gupy15
Mod
Kunci dan Alarm Sidik Jari Untuk Kendaraan
Laporan Wartawan Kompas Kris R Mada
SURABAYA, KOMPAS - Kendaraan bermotor berpengaman ganda tetap rawan dicuri. Karena itu dibutuhkan perangkat pengaman tambahan untuk mengurangi angka kehilangan akibat pencurian. Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus Surabaya Susilo Budi Utomo menuturkan, fakta itu mendorongnya merancang modul kunci dan alarm kendaraan bermotor dengan kunci sidik jari. Modul itu juga dilengkapi dengan pemancar Global Position System (GPS) sehingga posisi motor selalu terpantau.
"Modul ini saya rancang bersama Catur Hermawan sebagai tugas akhir bersama. Catur membuat perangkat keras dan saya merangcang program," ujarnya di Surabaya, Kamis (18/1).
Kendaraan yang dipasang modul itu tidak membutuhkan kunci mekanis lagi bila ingin menyalakan mesin. Fungsi kunci pada modul itu diaktifkan dengan sidik jari pengguna. "Daftar pengguna bisa dimasukkan melalui komputer. Alat ini bisa merekam sidik jari 1.000 pengguna. Masing-masing pengguna bisa memasukkan 10 sidik jari," ujarnya.
Jika ada pengguna tidak terdaftar ingin mengaktifkan mesin kendaraan, maka modul akan mengaktifkan mode alarm. Mode itu akan aktif setelah pengguna memindai sidik jari yang belum terdaftar sebanyak tiga kali. Selain mengaktifkan mode alarm, pemancar GPS pada motor akan mengirimkan perangkat penerima koordinat GPS.
"Jika mode kunci bisa dilumpuhkan, pemancar GPS dirancang untuk mengirimkan koordinat terakhir posisi motor setiap satu menit. Dengan demikian posisi motor bisa selalu terlacak," ujarnya.
Catur menuturkan, sementara ini pengiriman koordinat itu menggunakan gelombang GSM. Gelombang itu dipilih karena cakupannya luas. "Memang bisa memanfaatkan gelombang radio dan gratis. Tetapi, cakupan gelombang radio terbatas dan rawan tercampur dengan frekuensi pemancar lain," ujarnya.
Koordinat dari pemancar GPS dikirim dalam bentuk pesan singkat. Karena itu dibutuhkan dua telepon seluler GSM. Satu dihubungkan dengan modul. Satu lagi dihubungkan dengan komputer server. Komputer akan mengolah koordinat dan menunjukkan titik itu pada peta digital. "Bisa juga tidak menggunakan komputer. Telepon penerima hanya akan menerima SMS berisi koordinat posisi terakhir motor," ujarnya.
Pemegang telepon penerima juga bisa meminta koordinat terakhir dengan mengirimkan pesan singkat berisi tulisan GPS. Telepon yang terhubung dengan pemancar GPS akan otomatis membalas dengan pesan berisi posisi koordinat terakhir. "Telepon di GPS dirancang hanya bisa menerima pesan bertulis GPS dan hanya dari satu nomor yang telah terdaftar," ujarnya.
Diakui, saat ini masih sulit digunakan karena belum tersedia peta digital yang rinci untuk seluruh wilayah Indonesia. Padahal, koordinat GPS bisa didapat secara gratis melalui berbagai satelit. "Selain itu, modul ini belum bisa dikemas lebih ringkas karena waktu kami terbatas. Kalau dijual juga masih cukup mahal karena harga komponen mencapai Rp 2 juta," tuturnya.
Laporan Wartawan Kompas Kris R Mada
SURABAYA, KOMPAS - Kendaraan bermotor berpengaman ganda tetap rawan dicuri. Karena itu dibutuhkan perangkat pengaman tambahan untuk mengurangi angka kehilangan akibat pencurian. Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus Surabaya Susilo Budi Utomo menuturkan, fakta itu mendorongnya merancang modul kunci dan alarm kendaraan bermotor dengan kunci sidik jari. Modul itu juga dilengkapi dengan pemancar Global Position System (GPS) sehingga posisi motor selalu terpantau.
"Modul ini saya rancang bersama Catur Hermawan sebagai tugas akhir bersama. Catur membuat perangkat keras dan saya merangcang program," ujarnya di Surabaya, Kamis (18/1).
Kendaraan yang dipasang modul itu tidak membutuhkan kunci mekanis lagi bila ingin menyalakan mesin. Fungsi kunci pada modul itu diaktifkan dengan sidik jari pengguna. "Daftar pengguna bisa dimasukkan melalui komputer. Alat ini bisa merekam sidik jari 1.000 pengguna. Masing-masing pengguna bisa memasukkan 10 sidik jari," ujarnya.
Jika ada pengguna tidak terdaftar ingin mengaktifkan mesin kendaraan, maka modul akan mengaktifkan mode alarm. Mode itu akan aktif setelah pengguna memindai sidik jari yang belum terdaftar sebanyak tiga kali. Selain mengaktifkan mode alarm, pemancar GPS pada motor akan mengirimkan perangkat penerima koordinat GPS.
"Jika mode kunci bisa dilumpuhkan, pemancar GPS dirancang untuk mengirimkan koordinat terakhir posisi motor setiap satu menit. Dengan demikian posisi motor bisa selalu terlacak," ujarnya.
Catur menuturkan, sementara ini pengiriman koordinat itu menggunakan gelombang GSM. Gelombang itu dipilih karena cakupannya luas. "Memang bisa memanfaatkan gelombang radio dan gratis. Tetapi, cakupan gelombang radio terbatas dan rawan tercampur dengan frekuensi pemancar lain," ujarnya.
Koordinat dari pemancar GPS dikirim dalam bentuk pesan singkat. Karena itu dibutuhkan dua telepon seluler GSM. Satu dihubungkan dengan modul. Satu lagi dihubungkan dengan komputer server. Komputer akan mengolah koordinat dan menunjukkan titik itu pada peta digital. "Bisa juga tidak menggunakan komputer. Telepon penerima hanya akan menerima SMS berisi koordinat posisi terakhir motor," ujarnya.
Pemegang telepon penerima juga bisa meminta koordinat terakhir dengan mengirimkan pesan singkat berisi tulisan GPS. Telepon yang terhubung dengan pemancar GPS akan otomatis membalas dengan pesan berisi posisi koordinat terakhir. "Telepon di GPS dirancang hanya bisa menerima pesan bertulis GPS dan hanya dari satu nomor yang telah terdaftar," ujarnya.
Diakui, saat ini masih sulit digunakan karena belum tersedia peta digital yang rinci untuk seluruh wilayah Indonesia. Padahal, koordinat GPS bisa didapat secara gratis melalui berbagai satelit. "Selain itu, modul ini belum bisa dikemas lebih ringkas karena waktu kami terbatas. Kalau dijual juga masih cukup mahal karena harga komponen mencapai Rp 2 juta," tuturnya.