Terungkap! 93 WNA yang Terlibat Penipuan Online

spirit

Mod
cyber-crime_20170729_210655.jpg

Para WNA dikumpulkan di sebuah Rumah Graha Famili N1 Surabaya, Sabtu (29/7/2017) malam

SURYA.co.id SURABAYA - Sebanyak 93 Warga Negara Asing (WNA) yang ditangkap di perumahan Graha Famili Surabaya atas kasus Cyber Fraud (penipuan online), ternyata masuk ke Indonesia secara ilegal dan menyalahi keimigrasian.

Kepastian ini setelah tim Satgas Khusus Bareskrim Mabes Polri melakukan pendataan bersama imigrasi.

Pendataan selesai pada Minggu (30/7/2017) dini hari di rumah Graha Famili Blok N1.

Hasil pendataan kepolisian bersama imigrasi, sebanyak 74 WNA masuk ke Indonesia tanpa kelengkapan paspor.

"Semalam kami sudah melakukan pendataan dengan pihak imigrasi. Tidak semua pegang paspor, hanya sekitar 20 persen atau 19 orang yang ada paspornya," sebut AKBP Susatyo Purnomo Condro, Satgas Khusus Bareskrim Mabes Polri, Minggu (30/7/2017).

Dari WNA yang memiliki paspor, kata Susatyo, mereka memakai visa kunjungan wisata.

Tapi, kenyataanya mereka melakukan tindak kejahatan di Indonesia.

Setelah pendataan di Surabaya selesai, lanjut Susatyo, para WNA yang ditangkap di empat rumah di Graha Famili Surabaya diterbangkan ke Jakarta melalui Bandara Juanda.

Dibawa ke Jakarta, guna dilakukan pengembangan penyidikan bersama pelaku yang ditangkap di Bali, Jakarta dan Batam.

Begitu sampai di Jakarta. Rencananya para WNA ditempatkan di rumah Detensi Imigrasi Jakarta.

"Kami sudah kordinasi dengan Imigrasi, nanti akan dideportasi ke negara asal," ucap Susatyo.

Dari hasil pemeriksaan sementara, para WNA yang ditangkap di Surabaya sudah mengontrak rumah di perumahan Graha Famili sejak Januari 2017.

Mereka mengontrak selama satu tahun dan satu rumah dikontrakkan Rp 150 juta.
 
Polisi Cari 4 Pemilik Rumah yang Jadi Markas Penipu Siber Surabaya

489674df-9538-416e-a18e-b3c58012f266_169.jpg

WN Asing penipu siber tingkat internasional di Surabaya (Foto: Zaenal Effendi/detikcom)

Dua pelaku asal Indonesia yang turut diamankan bersama 91 pelaku kejahatan siber internasional akan dimintai keterangan terkait peran yang dilakukan. Polisi juga melakukan penelusuran ke broker dan mencari 4 pemilik rumah yang digunakan para pelaku.

"Akan coba klarifikasi tentang keberadaan WNA di sini, sudah berapa lama, siapa yang menghubungkan, kita akan cek. Biasa juga ada yang pakai broker untuk mengetahui secara pasti mulai kapan di kompleks perumahan disini," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Leonard M Sinambela di Perumahan Graha Family Blok N1, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (30/7/2017).

Leo sapaan akrabnya, mengaku masih belum mengetahui 4 pemilik rumah yang digunakan para pelaku kejahatan siber internasional itu.

"Kita juga belum tahu karena dari pengamanan disini tidak tahu siapa pemiliknya kita akan cek ke pengembang, siapa penghubungnya bisa juga pakai broker," tambah dia.

Selain dua warga Indonesia yang akan diperiksa lebih lanjut, Leo juga akan memeriksa petugas keamanan perumahan. Ia juga menyayangkan petugas keamanan perumahan yang tidak menerapkan sistem tamu 24 jam wajib lapor.

"Sewa menyewa tidak tahu, sudah sewa tapi masuk, ada berapa orang di dalam mereka (satpam) juga tidak tahu. Kalau warga baru harusnya ditanya dan tegakkan sistem 24 wajib lapor agar diketahui pengurus lingkungan," sesal Leo.

Satgas Khusus Mabes Polri bersama kepolisian China juga mengrebek 4 rumah berbeda dalam satu komplek Perumahan Graha Family masing masing di blok N1, E58 E68, M21 sekitar pukul 17.00 Wib.

