Uji Coba Transaksi Sidik Jari

Megha

New member

Transaksi sentuh jari muncul lagi. Salah satu jaringan supermarket di Belanda, Albert Hejn, mengujicobanya bekerja sama dengan payment processor Equens.

CUKUP menyentuhkan jari, transaksi selesai. Mirip cap jempol, tapi tampa tintal Pembeli cukup menyentuhkan jari ke alat pembaca khusus. Cara pemba yaran yang kini sedang diuji coba Albert Heijn itu disebut Tip2Pay.

Jaringan supermarket di Belanda,Albert Heijn, beniat menerapkan cara pembayaran dengan sidik jari itu di 750 gerainya yang tersebar di seluruh negeri. Untuk mendapatkan alat scanning sidik jari yang diperlukan untuk tujuan ini,Albert Heijn.

"Kami sedang memperkenalkan komsep pembayaran baru ini kepada pelanggan, Kami hanya akan meneruskan penerapan model pembayaran ini bila pelanggan cukup antusias manyambutnya, Kalau tidak, ya kita hentikan," kata Jan de Heij , innovation manager Albert Heijn. Keputusan meneruskan atau membatalkan itu, lanjut dia, akan diten tukan satelah uji coba berlangsung enam bulam.

Dengan sistem itu, konsumen yang habis berbelanja hanya perlu menempelkan jarinya pada alat scan yang disediakan. Selebihnya, Equens yang akan memproses transaksi tersebut. Tentu, tak semua orang bisa menikmati fasilitas ini. Menurut Equens, pelanggan yang ingin memanfaatkan model pembayaran ini harus punya kartu debet.

Dalam menjalankan uji coba pembayaran biometrik ini ,Albert Heijn dan Equens juga berkonsultasi dengan perusahaan spesialis biometrik, IT-Werke, yang sudah menerapkan teknologi tersebut di jaringan supermarket Jarman, Edeka.

Sebetulnya, sistem teknologi pembayaran sidik jari ini berasal dari California. Namanya Pay by Touch. Pada Maret 2006, jaringan supermarket di lnggris menjajal model pembayaran autentifikasi sidik jari yang ditawarkan perusahaan Califomia tersebut.

Berdasarkan survei pada 1.000 orang, ditemukan 76 persen menilai sistem pembayaran biometrik itu lebih aman dibandingkan chip atau pun PIN. Sekitar 85 persen responden juga mengaku lebih nyaman melakukannya, sedangkan 75persen menginginkan sistem itu diterapkan di pusat perbelanjaan lain di kota mereka.

Setelah Inggris, Pay by Touch juga menandatangani kontrak dengan sejumlah retail di AS yang ingin menerapkan sistem biometrik. Namun, tahun lulu, vendor AS tersebut diguncang pertikaian internal yang melibatkan pendiri perusahaan dan CEO John Rogers melawan Plainfield Asset Management yang jadi investor. Kondisi ini bermuara padu kebangkrutan pada Desember 2007 . Induk Pay by Touch, Solidus Networks, lalu menjual aset biometrik ke Card Works Processing pada April tahun ini.
 
Back
Top