Ketika Tuhan menutup rahim-ku (Berkat yang terselubung)

gracedepth

New member
http://www.gracedepth.com/ketika-tuhan-menutup-rahim-ku-berkat-yang-terselubung/

Add line atau instagram kami untuk mendapatkan notifikasi update renungan terbaru dari website kami.
Official Line: @pkx3578b
Instagram: @gracedepth
Instagram penulis: @revyhalim

Semoga renungan-renungan kami bisa menjadi berkat.God Bless! :D


Namaku Josephine…

Sejak remaja, aku sangat menyukai bermain dengan anak-anak. Maka itu pada saat aku duduk di bangku SMA, aku memutuskan untuk menjadi seorang guru sekolah Minggu. Rasa cinta-ku kepada anak-anak memberikan sebuah impian ke dalam hidupku—Aku ingin menjadi seorang ibu.

Pada saat aku berumur 22 tahun, aku menikah dengan seorang laki-laki yang sangat baik, ia bernama Brad. Aku sudah sangat tidak sabar untuk mendapatkan anak-ku yang pertama dan memulai hidupku menjadi seorang ibu. Namun, beberapa bulan setelah pernikahan kami, perutku merasakan sebuah sakit yang sangat luar biasa. Dokter mengatakan bahwa aku terkena sebuah penyakit yang cukup berbahaya, sehingga dia harus segera melakukan sebuah operasi. Singkat cerita setelah operasi selesai dan aku tersadar, dokter mengatakan kepadaku bahwa operasinya sukses. Namun, perkataannya yang selanjutnya menghancurkan duniaku. Operasi yang baru saja dilakukan membuatku tidak mampu memiliki seorang anak.

Satu-satunya impian di dalam hidupku telah hancur. Aku mengalami sakit hati yang sangat dalam; aku menangis hingga aku tidak dapat meneteskan air mata lagi. Aku berpikir, “Apakah mungkin Tuhan tidak menyukaiku? Apakah aku pernah melakukan sesuatu yang begitu buruk sehingga dia menghukumku dengan malapetaka ini?”



Beberapa bulan setelah ini semua terjadi, aku mendapatkan sebuah mimpi dimana Tuhan mengatakan bahwa Ia ingin aku menjadi seorang ibu. Aku berpikir, “Aku tidak mungkin menjadi seorang ibu, aku sudah tidak dapat melahirkan.” Lalu aku tersadar, aku dapat memiliki seorang anak melalui adopsi.

Akhirnya aku dan suamiku mencari sebuah agen untuk mengadopsi anak-anak yang telah ditinggal oleh orang tua-nya. Kami memilih seorang bayi mungil 4 bulan, dan kami memberinya nama Ken. Ketika aku menggendong bayi itu, aku langsung jatuh cinta kepadanya. Mungkin aku tidak akan pernah merasakan rasanya memiliki seorang bayi di dalam perutku, tetapi aku dapat merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta ketika pertama kali menggendong anak sendiri.

Beberapa tahun sudah berlalu, kini aku dan suami-ku telah mengadopsi dua anak lain-nya, Jennifer dan Erick. Tuhan mungkin tidak memberikan aku anak kandung, tetapi Tuhan tetap mengabulkan impianku untuk menjadi seorang ibu. Bahkan lebih baik dari yang aku harapkan, karena dia menjadikanku seorang ibu dari anak-anak yang kehilangan seorang ibu.

“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya 55:8-9)
 
Back
Top