Pengumuman! Seluruh Gerai Sevel Tutup Akhir Bulan Ini

spirit

Mod
395d467e-09da-4278-b4c6-8d7c62117f00_169.jpg

PT Modern Sevel Indonesia (MSI) selaku pemegang master franchise 7-Eleven (Sevel) di Indonesia akan menutup seluruh gerainya di Indonesia. Hal itu diumumkan oleh PT Modern Internasional Tbk (MDRN) melalui keterbukaan informasi yang dilansir, Jumat (23/6/2017).

Direktur Modern Internasional Chandra Wijaya mengumumkan, terhitung per tanggal 30 Juni 2017 seluruh gerai Sevel di bawah manajemen MSI akan berhenti beroperasi.

"Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh perseroan untuk menunjang kegiatan operasional 7-Eleven," tuturnya.

Chandra melanjutkan, penutupan seluruh gerai Sevel sebagai imbas dari batalnya rencana akuisisi seluruh gerai Sevel beserta aset-asetnya oleh PT Charoen Pokphand Restu Indonesia yang merupakan anak usaha dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN). Pembatalan tersebut lantaran tidak tercapainya kesepakatan atas pihak-pihak yang berkepentingan.

"Hal-hal material yang berkaitan dan yang timbul sebagai akibat dari pemberhentian operasional gerai 7-Eleven ini akan ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku dan akan diselesaikan secepatnya," tukas Chandra.

Sekadar informasi, saham sejak pengumuman pembatalan akuisisi, saham MDRN terus melemah hingga level terendah. Bahkan pada 3 hari yang lalu MDRN harga paling dasar Rp 50 per saham alias gocap dan tidak bergerak hingga perdagangan kemarin.

sumber
 
Sevel Hancur Karena Aturan Pemerintah

Ramainya gerai 7-eleven (Sevel) di Indonesia lantaran konsep bisnisnya yang memanjakan anak-anak muda untuk bisa berkumpul, bersosialisasi sambil jajan.

Bisnis konsep yang diterapkan PT Modern Sevel Indonesia (MSI) ini juga menjadi yang pertama diterapkan oleh riteler di Indonesia. Ritel yang sudah lebih eksis hanya sebagai toko berbelanja pada umumnya. Di mana, masyarakat berbelanja lalu kemudian keluar.

"Misalnya, Alfa sama Indomaret itukan orang datang tidak nongkrong, ambil belanja terus keluar, jadi tidak perlu tempat duduk, kalau sevel tempat anak muda nongkrong itu tempatnya sosialisasi, ada minuman, ada kopi, makanan, tapi itu semua hancur sama regulator," kata Akademisi dan Praktisi Bisnis dari Universitas Indonesia, Rhenald Kasali kepada detikFinance, Jakarta, Sabtu (24/6/2017).

Sevel hadir di Indonesia sejak 2009. Kala itu MSI membuka gerai pertama Sevel di Bulungan, Jakarta dengan konsep 'Food Store Destination'. Bisnis model yang diterapkan oleh Sevel ini juga membuat produk turunan menjadi yang paling laku, seperti makanan-makanan ringan, minuman, serta rokok, dan hal ini juga yang membuat sebagian minimarket sulit bersaing.

Pada 2011 lalu, memang baru 50 gerai yang tersedia, akan tetapi setahun kemudian meningkat menjadi dua kali lipat. Dua tahun kemudian, jumlah gerai sevel di Jakarta dan sekitarnya sudah mencapai 190 gerai.

Namun, setelah tidak didukung oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam mengembangkan bisnis model anak nongkrong ini membuat PT Modern International Tbk (MDRN) selaku induk usaha mengumumkan akan menutup seluruh gerai sevel di Indonesia per 30 Juni 2017.

"Minimarket itu 60% pendapatannya dari 100% dari situ kalau tempat anak muda berkumpul, tapi Sevel itu mengalami kesulitan karena birokrat dan regulator yang tidak paham tentang bisnis model. Bisnis model itukan pertarungan supermarket itu sekarang lewat bisnis model," ungkap dia.

Aturan pemerintah, menurut Rhenald mengesankan pemerintah menyelamatkan ritel-ritel yang lebih dahulu eksis. Di antaranya, ketika Sevel hadir di Indonesia, Kemendag langsung melakukan razia dengan mempertanyakan bisnis yang dijalankan ini untuk izin ritel atau restoran. Selain itu juga ada larangan penjualan alkohol pada minimarket. "Akhirnya mengesankan selalu begitu," kata Rhenald.

Rhenald mencontohkan, pemerintah juga pernah melakukan atau menyelamatkan bisnis model yang diterapkan oleh perusahaan taksi konvensional, pada saat Gojek dan Grab baru-baru beroperasi di Indonesia.

