Novel Ayat-Ayat Setan

Megha

New member

Februari 1989, Ayatullah Khomeini menjatuhkan hukuman mati pada Salman Rushdie. Novel Salman, Ayat-Ayat Setan, dinilai Khomeini menghujat Islam. Seorang pengusaha iran kemudian menyediakan sejumlah hadiah bagi mereka yang bisa membunuh novelis asal india itu.

Jum'at pagi pada bulan Juli 1991, lebih dari dua tahun kemudian. Profesor Hitoshi Igarashi, penerjemah Ayat-Ayat Setan kedalam bahasa Jepang., ditemukan tewas disebelah lorong di Universitas Tsukuba, 60 km dibarat laut Tokyo.

Profesor yang menajar Studi Islam di Universitas itu menerjemahkan novel yang menghebohkan dunia tersebut menjadi dua bagian. Pertama terbit februari tahun 1990, bagian kedua muncul enam bulan kemudian. nasing-masing sudah laku 60.000 eksemplar.

Igarashi, 44 tahun, tamatan fakultas Ilmu dan Tekhnologi Universitas Tokyo, lalu mengambil pasca sarjana difakultas seni rupa. Tertarik pada islam, pada 1976 ia kuliah di Akademi Filsafat Akademi Kerajaan Iran. Syah Jatuh, 1979, Igarashi kembali kejepang dan mengajar studi Islam di Tsukuba, meski menurut wartawan Tempo Seiichi Okawa, ia belum memeluk islam.

Bersama umat Islam yang sedikit di Jepang, Igarashi mengkritik sikap Jepang dalam perang teluk beberapa tahun silam. Profesor ini memang cenderung membela Saddam.

Menurut polisi, tak ada bukti tewasnya Igarashi ada hubungannya dengan tewasnya penerjemah novel Ayat-Ayat Setan, Salman.

Sembilan hari sebelumnya, 3 Juli 1991, Etore Capriorio, penerjemah Ayat-Ayat Setan kedalam bahasa Italia, Ditikam dirumahnya di Milan oleh seorang yang mengaku berkebangsaan Iran. Sebelum menikam pisau keleher, lengan, dan dada Caprio, orang itu menanyakan alamat Salman. Caprio tidak tahu. Lelaki usia 61 tahun itu terluka parah.

Sejauh ini, Ayat-Ayat Setan sudah diterjemahkan kedalam 20 bahasa. Penagrangnya Sendiri, yang awal tahun menyatakan tobat kembali, tetap bersembunyi.

Nah, itu sedikit ulasan berita harian Tempo diJepang oleh Seiichi Okawa pada tahun 1991 dan sampai sekarang Salman Rushdie nggak pernah ada kabar beritanya.

Ngomong-ngomong sudah ada yang pernah baca novelnya belum? <3D
 

Februari 1989, Ayatullah Khomeini menjatuhkan hukuman mati pada Salman Rushdie. Novel Salman, Ayat-Ayat Setan, dinilai Khomeini menghujat Islam. Seorang pengusaha iran kemudian menyediakan sejumlah hadiah bagi mereka yang bisa membunuh novelis asal india itu.

Jum'at pagi pada bulan Juli 1991, lebih dari dua tahun kemudian. Profesor Hitoshi Igarashi, penerjemah Ayat-Ayat Setan kedalam bahasa Jepang., ditemukan tewas disebelah lorong di Universitas Tsukuba, 60 km dibarat laut Tokyo.

Profesor yang menajar Studi Islam di Universitas itu menerjemahkan novel yang menghebohkan dunia tersebut menjadi dua bagian. Pertama terbit februari tahun 1990, bagian kedua muncul enam bulan kemudian. nasing-masing sudah laku 60.000 eksemplar.

Igarashi, 44 tahun, tamatan fakultas Ilmu dan Tekhnologi Universitas Tokyo, lalu mengambil pasca sarjana difakultas seni rupa. Tertarik pada islam, pada 1976 ia kuliah di Akademi Filsafat Akademi Kerajaan Iran. Syah Jatuh, 1979, Igarashi kembali kejepang dan mengajar studi Islam di Tsukuba, meski menurut wartawan Tempo Seiichi Okawa, ia belum memeluk islam.

Bersama umat Islam yang sedikit di Jepang, Igarashi mengkritik sikap Jepang dalam perang teluk beberapa tahun silam. Profesor ini memang cenderung membela Saddam.

Menurut polisi, tak ada bukti tewasnya Igarashi ada hubungannya dengan tewasnya penerjemah novel Ayat-Ayat Setan, Salman.

Sembilan hari sebelumnya, 3 Juli 1991, Etore Capriorio, penerjemah Ayat-Ayat Setan kedalam bahasa Italia, Ditikam dirumahnya di Milan oleh seorang yang mengaku berkebangsaan Iran. Sebelum menikam pisau keleher, lengan, dan dada Caprio, orang itu menanyakan alamat Salman. Caprio tidak tahu. Lelaki usia 61 tahun itu terluka parah.

Sejauh ini, Ayat-Ayat Setan sudah diterjemahkan kedalam 20 bahasa. Penagrangnya Sendiri, yang awal tahun menyatakan tobat kembali, tetap bersembunyi.

Nah, itu sedikit ulasan berita harian Tempo diJepang oleh Seiichi Okawa pada tahun 1991 dan sampai sekarang Salman Rushdie nggak pernah ada kabar beritanya.

Ngomong-ngomong sudah ada yang pernah baca novelnya belum? <3D


Udah lama saya baca novelnya... jangan-jangan Jeng Megha belum lahir. Biasa aja koq... Malah kalau tidak salah di Jakarta juga di jual. Saudara saya sewaktu ke jakarta membeli di salah satu Toko Buku (Aksara..apa gitu amaya)
 
Back
Top