang dengan apa saja yang kita berikan kepada-Nya, bahkan jika itu adalah sebuah tulang sisa.

Baca kelanjutannya di http://www.gracedepth.com/index.php/2017/05/23/memberikan-tuhan-sisa-sisa-kita/
 
yg bikin herann..
Tuhan tu kan yg nyiptain semuanya. berarti dia juga yg nyiptain mau terima sisa2 pasti.
ya begitulah keberadaan Tuhan adanya. Selalu dibelakang layar! dan mau menerima apapun yg mampu kau berikan.
Kok lupakan beliau gak marah.. kok inget tiap saat juga mau.
(tapi kok mohon lewat doa kiriman duit pasti gak bakalan transfer!)
dia merelakan keberadaannya jadi no 2. dia bilang utamakan kesejahteraan sekitarmu agar dia juga mampu jalan datang kepadaku.
sebagaimana Tuhan telah menurunkan "anak"nya agar orang percaya kepadanya/kepada Yesus saat itu.

- n1 -
selamat menyambut bulan puasa bagi umat muslim. semoga membawa hikmat adanya.
 
Back
Top