"Kita tahu waktu dulu bagaimana melindungi taksi konvensional, kesannya begitu, dan seterusnya regulator terpaku dengan apa yang tertulis di masa lalu, jadi di masa lalu definisinya ritel itu, tapi itukan berubah terus, wajah industri padahal kan berubah," tambahnya.

Agar tidak ada lagi ritel yang gulung tikar, bahkan terciptanya persaingan usaha yang sehat di sektor ritel. Rhenald meminta kepada pemerintah untuk segera menyesuaikan regulasi dengan perkembangan usaha.

sumber
 
Sevel di RI Gulung Tikar, 1.605 Karyawan Terancam Nganggur

c5f3af46-ea33-4244-8905-fd0241ac8ebf_169.jpg

PT Modern Sevel Indonesia (MSI) mengibarkan bendera putih dalam mengembangkan 7-Eleven (Sevel) di Indonesia. PT Modern Internasional Tbk (MDRN) selaku induk usaha mengumumkan akan menutup seluruh gerai Sevel di Indonesia per 30 Juni 2017.

Penutupan gerai sevel tentu berpengaruh pada kelangsungan nasib para karyawan yang bekerja di dalamya. Berapa jumlah karyawan yang terancam nganggur akibat penutupan seluruh gerai sevel ini?

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan tahun 2016 yang sudah diaudit yang dikutip detikFinance, Jumat (23/6/2017), total karyawan yang dipekerjakan perusahaan mencapai 1.605 orang yang terdiri dari berbagai jenjang pendidikan.

Di antaranya, 1.384 orang lulusan SMA, 62 orang lulusan diploma, 145 orang lulusan S1 dan 2 orang lulusan S2. Ada pula, 7 orang yang berpendidikan SMP dan 5 orang berpendidikan SD.

Dari 1.605 orang karyawan sevel, 1.194 berstatus karyawan kontrak dan 411 orang berstatus karyawan tetap.

Jumlah karyawan itu tersebar di seluruh gerai Sevel yang tersisa yang dimiliki perusahaan. Hingga Desember 2016 jumlah gerasi Sevel di Indonesia sebanyak 161 gerai. Namun saat itu Sevel juga terhantam dengan kebijakan pemerintah yang melarang penjualan minuman beralkohol di tempat-tempat tertentu.

Peraturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang Pengendalian dan Pengawasan terhadap Pengadaan, Peredaran, dan Penjualan Minuman Beralkohol. Padahal saat itu bir dan camilan menjadi salah satu produk yang cukup diminati pengunjung Sevel.

Alhasil perusahaan memutuskan untuk menutup 20 gerai. Lalu pada awal 2017 MSI juga kembali menutup 30 gerai Sevel, alasannya karena gerai yang ditutup tidak dapat mencapai target yang dicanangkan perusahaan.

Awal Maret 2017 lalu, Corporate Secretary Modern Internasional Tina Novita sempat berbincang dengan detikFinance. Pada kesempatan itu ia bercerita bahwa jumlah karyawan Sevel tergantung dari besar kecilnya gerai.

"Kalau toko yang kecil jumlah karyawan sekitar 5-7 orang, kalau yang besar sekitar 9-12 orang," kata Tina kala itu.

Penutupan gerai tersebut juga dilakukan guna mengurangi kerugian akibat beban biaya operasional seperti pajak, listrik dan sewa tempat. Atas dasar itu, MSI melakukan evaluasi ulang atas gerai-gerai yang tidak produktif.

Namun, MDRN mengumumkan akan menutup seluruh gerai Sevel. Terhitung per tanggal 30 Juni 2017 seluruh gerai Sevel di bawah manajemen MSI akan berhenti beroperasi.

Penutupan seluruh gerai Sevel sebagai imbas dari batalnya rencana akuisisi seluruh gerai Sevel beserta aset-asetnya oleh PT Charoen Pokphand Restu Indonesia yang merupakan anak usaha dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN). Pembatalan akuisisi lantaran tidak tercapainya kesepakatan atas pihak-pihak yang berkepentingan.


sumber
 
penyebabnya apa karena banyak yang nongkrong, tapi ga beli apa2, hehe

Kl di thailand ak liat Sevel sangat maju. kalah ritel lain semacam macro. Yg buat bankrut krn peraturan baru pemerintah pelarangan penjualan alkohol di gerai Sevel. Sedangkan 75 persen keuntungan dari seluruh bisnis Sevel adalah penjualan minuman beralkohol
 
Kl di thailand ak liat Sevel sangat maju. kalah ritel lain semacam macro. Yg buat bankrut krn peraturan baru pemerintah pelarangan penjualan alkohol di gerai Sevel. Sedangkan 75 persen keuntungan dari seluruh bisnis Sevel adalah penjualan minuman beralkohol
waduh tapi yang nongkrong pada minum alkohol nanti, hehe

bagaimana dengan sevel di negara2 mayoritas muslim seperti malaysia, negara2 arab tentang alkohol ini?


