Seorang bernama Barabas

gracedepth

New member
http://www.gracedepth.com/seorang-bernama-barabas/

Pada kisah Yesus yang hendak disalib, Alkitab menceritakan munculnya seorang karakter bernama Barabas. Alkitab tidak mengatakan banyak tentang orang bernama Barabas ini, Alkitab hanya mengatakan bahwa orang ini adalah seorang penjahat dan seorang pembunuh yang hendak menerima hukuman mati.

Barabas diperhadapkan kepada Pilatus bersama-sama dengan Yesus. Dan pada waktu itu ada sebuah tradisi Yahudi yang mengharuskan Pilatus untuk membebaskan seorang tahanan dari kursi kematian.

Pilatus bertanya kepada rakyat, “Siapa yang kalian inginkan untuk dibebaskan?”

Rakyat menjawab, “Barabas! Berikanlah kami Barabas!”

Ini gila! Ini tidak masuk akal! Sebuah pilihan antara Sang Anak Allah dengan seorang Penjahat Keji. Dan rakyat memilih penjahat itu.

Selama hidupnya, yang Barabas lakukan adalah menyakiti, mencuri, dan membunuh. Ia layak berada di kursi kematian, ia layak untuk dihukum mati. Sedangkan Yesus, apa yang telah Yesus lakukan di dalam hidup-Nya selaen menyembuhkan, memulihkan, dan membebaskan?

Barabas berpikir bahwa rakyat-lah yang telah memilih untuk membebaskannya; tetapi Yesus mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Bapa-lah yang telah memilih untuk membebaskan Barabas.

“Barabas! Berikanlah kami Barabas!”

“Baiklah! Bebaskanlah Barabas!” jawab Pilatus.

Sang penjaga lalu membuka belenggu Barabas dan membebaskannya. Barabas turun dan pergi tanpa mengatakan apa-apa kepada Yesus.



Selama ini saya tidak pernah melihat cerita ini sebagai suatu kisah yang penting di Alkitab. Saya menganggap cerita ini hanyalah sebuah detail kecil di dalam perjalanan Yesus yang hendak disalib. Tetapi akhirnya saya tersadar, siapakah Barabas sesungguhnya.

Karena sesungguhnya, Barabas adalah diri ku, dan Barabas adalah diri mu.

Pertukaran Barabas dengan Yesus di atas platform itu menggambarkan pertukaran antara kita dengan Yesus.

Saya berada di platform itu karena mulut saya yang dipenuhi dengan ribuan kebohongan, karena pikiran saya yang dipenuhi hawa nafsu, dan karena hati saya yang mencintai kejahatan. Saya layak mendapatkan apa yang akan datang, saya layak menerima seluruh hukuman itu. Tetapi Allah Bapa mengirimkan Yesus, untuk menggantikan saya di kursi kematian tersebut. Dan yang mendorong-Nya untuk menyelamatkan saya adalah kasih-Nya, bukan sedikit pun dari apa yang telah saya lakukan.



Terkadang kita lupa akan apa yang Yesus telah lakukan untuk kita; kita dengan sombong nya berpikir bahwa diri kita lebih baik dari yang lain. Tetapi sesungguhnya, keselamatan yang kamu dapat tidak sedikit pun berasal dari kebaikanmu sendiri.

Yesus adalah satu-satu nya sumber kekuatanmu menghadapi pencobaan!

Yesus adalah satu-satu nya yang mampu membuatmu bertahan!

Dan Yesus adalah satu-satu nya alasan kamu dapat menerima Keselamatan!

Jesus is enough! He is more than enough!



1 John 2:1-2

“… We have an advocate before the Father—Jesus Christ, the righteous One. He himself is the atoning sacrifice for our sins, and not for ours alone, but also for the sins of the whole world.”

Add line atau instagram kami untuk mendapatkan notifikasi update renungan terbaru dari website kami.
Line: @pkx3578b
Instagram: @gracedepth
Youtube: http://www.youtube.com/channel/UCORnLfdHNqwraylx_nyppLw
 
tambahan artikel


Pilih Barabas, Asal Bukan Yesus!

KETIKA Pilatus menyatakan bahwa sama sekali tidak ada alasan untuk menghukum Yesus, rakyat menyadari Pilatus hendak memilih melepas Yesus. Suasana jadi tidak terkendali. Rakyat memutuskan menempuh jalur di luar hukum.

Tindakan rakyat ini tidak membuat Pilatus mengubah paradigmanya bahwa Yesus benar-benar tidak bersalah. Tetapi rakyat kembali berteriak menolak pernyataan dan rencana Pilatus untuk bebaskan Yesus.

Sekali lagi dengan tegas Pilatus menyatakan bahwa tidak ada dasar hukum untuk mengadili dan menghukum Yesus…!. Tetapi ternyata teriakan rakyat makin ramai dan lebih keras berteriak mendesak Pilatus.

Akhirnya Pilatus menyerah. Pilatus menyerah kepada desakan teriakan rakyat, bukan pada aturan hukum. Yang diteriakan rakyat pada waktu itu adalah: “Salibkan Yesus dan bebaskan Barabas!

Barabas adalah seorang pembunuh. Rakyat yang sudah terprovokasi imam-imam kepala tetap minta Pilatus menghukum mati Yesus dan membebaskan Barabas.

Maka akhirnya Barabas Sang Pembunuh itu dilepaskan dan Yesus Anak Allah dihukum mati. Imam-imam Kepala dengan gemilang berhasil mencapai tujuannya. Imam-imam kepala memilih membebaskan Barabas, dengan dasar pemikiran, “ASAL BUKAN YESUS” yang dibebaskan.

Alasannya adalah karena kehadiran Yesus yang mulai populer adalah ancaman bagi Imam-imam Kepala dan kepentingannya. Mereka khawatir kehilangan pengaruh serta segala kenikmatan sebagai Imam-imam Kepala.

Memilih dengan hati

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita bingung menentukan pilihan. Sering kita dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Dalam konteks, pemilihan kepala daerah atau nasional, tidak mudah bagi kita untuk menentukan pilihan yang tepat bebas dari segala kepentingan. Sementara di sisi lain kita wajib menentukan pilihan.

Baiklah kita belajar dari cerita di atas. Menurut saya, janganlah kita menjatuhkan pada pilihan yang salah. Pilihan kita bisa salah bila kita tidak mendengarkan hati nurani. Pilihan kita bisa salah bila kita sudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan.

Memilih itu gampang, tetapi menentukan pilihan yang tepat tidak mudah. Dibutuhkan kejernihan hati, bukan emosi. Dibutuhkan kejujuran, bukan ambisi.

Suara rakyat adalah suara Tuhan, dan marilah sebagai rakyat kita menggunakan hak pilih dengan tepat serta tidak terpengaruh provokasi para pemangku kepentingan-kepentingan yang tidak tepat.

Maka carilah kehendak-Nya, bukan kehendak pemangku kepentingan. Pilihlah pemimpin yang tepat untuk kepentingan kita semua.


 
Last edited:
Back
Top