Kita tanah liatnya, Tuhan tukang periuknya

gracedepth

New member
http://www.gracedepth.com/kita-tanah-liatnya-tuhan-tukang-periuknya/

Add line atau instagram kami untuk mendapatkan notifikasi update renungan terbaru dari website kami.
Official Line: @pkx3578b
Instagram: @gracedepth
Instagram penulis: @revyhalim

Semoga renungan-renungan kami bisa menjadi berkat.God Bless! :D


“Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: “Mengapakah engkau membentuk aku demikian?” Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?” (Roma 9:20-21).

Jujur saja, ada waktu dimana saya menjadi besar kepala karena saya telah belajar banyak tentang Firman Tuhan. Ada waktu dimana saya berpikir saya lebih berpengetahuan dibandingkan orang lain. Namun, Roma 9 mengingatkan saya untuk tetap rendah hati. Tuhan memperumpamakan manusia sebagai tanah liat—itu berarti saya adalah sebuah tanah liat yang mencoba untuk menjelaskan kepada tanah liat lainnya seperti apa tukang periuk yang menciptakan kita semua. Bukankah sangat bodoh jika ada sebuah tanah liat yang berpikir bahwa dia adalah seorang ahli tentang tukang priuk yang menciptakannya? Bukankah sangatlah bodoh jika seseorang berpikir bahwa dia adalah seorang ahli tentang Tuhan?

“Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati” (Mazmur 25:9).

Satu-satunya cara agar kita dapat mengenal kehendak-Nya adalah jika Dia yang menyatakannya kepada kita, bukan karena kepintaran kita. Maka itu saya terus berdoa kepada Tuhan untuk mengajarkan saya untuk rendah hati, karena Alkitab mengatakan bahwa Dia akan menunjukkan jalan-Nya hanya kepada mereka yang rendah hati dan mau diajar oleh-Nya.

Kita sering mendengar orang-orang mengatakan bahwa Tuhan tidaklah masuk akal. Bagaimana mungkin seorang Tuhan yang baik membinasakan ciptaan-Nya dengan air bah?

Bagaimana mungkin seorang Tuhan yang adil membinasakan semua anak sulung di Mesir?

Bagaimana mungkin seorang Tuhan yang maha pengasih menghukum para manusia ke neraka?

Apakah pernah terlintas di pikiran kalian, “Mungkinkah deskripsi keadilan yang Tuhan kita miliki, melebihi deskripsi keadilan yang kita miliki? Mungkin Tuhan mengetahui dan mengerti hal-hal yang tidak kita ketahui dan tidak dapat kita mengerti?”

Jika kita berpikir: “Tuhan seharusnya tidak akan melakukan ini dan itu, karena saya tidak mungkin melakukan ini dan itu.” Itu berarti kita berpikir bahwa kita lebih pintar dari Tuhan, dan jalan kita lebih benar dari jalannya. Saya yakin setiap manusia pasti pernah salah jalan ketika menyetir, dan setiap manusia pasti ada kalanya tidak dapat mengerti sebuah buku yang sedang ia baca. Apakah mungkin manusia yang dapat salah mengambil jalan dan manusia yang tidak mampu mengerti sebuah buku yang dibacanya, merasa lebih hebat dalam mengambil keputusan dan lebih pintar dari pemikiran Tuhan? Apakah masuk akal jika manusia yang seperti itu dapat melebihi kepintaran dan pengertian Tuhan yang telah menciptakan manusia itu sendiri?

“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu” (Yesaya 55:8-90).

Sejujurnya, menurut saya sangatlah masuk akal ketika seorang pencipta menghukum dan membinasakan ciptaannya yang tidak mau melakukan keinginannya. Bukankah menurut kalian itu juga sangatlah masuk akal?

Yang sampai sekarang tidak dapat saya mengerti adalah sebuah kisah dimana sang pencipta menyelamatkan ciptaannya yang telah memberontak kepadanya. Bukankah itu baru yang dinamakan tidak masuk akal?

Tetapi Alkitab mengatakan bahwa Tuhan Yesus turun ke dunia untuk menyelamatkan ciptaan-ciptaanNya yang jahat itu, dan yang mendorongNya melakukan itu semua adalah karena kasih-Nya kepada ciptaan-ciptaanNya.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).

“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8).

Mungkin maka itu orang-orang seringkali mengatakan, “kasih dapat membuat seseorang melakukan hal-hal yang gila dan bodoh.” Memang benar, kasih membuat orang-orang melakukan hal-hal yang tidak masuk akal. Tuhan kita lah kapten dari ketidak masuk akalan itu, karena Tuhan adalah KASIH. Saya bersyukur karena saya memiliki Tuhan yang tidak masuk akal—Dia telah menyelamatkan saya dengan kasih yang begitu besar yang tidak akan pernah dapat saya mengerti.

Jadi maukah kamu hari ini memberikan dirimu untuk dibentuk oleh kasih yang tidak masuk akal tersebut? Maukah kamu dibentuk oleh sang tukang periuk yang baik?
 
Back
Top