Dengan Biodiesel Mesin Lebih Halus Daripada Solar

gupy15

Mod
Dengan Biodiesel Mesin Lebih Halus Daripada Solar


Laporan Wartawan Kompas Andy Riza Hidayat


BANDA ACEH, KOMPAS--Hampir dipastikan, sepanjang 1.000 kilometer perjalanan ekspedisi ujicoba biodiesel getaran mesin berbahan bakar campuran biodiesel lebih halus dipanding bakar solar murni. Hal itu diketahui dari tiga kali uji coba sebanyak di Kabupaten Dairi Sumatera Utara, Aceh Selatan, dan Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam.

?Dalam operasional kendaraan, faktor getaran sangat penting. Adanya getaran berhubungan mempengaruhi tingkat kenyamanan penumpang dalam kendaraan. Idealnya, getaran sebuah kendaraan tidak sampai di ruang penumpang. Meski tetap saja sampai di ruang penumpang, sebisa mungkin getaran kendaraan diminimalisir sekecil mungkin,? kata teknisi dari Auto 2000 PT Astra Internasional Habibullah, Kamis (25/1) pada sesi getaran ketiga di Banda Aceh.

Dalam perjalanan di hari keempat, tim ekspedisi ujicoba bahan bakar biodiesel menguji getaran mesin di dua kendaraan yang memakai bahan bakar berbeda. Selama tiga kali uji getaran mesin, getaran kendaraan berbahan bakar campuran biodiesel lebih kecil dibanding dengan kendaraan berbahan bakar solar.

Hasil Pengujian

Pengujian getaran pertama dilakukan Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara di pada perjalanan 243 km, Senin (22/1). Uji coba kedua dilakukan di Desa Batu Merah, Kecamatan Tapaktuan, Aceh Selatan, NAD, Selasa (23/1) di perjalanan 413 km. Pengujian terakhir dilakukan di Kota Banda Aceh, Kamis (25/1) petang di jarak 932 km.

Pengujian pertama getaran di tutup klep mesin untuk kendaraan berbahan bakar campuran biodiesel 12,84 milimeter (mm) / detik. Di tempat yang sama, getaran kendaraan berbahan bakar solar sebesar 15,39 mm / detik. Getaran di blok mesin untuk kendaraan biodiesel 10,58 mm / detik. Sedangkan kendaraan solar 12,14 mm / detik.

Pada pengujian kedua di Tapaktuan getaran kendaraan biodiesel masih lebih kecil dibanding kendaraan solar. Getaran di tutup klep pada kendaraan biodiesel 10,58 mm / detik. Sementara untuk kendaraan berbahan bakar solar getaran tercatat 12,65 mm/detik. Sedangkan getaran di blok mesin untuk kendaraan biodiesel 10,0 mm / detik, kendaraan solar 10,84 mm/detik.

Uji coba ketiga kali mengukuhkan bahwa kendaraan biodiesel lebih halus dibanding solar. Di blok mesin, getaran kendaraan berbahan bakar biodiesel 11,89 mm / detik. Kendaraan berbahan bakar solar getarannya 14,71 mm / detik. Di tutup klep, getaran kendaraan berbahan bakar biodiesel 9,40 mm / detik, solar 9,55 mm / detik. ?Dengan uji coba ini, kami yakin seterusnya sampai perjalanan terakhir kecenderungannya sama,? kata Habibullah.

Pengemudi kendaraan berbahan bakar biodiesel Sidik Purnomo (34) mengatakan getaran di ruang penumpang tidak banyak yang masuk. Hal itu berbeda dengan saat dia mengemudi kendaraan berbahan bakar solar. Hal yang sama disampaikan Ardi (32) pengemudi yang juga mengikuti ekspedisi. ?Saat awal menghidupkan mesin, kendaraan solar lebih kasar daripada kendaraan biodiesel,? kata Ardi.

Peneliti Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) M Ansori Nasution mengatakan pegujian tetap akan terus dilakukan sampai di tujuan terakhir di Medan. Pengujian getaran idealnya dilakukan setiap 250 km. ?Pengujian pertama dilakukan dengan kelipatan jarak itu, jadi kami ingin melakukannya. Meski kerap kali pengujian tidak dilakukan pada kelipatan 250 karena faktor cuaca,? tutur Ansori.
 
ni riset sudah 10 tahun lewat hasilnya "GAGAL".
bahan dasar mesti tanam, nunggu tumbuh sampai 10 th. hasilnya juga merosot karena peroses transformasi dari minyak nabati ke bio-diesel jadi mahal/liternya.
yg berbahan dasar minyak jarak, juga sawit.
 
Back
Top