Misteri Jutaan Dolar Uang Kertas Rusak Asal Meksiko

Kalina

Moderator
Diklaim Temuan saat Renovasi Rumah

WASHINGTON - Lelaki itu datang ke Treasury Department (Departemen Harta Karun) dengan membawa sebuah tas yang terlihat berat. Isi tas itu -jangan kaget- uang kertas senilai USD 5,2 juta (sekitar 47 miliar). Tapi, seluruh uang tersebut rusak berat. Franz Felhaber, lelaki itu, berniat menukarkannya dengan uang baru.

Departemen itu memang biasa menangani hal-hal begitu. Biasanya, mereka juga siap mengganti uang rusak dengan uang baru. Problemnya, perilaku Franz Felhaber belakangan dianggap mencurigakan.

''Beberapa tahun terakhir, Felhaber dan kerabatnya beberapa kali keluar-masuk bank, berusaha menukarkan USD 20 juta," kata aparat penyidik.

Menurut Felhaber, uang USD 20 juta itu milik kerabatnya yang tinggal di Meksiko, Francisco Javier Ramos Saenz-Pardo. Mereka memintanya membantu menukarkan uang tersebut. ''Bisa dimengerti sih. Bayangkan saja bila ada keluarga Meksiko membawa uang rusak, lalu pemerintah menyebutnya uang obat bius," kata Felhaber dalam wawancara telepon dengan kantor berita Associated Press.

Yang jadi masalah, bukannya langsung ke Treasury, Felhaber mula-mula berusaha menukarkan sejumlah kecil uang rusak itu ke bank-bank di El Paso. Mula-mula, dia ke Federal Reserve Bank di El Paso. ''Felhaber datang bersama pamannya, Jose, dan bibinya, Esther," kata pihak berwenang.

Saat itu, Esther membawa USD 120.000. Kepada pihak bank, dia mengaku masih punya jutaan uang rusak seperti itu di rumahnya. ''Dia mengaku menemukan uang itu saat menggali tanah pekarangan untuk memperluas rumahnya di Juarez," begitu bunyi catatan pengadilan AS yang ditulis imigrasi.

Biasanya, pihak bank merujuk permintaan seperti itu ke Bureau of Engraving and Printing, salah satu bagian Treasury. ''Namun, dengan jumlah uang begitu besar, karyawan bank khawatir mereka dirampok di jalan. Karena itu, bank menerima uang tersebut dan memasukkan USD 120.000 ke rekening Jose Carrillo-Valles," kata aparat penyidik pabean.

Beberapa pekan kemudian, Felhaber melakukannya lagi, kali ini di salah satu cabang Bank of America. Tujuannya, minta bank mengirimkan mobil lapis baja ke perbatasan Meksiko untuk mengangkut jutaan dolar uang rusak yang masih tersimpan di rumah. ''Namun, dia gagal meyakinkan wakil presiden bank tersebut," kata aparat pabean.

Tak lama setelah kunjungan Felhaber ke Bank of America itu, seorang pria yang disebut mirip Felhaber masuk ke Bank of the West. "Pria itu mengaku bernama Ken Motley. Dia bilang telah menemukan jutaan dolar saat menebang pohon di Chihuahua, Meksiko. Pihak bank menolak," kata aparat polisi.

Saat dia muncul lagi di First National Bank, aparat langsung mengaitkannya dengan Felhaber. Apalagi, seorang karyawan Bank of the West mengidentifikasi foto Felhaber sebagai Ken Motley. "Itu sepenuhnya bohong," bantah Felhaber.

Penukaran uang rusak rutin terjadi. Bencana alam seperti banjir atau kebakaran tercatat sebagai pemicu utama. Namun, setidaknya, ada dua hal yang bisa memancing kecurigaan pihak berwenang. Pertama, seseorang berkali-kali menukarkan sejumlah kecil uang rusak. Kedua, penukar membawa uang rusak dari luar negeri. "Itu salah satu yang kami perhatikan. Sebab, proses ini bisa dijadikan sarana mencuci uang yang diperoleh dari aktivitas ilegal," kata Leonard R. Olijar, kepala keuangan Bureau of Engraving and Printing.

Aparat Imigrasi dan Kepabeanan memeriksa Felhaber pada Oktober 2005. Dalam interogasi itu, Felhaber menyatakan percaya uang kerabatnya itu berasal dari kesepakatan jual beli lahan pada 1970-an. "Uang itu dikubur di peti mati sampai Paman Saenz-Pardo menemukan peta yang membuatnya bisa menemukan harta karun tersebut," katanya.

Tak jelas karena kedatangan aparat itu atau ada sebab lain, Felhaber sepertinya memilih mengubah taktik. Pada Januari 2006, Bureau of Engraving and Printing menerima paket berisi USD 136.000 dari Jose Carrillo-Valles, paman Felhaber. Alamat Felhaber tertulis sebagai alamat bila kiriman itu harus dikirim balik. Paket itu disertai surat yang menyatakan bahwa uang tersebut tersimpan di ruang bawah tanah selama 22 tahun.

Pihak berwenang curiga. Tapi, mereka tidak menemukan bukti kejahatan. Mereka hanya punya sekumpulan pertanyaan tak terjawab. Karena itu, dua bulan kemudian, Treasury mengirimkan cek, yang didepositkan ke rekening Carrillo-Valles.

Setelah itu, penyidik mewawancarai Carrillo-Valles dan istrinya. "Yang mengejutkan, keduanya membantah pernah mengirim atau menerima uang tersebut," kata penyidik.

Soal USD 120.000 yang dimasukkan ke rekening Jose sebelumnya, mereka mengaku itu warisan. "Esther bilang ibu Jose baru saja meninggal."

Itu kian memancing kecurigaan. Sebab, ibu Jose masih hidup saat uang USD 120.000 tersebut ditukarkan. Apalagi penyidik juga menemukan transfer dari rekening Jose ke Saenz-Pardo, tak lama setelah transaksi tersebut.

Pada April 2007, kasus itu berubah dari sekadar kecurigaan menjadi penyidikan kriminal. Itu berawal saat Felhaber datang ke Bureau of Engraving and Printing dengan membawa USD 1,2 juta.

Dokumen mengidentifikasi uang itu milik Jose Carrillo-Valles. Kali ini, aparat yakin itu tidak benar. Namun, jaksa penuntut umum Washington, William Cowden, memutuskan menunggu. Harapannya, Felhaber kembali dengan lebih banyak uang. Karena itu, uang tersebut diganti. "Benar saja. April lalu, Felhaber kembali ke Treasury dengan membawa USD 5,2 juta," kata penyidik. (AP/rir/soe)

Sumber: Jawa Pos
 
Back
Top