sehari sholat berapa waktu?

kata pak ustad kita mesti sholat 5 waktu, itu yang wajibnya, kalo ditambahi sunnahnya jadi banyak waktu donk, alhasil sholat itu berkali2 dalam 1 hari, suatu hal yang terpuji yang musti dilakukan
 
kalo w si shari solat 5 waktu tapi kadang bacanyanya ga bener. hahaha

kadang ngga slalu

Alhamdulillah..!!,
ada kata-kata 'bijak' yang mengatakan 'Sholat lah diantara dua Sholat',

tadinya emang rada bingung juga untuk 'memahami' maksudnya..tapi setelah dapet 'hikmah' nya ya baru rada 'paham' ..dech..!!

menurut yang 'punya ilmunya' (ma'af tapi bukan dari tinjauan 'ilmu fiqih'..bro..), hakikat 'Sholat' ada dua tahapan yaitu yang 'diucapkan/dilakukan' dan yang 'dilaksanakan/diterapkan', maksudnya Sholat sesuai 'syarat dan rukun' nya dipandang 'baru' sebagai melakukan/mengerjakan Sholat, sedangkan setelah 'salam' , maka mulailah 'pelaksanaan/implementasi' dari 'apa-apa' yang kita ucapkan didalam Sholat sesuai 'syari'at' karena 'didalam' Sholat kita, kita mengucapkan berbagai 'pujian', 'permohonan', 'janji/pernyataan', 'pengakuan', dll, yang kita tujukan kepada Allah SWT, dan itu semua baru sebatas 'pertemuan' dan 'kesepakatan/perjanjian' yang masih pada tahap 'ucapan', dan 'pelaksanaan/implementasi' nya justru dimulai dengan 'salam' dimana seperti juga 'perjanjian' apapun hakikat 'salam' adalah klausul 'kesaksian' atau kolom 'tanda tangan' saksi dalam surat perjanjian antara dua pihak.

Pelaksanaan 'Sholat' setelah 'salam' kata 'yang punya ilmunya' justru merupakan tahapan berikutnya yang 'utama' dan inilah justru yang merupakan 'tujuan' dari kata-kata 'dirikanlah Sholat' dan 'Sholat itu adalah tiang agama', karena suatu 'komitmen' hanya bisa dibuktikan dengan 'perilaku'.

'Sholat' adalah 'bagian utama' dari agama 'Islam' dan bila 'Islam' diturunkan dengan tujuan untuk 'memperbaiki Akhlak' maka 'Sholat' adalah salah satu 'bagian utama' dari proses 'perbaikan Akhlak'. Rasanya sangat 'naif' bila menganggap dengan hanya melakukan 'proses' Sholat 'wajib' lima kali sehari tanpa 'berusaha' untuk 'memahami dan melaksanakan' apa yang 'diucapkan' dalam Sholat tersebut kemudian secara otomatis akan dimulai 'proses' perbaikan 'Akhlak'.

Seperti juga 'bagian utama' Islam lainnya yang bertujuan sebagai 'proses' perbaikan 'Akhlak', yaitu 'Dua Kalimat Syahadat', 'Shaum', 'Zakat' dan 'Haji' , tentunya 'Sholat' sebagai 'perangkat perbaikan Akhlak' hanya akan 'tepat guna' bila diterapkan 'sesuai fungsi dari maksud dan tujuan' nya.

Maka kembali ke kata-kata bijak diatas; 'Sholat lah diantara dua sholat' tentu mempunyai makna yang 'implemented' , mempunyai 'hikmah' yang justru sangat mendasar untuk 'dipahami' sebagai 'pijakan' dalam apa yang dimaksud dengan 'melaksanakan' Sholat.

Dalam berbagai 'persoalan' yang kita hadapi di kehidupan kita, tentunya tidak dapat kita selesaikan dengan 'melakukan' Sholat, tetapi bisa kita selesaikan dangan 'melaksanakan' Sholat. Bila 'adab' Sholat, kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari diantara 'dua Sholat' maka tidak akan sulit untuk meraih apa yang dimaksud dengan 'perbaikan Akhlak'.

Satu hal saja bila bisa kita 'terapkan' yaitu 'jujur' didalam Sholat dan diantara 'dua' Sholat, maka 24 jam hidup kita akan merupakan 'proses' perbaikan Akhlak.

Pertanyaannya adalah sudahkah kita 'jujur' dalam Sholat ? benarkah 'hidupku dan matiku' hanya untukMu Yaa Alloh..!! ?, sedangkan kemudian setelah 'Salam' kita mengatakan kepada 'pacar' kita; 'kaulah pujaan hatiku'..'kaulah segala-galanya bagiku' hanya untuk 'menuruti' nafsu..?.

Hal yang sering terjadi, demi mempertahankan 'harga diri' atau 'harta benda' bahkan 'rela' mati dalam suatu 'kematian' yang tidak sesuai dengan konteks ucapan 'hidupku dan matiku hanya untukMu Yaa Alloh..".

Karena itu 'Sholat lah diantara dua Sholat'

Wassalam:weloveyou:
 
waktu sholat tdk terhingga. tapi jika anda melakukan sholat tdk khusuk sama aja bohong.(sama aja dgn yg tdk sholat)
 
Back
Top