Tahukah Anda Hal yang Dapat Menyebabkan Kehamilan Anda Berisiko Tinggi

SimplyLand

New member
Setiap calon ibu menginginkan agar kehamilannya berjalan lancar. Tapi jika dokter mengatakan bahwa kehamilan Bunda termasuk berisiko tinggi, itu berarti Bunda memerlukan perawatan ekstra selama kehamilan sampai saat tibanya melahirkan. Apa itu kehamilan risiko tinggi, dan apa bahayanya bagi kesehatan ibu dan janin?

NXZZAfYmtM.jpg


Apa itu kehamilan risiko tinggi?

Kehamilan risiko tinggi adalah suatu kondisi kehamilan yang dapat mengancam kesehatan dan keselamatan ibu dan janin. Kondisi ini dapat disebabkan karena komplikasi saat kehamilan, namun dapat juga disebabkan oleh suatu kondisi medis yang sudah ibu miliki sejak sebelum hamil. Ibu hamil yang mengalami kondisi ini harus rajin memeriksakan diri dan membutuhkan pengawasan dan perawatan ekstra dari dokter.

Kehamilan risiko tinggi paling rentan dialami oleh ibu yang pernah memiliki masalah pada kehamilan sebelumnya, misalnya melahirkan secara prematur. Bukan berarti apabila Bunda pernah melahirkan prematur dulu, kehamilan yang sekarang otomatis juga akan prematur. Hanya saja, risikonya mungkin dapat muncul dengan perwujudan yang berbeda.

Usia Bunda juga dapat memengaruhi seberapa besar kemungkinan Bunda memiliki kehamilan berisiko tinggi. Bila Bunda hamil di atas usia 35 tahun atau justru lebih muda, misalnya pada saat remaja, risiko Bunda untuk mengalami masalah kesehatan pun meningkat.

Apa penyebab kehamilan risiko tinggi?

Ada beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan Bunda memiliki kehamilan risiko tinggi. Kondisi medis ini dapat terjadi saat saat kehamilan atau sebelum kehamilan. Bila memang Bunda sudah memiliki kondis medis tertentu, segera temui dokter jika Bunda dan pasangan ingin memulai program hamil. Berikut beberapa kondisi kesehatan yang dapat menjadi penyebab kehamilan risiko tinggi.

1. Penyakit ibu

Gangguan darah. Bila Bunda memiliki kelainan darah, seperti penyakit sel sabit atau thalassemia, kehamilan justru dapat memperburuk kondisi Bunda. Gangguan darah juga dapat meningkatkan risiko bayi selama kehamilan atau pun setelah melahirkan untuk mengalami hal yang sama dengan Bunda.

Penyakit ginjal kronis. Pada umumnya kehamilan itu sendiri dapat memberi tekanan besar pada ginjal Bunda. Namun kondisi ini dapat meningkatkan risiko keguguran karena menyebabkan tekanan darah tinggi dan preeklampsia, sehingga kemungkinan Bunda untuk melahirkan bayi lebih awal semakin besar.

Depresi. Depresi yang tidak diobati atau beberapa obat yang digunakan untuk mengobati depresi memiliki risiko pada kesehatan dan keselamatan bayi Bunda. Bila Bunda memang sedang mengonsumsi antidepresan dan baru tahu Bunda hamil, jangan menghentikannya secara tiba-tiba, segera konsultasikan hal ini pada dokter.

Tekanan darah tinggi. Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan janin Bunda tumbuh lambat dan meningkatkan risiko Bunda untuk melahirkan prematur. Komplikasi lain yang terkait dengan tekanan darah tinggi adalah preeklampsia dan abrupsio plasenta, suatu kondisi serius di mana plasenta terpisah sebagian dari rahim sebelum bayi lahir.

HIV atau AIDS. Bila Bunda memiliki HIV atau AIDS, bayi Bunda kemungkinan besar dapat terinfeksi sebelum kelahiran, saat persalinan, atau saat Bunda menyusui. Namun, pengobatan dapat mengurangi risiko ini.

Lupus. Lupus dan penyakit autoimun lainnya dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, preeklampsia, dan bayi berat lahir sangat rendah. Kehamilan juga dapat memperparah kondisi ini.

Kegemukan. Memiliki indeks massa tubuh berlebihan sebelum kehamilan membuat Bunda berisiko lebih besar untuk terkena diabetes gestasional, diabetes tipe 2, dan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Saat melahirkan, Bunda mungkin hanya dapat menjalani persalinan sesar.

Penyakit tiroid. Gangguan tiroid baik hipotiroidisme maupun hipertiroidisme dapat meningkatkan masalah keguguran, preeklampsia, berat badan lahir rendah, dan melahirkan prematur.

Diabetes. Diabetes yang tidak dikendalikan dapat meningkatkan risiko cacat lahir, tekanan darah tinggi, melahirkan bayi prematur, dan bayi juga berisiko lahir dengan berat berlebih (makrosomia). Hal ini juga dapat meningkatkan risiko masalah pernapasan, kadar glukosa rendah, dan ikterus.

2. Gaya hidup penyebab kehamilan risiko tinggi

Kehamilan risiko tinggi tidak hanya disebabkan oleh penyakit yang dimiliki ibu sebelum kehamilan, tapi juga dapat disebabkan karena gaya hidup tidak sehat seperti mengonsumsi minuman beralkohol, merokok, dan penyalahgunaan obat. Hal-hal ini dapat meningkatkan risiko bayi lahir mati, prematur, berat badan lahir rendah, dan cacat lahir.

