PRIDE (The seven deadly sins)

gracedepth

New member
http://www.gracedepth.com/pride-the-seven-deadly-sins/

Add line atau instagram kami untuk mendapatkan notifikasi update renungan terbaru dari website kami.
Official Line: @pkx3578b
Instagram: @gracedepth
Instagram penulis: @revyhalim

Semoga renungan-renungan kami bisa menjadi berkat.God Bless! :D


Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah. Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Lukas 14:7-11).
Tuhan mengajarkan kita untuk tidak meninggikan diri, dengan kata lain untuk tidak sombong. Jujur saja, kita semua ingin dilihat hebat oleh orang-orang di sekitar kita. Jika kita seorang pemain basket, kita ingin terkenal sebagai orang yang jago bermain basket. Jika kita seorang dancer, kita ingin terkenal sebagai orang yang jago dance. Jika kita seorang penyanyi, kita ingin terkenal sebagai orang yang jago nyanyi.
Tapi saran saya, janganlah menyombongkan diri dan mengatakan, “Lu tau ga, gw itu jago banget main basketnya.” Saya bisa jamin, jika ternyata kamu tidak jago-jago amat, orang-orang akan mengata-ngataimu di belakang, “Ini orang banyak omong doang. Dia dibanding si Stephen juga ga ada apa-apa nya.” Biarlah aksimu yang mendeskripsikan dirimu. Jika kamu jago main basket, diam-diam saja dan bermainlah basket—biarlah mulut orang lain yang bersaksi tentangmu dan bukan mulutmu sendiri.
Saran saya yang kedua, ingatlah bahwa akan selalu ada yang lebih hebat darimu. Janganlah hidup melihat dan meremehkan yang di bawah, teruslah melihat dan coba raih yang di atas. Jika kamu terlalu fokus meremehkan yang di bawah dan membanggakan dirimu sendiri, kamu tidak akan memiliki waktu untuk berkembang.
Bahkan, jangan pernah menganggap ada orang yang di bawahmu. Lihatlah satu sama lain sebagai setara, kita semua sama, kita semua hanyalah manusia yang berdosa yang membutuhkan kasih dari Tuhan sang penyelamat. Sesugguhnya, akan selalu ada hal-hal baru yang kamu dapat pelajari dari orang yang mungkin berada di “bawah” mu. Seorang bos yang sombong dan bodoh akan menolak belajar hal-hal baru dari karyawannya; tetapi bos yang rendah hati dan sukses dapat belajar banyak dari karyawan-karyawannya.
Saran saya yang ketiga, ingatlah bahwa Tuhan tidak menyukai sifat sombong, dan dia dapat melihat motif di dalam hatimu. Janganlah berlagak rendah hati supaya orang-orang memujimu akan kerendahan hatimu—itu juga adalah bentuk kesombongan. Tuhan mengetahui jika kamu mencoba untuk rendah hati karena kamu ingin mendapatkan pujian dari orang lain. Berdoalah ke Tuhan untuk memberikanmu kerendahan hati yang sesungguhnya di dalam hatimu. Ingatlah bahwa semua yang kamu miliki berasal dari Tuhan, bukan karena kehebatanmu sendiri.
Alkitab mengatakan kepada kita untuk hidup sepereti cara Yesus hidup. “Whoever claims to live in Him must live as Jesus did” (1 John 2:6). Dan bagaimana cara Yesus hidup? Alkitab mengatakan:
“You must have the same attitude that Christ Jesus had. Though He was God, He did not think of equality with God as something to cling to. Instead, He gave up His divine privileges; He took the humble position of a slave and was born as a human being” (Philippians 2:5-7).
Engkau akan sangat kesulitan untuk menemukan ayat di Alkitab yang mengatakan bahwa kita adalah seorang yang hebat, tetapi kamu akan menemukan banyak ayat di Alkitab yang mengatakan bahwa kita adalah seorang hamba (a servant). Alkitab mengajarkan kita untuk rendah hati dan melayani satu sama lain, bukan hidup untuk dilayani di dalam kesombongan. Tuhan kita saja hidup dengan begitu rendah hati, marilah kita juga mencontoh Tuhan kita dan memulai hidup yang rendah hati dan melayani sesama.
 
Back
Top