Kenapa Pertunjukan Barongsai Sering Digunakan Dalam Upacara Keagamaan

Megha

New member
KENAPA PERTUNJUKAN BARONGSAI SERING DIGUNAKAN DALAM UPACARA KEAGAMAAN MASYARAKAT CINA?



Nama barongsai berasal dari gabungan kataa barong dalam bahasa Jawa dan kata sai dalam bahasa Cina dialek Hokian, yang artinya ‘singa’. Menurut orang Tionghoa, singa melambangkan kebahagiaan dan kegembiraan. Aslinya, tarian ini disebut sebagai nong shi dan telah populer sejak zaman periode tiga kerajaan (Wu, Wei, dan Shu Han) pada tahun 220-280.

Awalnya, oleh masyarakat Cina, tari barongsai tidak pernah dikaitkan dengan ritual keagamaan apa pun. Namun, lama kelamaan, rakyat Cina percaya bahwa pertunjukan barongsai itu dapat mengusir hawa-hawa buruk dan roh-roh jahat. Belakangan ini, pertunjukan Barongsai juga kembali kerap digelar di acra-acara nonkeagamaan.
 
Last edited by a moderator:
Re: Kenapa Pertunjukan Barongsai Sering Digunakan Dalam Upacara Keagam

dalam bentuk yang hampir mirip di temui juga di Bali dan di lakukan saat upacar persembahyangan orang Hindu
 
Re: Kenapa Pertunjukan Barongsai Sering Digunakan Dalam Upacara Keagam

emang barong yang di bali sama yang di china itu sama ya?
 
Re: Kenapa Pertunjukan Barongsai Sering Digunakan Dalam Upacara Keagam

saya sendiri tidak bilang sama.. hanya mirip! mmm saya ragu apakah bahasa Indonesia sedemikian buruknya?
 
Re: Kenapa Pertunjukan Barongsai Sering Digunakan Dalam Upacara Keagam

klo bahasa indonesia buruk, knapa masih di pake??

enakan juga bahasa indonesia gampang apalagi pake adat betawi.......
 
Sebenarnya barongsai tidak ada hubungannya dengan ritual keagamaan. Pertunjukan barongsai diadakan untuk suatu perayaan,misalnya tahun baru,pernikahan,ulang tahun,dsb.Ini berbeda dengan Liong(naga) yg menurut tradisi Cina adalah binatang langit.Untuk tarian liong,awalnya memang hanya digunakan di ritual keagamaan.
Mengapa barongsai kemudian digunakan di ritual keagamaan, ini berkaitan dengan larangan tentang segala hal yang berhubungan dengan budaya Cina selama masa orde baru. Sehingga ruang lingkup budaya Cina,termasuk barongsai sangat sempit.dan yang paling memungkinkan adanya pementasan...,ya di klenteng. Keadaan itu terus berlanjut sampai sekarang. Dan bagi generasi sekarang yang tidak mengalami kejadian masa itu dan tidak mendalami sejarah barongsai,akan mengkaitkannya dengan ritual.
 
Barongsai adalah tarian tradisional Cina dengan menggunakan sarung yang menyerupai singa. Barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan pertama tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke tiga sebelum masehi.

Kesenian Barongsai mulai populer di zaman dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) tahun 420-589 Masehi. Kala itu pasukan dari raja Song Wen Di kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan raja Fan itu. Ternyata upaya itu sukses hingga akhirnya tarian barongsai melegenda.

Tarian Singa terdiri dari dua jenis utama yakni Singa Utara yang memiliki surai ikal dan berkaki empat. Penampilan Singa Utara kelihatan lebih natural dan mirip singa ketimbang Singa Selatan yang memiliki sisik serta jumlah kaki yang bervariasi antara dua atau empat. Kepala Singa Selatan dilengkapi dengan tanduk sehingga kadangkala mirip dengan binatang ‘Kilin’.

Gerakan antara Singa Utara dan Singa Selatan juga berbeda. Bila Singa Selatan terkenal dengan gerakan kepalanya yang keras dan melonjak-lonjak seiring dengan tabuhan gong dan tambur, gerakan Singa Utara cenderung lebih lincah dan penuh dinamika karena memiliki empat kaki.