3. Komplikasi kehamilan

Ibu yang dinyatakan sehat sebelum hamil (tanpa kondisi medis yang mendasarinya) juga berisiko memiliki kehamilan risiko tinggi. Masalah kehamilan yang dapat terjadi dan meningkatkan risiko kehamilan Bunda adalah sebagai berikut:

Cacat lahir. Cacat lahir sebenarnya dapat dideteksi melalui USG atau pengujian genetik sebelum kelahiran. Bila cacat lahir pada janin sudah didiagnosis, maka Bunda harus mendapatkan perhatian dan perawatan ekstra dari para tenaga medis.

Diabetes gestasional. Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi selama kehamilan. Diabetes gestasional yang tidak segera mendapatkan penanganan membuat Bunda memiliki risiko melahirkan prematur, tekanan darah tinggi, dan preeklampsia. Konsultasikan dengan dokter untuk penanganannya lebih lanjut.

Perkembangan janin lambat. Perkembangan janin biasanya akan selalu masuk ke dalam pemeriksaan penting setiap kali Bunda berkunjung ke dokter kandungan. Dalam beberapa kasus, jika janin tidak berkembang sebagaimana mestinya, Bunda memerlukan pengawasan ekstra dari tenaga medis hal ini meningkatkan kehamilan risiko tinggi dengan melahirkan secara prematur.

Hamil kembar. Kehamilan kembar termasuk berisiko tinggi karena dapat meningkatkan risiko Bunda untuk melahirkan secara prematur. Kehamilan kembar juga sangat memengaruhi kondisi fisik Bunda.

Preeklampsia. Kondisi serius ini biasa terjadi saat kehamilan trimester kedua, Bunda akan mengalami tekanan darah tinggi. Preeklampsia dapat memengaruhi perkembangan janin dan kesehatan Bunda. Gangguan kehamilan ini juga meningkatkan kelahiran prematur.

Apa yang harus dilakukan ketika Bunda memiliki kehamilan risiko tinggi?

1. Periksakan diri secara rutin, terutama di masa-masa awal kehamilan

Minggu-minggu pertama adalah masa penting pertumbuhan awal bayi. Ibu hamil dapat memeriksakan kehamilan mereka untuk mendeteksi dan menangani kemungkinan kelainan pada bayi. Dengan pemeriksaan rutin, dokter juga dapat memberikan penanganan dini jika Bunda berisiko atau terdeteksi mengalami diabetes gestasional dan preeklampsia.

2. Konsumsi vitamin hamil

Mengonsumsi vitamin asam folat setidaknya 400 mikrogram per hari sebelum dan selama 3 bulan pertama kehamilan dapat membantu mencegah cacat tubuh pada bayi, terutama saraf tulang belakang dan otak. Beberapa vitamin pra-kehamilan mengandung 800-1000 mikrogram asam folat yang masih tergolong aman. Namun sebaiknya hindari mengonsumsi lebih dari 1000 mikrogram asam folat.

3. Jaga berat badan agar tetap normal

Kehamilan identik dengan pertambahan berat badan. Tapi usakahan jangan sampai melebihi 11-15 kilogram. Terlalu sedikit berat badan yang bertambah juga termasuk ke dalam kategori kehamilan risiko tinggi karena risiko kelahiran prematurnya tinggi. Sebaliknya, berat badan yang berlebihan selama hamil membuat ibu berisiko mengalami diabetes gestasional dan tekanan darah tinggi. Bunda dapat menjaga berat badan tetap normal dengan cara:

Menerapkan pola makan sehat berimbang. Pilih sayuran dan buah segar, kacang-kacangan, dan daging tanpa lemak. Konsumsi juga makanan sumber kalsium dan asam folat untuk perkembangan bayi. Sebagai panduan, Bunda dapat membaca selengkapnya tentang makanan sehat untuk ibu hamil.
Berolahraga secara teratur. Berolahraga teratur atau bergerak aktif tiap hari dapat meredakan stres dan menguatkan tubuh ibu hamil. Tanyakan mengenai kesehatan dan jenis olahraga yang akan dilakukan kepada dokter jika Bunda mengidap kondisi tertentu, seperti diabetes.

4. Menghentikan kebiasaan yang membahayakan janin

Merokok, mengonsumsi minuman keras, serta terlalu banyak mengonsumsi minuman berkafein dapat meningkatkan risiko kelainan mental dan fisik pada bayi dalam kandungan. Dengan menghindari ketiganya, Bunda dapat memperkecil risiko praeklamsia dan risiko melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah. Kondisi-kondisi ini umum dialami oleh wanita yang melahirkan di atas usia 35 tahun.

5. Deteksi kelainan kromosom pada bayi


Pelajari dan jika perlu ambil tes-tes untuk mendeteksi kemungkinan kelainan kromosom pada bayi dalam kandungan.

Mau tampil cantik saat menyusui. Gamis Menyusui  & Khimar Syar'i dari sofeya solusinya. Oh Iya bund sofeya punya kabar baik untuk bunda sholehah, yaitu promo khimar atau sale price hingga 40 PERSEN Kunjungi : www.sofeya.id

Mau tahu cara pemesanannya secara online silahkan klik Tata Cara Order Di Website

Sofeya Gamis Menyusui / Khimar Syar'i / Gamis Ibu Menyusui / Tahukah Anda Hal yang Dapat Menyebabkan Kehamilan Anda Berisiko Tinggi
 
Back
Top