Bule yang Mobilnya Mogok di Surabaya, Mengaku Jatuh Cinta Pada Sate Ayam

spirit

Mod
6277c08a-d9b3-4df4-87a9-a8501ab78ec8.png

Sambil menunggu mobil listriknya diperbaiki usai mogok akibat banjir di Porong, Wiebe Wakker lakukan banyak hal di Surabaya. Salah satunya, mencicipi kuliner.

Bule dari Belanda ini pun mengaku jatuh cinta dengan cita rasa daging ayam yang dibakar dan dimakan dengan bumbu kacang. "Saya suka sama sate ayam," ujar Wiebe saat dihubungi detikcom di Surabaya, Selasa (6/3/2018).

Wiebe yang telah tiga minggu singgah di Surabaya mengatakan sudah tak lagi asing dengan nasi. Bahkan di setiap dia makan, selalu ada nasi yang dihidangkan.

"Nasi, nasi, nasi, nasi, nasi, nasi, hanya nasi. Kadang ini terlalu banyak haha," kata pria yang telah melakukan perjalanan ke 31 dari 33 negara dengan mobil listrik ini.

7_2.jpg

Namun, Wiebe juga mensyukuri keramahan dan kekeluargaan yang ia temui dari masyarakat Surabaya. Bahkan di beberapa restoran, dia pun dibebaskan untuk makan apa saja dan kapan saja selama dia mau.

"Saya sangat beruntung manajer dari Ayam Bakar Primarasa mengizinkanku untuk makan apa saja dan kapan saja," kata Wiebe.

Tak hanya itu, selain makanannya yang membuat Wiebe betah, dia juga suka dengan kekeluargaan yang sangat kental di sini. Misalnya ketika mobilnya mogok, tim Mobil Listrik Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, pun dengan sigap membantu memperbaiki mobilnya. Hal ini lah yang membuat Wiebe menyebut tim ini seperti keluarga.

"Orang-orang dari ITS sangat perhatian pada saya. Mereka sudah seperti keluarga," tambah Wiebe.

Selain membantu memperbaiki mobilnya, Wiebe juga sering menghabiskan waktu dengan tim Mobil Listrik ITS. Salah satunya dengan main futsal bersama. "Mereka membantu saya membenarkan mobil, dan mengajak saya bermain futsal bersama," ujar Wiebe.

7_1.jpg

Sementara itu, aksi Wiebe yang berkeliling dunia ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat jika penggunaan mobil listrik lebih ramah lingkungan dan murah. Karena bisa menggunakan solar sel dan tidak menghabiskan energi alam.

Dalam aksinya, Wiebe mengaku tidak membawa uang sepeser pun. Kendati demikian, untuk menyuplai energi mobilnya agar tetap melaju, dia mengkampanyekan program "plugmein".

Dalam program Plug Me In, Wiebe menerima beberapa macam donasi. Ada tiga macam donasi yakni, memberikan energi listrik untuk mobilnya, memberi sumbangan makanan, juga memberi ruang untuk menginap.



sumber
 
Last edited:
Back
Top