Satu gerakan utama dari tarian Barongsai adalah gerakan singa memakan amplop berisi uang yang disebut dengan istilah ‘Lay See’. Di atas amplop tersebut biasanya ditempeli dengan sayuran selada air yang melambangkan hadiah bagi sang Singa. Proses memakan ‘Lay See’ ini berlangsung sekitar separuh bagian dari seluruh tarian Singa.

Barongsai di Indonesia

Kesenian barongsai diperkirakan masuk di Indonesia pada abad-17, ketika terjadi migrasi besar dari Cina Selatan.

Barongsai di Indonesia mengalami masa maraknya ketika zaman masih adanya perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan. Setiap perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan di berbagai daerah di Indonesia hampir dipastikan memiliki sebuah perkumpulan barongsai. Perkembangan barongsai kemudian berhenti pada tahun 1965 setelah meletusnya Gerakan 30 S/PKI. Karena situasi politik pada waktu itu, segala macam bentuk kebudayaan Tionghoa di Indonesia dibungkam. Barongsai dimusnahkan dan tidak boleh dimainkan lagi. Perubahan situasi politik yang terjadi di Indonesia setelah tahun 1998 membangkitkan kembali kesenian barongsai dan kebudayaan Tionghoa lainnya. Banyak perkumpulan barongsai kembali bermunculan. Berbeda dengan zaman dahulu, sekarang tak hanya kaum muda Tionghoa yang memainkan barongsai, tetapi banyak pula kaum muda pribumi Indonesia yang ikut serta.

Pada zaman pemerintahan Soeharto, barongsai sempat tidak diijinkan untuk dimainkan. Satu-satunya tempat di Indonesia yang bisa menampilkan barongsai secara besar-besaran adalah di kota Semarang, tepatnya di panggung besar kelenteng Sam Poo Kong atau dikenal juga dengan Kelenteng Gedong Batu. Setiap tahun, pada tanggal 29-30 bulan enam menurut penanggalan Tiong Hoa (Imlek), barongsai dari keenam perguruan di Semarang, dipentaskan. Keenam perguruan tersebut adalah:

1. Sam Poo Tong, dengan seragam putih-jingga-hitam (kaos-sabuk-celana), sebagai tuan rumah
2. Hoo Hap Hwee dengan seragam putih-hitam
3. Djien Gie Tong (Budi Luhur) dengan seragam kuning-merah-hitam
4. Djien Ho Tong (Dharma Hangga Taruna) dengan seragam putih-hijau
5. Hauw Gie Hwee dengan seragam hijau-kuning-hijau kemudian digantikan Dharma Asih dengan seragam merah-kuning=merah
6. Porsigab (Persatuan Olah Raga Silat Gabungan) dengan seragam biru-kuning-biru

Walaupun yang bermain barongsai atas nama ke-enam kelompok tersebut, tetapi bukan berarti hanya oleh orang-orang Semarang. Karena ke-enam perguruan tersebut mempunyai anak-anak cabang yang tersebar di Pulau Jawa bahkan sampai ke Lampung. Di kelenteng Gedong Batu, biasanya barongsai (atau di Semarang disebut juga dengan istilah Sam Sie) dimainkan bersama dengan Liong (naga) dan Say (kepalanya terbentuk dari perisai bulat, dan dihias menyerupai barongsai berikut ekornya).

Saat ini barongsai di Indonesia sudah dapat dimainkan secara luas, bahkan telah meraih juara pada kejuaraan di dunia. Dimulai dengan Barongsai Himpunan Bersatu Teguh (HBT) dari Padang yang meraih juara 5 pada kejuaraan dunia di genting - malaysia pada tahun 2000. Hingga kini barongsai Indonesia sudah banyak mengikuti berbagai kejuaraan-kejuaraan dunia dan meraih banyak prestasi. Sebut saja beberapa nama seperti Kong Ha Hong (KHH) - Jakarta, Dragon Phoenix (DP) - Jakarta, Satya Dharma - Kudus, dan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) - Tarakan. Bahkan nama terakhir, yaitu PSMTI telah meraih juara 1 pada suatu pertandingan dunia yang diadakan di Surabaya pada tahun 2006.Perguruan barongsai lainnya adalah Tri Pusaka Solo yang pada pertengahan Agustus 2007 lalu memperoleh Juara 1 President Cup.


Dikutip dari Tionghoa.com



-dipi-
 
Back
Top