93 pelaku yang diamankan terdiri 26 perempuan sisanya laki laki. Mereka berasal dari 33 orang asal China, 1 Malaysia dan sisanya dari Taiwan serta 2 warga Indonesia.

sumber
 
kalau cuma ingin menipu online, kenapa harus ke Indonesia ya, apa tidak bisa dari negara asalnya saja

bermodal kartu operator indonesia yang bisa dinegaranya & rek bank Indonesia
mungkin loh, hehe
 
kalau cuma ingin menipu online, kenapa harus ke Indonesia ya, apa tidak bisa dari negara asalnya saja

bermodal kartu operator indonesia yang bisa dinegaranya & rek bank Indonesia
mungkin loh, hehe

selain di surabaya juga ada penangkapan di Bali dan jakarta. Kelompok yang sama.
Di indonesia era Jokowi warga negara china sangat leluasa masuk indonesia dgn menggunakan visa turis atau secara ilegal. Mereka aman melakukan aktifitas kejahatan mereka. Terungkapnya kasus penipuan inipun bukan temuan aparat keamanan semata tapi hasil laporan keamanan dari china.
 
Begini Cara WNA Penipu Berpura-pura Jadi Jaksa dan Polisi

c39d96d8-145f-45c4-89b5-5a3f4e403dd6_169.jpg

Sebanyak 92 orang WNA China yang diduga terlibat dalam penipuan internasional menjalankan aksinya dengan modus berpura-pura jadi jaksa dan polisi. Sebelum beraksi, para pelaku lebih dulu mendata pejabat-pejabat di China yang terjerat masalah hukum untuk dijadikan korban.

"Ini kan modusnya sama, ya. Jadi tahapan pertama adalah pelaku ini dari Tiongkok. Kemudian korbannya dari Tiongkok, kemudian dia mendata pejabat-pejabat Tiongkok yang terjerat masalah hukum dan menyampaikan bahwa korban ada masalah. Dia juga mengaku sebagai jaksa dan polisi," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Jalan Lontar No 27, Koja, Jakarta Utara, Senin (31/7/2017).

Para WNA ini kemudian menawarkan jasa penyelesaian kasus pejabat tersebut dengan meminta imbalan uang. Polisi hingga saat ini masih mencari broker dari WNA penipu tersebut.

"Dia menawarkan (permintaan) sejumlah uang dan selesai kasus ini. Para pelaku sudah kami kumpulkan, namun tak ada paspornya. Kan biasanya paspor itu melekat ya di dirinya. Hanya KTP dari Tiongkok sana. Kami cari brokernya," katanya.

Polisi mengimbau masyarakat mengecek setiap pendatang yang menyewa rumah untuk mencegah kasus serupa. Pemilik rumah sewa diimbau selalu mengecek kegiatan yang dilakukan para penyewa rumah.

"Ya, tentunya kan semua ini mengontrak satu rumah yang besar agar pelaku leluasa beraktivitas. Jadi seandainya warga menerima ada yang mau ngontrak lebih dari 10 orang, agar dicek dulu. Kegiatannya apa dicek kembali selama sebulan atau dua bulan. Apa sih yang dilakukan pengontrak saya. Kalau ada kecurigaan, bisa disampaikan ke polisi seperti polsek dan Bhabinkamtibmas," pungkasnya.

sumber
 
harus diperketat lagi ini masalah visa di indonesia, harusnya kalau visa wisata itu kan ada waktu nya, harusnya kalau waktu sudah habis dalam setiap visa yang ada, segera muncul notif di kantor imigrasi ,, sehingga bisa segera melakukan pelacakan dan penindakan terhadap visa visa yang disalahgunakan, kita kan lemahnya tidak bisa menindak visa visa yang sudah habis batas,,
 
yang saya heran koq bisa ya tanpa passport bisa masuk ke Indonesia, mereka masuk darimana? Koq masuk ramai2 Rt / Rw nya tidak curiga ya?

seperti diatas yang aku udah bahas. Selama kepemimpinan Jokowi, warga china mudah sekali masuk indonesia bahkan yang tanpa dokumen. Intelejen kurang optimal mengawasi. Beda saat era SBY, mungkin karena berlatar belakang militer jadi hal2 yang bekaitan dgn intelejen sangat apik koordinasinya
 
Back
Top