Sby Dan Jk Sibuk Rivalitas 2009

pratama_adi2001

New member
SBY dan JK Sibuk Rivalitas 2009


Amien: Konsentrasi Pemerintah Bisa Pecah
JAKARTA - Inilah analisis menarik mantan Ketua MPR Amien Rais. Politikus senior itu tidak berharap banyak terhadap kinerja pemerintahan SBY-JK pada paro musim kedua. Sebab, kedua pucuk pimpinan tersebut terjebak dalam persaingan menuju Pemilu 2009.

"Sulit ada perbaikan pada paro kedua pemerintahan," kata Amien saat berdiskusi di Kantor PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, kemarin. Diskusi yang digelar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) itu juga menampilkan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto yang akan menjadi pesaing SBY dalam Pilpres 2009.

Dalam setahun mendatang, lanjut Amien, konsentrasi para penyelenggara negara akan terpecah oleh persiapan Pemilu 2009. Dengan kondisi seperti itu, menurut Amien yang juga capres 2004 tersebut, sulit bagi SBY dan JK untuk membagi konsentrasinya guna menyukseskan program pemerintahan.

Kedua pemimpin nasional itu, lanjutnya, akan berkonsentrasi untuk menuju 2009. "Tidak ada manusia yang bersedia melepaskan kekuasaan secara sukarela," ujar mantan ketua umum DPP PAN itu.

Amien pun mengingatkan SBY agar senantiasa menjalankan komitmen yang sempat dilontarkan beberapa waktu lalu. "Belakangan Presiden SBY mulai sadar diri. Dia berjanji untuk lebih konkret, lebih tegas dan jelas, serta menginginkan tiada dusta di antara kita," tuturnya. "Itu berarti bahwa selama ini presiden belum konkret, belum tegas, dan memendam dusta di antara kita," tambahnya.

Selain itu, mantan ketua PP Muhammadiyah tersebut kembali mengingatkan presiden selaku pemegang otoritas kekuasaan untuk segera menguatkan soliditas personel di Kabinet Indonesia Bersatu. "Kalau pemerintah tidak segera banting setir, nasib rakyat akan dikesampingkan lagi. Sebab, konsentrasi pemerintah difokuskan pada agregasi kepentingan 2009," paparnya.

Amien juga menyinggung tentang problem kepemimpinan bangsa ini. Alumnus Chicago University, AS, itu menegaskan perlunya menjalankan proses revitalisasi, reinovasi, dan regenerasi terhadap kepemimpinan negara ini. "Orang tua seperti saya (Amien, Red), Megawati, Gus Dur, SBY, JK itu sudah belong to the past," katanya. Karena itu, lanjut Amien, sudah saatnya para junior diberi porsi peran dan kesempatan yang lebih besar dalam menjalankan roda pemerintahan. "Kalau para junior sudah siap, para senior ini tidak perlu turun gunung," tegasnya.

Lebih lugas, Amien menyebutkan bahwa calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2009 hendaknya berasal dari kalangan muda yang umurnya 40 hingga 50 tahun. Sayang, Amien tidak bersedia menyebutkan secara rinci figur muda yang dia pandang ideal itu. "Yang penting, dia paham ideologi bangsa, memahami peta globalisasi, bijak, dan lainnya," katanya.

Ketua Umum DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Jenderal (pur) Wiranto juga memberikan sejumlah catatan kritis dari setengah perjalanan pemerintahan SBY-JK. Menurut dia, pemerintah telah menghilangkan peluang untuk membentuk pemerintahan yang efektif. "Padahal, pemerintahan sekarang sudah dibekali dengan popularitas, dukungan media massa, dan kepercayaan rakyat yang tinggi. Sayang, itu tidak dioptimalkan," katanya kemarin.

Saat ini, lanjut Wiranto, kinerja pemerintahan lebih diorientasikan pada pengamanan posisi. Itu terbukti dari arah kebijakan yang bersifat reaksioner dan tidak jelas. "Itu menandakan masih ada dusta di antara kita," ujarnya. Kegagalan paling telak pemerintahan kini, menurut Wiranto, adalah ketidakmampuan menekan praktik korupsi. "Pemerintah tidak berkutik menghadapi megakorupsi," tegasnya. (aku)
 
Back
Top