selamat idul fitri, mohon maaf lahir batin buat den spirit ya
 
waduh tapi yang nongkrong pada minum alkohol nanti, hehe

bagaimana dengan sevel di negara2 mayoritas muslim seperti malaysia, negara2 arab tentang alkohol ini?


selamat idul fitri, mohon maaf lahir batin buat den spirit ya

di malaysia tetap jual alkohol juga. ga masalah sepanjang ga buat kegaduhan.
Sevel juga selain menjual minuman beralkohol mereka juga jual minuman vermentasi semacam Sojo yg beralkohol rendah dibawah 25% dan aman diminum, kl hanya minum sekitar 3 kaleng tak akan mabuk.

sebenarnya anak2 muda yg nongkrong itu juga belanja kendati ada yg belanjanya hanya 1 kaleng bir atau sebungkus rokok. Karena mereka membutuhkan password wifi (hanya diberikan jika belanja).


selamat idul fitri juga min, minal aidin walfaidzin
 
Sandi Uno Ingin OK-OCE Mart Bisa Gantikan Sevel di DKI

d8748853-b666-4dcc-b8cf-ec2d40b21203_169.jpg


Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Sandiaga Uno prihatin seluruh gerai 7-Eleven (Sevel) di tanah air tutup 30 Juni 2017. Pasalnya, 7-Eleven yang sempat menjamur di wilayah DKI Jakarta menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi Jakarta.

Namun, bangkrutnya Sevel bisa menjadi acuan bagi pengusaha ritel untuk lebih banyak berinovasi supaya bisa bertahan di tengah persaingan. Selain itu, pemerintah juga harus memperhatikan aturan-aturan yang lebih jelas sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara peraturan pusat dan daerah.

"Saya rasa kita harus introspeksi dari segi regulasinya. Yang mungkin ada tumpang tindihnya antara Pempus dan Perda. Dan juga mungkin bisa dari bisnis modelnya sendiri juga dari sevel yang selama ini menarik untuk kunjungan tetapi dari segi peningkatan pendapatan belum bisa diterapkan di pasar Jakarta," ujar pria yang akrab disapa Sandi,di acara Open House Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani, Jakarta, Senin (26/6/2017). .

Untuk itu, Sandi berharap adanya aturan yang jelas akan membuat industri ritel bisa kembali bergairah. Terutama disambut dengan kelas menengah yang terus bertumbuh membuat bisnis dengan konsep serupa Sevel hadir kembali di tanah air.

Menurut Sandi, toko ritel OK-OCE Mart besutan dirinya dan Gubernur DKI terpilih, Anies Baswedan, berpeluang menggantikan posisi Sevel di DKI.

"Saya yakin karena kelas menengah kita tumbuh dan berkembang pada suatu saat ada konsep seperti Sevel. Mungkin OK-OCE mart ini bisa jadi pengganti dan membuka peluang. Jadi di setiap ada lokasi dari peluang usaha akan timbul enterpreneur-enterpreneur baru," pungkas Sandi.

sumber
 
Selain Larangan Jual Bir, Ini Sebab 7-Eleven Gulung Tikar

098983800_1498297563-Seven-Eleven1.jpg

Tulisan pengumanan terpampang di kaca gerai 7-Eleven di kawasan Jalan Kapten Tendean, Jakarta, Sabtu (24/6). Penutupan seluruh gerai 7-Eleven di Indonesia akan dilakukan 30 Juni 2017. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)​

Liputan6.com, Jakarta - Larangan penjualan minuman alkohol (minol) khususnya bir oleh pemerintah kerap disebut menjadi penyebab utama tutupnya gerai 7-Eleven. Namun demikian, manajemen PT Modern International Tbk menyatakan jika larangan penjualan bir bukan sebab utama.

Hal itu disampaikan Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat usai bertemu manajemen Modern International. Modern International sendiri merupakan induk dari PT Modern Sevel Indonesia selaku pengelola gerai 7-Eleven di Indonesia. Seluruh gerai 7-Eleven resmi tutup pada 30 Juni 2017.

"Larangan jual minuman alkohol, mereka (MDRN) sampaikan tapi tidak berdampak mayor. Berdampak minor," kata dia di Gedung BEI Jakarta, Kamis (6/7/2017).

Berdasarkan pengakuan manajemen Modern International, Samsul mengatakan justru disebabkan oleh biaya sewa tempat, infrastruktur, serta syarat memenuhi ketentuan franchise.

"Mayornya mungkin lebih pada biaya cukup berat, sewa, biaya infrastruktur persyaratan yang harus ditetapkan sebagai franchise cukup gede," ujar dia.

