Mencari Permata yang Hilang

singthung

New member
Mencari Permata yang Hilang



YO DHAMMAM DESESI ADIKALYANAM MAJJHEKALYANAM PARIYOSANAKALYANAM TI
Dhamma itu indah pada awalnya, indah pada pertengahannya dan indah pada akhirnya



Apakah Anda pernah mendengar sebuah lagu yang berjudul "Hilang Permataku?" Lagu yang dibawakan oleh Nia Daniaty sempat populer beberapa belasan tahun yang silam. Menurut pendapat beberapa orang secara iseng belaka, sekarang ini lagu tersebut tidak boleh dibawakan karena permatanya sudah ditemukan. Beruntunglah Nia Daniaty karena sudah menemukan permatanya yang hilang, bagaimanakah dengan kita???

Kehidupan dunia ini hanyalah sementara, semua makhluk tidak akan terlepas dari kelahiran, usia tua, sakit dan kematian. Klise memang kedengarannya, tapi memang demikianlah adanya, mau diapakan lagi? Menangis, tertawa, menjerit, maupun berteriak tidak akan dapat merubah kenyataan ini. Akan tetapi, kehidupan manusia yang diawali dengan tangisan kelahiran haruskah ditutup dengan tangisan kematian pula?

Aneh tapi nyata, masih banyak manusia yang tidak menyadari proses kehidupan ini dengan jelas. Sudah jelas-jelas kematian ada di ujung mata, herannya masih banyak manusia yang melekat dengan kehidupan keduniawian. Kekayaan, kekuasaan, dan nama baik menebarkan pesona-pesona yang tiada tara. Istri yang cantik atau suami yang tampan, siapa sih yang tidak menginginkannya?

Kenikmatan duniawi jauh lebih mengiurkan dibandingkan dengan kenikmatan surgawi. Sampai-sampai ada suatu cerita tentang "Hell Promotion" alias "Promosi Neraka" yang dilakukan oleh "Sales Marketing of hell". Sebut saja si Tono dalam kurun waktu beberapa minggu akan meninggalkan dunia yang fana. Pada suatu malam ia bermimpi dengan bertemu dengan "Sales Marketing of hell," alias makhluk yang mempromosikan neraka yang bernama Tia. Tono diajak berkeliling ke surga, di sana ia menemukan banyak orang yang berdoa dan ia terkagum-kagum dengan suasana surga yang damai, tenang dan tentram. Kemudian Tia mengajak Tono berkunjung ke neraka, dengan rasa heran Tono melihat suasana neraka yang berbeda dengan surga. Ia melihat banyak orang yang tertawa-tawa, bersenang-senang, bahkan ia menemukan sebuah diskotik di dalam neraka tempat di mana manusia berdisko dan bermabuk-mabukan. Selesai kunjungan tersebut, Tono terbangun dan memutuskan untuk memilih neraka daripada surga. Sejak saat itu, Tono perangainya berubah menjadi buruk. Beberapa minggu kemudian, Tono say good bye to the world. Ia kembali bertemu Tia di neraka, Tono terkejut karena suasana neraka jauh berbeda dengan apa yang ia temui beberapa minggu sebelumnya. Ia menemukan banyak manusia yang disiksa oleh berbagai macam alat, ada yang dipecut, dibakar, dipanggang seperti sate serta berbagai macam siksaan lainnya. Dengan rasa ngeri Tono bertanya kepada Tia mengapa situasinya berbeda dengan kunjungan terdahulu? Dengan singkat Tia menjawab, "Emangnya matahari doang yang bisa sales, kan waktu itu neraka juga lagi mengadakan promosi."

Apakah manusia sering tertipu dengan penampilan luar? Pada umumnya, "YA", manusia sering tertipu dengan penampilan luarnya saja. Sama seperti Tono yang tertipu dengan kenikmatan yang ditawarkan oleh neraka, manusia di bumi ini cenderung tertipu dengan kenikmatan duniawi. Drugs atau narkoba maupun alkohol sering dipergunakan manusia untuk melarikan diri dari masalah. Padahal semuanya itu hanyalah bersifat sementara. Ketika seseorang tersadar dari pengaruh narkoba, ia tetap menghadapi persoalan yang sama. Belum lagi ditambah masalah ketergantungan akan narkoba tersebut. Ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga pula. Tidak terlepas dari masalah yang ada, malahan mendapat masalah baru yaitu ketergantungan akan narkoba.

Bagimana seharusnya kita bersikap dalam menghadapi hidup ini? Apakah dengan bersikap khawatir maupun melarikan diri dari masalah akan membawa manfaat bagi diri kita? Tentu saja tidak, semua itu hanya akan menambah persoalan baru. Marilah kita mencontoh sikap Sang Guru Agung kita Sang Buddha yang tidak pernah melarikan diri dari masalah. Contohnya pada saat Beliau menghadapi Cinca di tengah-tengah keramaian orang banyak yang telah membuat perutnya gendut seperti wanita hamil dengan mengikatkan sepotong kayu. Pada saat itu Cinca memfitnah Sang Buddha, akan tetapi Sang Buddha tetap bersikap tenang dan damai. Beliau tidak khawatir karena tahu akan kebenaran yang sesungguhnya. Pada akhirnya, kebohongan Cinca terbongkar. Marilah kita bersikap tenang dan damai ketika menghadapi suatu masalah karena dengan pikiran yang jernih kita dapat mencari jalan keluar yang bijaksana.

Kehidupan ini bagaikan roda yang berputar, suka duka datang silih berganti. Kesedihan, kebahagiaan, kelahiran, kematian, kemiskinan, kekayaan dan banyak lagi hal-hal lainnya yang dialami oleh manusia. Apabila hal ini disadari dengan benar-benar maka kita tidak akan melekat dengan keserakahan, kebencian dan kegelapan batin. Secara teori memang kedengarannya sangat simple, pada kenyataannya tidak semua orang bisa melaksanakannya.

Oleh karena itu, marilah kita membiasakan diri memulai melakukan perbuatan baik terlebih dahulu dari hal-hal yang kecil yaitu berdana. Berdana merupakan suatu sarana untuk melepas keserakahan, kebencian dan kemelekatan serta kegelapan batin. Berdana sebanyak seratus rupiah kepada pengemis akan lebih besar nilainya jika diberikan dengan hati yang tulus ikhlas dibandingkan berdana milyar-milyaran dengan tujuan mencari nama baik. Turut berbahagia atau bermuditacitta atas kebahagiaan orang lain juga merupakan suatu perbuatan baik. Perbuatan baik lainnya yang tidak memerlukan biaya adalah tersenyum terhadap orang lain. Ada pepatah yang mengatakan sekali tertawa, sakit kepala hilang. Dua kali tertawa rasa benci akan sirna. Tiga kali tertawa, persoalan lari. Empat kali tertawa penyakitpun sembuh. Lima kali tertawa jadi awet muda. Enam kali tertawa, hati penuh sukacitta. Sering-sering tertawa sendiri, berarti sudah gila.

Berdana tidak akan lengkap jika tidak diikuti oleh pelaksanaan sila, samadhi dan panna. Ibaratnya kita makan nasi tapi tidak disertai dengan lauk pauk. Praktik sila, samadhi dan panna yang benar akan membawa kita kepada kebahagiaan yang hakiki yaitu Nibbana. Dengan demikian, pada saatnya permata yang hilang akan ditemukan bukan di toko permata atau perhiasaan melainkan dalam diri kita sendiri. Tidak percaya?? Buktikan sendiri aja ya.

 
Back
Top