Ketika orang dewasa tidak mempunyai imajinasi

wnks

New member
Saya copy paste ya dari jawapos.co.id

sumber:http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=341510




Rabu, 14 Mei 2008,
Selebaran Bocah Bintang Berusia 13 Tahun yang Berujung Laporan Pidana


Iseng Bikin Tertawa, Malah Bikin Murka Pengelola Sekolah
Hanya karena terlalu kreatif dan kerap berimajinasi saat menulis, seorang bocah 13 tahun yang duduk di kelas dua madrasah tsanawiyah (SMP) kini jadi tersangka. Kasus "jurnalis cilik" yang aktif bikin buletin ini sedang ditangani Polres Malang, Jawa Timur.

MARDI SAMPURNO, Malang

BINTANG sekilas seperti anak-anak pada umumnya. Status tersangka tak membuat dirinya murung. Dia terlihat ceria dan gemar berceloteh tentang apa saja yang diamati.

"Wah, masuk koran. Bisa terkenal dong," ujarnya sambil mengulurkan tangan kepada Radar Malang (Grup Jawa Pos) di rumahnya, Kompleks Perum Persada Bhayangkara, Singosari, Malang, Minggu (11/5) lalu.

Khoirul Abadi, 44, ayah Bintang, yang ikut mendampingi langsung merespons sikap anaknya. "Katanya ingin jadi wartawan. Nah ini ada orangnya," kata bapak tiga anak yang sehari-hari menjadi dosen di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.

Menurut Khoirul, anak pertamanya itu memang bercita-cita menjadi wartawan. Tak heran jika selama ini banyak karya tulis asal-asalan yang berbau karya jurnalistik.

Lihat saja buletin mini karyanya yang diberi nama Korap Cak! yang merupakan singkatan Korane Wong Sarap (Korannya Orang Gila, Cak). "Entah apa maksudnya. Yang jelas, itu sekadar ungkapan tanpa makna yang menunjukkan kreativitasnya," ujar Khoirul.

Buletin ini sudah dibuat dua edisi. Isinya kumpulan esai dan tempelan guntingan gambar foto yang diambil dari koran atau majalah. Buletin tersebut dibikin bocah yang hobi main sepak bola itu dari kertas sisa milik ayahnya yang tak terpakai.

Dari buletin itu, terlihat Bintang memang superkreatif dan lucu. Halaman depan salah satu buletin menampilkan guntingan foto pejabat sedang berceramah di depan warga. Pada teks foto diberi tulisan HANYA BENGONG: Pakde Yit ngapusi wong-wong. Sedangkan judul berita tersebut adalah Pakde Ngapusi? Inti beritanya, Pakde Yit sedang berpidato di depan warga dan para perangkat desa, karena sebentar lagi mereka bakal mendapat bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah. Namun, saat itu warga sedang membutuhkan fasilitas mandi cuci kakus (MCK). Karena tak sesuai keinginan warga, Bintang menilai Pakde Yit ngapusi (membohongi, Red) warga.

Di buletin itu juga tak lupa dicantumkan acara stasiun televisi yang diberi nama "Duren TV". Acara favorit pukul 04.00-05.00 adalah kejatuhan durian (ketiban duren). Lalu, pukul 05.00-06.00 dilanjutkan acara makan durian.

Hal serupa ditunjukkan di rubrik olahraga. Dia memasang gambar mobil balap F-1 yang dikendarai Felipe Massa. Dalam gambar itu Felipe Massa membuka sedikit helmnya. Dari gambar itu, teks foto berbunyi mobil Felipe sedang mogok dan pengemudinya mencoba menyembuyikan rasa malu dengan membuka sedikit kaca helmnya.

Dalam isi beritanya, pengemar busana T-shirt itu melakukan wawancara imajiner dengan pembalap asal Brazil tersebut di Australia. Salah satu kutipannya "My car is very bad!" ungkap Felipe, saat ditemui tim Korap Cak di Australia.

Buletin itu juga dibumbui iklan versinya, baik iklan lowongan maupun iklan jasa. Bahkan, dia membuat 10 peribahasa yang dipelesetkan.

Contohnya: Air susu dibalas dengan airmail = Kebaikan sesorang dibalas dengan surat; Ma?lu bertanya ma?gue yang jawab = Ibumu tanya, ibuku menjawab; Nasir sudah menjadi tukang bubur = Nasir sudah dapat kerja; dan serigala berbulu ayam = Serigala terkena kutukan.

Karena kreativitasnya itu, Bintang yang kini kelas II Madrasah Tsanawiyah (MTs) 1 Malang didapuk menjadi pengurus majalah sekolah. "Saya sudah mengisi satu kali tulisan tentang tokoh-tokoh wanita penting di Indonesia. Sedianya bulan depan baru terbit," kata Bintang. Bahkan, karena kepiawaiannya itu pula, dia kerap meraih peringkat 10 besar di kelasnya.

