Dulmatin Tewas Tertembak

Status
Not open for further replies.

andy_baex

New member
Tersangka teroris Dulmatin dikabarkan tewas tertembak dalam operasi keamanan di Filipina. "Pemerintah Filipina telah memberitahu bahwa terdapat laporan intelijen dan sinyal radio yang menyebutkan Dulmatin tewas," kata juru bicara kepresidenan Dino Patti Djalal kepada pers di Kantor Kepresidenan Jakarta, semalam.

Dino mengatakan, KBRI di Manila telah diperintahkan untuk terus memonitor informasi tentang Dulmatin tersebut. Sementara itu, Indonesia juga mengharapkan Kedubes Filipina di Jakarta untuk selalu memberikan informasi mengenai masalah ini.

Dino mengatakan, jika berita tentang tertembaknya Dulmatin adalah benar maka Indonesia berpendapat hal itu merupakan hal yang sangat baik. "Pemerintah Indonesia akan terus mendorong operasi pemberantasan teroris di Filipina," katanya.

Dulmatin merupakan salah satu tersangka kasus bom Bali dan juga disebut-sebut sebagai salah satu tokoh penting dalam ikut membantu kelompok teroris di Filipina.

Bukan Pertama

Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu-RI) Kristiarto Legowo di Gedung Deplu-RI, saat diminta konfirmasinya mengenai informasi tertembaknya Dulmatin menjelaskan, informasi itu bukan kali pertama.

"Kita sudah mendengar berita seperti ini tapi perlu diingat ini bukan yang pertama kali, seperti kita ingat beberapa hari lalu ada berita tentang tertembaknya Gufron, ternyata tidak ada konfirmasi," ujarnya.

Walaupun begitu, lanjut Jubir Deplu-RI, perwakilan RI di Filipina -Konjen RI di Davao- akan terus mengikuti perkembangan dan mencari informasi lebih lanjut selain meminta konfirmasi dari lembaga yang berwenang di Filipina, yaitu Kementerian Luar Negeri Filipina.

"Peristiwa kematian seseorang (WNI di luar negeri) adalah sebuah permasalahan yang serius mengingat kami ada kewajiban untuk menyampaikan kepada pihak keluarga," katanya.

Sementara itu status kewarganegaraan Gufran alias Abu Samur yang tewas bersama lima anggota kelompok Abu Sayyaf di Jolo dalam penyergapan aparat keamanan Filipina, 6 Januari lalu pun, belum pasti WNI.

Dua pekan lalu, perwira Senior Penghubung Polri di KBRI Manila, Kombes Pol Bambang Usadi, mengatakan pihaknya masih menunggu hasil uji forensik, tes DNA, otopsi dan tes golongan darah keluarganya dari otoritas kehakiman Filipina terhadap mayat Gufran.

"Kita tidak bisa menerima begitu saja informasi pihak kepolisian Filipina bahwa Gufran adalah WNI selama tidak ada hasil pengujian forensik dan penyerahan jenazahnya secara resmi kepada kita," katanya.

Sementara itu informasi yang menyebutkan aparat Filipina berhasil menembak ataupun membunuh Dulmatin telah beberapa kali beredar sejak awal 2005.

Pada 27 Januari 2005, Dulmatin diyakini tewas dalam serangan pesawat tempur dan helikopter militer Filipina di kawasan Maguindanao.

Namun pada Agustus 2006, nama Dulmatin kembali disebut oleh media Filipina sebagai salah satu korban tewas di antara enam anggota kelompok Abu Sayyaf yang ditembak oleh militer Filipina di Filipina selatan.

Pascabom Bali, Dulmatin diduga melarikan diri ke Filipina pada pertengahan Oktober 2003.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Sisno Adiwinoto membantah pemberitaan yang menyebutkan bahwa Dulmatin, tersangka bom Bali I, telah luka terkena tembakan aparat keamanan di Filipina.

Polri telah klarifikasi langsung ke Filipina dan dapat dipastikan bahwa Dulmatin tidak tertembak, katanya di Jakarta, Jumat.

"Hasil klarifikasi SLO (senior leison officer/perwakilan) Polri ke Filipina hari ini di Intelligence Grup Kepolisian Filipina bahwa pemberitaan tentang tertembak matinya Dulmatin tidak benar seperti halnya pemberitaan-pemberitaan sebelumnya."

Special Forces Commander Brigjen Arturo Ortiz juga masih mengklarifikasi apakah yang terluka tersebut Dulmatin atau orang lain dan apalagi orang yang terluka tersebut belum ditangkap, katanya.

"Jadi, informasi tersebut masih belum jelas. Waspadai informasi atau berita yang menyesatkan, menyebarkan rumor dan kabar bohong," katanya.
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top