Kencan Dijatah!

Kalina

Moderator
Ngedate Dibatasi, Anak Bisa Stres

Biasanya, anak muda paling gerah kalau pergerakannya dibatasi. Jika dilarang, pasti malah menjadi-menjadi pengin mencoba. Kamu juga merasa begitu? Jika iya, berarti kamu seperjuangan dan sependeritaan dengan responDet kali ini.Terutama, dengan mereka yang nggak suka kalau ortu menerapkan jatah. Sudah terlalu banyak hal yang dijatah. Mulai BBM hingga makanan pokok. Kenapa kencan harus ikutan jadi korban?

Ada efek yang dikhawatirkan kalau ortu memberikan portal (pembatas) ngedate untuk anaknya. Yang pertama, anak bakalan tertekan (31,9 persen), hubungan keluarga nggak harmonis (26,7 persen), dan hubungan sama pacar terancam menjauh (23,6 persen).

Nada perlawanan datang dari Sartika. Pelajar SMA 17 Agustus tersebut nggak suka jika ortu harus membatasi kencan anaknya. Alasannya sih, karena udah gede. Tiap anak pasti bisa membagi waktu sendiri.

Seperti balon yang terus-terusan dipompa akhirnya bakalan meletus. Sama kayak setiap anak yang terus dikekang ortu. Percaya deh, pasti anak itu bakalan penuh isi otaknya gara-gara stres.

"Anak bisa tertekan, kalau terlalu lama dikekang," tutur cewek yang baru saja naik kelas tiga itu. Sartika ngomong seperti ini karena pernah mengalami sendiri. Alasan memberikan batasan disebabkan sang ortu nggak suka dengan pacarnya.

Pekik setuju berkumandang dari Rangga Agung Ramadhana. Dia nggak setuju kalau ada ortu yang mengekang mobilitas kencan. Menurut pelajar SMAN 4 tersebut, ortu nggak wajib mengatur porsi ngedate. Sebab, hal itu akan menganggu mental dan pergaulan sang anak.

"Anak bisa jadi tertekan lho! Masak ortu mau lihat anaknya jadi kuper alias nggak gaul," ujar Rangga. Jujur, dari dalam diri Rangga sendiri nggak mau kalau dia dibatasi untuk kencan sama sang pacar. Gayung pun bersambut. Untung, ortunya nggak memberikan batasan.

Ehm, si Det rasa, sesekali ortu wajib melakukan pengawasan pada pergaulan anaknya masing-masing. Ternyata, Fitria Ragil Susanti juga setuju. Menurut cewek yang baru saja naik ke kelas tiga itu, ortu harus menerapkan jatah kencan buat anaknya.

"Tujuannya sih, biar pergaulan anak bisa dikontrol. Biar nggak terpengaruh hal-hal yang negatif," ujar Fitria yang sekolah di SMA Dharma Wanita tersebut. Dia boleh aja nggak setuju ortu memberlakukan jatah kencan.

Namun, Fitria juga ogah kalau sang ortu membatasi kencannya. "Ini kan urusan pribadiku sendiri. Jadi, aku nggak pengin dibatasi. Tapi, kalo uda kelewat batas, baru deh bisa dijatah frekuensi kencannya. He he he..." ucap penyuka makanan tahu campur itu.

Beda lagi dengan Ardion Cokro Dewo. Dia ikhlas kalau sang ortu menerapkan jatah kencan. Ardion rela kalau sang ortu mengurangi jatah kencannya dikurangi ortu. Dia nggak berontak karena merasa dapat keuntungan dari larangan tersebut.

"Nggak apa-apa kok, biar aku bisa konsentrasi belajar juga," ujar Ardion. Menurut dia, ortu harus menetapkan jatah kencan ke anak yang usianya di bawah 17 tahun. "Tapi, yang ditakutin, pikiran anak itu malah terbebani," ujar pelajar SMP Al-Azhar Kelapa Gading tersebut. (art/kkn)


Sumber : duniawebid.com
 
Last edited by a moderator:
Back
Top