Disinggung tentang ulah usilnya menulis dua selebaran dari kertas kalender yang ditempel di gerbang sekolah Bani Hasyim (lokasinya berdekatan dengan rumahnya di Perum Persada Bhayangkara, Singosari) yang membuat dia jadi tersangka, Bintang mengaku menyesal. "Saya harus banyak mengendalikan diri saya. Saya salah dan minta maaf kepada Pak Aji (Aji Dedi Mulawarman, pengelola sekolah Bani Hasyim)," katanya.

Isi selebaran usilnya adalah pengumuman bahwa gedung sekolah itu dijual. Lalu, di selebaran lain ditulis "Dicari" yang diikuti nama anak Aji Dedi Mulawarman.

Menurut dia, saat membuat selebaran pada siang 24 Februari lalu itu tak ada sedikit pun niat untuk mengejek atau mempermalukan sekolah. Dengan tulisan itu, dia berharap bisa membuat teman-temannya tertawa. "Saya hanya ingin dua teman saya (diajak saat menempelkan selebaran) tersenyum melihat tulisan itu," katanya.

Meski sudah menjadi tersangka, Bintang mengaku tak bersedih. Kata dia, kedua orang tua dan teman-teman sekelasnya membesarkan hatinya kalau sekarang sedang diuji. "Saya harus lulus menghadapi ujian ini," katanya lirih.

Ada satu hal yang ditakutkan jika kelak dia menghadapi persidangan. Dia mengaku grogi saat duduk di kursi pesakitan sebagai terdakwa. "Yang pasti rasanya berbeda ketika duduk di bangku sekolah atau bangku di rumah. Katanya kursinya jika diduduki rasanya panas," katanya.

Sang ayah, Khoirul, mengakui bahwa anak pertamanya itu memang terlihat berbeda dengan beberapa teman sepermainannya. Sejak duduk di bangku madrasah (SD), dia sangat kritis. "Dia selalu bertanya tentang apa yang dilihat," jelasnya.

Jika tak puas, dia mencoba membuktikannya sendiri. "Pokoknya mirip wartawan, banyak tanya dan selalu ngeyel untuk mempertahankan argumennya. Karena itu, kami sempat kewalahan mengarahkannya," kata Khoirul.

Bocah yang gemar membaca novel ini selalu meluangkan sebagian waktunya untuk membuka internet. "Kemungkinan dari situlah dia banyak tahu tentang informasi terkini. Termasuk kemampuan berimprovisasi yang membuat dia jauh dari anak-anak seusianya," tambahnya.

Khoirul menyadari peristiwa yang menimpa anaknya kali ini cukup berat. Namun, dia mencoba mengambil hikmah dari semuanya. Khoirul berjanji mengawasi serta mengarahkan anaknya agar tidak mengulangi perbuatannya.

Kasus Bintang yang dilaporkan Aji Dedi Mulawarman dengan pasal pencemaran nama baik itu kini ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Malang. Dalam waktu dekat kasusnya dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Kepanjen, Malang.

Berbagai upaya damai sudah dilakukan keluarga Bintang. Namun, Aji Dedi dan Sekolah Bani Hasyim tetap melanjutkan proses hukum ke kepolisian. Mengapa tega memerkarakan anak kecil? Maskur SH, penasihat hukum pelapor, mengatakan, kasus itu tak bisa dianggap sepele. Sebab, hal itu sudah dilakukan beberapa kali.

Kata dia, tersangka harus diberi pembelajaran agar tak mengulangi perbuatannya. "Langkah hukum adalah langkah yang tepat untuk memberi pembelajaran," katanya. (el)
 
anak 13 tahun yang smart dan kreatif.. semestinya malah bangga, koq malah di laporkan... sudah begitu parahkah pengertian kita orang dewasa akan kreatifitas anak?
 
atau mungkin karena Indonesia kebanyakan di recokin mimpi dan film horor sehingga orang dewasa pada paranoid?
 
standing aplause buat anak bapak Khoirul Abadi yang bernama Bintang....
anak yang cerdas....
anak yang sangat kritis...
anak yang berimajinasi tinggi...
anak yang tanggap akan keadaan sekitar...
anak yang multi talented....
anak yang tidak takut mengutarakan berita yang sebenar?nya....

