Sebut Mesin Penghasil Anak, Dikritik

pratama_adi2001

New member
Sebut Mesin Penghasil Anak, Dikritik

TOKYO - Menteri Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan Jepang HakuoYanagisawa menuai kritik dan harus minta maaf. Gara-garanya, dia menyebut wanita Jepang sebagai mesin penghasil anak."Jumlah wanita usia 15-50 tahun tetap. Jumlah mesin penghasil anak juga tetap. Jadi, kita mempertanyakan, sudahkah mereka mengusahakan yang terbaik," kata Yanagisawa dalam pidatonya Sabtu lalu.

Penyebutan wanita sebagai mesin penghasil anak itulah yang dipersoalkan Pemimpin Partai Demokratik Yukio Hatoyama. "Itu penghinaan bagi wanita. Keputusan memiliki anak adalah hak mereka dan keluarganya," ujar Hatoyama.

Jumlah penduduk Jepang yang kini 127 juta jiwa memang dinilai berbeda jauh dibandingkan pada 2005. Penyebab utamanya, angka kelahiran turun drastis. Bila kondisi tersebut berlanjut, dikhawatirkan Jepang akan kekurangan tenaga kerja dan kesulitan membayar dana pensiun karena besarnya jumlah penduduk lanjut usia.

Menurut data 2005, seorang wanita di Jepang rata-rata hanya melahirkan 1,26 bayi sepanjang hidup. Perdana menteri Shinzo Abe pun merasa perlu mengupayakan agar lebih banyak pasangan bersedia punya anak.

Sebuah proposal yang diterbitkan pada Juni 2006, misalnya, mengimbau perusahaan lebih fleksibel kepada karyawan untuk memberi mereka lebih banyak waktu bersama keluarga. Namun, tingginya biaya merawat anak, ditambah anggapan bahwa wanita harus berhenti bekerja setelah melahirkan, membuat kebanyakan wanita tetap enggan punya anak. Itu sebabnya, sebuah tim yang dipimpin Ketua Sekretaris Kabinet Yasuhisa Shiozaki menjadwalkan pertemuan untuk membahas ketenagakerjaan dan karyawan yang punya anak. (ap/afp/ina)
 
Back
Top