Dia menuturkan, penutupan ini merupakan risiko dari bisnis. Terlebih, perseroan juga mesti membayar utang bank. "Saya kira ini lebih pada risiko bisnis yang mereka hadapi. Biayanya sebagian besar utang, melalui perbankan. Dari sisi bisnis cukup bagus memang mereknya cukup kuat, lu (kamu) pada kalau lewat mampir situ," tandas dia.

Sebelumnya, Fitch Ratings mengeluarkan riset bahwa penutupan gerai 7-Eleven lantaran risiko peraturan yang berkembang dan profil risiko dari model bisnis yang diterapkan.

Fitch melihat, bisnis model yang diterapkan oleh 7-Eleven di Indonesia diganggu oleh perkembangan peraturan yang kurang kondusif. Perusahaan menutup sekitar 25 gerai pada 2016 dibandingkan 2015 sekitar 20 gerai. Total gerai 7-Eleven sekitar 161 gerai pada 2016.

Penutupan gerai 7-Eleven menurut Fitch Ratings lantaran ada peraturan yang dikeluarkan Kementerian Perindustrian pada April 2015, yang melarang penjualan minuman beralkohol di ritel modern dan kecil. Padahal, kontribusi minuman beralkohol itu diperkirakan sekitar 15 persen untuk penjualan induk usaha 7-Eleven, yaitu PT Modern Internasional Tbk.

Penutupan toko pun akhirnya menghasilkan penurunan penjualan dan earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi sekitar 28 persen pada 2016.

Selain itu, Fitch menilai, masalah diperburuk dengan tidak ada perbedaan jelas antara toko ritel dan restoran cepat saji yang dilakukan 7-Eleven di Indonesia.

Model bisnis dan risiko gerai 7-Eleven serupa dengan restoran lantaran makanan dan minuman siap saji yang difasilitasi dengan tempat duduk dan wi-fi gratis. Akibatnya, rantai itu menghadapi persaingan ketat dari restoran cepat saji dan penjual makanan tradisional yang masih sangat populer di kalangan konsumen Indonesia.
 
Ini wajah Indonesia yang diajak Maju tapi Pemerintahnya sendiri tidak mendukung dan cenderung mempersulit. Apa yang dipikirkan pemerintah kita hanya cuma isi dikantong saja tidak memikirkan kemajuan bangsanya sendiri..Karena mereka takut jika masyarakatnya maju mereka akan sangat sulit mengkontrol,,,INI lah satu cara dengan mematikan perusahaan yang baru berkembang menuju bisnis dengan inovasi baru..
Pemerintah juga tidak berpikir akan lebih dari 1.000 orang kehilangan lapangan pekerjaannya?itu MUKA PEMERINTAH INDONESIA sekarang
 
Ini wajah Indonesia yang diajak Maju tapi Pemerintahnya sendiri tidak mendukung dan cenderung mempersulit. Apa yang dipikirkan pemerintah kita hanya cuma isi dikantong saja tidak memikirkan kemajuan bangsanya sendiri..Karena mereka takut jika masyarakatnya maju mereka akan sangat sulit mengkontrol,,,INI lah satu cara dengan mematikan perusahaan yang baru berkembang menuju bisnis dengan inovasi baru..
Pemerintah juga tidak berpikir akan lebih dari 1.000 orang kehilangan lapangan pekerjaannya?itu MUKA PEMERINTAH INDONESIA sekarang

susahnya seperti itu. mungkin pihak manajemen dari sevel ga setoran sama oknum pejabat (uang reman) jadi ya dimatikan usahanya. Kl setoran mah pasti lolos tuh
 
susahnya orang paham kalo hidup itu punya "aturan" yg harus dijalankan.
Lebih susah parah lagi untuk mengatur orang2 yg membuat aturan yg tujuannya hanya untuk keuntungan dirinya/golongannya sendiri.
"Ternyata tidak ada 1 aturanpun kalo dibuat akan bisa dipahami/diturut tiap kepala"

- n1 -
 
ini pelajaran bagi kita semua gan,, yang namanya strategi bisnis itu tidak bisa digeneralisasi, sukses di amerika belum tentu sukses di indonesia, kaerna yang namanya bisnis harus disesuaikan dengan dimana bisnis itu dijalankan, strategi nya harus mengikuti tempat,, kalau dipatok SOP sama, bisa sperti 711 ini, karena setiap daerah punya karakter berbeda
 
ini pelajaran bagi kita semua gan,, yang namanya strategi bisnis itu tidak bisa digeneralisasi, sukses di amerika belum tentu sukses di indonesia, kaerna yang namanya bisnis harus disesuaikan dengan dimana bisnis itu dijalankan, strategi nya harus mengikuti tempat,, kalau dipatok SOP sama, bisa sperti 711 ini, karena setiap daerah punya karakter berbeda

betul bro!
 
Back
Top