Bintang calon wartawan ternama,yang berani mengungkapkan kebenaran suatu berita tanpa ada rasa takut...

masih adakah anak? INDONESIA yang seperti Bintang,untuk memajukan negara tercinta kita...

pesan buat para orang tua:"kreatifitas anak jangan di hambat,tp doronglah dan bimbinglah karena kelak merekalah yang akan mengantikan kalian untuk memajukan bangsa ini..."

pertanyaanku:"apakah bangsa ini akan tetap begini dalam mengungkapkan kebenaran...???yang benar masuk bui,yang salah bebas asal ada duit??"
kapan majunya boss klo gtu....

semoga para orangtua yang "KOLOT" segera membuka mata mereka setelah membaca artikel ini...


buat om WNKS thanks atas copy-an artikel ini...
:mantapp:
 
standing aplause buat anak bapak Khoirul Abadi yang bernama Bintang....
anak yang cerdas....
anak yang sangat kritis...
anak yang berimajinasi tinggi...
anak yang tanggap akan keadaan sekitar...
anak yang multi talented....
anak yang tidak takut mengutarakan berita yang sebenar?nya....

Bintang calon wartawan ternama,yang berani mengungkapkan kebenaran suatu berita tanpa ada rasa takut...

masih adakah anak? INDONESIA yang seperti Bintang,untuk memajukan negara tercinta kita...

pesan buat para orang tua:"kreatifitas anak jangan di hambat,tp doronglah dan bimbinglah karena kelak merekalah yang akan mengantikan kalian untuk memajukan bangsa ini..."

pertanyaanku:"apakah bangsa ini akan tetap begini dalam mengungkapkan kebenaran...???yang benar masuk bui,yang salah bebas asal ada duit??"
kapan majunya boss klo gtu....

semoga para orangtua yang "KOLOT" segera membuka mata mereka setelah membaca artikel ini...


buat om WNKS thanks atas copy-an artikel ini...
:mantapp:

Sama-sama bro; sebagai masyarakat, sedih aja saya melihat hal-hal seperti ini masih ada dan lucunya komisi perlindungan anak lebih sibuk dengan anak-anak selebritas daripada anak-anak Indonesia yang memang secara finansial tidak mampu untuk menolong dirinya sendiri
 
mentang-mentang berkuasa bisa menuntut siapa aja buat diadili, begini deh orang dewasa yang parno.
 
mentang-mentang berkuasa bisa menuntut siapa aja buat diadili, begini deh orang dewasa yang parno.

setuju boss;; mudah-mudahan para perangkat hukum bisa memilah jenis tuntunan.. komisi perlindungan anak indonesia kemana aja?
Seto? jangan ngurus anak selebritas aja
 
setuju boss;; mudah-mudahan para perangkat hukum bisa memilah jenis tuntunan.. komisi perlindungan anak indonesia kemana aja?
Seto? jangan ngurus anak selebritas aja

masi banyak anak indonesia yang lebih membutuhkan dri pada anak? selebritis yang notabene numpang tenar ortu mereka..:D

mungkin komisi perlindungan anak indonesia juga mw numpang tenar om hehehe..:D
 
masi banyak anak indonesia yang lebih membutuhkan dri pada anak? selebritis yang notabene numpang tenar ortu mereka..:D

mungkin komisi perlindungan anak indonesia juga mw numpang tenar om hehehe..:D

he..he... mungkin dulunya para anggota komisi sering numpang kendaraan teman jadinya kebiasaan ampe sekarang!
 
ada berita di balik berita bintang. sebenarnya yang jadi masalah adalah dua anak teman bintang yang suka menyakiti anak lainnya dari aji dedi mulawarman. belum lagi dua anak teman bintang itu kan agamanya kristen (kris dan fajar). mereka malah suka melem pari kotoran, melempari batu ke sekolah terus mengejek bahwa sekolah bani hasyim itu kecil dan gereja mereka besar. keliatannya ada gerakan kristen di belakangnya. tokohnya AGUS SAKSONO, zindik di singosari, di perum persada bhayangjkara singosari malang.
 
Terkadang memang suatu pemberitaan dilakukan oleh wartawan secara sepihak dengan menekankan kepentingan yang dibela. Dalam hal ini tentu saja wartawan akan membela calon wartawan kecil...

Namun apa yang dilakukan oleh Bani Hasyim tidak hanya memiliki muatan sekedar "sakit hati".

Tidak diberitakan bahwa perbuatan ini dilakukan lebih dari satu kali saja, bahkan mengandung unsur SARA.

Yang jadi masalah adalah dua anak teman bintang yang suka menyakiti anak lainnya dari Aji Dedi Mulawarman. Dua anak teman Bintang (beragama non muslim(kris dan fajar)) malah suka melem pari kotoran dan batu ke sekolah terus mengejek bahwa sekolah Bani Hasyim itu kecil dan tempat peribadatan mereka besar.

Pelaporan itu tidak ditujukan kepada Bintang. Tetapi tokoh di balik Bintang dan penggerak unsur SARA di Malang.
 
Wah sumber daya yang bagus kok disia-sia...
Kalo bisa diarahkan sepertinya dia akan membuat suatu gebrakan yang akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik... Maju terus !!! :D
 
Back
Top